No Soal Skor
1. Jelaskan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu 27
dipelajari di era digital ini? Berikan contoh kasus yang dapat Saudara ambil di berita
untuk menjelaskan salah satu alasan tersebut!
2. Jelaskan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan berikan 20
contohnya!
3. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya 14
disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013!
Skor Total 61
JAWABAN
1) Terdapat beberapa alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap harus dipelajari di era digital
seperti ini, di antaranya adalah:
pandemi covid-19 yang kini sedang melanda dunia, yang mengharuskan semua orang
menjaga jarak sehingga membuat kita harus melakukan pembelajaran daring demi
menghentikan penyebaran virus.
mengurangi resiko terjadinya kerumunan.
Pembelajaran kelas rangkap dapat dikatakan sebagai salah satu pembaharuan karena dalam
pelaksanaan kelas rangkap ini, menggunakan metode yang cukup efisien untuk mengatasi
kelangkaan guru serta membantu para murid untuk memaksimalkan kemampuan siswa dan
meningkatkan mutu pendidikan melalui fasilitasi yang tinggi bagi perkembangan dan potensi siswa.
Dan program ini merupakan program baru, oleh sebab itu metode kelas rangkap merupakan salah
satu membaharuan.
Pembahasan
Pembelajaran dengan metode Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan
mencampur beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas yang berbeda dalam
satu kelas dan pembelajaran diberikan oleh satu guru dalam kurun waktu beberapa jam pelajaran
berlangsung. Pembelajaran kelas rangkap ini menekankan pada dua hal utama, yaitu kelas
digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu
berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan
program yang berbeda.
Kelas rangkap dilaksanakan bukan hanya karena alasan-alasan letak geografis, kekurangan murid,
atau kekurangan tenaga guru, akan tetapi bagaimana meningkatkan mutu pendidikan melalui
fasilitasi yang tinggi bagi perkembangan dan potensi siswa. Oleh karena itu dia mengembangkan
tiga jenis kelas rangkap dalam rangka pembelajaranyaitu meliputi :
1. Combined grades atau penggabungan kelas dan tingkatan, dimana dalam satu kelas
terdapat lebih dari satu tingkatan kelas anak. Membagi kelas menjadi beberapa bagian
sesuai dengan tuntutan kurikulum untuk beberapa tingkatan atau hanya dua tingkatan
2. Continuous progress, dalam model ini setiap anak berkesempatan untuk terus
berkelanjutan dalam mengikuti setiap tingkatan kelas sesuai dengan lama sekolah,
tujuannya agar setiap anak berkesempatan untuk memperoleh keuntungan dari
perbedaan umur dan perbedaan sikap dan kemampuan ketika belajar bersama.
3. Mixed age/multiage grouping atau gabungan umur. proses pembelajaran dan praktek
kurikulum memaksimalkan keuntungan dari berinteraksi dan bekerjasama dari beragam
umur.
Contoh kasus: Pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di era digital ini karena dengan
kemajuanteknologi dewasa ini dapat mengatasi tantangan – tantangan yang dihadapi
dalampembelajaran PKR, seperti keterbatasan sarpras, murid, atau guru.
Di SDN Cirimekar sendiri terlihat setidaknya ada tujuh bangunan. Satu bangunan tempat ibadah,
satu bangunan untuk kepala sekolah, satu bangunan rumah dinas kepala sekolah, dan satu
bangunan untuk perpustakaan, satu ruangan digunakan untuk gudang, dan dua bangunan
digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Bangunan roboh lantaran hujan hanya satu yang biasa digunakan untuk belajar mengajar. Satu
bangunan untuk belajar mengajar lainnya tidak roboh. Hanya saja bangunan tersebut tak boleh
digunakan demi keselamatan para siswa.
Alhasil, dari enam kelas dengan jumlah siswa sekitar 230 harus mengikuti kegiatan belajar
mengajar di tenda darurat. Lantaran kondisi lapangan yang kecil, hanya satu tenda darurat yang
bisa didirikan pada Sabtu, 4 Januari 2020 kemarin.
"Kelasnya bergantian. Yang ditenda hanya tiga kelas dahulu. Sekitar 150an siswa. Belajarnya pakai
teknik Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), di mana kita mengajar di satu ruang untuk beberapa
kelas. Seharusnya disekat, karena kondisi, ya mau bagaimana lagi," kata Maulana.
Dalam PKR, guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang sama. Oleh karena itu, prinsip
utama PKR adalah kegiatan pembelajaran terjadi secara bersamaan atau serempak. Kegiatan yang
terjadi secara serempak ini tentu harus bermutu dan bermakna, artinya kegiatan tersebut
mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum/kebutuhan murid dan dikelola secara
benar.
Selama berlangsungnya PKR, semua murid harus secara aktif menghayati pengalaman belajar yang
bermakna, baik yang berkaitan dengan tuntutan kurikulum, maupun yang berkaitan dengan
tujuan-tujuan yang bersifat jangka panjang seperti kemampuan berfikir kritis, mandiri,
bertanggung jawab, dan bekerjasama.oleh karena itu, PKR tidak memberi toleransi pada
banyaknya WKA yang hilang karena guru tidak terampil mengelola PKR. Misalnya, waktu tunggu
yang terlampau lama, pembentukan kelompok yang berkepanjangan atau pindah kelas yang
menyita waktu.
Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar setiap dan semua murid merasa
mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus. Agar mampu melakukan hal ini, guru harus
menguasai berbagai teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang sama, kemudian
mampu meyakinkan murid bahwa guru selalu berada bersama mereka, bukanlah pekerjaan yang
mudah. Tindakan instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan penyampaian isi
kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas atau mengajukan pertanyaan.
4) Dalam PKR, Terjadi Pemanfaatan Sumber Secara Efisiensi
Dalam pembelajaran, sumber dapat berupa peralatan/sarana, nara (orang), dan waktu. Agar
terjadi WKA yang tinggi, semua jenis sumber tersebut harus dimanfaatkan secara efesien.
Lingkungan, barang-barang bekas, dan segala peralatan yang ada disekolah dapat dimanfaatkan
oleh guru PKR sehingga ketiga prinsip terdahulu dapat dipenuhi, demikian juga dengan orang dan
waktu. Murid yang mempunyai kemampuan lebih tinggi dapat dimanfaatkan sebagai tutor, dan
waktu harus dialokasikan secara cermat sehingga menghasilkan WKA yang berkadar tinggi. Oleh
karena itu, seorang guru PKR harus mampu memanfaatkan waktu secara efesien sehingga waktu
yang terbuang dapat diperkecil, bahkan dihindari.
PKR 221 merupakan suatu model dalam menjalankan kegiatan pembelajaran kelas rangkap,
maksud 221 adalah terdiri dari 2 kelas 2 mata pelajaran dan 1 ruang kelas. Adapun cara
menerapkan model 221, adalah:
1. Pada kegiatan pendahuluan ± 10 menit pertama, berikan pengantar dan pengarahan dalam
satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi 2. Tuliskan topic dan
hasil belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan 6. Ikuti dengan langkah-langkah untuk
masing-masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan itu ± 80 menit.
2. Pada kegiatan inti ± 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai untuk
masing-masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan,
bimbingan, balikan sesuai keperluan. Terapkan prinsip wittiness, alertness, dan
overlappongness. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
3. Pada kegiatan penutup ± 10 berdirilah didepan kelas menghadap kedua kelas untuk
mengadakan reviu atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan
penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja
sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya
Mungkin itu saja yang dapat saya tuliskan yaitu tentang Pengertian dan Prinsip Pembelajaran Kelas
Rangkap (PKR), mungkin kita sudah sering melakukan kegiatan semacam ini yaitu mengajar
langsung 2 atau 3 kelas, tetapitidak mengetahui bahwa itu sebenarnya adalah Pembelajaran Kelas
Rangkap (PKR). PKR bisa saja menjadi suatu solusi bagi seorang guru ketika sekolah tersebut
memiliki masalah, misalnya seperti ruang kelas yang kurang, sekolah berada didaerah terpencil
sehingga tidak cukup memiliki tenaga pendidik, dan alasan lainnya.
3) Model pembelajaran rangkap 221 adalah model kegiatan pembelajaran yang terdiri dari 2 kelas
2 mata pelajaran dan 1 ruang kelas. Sedangkan model pembelajaran 222 adalah model kegiatan
pembelajaran yang terdiri dari 2 kelas 2 mata pelajaran dan 2 ruang kelas.
PKR adalah suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam
satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat
kelas yang berbeda. PKR juga mengandung arti bahwa, seorang guru mengajar dalam satu ruang
atau lebih dan menghadapi muruid-murid dengan kemampuan yang berbeda, dalam PKR
seorang guru mengahadapi dua kelas atau lebih, satu kelas dengan dua atau beberapa kelompok
murid yang berbeda kemampuannya, untuk membimbing belajar dalam satu mata pelajaran
atau lebih pada jam yang sama. Oleh karena itu PKR dapat dikatakan sebagai pendekatan
manajemen pembelajaran, PKR bukanlah suatu metode pembelajaran dalam penerapannya
menuntut penggunaan berbagai metode dan teknik serta sumber pembelajaran. Berikut model-
model pengelolaan pembelajaran kelas rangkap.
Penutup (20’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut. Persiapan kegiatan
belajar Berikutnya
Dalam penerapan PKR beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti berikut.
1. Guru PKR perlu memiliki ilmu dan kiat mengajar agar proses pembelajaran berhasil dengan baik.
2. Membuka pelajaran merupakan jembatan pengalaman belajar lama dan baru yang sekaligus
berfungsi sebgai langkah awal yang menentukan mulus tidaknya proses belajar siswa.
3. Ada empat hal yang harus dilakukan dalam membuka pelajaran, yaitu:
a. Menarik perhatian siswa;
b. Menimbulkan motivasi belajar;
c. Memberi acuan belajar
d. Membuat kaitan
4. Dalam PKR pembukaan pelajaran untuk semua kelas yang dirangkap seyogyanya diberikan secara
bersama-sama di satu ruangan atau tempat. Demikian juga dalam mengakhiri pembelajaran.
5. Mengakhiri pembelajaran merupakan reviu terhadap pelajaran yang berlangsung dan berfungsi
sebagai jembatan antara pengalaman baru dengan pengalaman yang akan datang.
6. Ada 3 hal yang perlu dilakukan dalam menutup pelajaran:
a. Meninjau kembali;
b. Mengadakan evaluasi;
c. Memberikan tindak lanjut.
7. Proses belajar aktif dan belajar mandiri perlu dikembangkan dalam pelaksanaan PKR, dengan
menciptakan iklim belajar yang ditandai oleh suasana hangat, saling hormat, adanya dialog, peran
murid jelas, dan saling percaya.
8. Untuk mengembangkan kebiasaan belajar aktif dan mandiri guru PKR perlu menguasai dan
menerapkan antara lain:
a. bimbingan diskusi kelompok kecil
b. pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
c. penganekaan pembelajaran
9. Dalam membimbing diskusi kelompok kecil dalam PKR, guru harus terampil dalam memusatkan
perhatian, memperjelas masalah, menganalisis pendapat, meningkatkan kesempatan berbicara
dan mengeluarkan pendapat, memicu proses berfikir, dan menutup diskusi.
10. Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru PKR harus terampil dalam: pendekatan
pribadi, menata kegiatan pembelajaran, dan memberi arahan, serta kemudahan belajar.
11. Dalam aneka ragam pembelajaran PKR guru harus terampil dalam menerapkan variasi gaya belajar,
media dan sumber, dan pola interaksi,serta kegiatan belajar-mengajar.
12. Iklim kelas PKR yang baik adalah yang efektif, yaitu suasana kelas yang memungkinkan murid
menerima pembelajaran yang memadai dan melibatkan diri dalam aktivitas pembelajaran secara
bermakna.
13. Untuk dapat menciptakan iklim belajar yang efektif, guru PKR harus terampil dalam menciptakan
dan memelihara situasi kelas yang optimal, mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan
mengatasi perilaku ang menyimpang.
14. Dalam menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal guru PKR sebaiknya terampil dalam
menanggapi suasana belajar, memeratakan perhatian, memberi penugasan yang jelas, memberi
teguran yang arif dan bijaksana, dan memberikan penguatan yang tepat.
15. Dalam mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi perilaku menyimpang, guru
harus terampil dalam mengajarkan dan memberi contoh, menguatkan perilaku yang baik, dan
memberi hukuman yang benar dan wajar.