Anda di halaman 1dari 9

LATIHAN KOMPETENSI 1

Nama : Neni Siti Zakiyah


NIM : 857483489
Mata Kuliah : Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Kode Mata Kuliah : PDGK4302
Program/Semester : S-1/ 3 ( tiga)
Tutor : DR. Nenden Ine Herawati, Dra.,M.Pd

Silahkan Kerjakan Latihan ini dengan benar!

No Soal Skor
1. Jelaskan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu 27
dipelajari di era digital ini? Berikan contoh kasus yang dapat Saudara ambil di berita
untuk menjelaskan salah satu alasan tersebut!
2. Jelaskan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan berikan 20
contohnya!
3. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya 14
disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013!
Skor Total 61

JAWABAN

1) Terdapat beberapa alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap harus dipelajari di era digital
seperti ini, di antaranya adalah:

 pandemi covid-19 yang kini sedang melanda dunia, yang mengharuskan semua orang
menjaga jarak sehingga membuat kita harus melakukan pembelajaran daring demi
menghentikan penyebaran virus.
 mengurangi resiko terjadinya kerumunan.

Pembelajaran kelas rangkap dapat dikatakan sebagai salah satu pembaharuan karena dalam
pelaksanaan kelas rangkap ini, menggunakan metode yang cukup efisien untuk mengatasi
kelangkaan guru serta membantu para murid untuk memaksimalkan kemampuan siswa dan
meningkatkan mutu pendidikan melalui fasilitasi yang tinggi bagi perkembangan dan potensi siswa.
Dan program ini merupakan program baru, oleh sebab itu metode kelas rangkap merupakan salah
satu membaharuan.

Pembahasan
Pembelajaran dengan metode Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan
mencampur beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas yang berbeda dalam
satu kelas dan pembelajaran diberikan oleh satu guru dalam kurun waktu beberapa jam pelajaran
berlangsung. Pembelajaran kelas rangkap ini menekankan pada dua hal utama, yaitu kelas
digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu
berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan
program yang berbeda.

Kelas rangkap dilaksanakan bukan hanya karena alasan-alasan letak geografis, kekurangan murid,
atau kekurangan tenaga guru, akan tetapi bagaimana meningkatkan mutu pendidikan melalui
fasilitasi yang tinggi bagi perkembangan dan potensi siswa. Oleh karena itu dia mengembangkan
tiga jenis kelas rangkap dalam rangka pembelajaranyaitu meliputi :

1. Combined grades atau penggabungan kelas dan tingkatan, dimana dalam satu kelas
terdapat lebih dari satu tingkatan kelas anak. Membagi kelas menjadi beberapa bagian
sesuai dengan tuntutan kurikulum untuk beberapa tingkatan atau hanya dua tingkatan
2. Continuous progress, dalam model ini setiap anak berkesempatan untuk terus
berkelanjutan dalam mengikuti setiap tingkatan kelas sesuai dengan lama sekolah,
tujuannya agar setiap anak berkesempatan untuk memperoleh keuntungan dari
perbedaan umur dan perbedaan sikap dan kemampuan ketika belajar bersama.
3. Mixed age/multiage grouping atau gabungan umur. proses pembelajaran dan praktek
kurikulum memaksimalkan keuntungan dari berinteraksi dan bekerjasama dari beragam
umur.

Contoh kasus: Pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di era digital ini karena dengan
kemajuanteknologi dewasa ini dapat mengatasi tantangan – tantangan yang dihadapi
dalampembelajaran PKR, seperti keterbatasan sarpras, murid, atau guru.

Di SDN Cirimekar sendiri terlihat setidaknya ada tujuh bangunan. Satu bangunan tempat ibadah,
satu bangunan untuk kepala sekolah, satu bangunan rumah dinas kepala sekolah, dan satu
bangunan untuk perpustakaan, satu ruangan digunakan untuk gudang, dan dua bangunan
digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Bangunan roboh lantaran hujan hanya satu yang biasa digunakan untuk belajar mengajar. Satu
bangunan untuk belajar mengajar lainnya tidak roboh. Hanya saja bangunan tersebut tak boleh
digunakan demi keselamatan para siswa.
Alhasil, dari enam kelas dengan jumlah siswa sekitar 230 harus mengikuti kegiatan belajar
mengajar di tenda darurat. Lantaran kondisi lapangan yang kecil, hanya satu tenda darurat yang
bisa didirikan pada Sabtu, 4 Januari 2020 kemarin.

"Kelasnya bergantian. Yang ditenda hanya tiga kelas dahulu. Sekitar 150an siswa. Belajarnya pakai
teknik Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), di mana kita mengajar di satu ruang untuk beberapa
kelas. Seharusnya disekat, karena kondisi, ya mau bagaimana lagi," kata Maulana.

2) Prinsip yang mendasari pembelajaran kelas rangkap adalah keserempakan kegiatan


pembelajaran, kadar tinggi waktu akademik, kontak psikologis guru dan murid yang berkelanjutan,
terjadi pemanfaatan sumber secara efisiensi dalam pembelajaran.

Berikut ini adalah prinsip-prinsip pembelajaran kelas rangkap berserta contohnya:

1) Keserempakan Kegiatan Pembelajaran

Dalam PKR, guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang sama. Oleh karena itu, prinsip
utama PKR adalah kegiatan pembelajaran terjadi secara bersamaan atau serempak. Kegiatan yang
terjadi secara serempak ini tentu harus bermutu dan bermakna, artinya kegiatan tersebut
mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum/kebutuhan murid dan dikelola secara
benar.

2) Kadar Tinggi Waktu Keaktifan Akademik (WKA)

Selama berlangsungnya PKR, semua murid harus secara aktif menghayati pengalaman belajar yang
bermakna, baik yang berkaitan dengan tuntutan kurikulum, maupun yang berkaitan dengan
tujuan-tujuan yang bersifat jangka panjang seperti kemampuan berfikir kritis, mandiri,
bertanggung jawab, dan bekerjasama.oleh karena itu, PKR tidak memberi toleransi pada
banyaknya WKA yang hilang karena guru tidak terampil mengelola PKR. Misalnya, waktu tunggu
yang terlampau lama, pembentukan kelompok yang berkepanjangan atau pindah kelas yang
menyita waktu.

3) Kontak Psikologis Guru Dan Murid Yang Berkelanjutan

Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar setiap dan semua murid merasa
mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus. Agar mampu melakukan hal ini, guru harus
menguasai berbagai teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang sama, kemudian
mampu meyakinkan murid bahwa guru selalu berada bersama mereka, bukanlah pekerjaan yang
mudah. Tindakan instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan penyampaian isi
kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas atau mengajukan pertanyaan.
4) Dalam PKR, Terjadi Pemanfaatan Sumber Secara Efisiensi

Dalam pembelajaran, sumber dapat berupa peralatan/sarana, nara (orang), dan waktu. Agar
terjadi WKA yang tinggi, semua jenis sumber tersebut harus dimanfaatkan secara efesien.
Lingkungan, barang-barang bekas, dan segala peralatan yang ada disekolah dapat dimanfaatkan
oleh guru PKR sehingga ketiga prinsip terdahulu dapat dipenuhi, demikian juga dengan orang dan
waktu. Murid yang mempunyai kemampuan lebih tinggi dapat dimanfaatkan sebagai tutor, dan
waktu harus dialokasikan secara cermat sehingga menghasilkan WKA yang berkadar tinggi. Oleh
karena itu, seorang guru PKR harus mampu memanfaatkan waktu secara efesien sehingga waktu
yang terbuang dapat diperkecil, bahkan dihindari.

Pembelajaran kelas rangkap dilakukan banyak sekolah dengan menggabungkan atau


mengelompokkan beberapa kelas menjadi satu. Seperti 2 kelas, 2 mata pelajaran dan 1 ruangan
tempat belajar. Sistem pembelajaran ini dilakukan karena adanya letak geografis yang jauh dari
pemukiman dan kurangnya tenaga guru yang tersedia. Maka, dengan segala keterbatasan sistem
ini dapat diterapkan dibeberapa sekolah.

Contoh Pembelajara Kelas Rangkap:

PKR 221 merupakan suatu model dalam menjalankan kegiatan pembelajaran kelas rangkap,
maksud 221 adalah terdiri dari 2 kelas 2 mata pelajaran dan 1 ruang kelas. Adapun cara
menerapkan model 221, adalah:

1. Pada kegiatan pendahuluan ± 10 menit pertama, berikan pengantar dan pengarahan dalam
satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi 2. Tuliskan topic dan
hasil belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan 6. Ikuti dengan langkah-langkah untuk
masing-masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan itu ± 80 menit.
2. Pada kegiatan inti ± 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai untuk
masing-masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan,
bimbingan, balikan sesuai keperluan. Terapkan prinsip wittiness, alertness, dan
overlappongness. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
3. Pada kegiatan penutup ± 10 berdirilah didepan kelas menghadap kedua kelas untuk
mengadakan reviu atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan
penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja
sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya

Mungkin itu saja yang dapat saya tuliskan yaitu tentang Pengertian dan Prinsip Pembelajaran Kelas
Rangkap (PKR), mungkin kita sudah sering melakukan kegiatan semacam ini yaitu mengajar
langsung 2 atau 3 kelas, tetapitidak mengetahui bahwa itu sebenarnya adalah Pembelajaran Kelas
Rangkap (PKR). PKR bisa saja menjadi suatu solusi bagi seorang guru ketika sekolah tersebut
memiliki masalah, misalnya seperti ruang kelas yang kurang, sekolah berada didaerah terpencil
sehingga tidak cukup memiliki tenaga pendidik, dan alasan lainnya.
3) Model pembelajaran rangkap 221 adalah model kegiatan pembelajaran yang terdiri dari 2 kelas
2 mata pelajaran dan 1 ruang kelas. Sedangkan model pembelajaran 222 adalah model kegiatan
pembelajaran yang terdiri dari 2 kelas 2 mata pelajaran dan 2 ruang kelas.
PKR adalah suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam
satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat
kelas yang berbeda. PKR juga mengandung arti bahwa, seorang guru mengajar dalam satu ruang
atau lebih dan menghadapi muruid-murid dengan kemampuan yang berbeda, dalam PKR
seorang guru mengahadapi dua kelas atau lebih, satu kelas dengan dua atau beberapa kelompok
murid yang berbeda kemampuannya, untuk membimbing belajar dalam satu mata pelajaran
atau lebih pada jam yang sama. Oleh karena itu PKR dapat dikatakan sebagai pendekatan
manajemen pembelajaran, PKR bukanlah suatu metode pembelajaran dalam penerapannya
menuntut penggunaan berbagai metode dan teknik serta sumber pembelajaran. Berikut model-
model pengelolaan pembelajaran kelas rangkap.

1. Model PKR 221


Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas 5 dan kelas 6,
dengan dua mata pelajaran IPS dan IPA, dalam satu ruangan. Langkah-langkah pembelajaran pada
model ini, dapat diperhatikan matrik berikut ini.
Kegiatan/waktu Kelas V (IPS) Kelas VI (IPS)
1. Pendahuluan(10’) Pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan;
penjelasan skenario dan hasil belajar
2. Kegiatan Inti 1(20’) Tugas Individual Kerja Kelompok
3. Kegiatan Inti 2(20’) Kerja Kelompok Ceramah, Tanya jawab
4. kegiatan Inti 3(20’) Ceramah, kerja kelompok Diskusi, Tanya jawab
5. Penutup (10’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut.
Persiapan kegiatan belajar berikutnya.

Dalam penerapan model PKR ini, ikutilah petunjuk sebagai berikut.


a. Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikan pengantar dan
pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi dua.
Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan kelas 6. Ikuti langkah-langkah
untuk masing-masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan.
b. Pada kegiatan inti 1,2,3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang sesuai dengan tujuan
untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung adakan pemantapan, bimbingan, balikan
sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, berdirilah di depan kelas menghadapi kedua
kelas untuk mengadakan reviuw atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar
dan penguatan sesuai keperluan. Kemudian berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja
sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin untuk hari berikutnya.

2. Model PKR 222


Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya kelas
5 dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 5 dan IPA di kelas 6. Topik yang
diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan
berdekatan yang berhubungan dengan pintu. Langkah-langkah pembelajaran dapat diperhatikan
matrik berikut ini.
Kegiatan/waktu Kelas V (Matematika) Kelas VI (IPA)
1. Pendahuluan(10’) Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara
bersama dalam dua ruangan yang berhubungan,
penjelasan skenario dan hasil belajar
2. Kegiatan Inti 1(15’) Penjelasan guru Kegiatan Kegiatan individual
individual
3. Kegiatan Inti 2(15’) Tanya jawab Kegiatan individual
4. kegiatan Inti 3(15’) Kerja individual Tanya jawab
5. kegiatan Inti 3(15’) Kerja individual Tanya jawab
5. Penutup (10’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut, tugas.
Persiapan kegiatan belajar berikutnya.

Untuk penerapan model ini, perlu diikuti petunjuk sebagai berikut.


a. Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas V dan kelas VI
dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum
seperti dilakukan pada model PKR 221. Bila tidak mungkin bisa menyatukan murid dalam satu
ruangan, gunakan halaman/teras, dan bila tidak mungkin lagi murid tetap di ruang masing-masing
tetapi guru berada di pintu yang menghubungkan antara dua kelas.
b. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan aneka metode yang sesuai untuk
masing-masing kelas. Yang perlu diperhatiakn adalah jangan sampai pada saat guru sedang
menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak ada kegiatan sehingga murid ribut. Atur
kepindahan guru dari ruang ke ruang secara seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu
di satu ruang. Ada saat dimana guru harus berdiri di pintu penghubung.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung menghadapi
kedua kelas untuk mengadakan reviuw umum mengenai materi dan kegiatan belajar yang baru
berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai dengan keperluan. Setelah itu berikan tindak
lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas, kemudian persiapan untuk jam pelajaran.
d. Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid sedemikian rupa
sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu penghubung.

3. Model PKR 333


Pada model pembelajaran kelas rangkap 333 guru menghadapi tiga kelas untuk
mengajarkan tiga mata pelajaran. Misalnya kelas 4 dengan mata pelajaran matematika, kelas 5
dengan mata pelajaran IPS, dan kelas 6 dengan mata pelajaran IPA dalam tiga ruangan. Untuk
memahami langkah-langkah pembelajaran perhatikan matrik berikut ini.
Kegiatan/waktu Kelas IV(Mat) Kelas V(IPS) Kelas VI(IPA)
Pendahuluan(10’) Pengntar dan pengarahan umum diberikan secara bersama-sama di
salah satu ruangan. Penjelasan skenario dan hasil belajar yang ingin
dicapai.
Kegiatan inti 1 (20’) Tugas individual Kerja kelompok Ceramah, dan Tanya
jawab
Kegiatan inti 2 (20’) Ceramah, dan Tanya Tugas individual Kerja kelompok
jawab
Kegiatan inti 3 (20’) Kerja kelompok Ceramah dan Tanya Tugas individual
jawab

Penutup (20’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut. Persiapan kegiatan
belajar Berikutnya

Untuk penerapan model ini, perlu diikuti petunjuk berikut ini.


a. Pada kegiatan lebih kurang 10 menit pertama, kumpulkan semua murid kelas 4, 5,dan 6 dalam satu
ruangan yang memiliki tempat duduk yang cukup. Berikan pengantar dan pengarahan umum. Bila
tidak mungkin menyatukan murid dalam satu ruangan, dapat mencari tempat di luar ruangan
misalnya di halaman sekolah atau taman sambil berdiri atau duduk. Berikan pengantar atau
pengarahan umum yang berisi prosedur kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh semua murid.
b. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit, terapkan berbagai metode yang cocok dengan
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Penggunaan lembar kerja siswa sangat dianjurkan
terutama pada kegiatan belajar murid yang bersifat mandiri. Dengan demikian kegiatan belajar
murid tidak banyak tergantung pada kehadiran guru di muka kelas atau tempat belajar. Tingkatkan
kadar kemandirian belajar murid. Proses saling membimbing antar tutor sangat dianjurkan. Guru
selalu memanfaatkan kegiatan murid dan untuk ini guru berada diantara masing-masing
kelompok.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, guru harus berada diantara masing-masing
kelompok atau kelas untuk mengadakan review umum tentang kegiatan belajar yang telah
dilakukan murid. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Selanjutnya berikan tindak
lanjut berupa tugas untuk masingmasing kelas. Kemukakan hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk
kegiatan pembelajaran berikutnya.
d. Model PKR 333 ini memang agak rumit dalam pengelolaannya. Maka diperlukan stamina guru yang
memadai karena adanya daya gerak paedagogis yang tinggi. Keunggulan model ini adalah terletak
pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari situasi belajar kelas lainnya.

Dalam penerapan PKR beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti berikut.
1. Guru PKR perlu memiliki ilmu dan kiat mengajar agar proses pembelajaran berhasil dengan baik.
2. Membuka pelajaran merupakan jembatan pengalaman belajar lama dan baru yang sekaligus
berfungsi sebgai langkah awal yang menentukan mulus tidaknya proses belajar siswa.
3. Ada empat hal yang harus dilakukan dalam membuka pelajaran, yaitu:
a. Menarik perhatian siswa;
b. Menimbulkan motivasi belajar;
c. Memberi acuan belajar
d. Membuat kaitan
4. Dalam PKR pembukaan pelajaran untuk semua kelas yang dirangkap seyogyanya diberikan secara
bersama-sama di satu ruangan atau tempat. Demikian juga dalam mengakhiri pembelajaran.
5. Mengakhiri pembelajaran merupakan reviu terhadap pelajaran yang berlangsung dan berfungsi
sebagai jembatan antara pengalaman baru dengan pengalaman yang akan datang.
6. Ada 3 hal yang perlu dilakukan dalam menutup pelajaran:
a. Meninjau kembali;
b. Mengadakan evaluasi;
c. Memberikan tindak lanjut.
7. Proses belajar aktif dan belajar mandiri perlu dikembangkan dalam pelaksanaan PKR, dengan
menciptakan iklim belajar yang ditandai oleh suasana hangat, saling hormat, adanya dialog, peran
murid jelas, dan saling percaya.
8. Untuk mengembangkan kebiasaan belajar aktif dan mandiri guru PKR perlu menguasai dan
menerapkan antara lain:
a. bimbingan diskusi kelompok kecil
b. pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
c. penganekaan pembelajaran
9. Dalam membimbing diskusi kelompok kecil dalam PKR, guru harus terampil dalam memusatkan
perhatian, memperjelas masalah, menganalisis pendapat, meningkatkan kesempatan berbicara
dan mengeluarkan pendapat, memicu proses berfikir, dan menutup diskusi.
10. Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru PKR harus terampil dalam: pendekatan
pribadi, menata kegiatan pembelajaran, dan memberi arahan, serta kemudahan belajar.
11. Dalam aneka ragam pembelajaran PKR guru harus terampil dalam menerapkan variasi gaya belajar,
media dan sumber, dan pola interaksi,serta kegiatan belajar-mengajar.
12. Iklim kelas PKR yang baik adalah yang efektif, yaitu suasana kelas yang memungkinkan murid
menerima pembelajaran yang memadai dan melibatkan diri dalam aktivitas pembelajaran secara
bermakna.
13. Untuk dapat menciptakan iklim belajar yang efektif, guru PKR harus terampil dalam menciptakan
dan memelihara situasi kelas yang optimal, mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan
mengatasi perilaku ang menyimpang.
14. Dalam menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal guru PKR sebaiknya terampil dalam
menanggapi suasana belajar, memeratakan perhatian, memberi penugasan yang jelas, memberi
teguran yang arif dan bijaksana, dan memberikan penguatan yang tepat.
15. Dalam mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi perilaku menyimpang, guru
harus terampil dalam mengajarkan dan memberi contoh, menguatkan perilaku yang baik, dan
memberi hukuman yang benar dan wajar.

Anda mungkin juga menyukai