Anda di halaman 1dari 3

LATIHAN UJI KOMPETENSI 1

Nama : Annissa Fitrianita Firdayanti Kelas : 3C PGSD BI


NIM : 858727021 PDGK : 4302/PKR

No Soal Skor
1. Jelaskan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu 30
dipelajari di era digital ini? Berikan contoh kasus yang dapat Saudara ambil di berita
untuk menjelaskan salah satu alasan tersebut!

Menjelaskan alasan mengapa PKR perlu di era digital dan memberi contoh

2. Jelaskan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan berikan 30


contohnya!
Menjelaskan prinsip yang mendasari PKR

3. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya 20
disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013!

Menjelaskan model PKR 2-2-1 dan2-2-2, serta memberi contoh penerapannya.

Skor Total 80

THE ANSWER !
1. Pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di era digital ini, karena untuk mengatasi
berbagai alasan-alasan.

Contohnya : di Kabupaten Probbolinggo ada 534 lembaga SDN. Sebanyak 116 lembaga
diantaranya menerapkan PKR. Di sisi tenaga pendidik atau guru, ada sekitar 4.800 yang
mengajardi ratusan lembaga pendidikan tersebut. Dengan tenaga guru ASN sekitar
2.500 orang dan GTT sekitar 2.300 orang. “Lembaga yang menerapkan pembelajaran
mutligrade/kelas rangkap karena kekurangan guru disekolah itu. Juga karena jumlah
siswa kurang dari 60 anak didik. Yang menerapkan multigrade,contohnya siswa kelas I
dan II digabung jadi satu kelas dan diajar oleh satu guru,” sebut Kabid Pembinaan SD
Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo, Sri Agus pada Rabu, 2 Juni
2021.
Berdasarkan kasus di atas, maka PKR sangatlah penting dengan menggunakan prinsip
PKR yaitu keserempakan kegiatan pembelajaran,dapat mengatasi kekurangan jumlah
guru agarpembelajaran tetap berlangsung secara efektif dan efisien.

2. Prinsip-prinsip yang mendasari PKR sebagai berikut :


a. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran
Dalam PKR guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang bersamaan. Oleh
karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan belajar mengajar terjadi secara
bersamaan atau serempak. Kegiatan yang terjadi secara serempak itu harus bermakna,
artinya kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
atau kebutuhan murid dan dikelola dengan benar. Dengan demikian, jika ada kegiatan
yang dikerjakan murid hanya untuk mengisi kekosongan saja , maka bukan PKR yang
diharapkan.
b. Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA) tinggi.
Selama PKR berlangsung, murid aktif menghayati pengalaman belajar yang
bermakna. PKR tidak memberi toleransi pada banyaknya WKA yang hilang karena
guru tidak terampil mengelola kelas. Misalnya, waktu tunggu yang lama,
pembentukan kelompok yang lamban, atau pindah kelas yang memakan waktu.
Makin banyak waktu yang terbuang, maka makin rendah kadar WKA. Namun perlu
Anda ingat, bahwa WKA tinggi tidak selalu berkadar tinggi. Kualitas pengalaman
belajar yang dihayati murid sangat menentukan WKA. Kualitas dan lamanya kegiatan
berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar WKA.
c. Kontak Psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar semua murid
merasa mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus. Agar mampu melakukan
hal ini, guru harus menguasai berbagai teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada
saat yang bersamaan dan kemudian mampu meyakinkan murid bahwa guru selalu
berada bersama mereka, bukan pekerjaan yang mudah. Guru harus mampu
melakukan tindakan instruksional dan tindakan pengelolaan yang tepat. Tindakan
instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan penyampaian isi
kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas, atau mengajukan pertanyaan.
Tindakan pengelolaan adalah tindakan yang berkaitan dengan penciptaan dan
pengembalian kondisi kelas yang optimal. Misalnya, menunjukkan sikap tanggap dan
peka, mengatur tempat duduk, memberi petunjuk yang jelas atau menegur murid.
d. Pemanfaatan Sumber Secara Efisien
Sumber dapat berupa peralatan/sarana, orang dan waktu. Agar terjadi WKA yang
tinggi, semua jenis sumber harus dimanfaatkan secara efisien. Lingkungan, barang
bekas, dan segala peralatan yang ada di sekolah dapat dimanfaatkan oleh guru PKR.
Demikian dengan orang dan waktu. Murid yang pandai dapat dimanfaatkan sebagai
tutor. Waktu harus dikelola dengan cermat sehingga menghasilkan WKA yang
berkadar tinggi.
Disamping keempat prinsip yang telah disebutkan, masih ada satu prinsip lagi yang
perlu dikuasai guru PKR, yaitu membiasakan murid untuk mandiri. Apabila guru
mampu menerapkan keempat prinsip di atas, maka murid akan terbiasa mandiri.
Kemampuan murid untuk belajar mandiri akan memungkinkan guru PKR mengelola
pembelajaran secara lebih baik sehingga kadar WKA menjadi semakin tinggi.

3. Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya kelas
5 dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 5 dan IPA di kelas 6.
Topik yang diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung
dalam dua ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu.

Anda mungkin juga menyukai