Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nidaul Hikmah

NIM : 855974901
Matkul : Pendidikan Kelas Rangkap (PKR)

No Soal Skor
1. Jelaskan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu 27
dipelajari di era digital ini? Berikan contoh kasus yang dapat Saudara ambil di berita
untuk menjelaskan salah satu alasan tersebut!
2. Jelaskan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan berikan 20
contohnya!
3. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya 14
disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013!
Skor Total 61

Jawab :

1. Pembelajaran Kelas rangkap perlu dipelajari di era digital ini karena dengan
kemajuan teknologi dewasa ini dapat mengatasi tantangan – tantangan yang
dihadapi dalam pembelajaran PKR, seperti keterbatasan sarpras, murid, atau guru.
Namun, guru perlu lebih dulu memiliki pengalaman melakukan pendekatan
pembelajaran aktif, sebelum diperkenalkan dengan model pembelajaran kelas
rangkap. Sebagai contoh pembelajaran kelas rangkap yakni pada Kabupaten Blitar
yang telah menerapkan Kelas Rangkap sejak 2013 dan menjadi percontohan
Nasional.

Model pendekatan ini sangat penting , terutama di daerah –daerah terpencil dengan
populasi penduduk yang sedikit, dan di sekolah – sekolah yang kekurangan guru
atau ruang kelas. Model seperti ini juga berguna bagi guru yang ingin melakukan
pembelajaran berdiferensiasi untuk siswa dengan kompetensi beragam.

2. Prinsip – prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)

1. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran

Dalam PKR guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang bersamaan.
Oleh karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan belajar mengajar terjadi
secara bersamaan atau serempak. Kegiatan yang terjadi secara serempak ini
harus bermakna, artinya kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum atau kebutuhan murid dan dikelola dengan benar.
Dengan demikian, jika ada kegiatan yang dikerjakan murid hanya untuk mengisi
kekosongan saja, maka bukan PKR yang diharapkan.

2. Kadar Waktu Keaktifan Akademik

Selama PKR berlangsung, murid aktif menghayati pengalaman belajar yang


bermakna. PKR tidak memberi toleransi pada banyaknya WKA yang hilang
karena guru tidak terampil mengelola kelas. Misalnya, waktu tunggu yang lama,
pembentukan kelompok yang lamban, atau pindah kelas yang memakan waktu.
Makin banyak waktu yang terbuang, maka makin rendah kadar WKA. Namun
perlu diingat, bahwa WKA tinggi tidak selalu berkadar tinggi. Kualitas
pengalaman belajar yang dihayati murid sangat menentukan WKA. Kualitas dan
lamanya kegiatan berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar WKA.

3. Kontak Psikologi Guru dan Murid yang Berkelanjutan.

Dalam PKR guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar semua murid
merasa mendapat perhatian dari guru secara terus- menerus. Agar mampu
melakukan hal ini, guru harus menguasi berbagai teknik. Menghadapi dua kelas
atau lebih pada saat yang bersamaan dan kemudian mampu meyakinkan murid
bahwa guru selalu berada bersama mereka, bukan pekerjaan yang mudah. Guru
harus mampu melakukan tindakan instruksional dan tindakan pengelolaan yang
tepat. Tindakan instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan
penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan, memberikan tugas, atau
mengajukan pertanyaan. Tindakan pengelolaan adalah tindakan yang berkaitan
dengan penciptaan dan pengembalian ruang kelas yang Optimal. Misalnya,
menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat duduk, memberi
petunjuk yang jelas atau menegur murid.

4. Pemanfaatan sumber secara efisien.

Sumber dapat berupa peralatan /sarana, orang dan waktu. Agar terjadi WKA
yang tinggi, semua jenis sumber harus dimanfaatkan secara efisien. Lingkungan,
barang bekas, dan segala peralatan yang ada di sekolah dapat dimanfaatkan oleh
guru PKR. Demikian dengan orang dan waktu. Murid yang pandai dapat
dimanfaatkan sebagai tutor. Waktu harus dikelola dengan cermat sehingga
menghasilkan WKA yang berkadar tinggi. Di samping ke empat prinsip yang
telah disebutkan, masih ada satu prinsip lagi yang harus dikuasi guru PKR, yaitu
membiasakan murid untuk mandiri. Apabila guru mampu menerapkan keempat
prinsip di atas maka murid akan terbiasa mandiri, kemampuan murid untuk
belajar mandiri akan memungkinkan guru PKR mengelola pembelajaran secara
lebih baik sehingga kadar WKA menjadi semakin tinggi.

3. Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, gueu menghadapi dua kelas, misalnya
kelas 4 dan kelas 5, untuk mengajar pelajaran Bahasa Indonesia dikelas 4 dan Ipa
dikelas 5. Topik yang diajarkan tidak saling berkaitan. Proses pembelajaran
berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu.
Langkah – langkah pembelajaran dapat di perhatikan matrik berikut ini.

Penjelasan

Untuk penerapan model ini perlu diikuti petunjuk sebagai berikut.


a. Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas
4 dan 5 dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi, berikan
pengantar dan pengarahan umum seperti dilakukan pada model PKR 221, bila
tidak mungkin menyatukan murid dalam satu ruangan, gunakan halaman, teras,
dan bila tidak mungkin lagi guru tetap berada di kelas masing- masing dan guru
berada di pintu yang menghubungkan 2 kelas tersebut.
b. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan metode
pembelajaran yang sesuai untuk masing – masing kelas. Yang perlu diperhatikan
adalah jangan sampai pada saat guru sedang menghadapi kelas yang satu kelas
yang lain tidak ada kegiatan sehingga murid ribut. Atur kepindahan guru dari
ruang keruangan secara seimbang. Artinya jangan banyak menggunakan waktu
di satu ruangan. Ada saat dimana guru harus berdiri di pintu penghubung.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu
penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan pembahasan kilas
ulang terhadap materi dan kegiatan belajar yang baru berlaku. Berikan komentar
dan penguatan sesuai dengan keperluan dikelas masing – masing. Setelah itu
berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing – masing kelas, kemudian
persiapan untuk jam pelajaran.
d. Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid
sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah ke depan dan pintu
penghubung.

Anda mungkin juga menyukai