Anda di halaman 1dari 5

Nama : AFIF YANUER PRATIWI

NIM : 858167093
POKJAR : Dinas Madiun Kota

Silahkan Kerjakan Latihan ini dengan benar!

No Soal Skor
1. Jelaskan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu 27
dipelajari di era digital ini? Berikan contoh kasus yang dapat Saudara ambil di berita
untuk menjelaskan salah satu alasan tersebut!
2. Jelaskan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan berikan 20
contohnya!
3. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya 14
disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013!
Skor Total 61

Jawaban :
1. Pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di era digital ini karena dengan kemajuan teknologi
dewasa ini dapat mengatasi tantangan – tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran PKR, seperti
keterbatasan sarana dan prasarana, murid, atau guru. Namun, guru perlu terlebih dulu memiliki
pengalaman melakukan pendekatan pembelajaran aktif, sebelum diperkenalkan dengan model
pembelajaran kelas rangkap. Sebagai contoh pemerintah Kabupaten Probolinggo yang saat ini
melaksanakan program rintisan pembelajaran kelas rangkap di 8 sekolah-sekolah kecil yang berada di
Kecamatan Sukapura. Model pendekatan seperti ini sangat penting, terutama di daerah-daerah
terpencil dengan populasi penduduk yang sedikit, dan di sekolah-sekolah yang kekurangan guru atau
ruang kelas. Model seperti ini juga berguna bagi guru yang ingin melakukan pembelajaran
berdiferensiasi untuk siswa dengan kompetensi beragam.
2. Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) seperti pada umumnya memiliki prinsip-prinsip umum baik yang
bersifat psikologis-pedagogis maupun didaktik-metodik. Psikologis-pedagogis berkenaan dengan
perubahan perilaku siswa, sedangkan didaktik-metodik berkenaan dengan strategi atau prosedur
pembelajaran.
Prinsip umum psikologis-pedagogis antara lain:
1) Perbedaan individual anak dalam perkembangan kognitif, sikap, dan perilakunya menuntut
perlakuan pembelajaran yang cocok dengan tingkatannya. Misalnya perilaku terhadap siswa
kelas I tentu berbeda dengan perlakuan terhadap siswa kelas V dikarenakan pada tingkat usia
kelas I proses berpikir konkret lebih dominan, sedangkan siswa kelas V sudah mulai dapat
berpikir abstrak. (Piaget dalam Bell-Gredler:1986).
2) Motivasi sangat diperlukan dalam belajar baik yang datang dari dalam diri siswa (motivasi
instrinsik) maupun yang datang dari luar diri siswa (motivasi instrumental). Oleh karena itu
pembelajaran harus diawali dengan menumbuhkan motivasi siswa agar merasa butuh dan mau
belajar. Bila sudah tumbuh, motivasi tersebut perlu dipelihara dan malah ditingkatkan melalui
berbagai bentuk penguatan (reinforcement). (Skinner dalam Turney: 1977).
3) Belajar sebagai proses akademis dalam diri individu untuk membangun pengetahuan, sikap,
dan keterampilan melalui transformasi pengalaman. Proses tersebut dapat dipandang sebagai
suatu siklus proses pengalaman konkret (concrete experience), pengamatan mendalam
(reflective observation), pemikiran abstrak (abstract conseptualization), dan percobaan atau
penerapan secara aktif (active experimentation). (Kolb: 1986).
4) Belajar dari teman seusia (peer group) terutama mengenai sikap dan keterampilan sosial
dapat berhasil dengan baik melalui interaksi sosial yang sengaja dirancang.
5) Pencapaian dampak instruksional (instuructional effects) dan dampak pengiring (nurturant
effect) menuntut lingkungan dan suasana belajar yang memungkinkan sisswa dapat melakukan
kegiatan belajar yang dirancang dengan baik oleh guru dan terciptanya suasana belajar secara
kontekstual.
Implementasi dari prinsip umum psikologis-pedagogis terhadap pembelajaran adalah
munculnya prinsip-peinsip didaktik-metodik sebagai berikut:
 Penganekaragaman pembelajaran agar dapat melayani perbedaan individual siswa.
 Pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar agar dapat membangkitkan,
memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa.
 Penerapan aneka pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang berpotensi
mengaktifkan siswa dalam keseluruhan siklus proses belajar.
 Penekanan pada pencapaian dapak instruksional dan dampak pengiring.
PKR memiliki beberapa prinsip khusus seperti berikut (Djalil dan Wardani: 1997, Rake Joni:
1998).
a. Keserempakan kegiatan belajar-mengajar
Dalam PKR seorang guru dalam waktu yang bersamaan misalnya dari pukul 08.00-
09.20 (2 jam pelajaran) menangani pembelajaran IPA untuk kelas V dan IPS kelas VI.
Pada saat itu siswa kelas V dan kelas VI dalam satu atau dua ruangan secara serempak
belajar di bawah bimbingan seorang guru. Dengan prinsip ini pemanfaatan sumber
daya dalam hal ini guru dan waktu yang tersedia dapat lebih optimal.
b. Kadar tinggi waktu keaktifan akademik
Yang dimaksud dengan waktu keaktifan akademik (WKA) adalah waktu yang benar-
benar digunakan oleh siswa untuk belajar (membaca, menyimak, menulis, berlatih
keterampilan, berdiskusi). Misalnya dalam dua jam pelajaran tersedia 2 x 40‟ = 80‟.
Selama 15‟ digunakan oleh guru untuk mengabsen, mengatur kelompok, 65‟ sisanya
digunakan oleh siswa untuk berbagai kegiatan belajar. Dalam 65‟ itulah siswa benar-
benar melakukan kegaitan belajar atau sering disebut juga “on-task” (Flander:1972).
Bila selama 65‟ itu ternyata ada sebagian waktu yang digunakan untuk „ngobrol‟
selain materi pelajaran atau mungkin melamun misalnya selama 10‟ maka yang benar-
benar dipakai belajar hanya 55‟ on-task. Selama 10‟ tersebut para siswa tidak belajar
atau sering sering disebut „off-task‟ (Flander: 1972). Dengan menerapkan PKR
seorang guru dapat mengurangi lama waktu kosong karena dua kelas ditangani secara
serempak sehinggawaktu keaktifan akademik menjadi semakin tinggi..
c. Kontak psikologis guru-murid yang berkelanjutan
Dengan menerapkanPKR interaksi guru-murid baik yang berupa perhatian,
pengarahan, bimbingan pembelajaran, dan monitoring menjadi suatu proses akan
berlangsung secara bervariasi dan terus menerus terutama PKR dengan satu ruangan.
Bila PKR diterapkan dalam dua atau tiga ruangan memang ada sebagian perhatian
misalnya kontak pandang guru-murid yang terputus. Kontak psikologis guru-murid
yang bervariasi ini sangat penting untuk dibangun dan dipelihara, bila tidak maka
pembinaan disiplin siswa akan berkurang.
d. Pemanfaatan sumber belajar yang efisien.
Kita menyadari bahwa di sekolah dasar terutama di pedesaan sumber belajar tertulis
dirasakan sangat kurang. Banyak sekali SD yang tidak memiliki perpustakaan
sekolah. Malah dalam beberapa kasus hanya terdapat satu eksemplar buku pelajaran
untuk satu kelas. Dengan menerapkan PKR sumber belajar tertulis yang jumlahnya
terbatas dapat digunakan secara bersama-sama.
3. Model Pembelajaran Kelas Rangkap 221 Dan 222
Model PKR 221
Dalam model PKR 221, guru nmenghadapi dua kelas contohnya dalam kelas V dan
kelas VI, untuk mengajar mata pelajaran IPA dengan topik sumber daya alam di
kelas V, dan mata pelajaran IPS di kelas VI. Kedua topik memiliki saling
keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam satu ruangan.
Langkah-langkah menerapkan model ini adalah sebagai berikut:
1) Pada kegiatan pendahuluan +10 menit pertama berikan pengantar dan
pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan
tulis dibagi dua.
2) Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas V dan VI. Ikuti
dengan langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan ditempuh
selama pertemuan itu +80 menit.
3) Pada kegiatan inti +60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai
untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan
pemantapan, bimbingan, balikan sesuai keperluan. Gunakan ketrampilan
dasar yang sesuai.
4) Pada kegiatan penutup +10 menit terakhir berdirilah di depan kelas
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviu atas materi dan kegiatan
yang berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu
berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk
pertemuan berikutnya.
Model PKR 222
Dalam model PKR 222 guru menghadapi dua kelas, dalam hal ini kelasn V
dan VI, untuk mengajar mata pelajaran matematika topik bangun ruang di
kelas V dan mata pelajaran IPA topik tumbuhan hijau di kelas VI. Kedua
topik tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung
dalam dua ruangan berdekatan yang terhubung dengan pintu.
Dalam menerapkan model ini ikuti petunjuk sebagai berikut.
1) Pada kegiatan pendahuluan +10 menit pertama satukan murid kelas V dan VI
dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan
pengarahan umum seperti dilakukan dalam pendahuluan model PKR 221. Bila
ternyata tidak mungkin menyatukan murid kelas V dan VI dalam ruangan,
gunakan halaman atau emperan sekolah sambul berdiri. Bila cara kedua masih
tidak mungkin biarkan murid kelas V dan VI duduk dalam ruangan masing-
masing. Berdirilah, di pintu penghubung ruang kelas V dan VI. Berikan
pengantar dan pengarahan umum secara berselang-selang untuk kelas V
kemudian kelas VI atau sebaliknya.
2) Pada kegiatan inti +60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai
dengan masing-masing kelas. Yang perlu diperhatikan jangan sampai pada
saat guru sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang satunya lagi tidak
ada kegiatan sehingga ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke ruang secara
seimbang artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat
guru berdiri di pintu penghubung.
3) Pada kegiatan penutup +10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviu umum mengenai materi dan
kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai
keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-
masing kelas. Kemukakan hal-hal yang perlu disiapkan untuk jam
berikutnya.
4) Sebagai catatan, untuk model 222 ini sedapat mungkin denah ruangan diatur
agar pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu penghubung .
Pengelolaan PKR 222 memang agak lebih rumit dari pada PKR 221. Dapat
dipahami dengan berkumpul dalam satu ruangan seperti dalam PKR 221
perhatikan guru tanpa penghalang. Model PKR 221 sangat cocok untuk dua
materi yang saling berkaitan. Sedang model PKR 222 sangat cocok untuk
materi pelajaran yang sangat berkaitan dan memerlukan perhatian khusus dari
masing-masing kelas.

Anda mungkin juga menyukai