Anda di halaman 1dari 13

NAMA : SUSI RUSDIYANTI

NIM : 857604033
POKJAR : KEDUNGREJA

TUGAS 1 PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP


1. PKR adalah suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru
mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan
menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung arti
bahwa, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi
murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda. PKR dapat terjadi karena
beberapa alasan. Seperti alasan geografi, alasan demografi, kekurangan guru,
keterbatasan ruang kelas hingga alasan ketidakhadiran guru. Akan tetapi, alasan
yang paling utama mengapa PKR ini digunakan karena faktor efisiensi waktu dan
finansial. PKR menjadi solusi yang tepat, mengingat kondisi beberapa Negara
seperti Indonesia yang masih memiliki banyak kekurangan alasan yang telah
disebutkan diatas. Faktor utamanya adalah kekurangan modal pendidikan, sehingga
memicu alasan – alasan lainnya sehingga mengharuskan PKR itu dilaksanakan.
2. Prinsip-prinsip pembelajaran kelas rangkap beserta contohnya :
1) Keserempakan kegiatan pembelajaran, pada prinsip ini guru menghadapi dua
kelas atau lebih di waktu yang sama. Contoh: Guru Sekolah Dasar mengajar dua
kelas secara waktu bersamaan.
2) Kadar Tinggi waktu keaktifan akademik (WKA), pada sistem ini murid harus
secara aktif menghayati pembelajaran baik secara kurikulum maupun materi
pembelajaran. Contoh: pembentukan kelompok dalam belajar.
3) Kontak Psikologis Guru dan Murid yang Berkelanjutan
Guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar setiap dan semua murid
merasa mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus. Agar mampu
melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai teknik. Menghadapi dua kelas
atau lebih pada saat yang sama, kemudian mampu meyakinkan murid bahwa
guru selalu berada bersama mereka, bukanlah pekerjaan yang mudah. Guru
harus mampu melakukan tindakan instruksional dan tindakan pengelolaan yang
tepat.
4) Terjadi pemanfaatan sumber secara efisiensi, dalam sistem ini dapat menghemat
berupa peralatan, sarana, tenaga guru pendidik dan waktu. Contoh: penggunaan
satu ruangan kelas untuk dihuni dua kelas yang berbeda.
3. Keterampilan pembelajaran merupakan dimensi didaktik-metodik dari tugas guru
yang harus dikuasai oleh semua guru. Dalam PKR seperti juga bagi semua guru
dipersyaratkan menguasai keterampilan dasar mengajar yang oleh Turney (1977)
diidentifikasi menjadi beberapa jenis keterampilan yakni bertanya, memberi
penguatan, menjelaskan, mengadakan variasi, membuka dan menutup pelajaran,
membimbing diskusi dalam kelompok kecil, dan membimbing belajar individual.
Semua keterampilan dasar sangat diperlukan oleh setiap guru.
Guru memerlukan kemahiran dalam mengawali dan mengakhiri pelajaran dalam hal
ini harus disadari bahwa mengajar memiliki sisi keilmuan dan sisi kiat atau seni. Kiat
atau seni mengajar ini berkenaan dengan bagaimana guru secara personal
menciptakan interaksi belajar mengajar yang berhasil menarik dan menyenangkan.
1) Mengawali pelajaran.
Perlu disadari bahwa dalam membuka pelajaran ada 4 hal pokok yang harus
dilakukan oleh seorang guru.
a. Menarik perhatian murid
b. Menimbulkan motivasi belajar
c. Memberi acuan belajar
d. Membuat kaitan materi
2) Mengakhiri pelajaran atau menutup pelajaran sama pentingnya dengan
membuka pelajaran. Menutup pelajaran dilakukan secara bersama-sama di
mana murid semua kelas yang dirangkap hadir dalam satu ruangan. Dalam
rangka menutup pelajaran ada tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan:
a. Meninjau kembali, untuk mengecek apakah penataan pengalaman belajar
memenuhi tuntutan pedagogis sebagaimana diisyaratkan dalam tujuan, pada
akhir pelajaran perlu diadakan peninjauan kembali. Kegiatan tersebut dapat
dilakukan dengan cara merangkum atau membuat ringkasan.
b. Mengadakan evaluasi. Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran
adalah tercapai tidaknya penguasaan murid mengenai materi pelajaran
sesuai dengan tujuan yang digariskan.
c. Memberikan tindak lanjut. Tindak lanjut berfungsi sebagai jembatan materi
lama dengan materi baru. Tindak lanjut dapat dilakukan dengan cara
memberikan pekerjaan rumah, merancang sesuatu, atau
mengkomunikasikan sesuatu. Dari sudut proses belajar individu, tindak lanjut
dapat pula berfungsi sebagai penerapan yang telah dipahami.
4. Untuk dapat menciptakan dan memelihara suasana kelas yang memungkinkan
optimalnya kualitas pembelajaran dan keterlibatan murid, perlu pengelolaan kelas
yang baik. Untuk itu guru harus menguasai keterampilan mengelola kelas antara lain.
a. Menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal
Situasi kelas yang optimal ditandai oleh tingginya waktu yang digunakan untuk
mendorong murid melakukan tugas-tugas, dan waktu yang digunakan oleh
murid untuk melibatkan diri dalam interaksi kelas. Untuk dapat menciptakan
situasi tersebut guru sebaiknya terampil dalam :
1) Menanggapi dengan penuh kepekaan terhadap hal-hal yang
mengganggu jalannya interaksi belajar mengajar. Misalnya, bila guru
sedang menjelaskan suatu kemudian melihat ada dua orang siswa yang
sedang berbisik atau mengganggu murid lain, guru harus segera
menanganinya, jangan sekali-kali memikirkan hal tersebut.
2) Memeratakan perhatian terhadap semua kelompok secara visual maupun
verbal. Berikan tatapan wajah kepada seluruh kepada seluruh kelas dan
berbicaralah dengan baik. Jangan sekali-kali hanya memandang ke salah
satu sudut dan berbicara hanya kepada murid atau kelompok tertentu
saja.
3) Memberikan penugasan kepada kelompok dengan jelas sehingga
murid-murid memahami tugas dan peranan serta tanggung jawabnya
dalam kegiatan belajar- mengajar.
4) Memberi teguran dengan arif dan bijaksana bila melihat terjadinya
perilaku menyimpang dari murid. Teguran yang kasar bukan saja tak
efektif, tetapi dapat melukai perasaan murid.
5) Memberikan penguatan verbal, gestural, kegiatan, kedekatan, sesuai
dengan keperluan dan situasi secara wajar. Berikan pujian terhadap
perilaku yang baik untuk mendorong munculnya perilaku baik itu lebih
sering.
b. Mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi perilaku murid yang
menyimpang
Situasi kelas sering terganggu oleh perbuatan satu atau dua orang siswa
memerlukan perhatian. Bila ada siswa yang berperilaku menyimpang janganlah
dibiarkan tetapi harus dikendalikan. Ingatlah hakikat belajar adalah berubah. Jadi
bila guru melihat adanya perilaku menyimpang dari situasi belajar harus segera
diserahkan kembali kepada situasi belajar saat itu. Hakikat belajar adalah
perubahan, maka bila Anda melihat adanya perilaku menyimpang harus segera
Anda ubah menjadi perilaku yang baik. Mengubah perilaku menyimpang dapat
dilakukan dengan cara:
● Mengajarkan dan memberi contoh perilaku yang diinginkan.
● Menguatkan perilaku yang baik dengan pujian yang wajar.
● Memberi hukuman dengan cara yang benar dan wajar terhadap perilaku
menyimpang.
5. Model PKR 221
Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas 5 dan
kelas 6, dengan dua mata pelajaran IPS dan IPA, dalam satu ruangan.
Langkah-langkah pembelajaran pada model ini, dapat diperhatikan matrik berikut ini.

Dalam penerapan model PKR ini, ikutilah petunjuk sebagai berikut.


a. Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikan
pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau
satu papan tulis dibagi dua. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari
kelas 5 dan kelas 6. Ikuti langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan
ditempuh selama pertemuan.
b. Pada kegiatan inti 1,2,3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang
sesuai dengan tujuan untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung
adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai dengan keperluan. Gunakan
keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, berdirilah di depan kelas
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan review atas materi dan kegiatan
yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan.
Kemudian berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk
pertemuan berikutnya atau mungkin untuk hari berikutnya.
Model PKR 222
Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya
kelas 5 dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 5 dan IPA di
kelas 6. Topik yang diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran
berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu.
Langkah-langkah pembelajaran dapat diperhatikan matrik berikut ini.

Untuk penerapan model ini, perlu diikuti petunjuk sebagai berikut.


a. Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas
V dan kelas VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan
pengantar dan pengarahan umum seperti dilakukan pada model PKR 221. Bila
tidak mungkin bisa menyatukan murid dalam satu ruangan, gunakan
halaman/teras, dan bila tidak mungkin lagi murid tetap di ruang masing-masing
tetapi guru berada di pintu yang menghubungkan antara dua kelas.
b. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan aneka metode
yang sesuai untuk masing-masing kelas. Yang perlu diperhatikan adalah jangan
sampai pada saat guru sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain
tidak ada kegiatan sehingga murid ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke
ruang secara seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu
ruang. Ada saat dimana guru harus berdiri di pintu penghubung.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu
penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw umum
mengenai materi dan kegiatan belajar yang baru berlaku. Berikan komentar dan
penguatan sesuai dengan keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa
tugas untuk masing-masing kelas, kemudian persiapan untuk jam pelajaran.
d. Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid
sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan ke arah
pintu penghubung.
6. Penataan Ruang untuk Pembelajaran Kelas Rangkap :
1) Penataan Fisik Kelas
● Daerah pajangan
Anda harus menentukan, di mana sebaiknya memajangkan hasil karya murid.
Manfaatkanlah sebaik-baiknya ruang kelas yang ada. Anda dapat
menggunakan kayu tipis yang lunak untuk menempelkan karya murid. Yang
penting, apapun bahan yang Anda pakai, hendaklah yang murah dan mudah
diperoleh di tempat Anda.
● Kemudahan bergerak
Anda dan murid Anda harus leluasa bergerak; dari kelompok ke kelompok,
dari murid ke murid, dari dan ke tempat sumber belajar, tanpa menimbulkan
gangguan yang berarti. Oleh karena itu, perlu ada lorong- lorong untuk
bergerak dengan mudah.
● Sinar
Aturlah bangku agar murid tidak langsung menantang sinar matahari. Sinar
hendaknya datang dari samping murid-murid. Sangat baik jika sinar itu datang
dari sebelah kiri murid. Ini berkaitan dengan pengaturan bayangan agar pada
saat murid belajar, menulis atau membaca tidak gelap.
● Panas dan ventilasi
Jagalah jangan sampai murid duduk di tempat yang langsung kena sinar
matahari. Ruang kelas hendaklah berventilasi yang memadai. Sudut ruang
kelas biasanya adalah tempat yang paling lembab karena kurang ventilasi.
Oleh karena itu, ada baiknya jika Anda memberikan perhatian ekstra pada
tempat yang lembab seperti itu. Misalnya, dengan menugaskan murid agar
setiap hari membersihkannya. Hindarkanlah untuk menempatkan sesuatu di
daerah yang lembab ini.
● Papan tulis
(1) Dua papan tulis yang diletakkan di depan biasanya sangat berguna untuk
PKR.
(2) Papan tulis yang mudah dipindah-pindah untuk kepentingan kerja
kelompok juga akan sangat bermanfaat.
(3) Jagalah jangan sampai ketinggian papan tulis tidak terjangkau oleh murid.
(4) Jangan letakkan papan tulis di samping atau terlalu dekat dengan jendela
yang besar. Murid-murid akan mengalami kesulitan untuk membacanya
karena silau.
(5) Bangku dan kursi
Sedapat mungkin hindarkan menggunakan bangku/kursi yang menjadi satu.
Ini akan menyulitkan untuk membentuk tempat duduk dalam posisi melingkar
yang diperlukan untuk diskusi atau kerja kelompok. Anda juga harus
memperhitungkan dan menyesuaikan ukuran bangku/kursi dengan ukuran
besarnya murid. Adakalanya Anda perlu menukar bangku/kursi dengan kursi
lainnya sehingga murid Anda selalu mendapatkan ukuran yang sesuai.
● Meja guru
Meja guru hendaklah ditempatkan pada posisi yang tidak menghambat
pandangan Anda ke seluruh kelas. Tentu saja guru yang efektif pasti tidak
akan duduk sepanjang waktu di kursinya. Ia pasti harus banyak bergerak
untuk membantu dan memantau kegiatan muridnya.
● Sudut aktivitas
Anda mungkin memerlukan "sudut aktivitas" di kelas Anda. Putuskanlah
secara berhati-hati, di mana sebaiknya ditempatkan sehingga murid-murid
dapat bekerja di sudut ini tanpa mengganggu yang lainnya. Mungkin Anda
memerlukan penyekat yang terbuat dari bahan lokal sederhana seperti
bambu, daun nipah/sagu atau kayu.
2) Pengaturan Denah Ruang Kelas
Setiap hari lebih dari 30 orang murid yang datang ke ruang kelas ini untuk
belajar. Penataan ruangan kelas harus memberikan inspirasi bagi murid bahwa
di tempat inilah mereka akan menimba ilmu. Oleh karena itu, penampilan
ruangan kelas harus menunjukkan kepada murid bahwa Anda ingin
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif. Seluruh kebutuhan
pembelajaran dapat diperoleh di ruangan kelas. Dalam menghadapi murid
yang bervariasi baik umur, kemampuan, kematangan maupun minat, perlu
diciptakan lingkungan yang bervariasi pula. Oleh karena itu, pengaturan ruang
kelas perlu dilakukan secara periodik, untuk menunjukkan dan mencerminkan
kebutuhan belajar yang sewaktu-waktu berubah.
3) Mengatur Pajangan
Pajangan mempunyai peranan yang penting untuk menjadikan ruang kelas
menarik dan membuat murid betah di kelas. Pajangan tersebut dapat
berbentuk grafik, gambar, dan hasil karya murid yang mengandung pesan
kependidikan, yang termasuk karya murid, misalnya lukisan, kerajinan tangan,
dan karangan.

Denah Ruangan Model 221

7. Kelompok belajar dibentuk dengan maksud untuk membuat murid-murid aktif belajar
secara mandiri agar mencapai hasil belajar yang diharapkan. Kelompok belajar
dibentuk sesuai dengan kebutuhannya :
1) Kelompok belajar berdasarkan persamaan kemampuan. Dalam kelompok
belajar ini murid-murid dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya.
Contoh : Kelompok A terdiri dari murid-murid yang berkemampuan cepat,
kelompok B terdiri dari murid-murid yang berkemampuan sedang, dan kelompok
C terdiri dari murid-murid yang lambat. Keuntungan dari kelompok belajar seperti
ini adalah sebagai berikut :
a. memungkinkan murid-murid bekerja sama dengan tingkat kemampuan yang
sama. Yaitu cepat, sedang dan lambat.
b. memudahkan guru untuk memberikan materi dan tugas-tugas sesuai
dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan murid tersebut. Setiap murid
dalam kelompok tersebut diberikan materi dan tugas-tugas yang sama,
tetapi untuk setiap kelompoknya dapat diberikan tugas yang berbeda sesuai
dengan tingkat kemampuannya. Keuntungan dari pengelompokan belajar
seperti ini . Pembelajaran Kelas Rangkap adalah bagi murid dari kelompok
cepat, mereka tidak terhambat oleh murid yang lambat. Sedangkan bagi
murid dari kelompok lambat tidak akan merasa terseret oleh murid yang
lebih cepat. Pembentukan kelompok belajar seperti ini cocok dilakukan di
tiap kelas yang dirangkap, misalnya di kelas 5 dibentuk kelompok seperti ini,
begitu pula di kelas 6.
Contoh: Di SDN I Abepura, Bu Nurul mengajar merangkap kelas III dan
kelas IV. Untuk mengkondisikan agar murid-murid dapat belajar mandiri,
maka dibentuklah kelompok belajar.Di kelas III murid dikelompokkan
menjadi tiga kelompok yaitu A: terdiri dari anak yang pintar, B: terdiri dari
anak yang berkemampuan sedang, dan C: terdiri dari anak yang
berkemampuan kurang. Begitu pula halnya yang dilakukan di kelas IV, Bu
Nurul juga mengelompokkan murid dengan cara yang sama.
2) Kelompok berdasarkan kemampuan yang berbeda. Dalam kelompok belajar
seperti ini, murid-murid terdiri dari anak yang kemampuannya berbeda satu
sama lain. Kelompok seperti ini cocok untuk kegiatan bersama misalnya
pengamatan, kunjungan wisata, olahraga, kesenian dan sebagainya, dimana
guru dan tutor bekerja bersama-sama dengan murid-murid untuk memberikan
pengarahan dan membantu bila diperlukan. Keuntungan dari kelompok seperti
ini adalah, bagi murid yang kemampuannya kurang dapat melaksanakan tugas
bersama. Di samping itu murid yang pandai dapat membimbing murid yang
kurang dan mereka ini akan lebih berkembang. Kelompok seperti ini cocok
dilakukan dalam satu kelas atau gabungan dari kelas misalnya terdiri dari kelas
VI saja atau dari kelas VI dan kelas V.
Contoh Bu Ida mengajar di kelas VI, ada tugas yang harus diselesaikan murid
secara kelompok. Bu Ida membagi kelas menjadi tiga kelompok, setiap
kelompok terdiri dari murid yang kemampuannya berbeda yaitu pintar, sedang
dan kurang. Pembagian dilakukan secara seimbang. Cara lain misalnya Bu Ida
mengajar merangkap kelas V dan kelas VI, maka kelompok yang dibentuk terdiri
dari campuran murid kelas V dan kelas VI dengan pembagian berdasarkan
kemampuan yang berbeda secara merata dan seimbang. Pembelajaran Kelas
Rangkap 321
3) Pengelompokan Sosial Jenis kelompok ini didasarkan pada kecocokan antara
murid-murid. Kelompok ini mencerminkan keharmonisan dalam lingkungan
belajar. Kelompok seperti ini bermanfaat untuk meningkatkan keyakinan pada
diri murid yang lemah. Mereka tidak akan ragu atau segan untuk mengeluarkan
pendapatnya, karena teman sekelompoknya adalah teman akrabnya. Kelompok
seperti ini dibentuk berdasarkan pilihan dan kesukaan murid- murid untuk
memilih teman kelompoknya. Pengelompokan ini cocok untuk kelompok dalam
kelas, maupun kelompok dalam kelas gabungan. Misalnya dalam mata pelajaran
PKK, olahraga, dan kesenian. Contoh Pak Ari mengajar merangkap kelas III dan
kelas IV. Mata pelajaran yang diajarkan Pak Ari baik di kelas III maupun di kelas
IV sama yaitu IPS dengan pokok materi “Pemerintahan Desa”. Murid dari kedua
kelas tersebut digabung menjadi satu, kemudian dibentuk menjadi beberapa
kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari campuran murid kelas III dan
kelas IV. Kelompok ini dibentuk atas pilihan murid sendiri berdasarkan
kesenangannya. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang murid tutor.
8. Aturan Rutin Kelas (ARK) adalah "aturan-aturan dan prosedur yang dirumuskan oleh
guru serta dimengerti oleh murid, untuk mengatur kegiatan • dan perilaku sehari-hari"
(Ian Collingwood, h. 79), terutama dalam kegiatan belajar. Jadi, memiliki aturan yang
jelas dan bagaimana cara untuk melakukannya, merupakan sesuatu yang penting
bagi seorang guru PKR.
Untuk mempersiapkan ARK (Aturan Rutin Kelas) untuk murid dalam pembelajaran
kelas rangkap, Anda dapat mengikuti beberapa langkah berikut :
1) Identifikasi Kebutuhan: Pertama, identifikasi kebutuhan spesifik dari kelas rangkap
Anda. Pertimbangkan faktor seperti jumlah siswa, materi pelajaran, dan
lingkungan kelas.
2) Kembangkan Aturan dan Proses: Buat aturan-aturan dan prosedur yang harus
diikuti oleh murid. Ini dapat mencakup aturan tentang kehadiran, keterlambatan,
interaksi dengan rekan sekelas, dan penggunaan sumber daya kelas.
3) Jelaskan ARK kepada Murid: Pastikan murid memahami dan mengikuti ARK.
Komunikasikan aturan-aturan ini dengan jelas dan buat mereka terlibat dalam
pembentukan ARK jika memungkinkan.
4) Lakukan Evaluasi Teratur: Lakukan evaluasi teratur terhadap efektivitas ARK dan
ubah jika diperlukan. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip yang disusun dalam
ARK, pastikan bahwa proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan efisien.

Penting untuk selalu fleksibel dan memperhitungkan perubahan yang mungkin terjadi
dalam proses pembelajaran. ARK adalah alat untuk membantu mengatur kelas
rangkap agar efektif dan efisien, dan harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik
kelas Anda.
9) RPP PKR MODEL 221

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR)
MODEL 221

Satuan Pendidikan : SD Negeri Bangunreja 02


Mata Pelajaran : 1. Kelas 2 PKn
2. Kelas 3 Matematika
Materi Pokok : 1. Tata tertib di sekolah dan dirumah
2. Sifat-sifat operasi hitung pada bilangan
cacah
Kelas/Semester : 1. Kelas 2 / Semester 1
2. Kelas 2 / Semester 1
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1 × Pertemuan)

A. Standar Kompetensi
Kelas 2
1. Mengidentifikasi hubungan antara simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang
negara “Garuda Pancasila”
Kelas 3
1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan
B. Kompetensi Dasar
Kelas 2
1. Menjelaskan hubungan gambar pada lambang Negara dengan sila-sila
Pancasila
Kelas 3
1. Menjelaskan sifat-sifat operasi hitung pada bilangan cacah
2. Menyelesaikan masalah yang melibatkan penggunaan sifat-sifat operasi hitung
pada bilangan cacah.
C. Indikator
Kelas 2
1. Menjelaskan hubungan gambar pada lambang Negara dengan sila-sila
Pancasila
2. Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan dan senang bekerja dalam kehidupan
sehari-hari
Kelas 3
1. Menentukan hasil penjumlahan
2. Menyelesaikan masalah sehari-hari terkait penjumlahan
D. Tujuan Pembelajaran
Kelas 2
1. Dengan membaca teks, siswa mampu mengidentifikasi aturan dan tata tertib
yang berlaku di sekolah.
2. Dengan mengidentifikasi informasi tentang tata tertib yang berlaku di sekolah,
siswa mampu mengetahui tata tertib yang berlaku di sekolah.
3. Dengan mengamati hasil diskusi dan tugas tentang tata tertib yang berlaku di
sekolah, siswa dapat menyimpulkan tentang tata tertib yang berlaku di sekolah
Kelas 3
1. Setelah mengamati contoh, siswa dapat menentukan hasil penjumlahan dengan
benar.
2. Setelah mengamati contoh, siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari
terkait penjumlahan dengan benar.
E. Pokok Materi
Kelas 2
1. Tata tertib di sekolah dan dirumah
Kelas 3
1. Operasi hitung bilangan cacah

F. Langkah-Langkah pembelajaran

Kelas II Waktu Kelas III Waktu


Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan : Kegiatan Pendahuluan :


● Guru memberikan salam dan ● Guru memberikan salam dan
menyapa siswa. menyapa siswa.
● Guru mengajak siswa berdoa ● Guru mengajak siswa berdoa
● Guru mengajak siswa 10 menit ● Guru mengajak siswa 10 menit
bertepuk bertepuk
● Guru mengecek kehadiran ● Guru mengecek kehadiran
siswa siswa
● Menyanyikan lagu “maaf dan ● Menyanyikan lagu “maaf dan
tolong”. tolong”.
● kalau kau salah ucapkan ● kalau kau salah ucapkan
maaf,”maaf. kalau kau minta maaf,”maaf. kalau kau minta
sesuatu ucapkan tolong, sesuatu ucapkan tolong,
“tolong” “tolong”
● maaf dan tolong adalah kata ● maaf dan tolong adalah kata
santun santun
● Guru menyampaikan tujuan ● Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran mengenai pembelajaran dan kegiatan
Kedisiplinan yang akan dilakukan
● Guru memberikan penugasan ● Guru memotivasi siswa melalui
mengidentifikasi kegiatan apersepsi : menyebutkan
disiplin yang terjadi pada macam-macam bilangan.
gambar kepada siswa. ● Guru merespon jawaban
masing-masing siswa, dan
Kegiatan Inti : memberikan tanggapan,

I. Guru fokus di kelas 2 Kegiatan Inti :


● Guru bersama siswa
● Siswa menyimak penjelasan 50 menit membahas kaitan
guru dan mencatat hasil permasalahan materi 50 menit
pengamatan pada lembar pembelajaran secara rinci.
yang telah dibagikan. ● Guru sambil berkeliling
● Guru menugaskan kepada menjelaskan, mengamati, dan
siswa untuk mengidentifikasi memotivasi siswa.
kegiatan disiplin di sekolah. ● Sambil memberi penjelasan
● Siswa menemukan tata tertib materi ajar, siswa
yang berlaku di sekolah. diperbolehkan langsung
● Siswa menyimpulkan tata menanyakan sesuatu yang
tertib yang berlaku di sekolah kurang dipahami yang
ketika masuk sekolah. berkaitan dengan pelajaran.
● Siswa juga menyimpulkan tata ● Dengan mengacu melalui
tertib yang berlaku di sekolah pertanyaan siswa, guru dan
ketika mengikuti pelajaran. siswa membahas penegasan
● Siswa mengamati gambar dan kesimpulan tentang
yang disajikan di Buku Siswa. operasi penjumlahan bilangan
cacah
II. Beralih ke kelas 3 ● Setelah semua siswa
dianggap sudah paham, guru
● Gambar tersebut memberikan lembar tugas
menceritakan tentang siswa latihan individu.
yang sedang berolahraga di ● Siswa menukarkan lembar
lapangan. tugas nya dengan teman
● Siswa berbaris rapi dan sebangku, guru bersama
mengikuti aturan. siswa membahas
● Siswa diminta untuk penyelesaian lembar tugas
menceritakan gambar yang dan memberi penilaian.
diamati. ● Setelah selesai guru
● Siswa menuliskan tata tertib menanyakan kepada siswa
yang harus dipatuhi ketika tentang hal-hal yang dirasakan
mengikuti pelajaran olahraga. siswa, materi yang belum
● Siswa melengkapi tabel dipahami dengan baik, kesan
kegiatan pada gambar dan pesan selama mengikuti
ilustrasi. pelajaran.
● Guru membimbing siswa
untuk menuliskan kegiatan di III. Beralih ke kelas 2
rumah masing-masing.
Kegiatan Penutup :
IV. Beralih ke kelas 3 ● Siswa bersama guru
menyimpulkan pembelajaran
Kegiatan Penutup : yang telah dilaksanakan.
● Siswa bersama guru ● Guru memberikan kesempatan
menyimpulkan pembelajaran kepada siswa untuk bertanya
yang telah dilaksanakan. apabila ada materi yang belum
● Guru memberikan jelas.
kesempatan kepada siswa ● Guru memberikan evaluasi
untuk bertanya apabila ada kepada siswa untuk dikerjakan
materi yang belum jelas. di rumah.
● Guru memberikan evaluasi ● Memberikan penguatan
kepada siswa untuk dikerjakan proses dan hasil pembelajaran
di rumah. yang dilakukan siswa
● Memberikan penguatan
proses dan hasil pembelajaran V. Beralih ke kelas 2
yang dilakukan siswa

VI. Beralih ke kelas 3


G. Sumber, Media, Metode Pembelajaran dan Pendekatan
Sumber Belajar
Kelas 2
Tata tertib di sekolah dan dirumah
A) Pengertian Tata tertib adalah peraturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan
apabila dilanggar mendapatkan punishment atau sanksi (hukuman). Mematuhi
tata tertib melatih diri kita bertanggung jawab. Tata tertib di rumah harus dipatuhi
seluruh anggota rumah Tata tertib di sekolah harus dipatuhi dan dilaksanakan
oleh seluruh warga sekolah Tata tertib di masyarakat harus dipatuhi dan
dilaksanakan warga masyarakat
B) Contoh tata tertib di rumah
● Bangun pagi dan merapikan tempat tidur
● Beribadah dan membantu ibu di rumah
● Belajar dan mengerjakan PR
C) Contoh tata tertib di sekolah
● Tidak terlambat datang di sekolah
● Memakai seragam yang berlaku
● Membersihkan kelas bagi yang piket
● Mengerjakan tugas tepat waktu
● Tidak ramai ketika di dalam kelas
Kelas 3
● Operasi penjumlahan bilangan cacah

Metode Pembelajaran
● Ceramah
● Tanya jawab
● Penugasan
● Diskusi
H. Penilaian
● Prosedur Tes
a. Tes Proses: Ada pada saat pembelajaran
b. Tes Akhir : Ada (tes evaluasi)
● Jenis Tes
a. Tes Tertulis
b. Tes Perbuatan
● Alat Tes
a. Soal Evaluasi
b. Kunci jawaban
c. Pedoman penilaian

Kedungreja, 2 November 2023


Mengetahui,
Kepala SDN Bangunreja 02 Guru Kelas 2

Darmadi, S.Pd. Susi Rusdiyanti


NIP.

Anda mungkin juga menyukai