Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pendidikan merupakan gagasan atau prinsip yang dibentuk dan saling

bertautan yang menjadi satu kesatuan untuk menciptakan kemajuan pada bidang

pendidikan. Sistem pendidikan merupakan hubungan antara unsur-unsur

pendidikan yang saling bekerja sama secara terpadu serta saling melengkapi agar

tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan (Mastuhu, 1994). Kemajuan pada

sistem pendidikan pada suatu negara akan mencerminkan kualitas dari negara itu

sendiri. Karena pendidikan yang berkualitas dapat mendorong kemajuan suatu

bangsanya. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

perubahan serta perbaikan pada sistem pendidikannya. Pendidikan di Indonesia saat

ini menggunakan sistem pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional

mempunyai tujuan yaitu untuk membina karakter anak bangsa, memberikan

kemampuan akademis, dan mengembangkan potensi peserta didik sejak dini. Salah

satu upaya dalam memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia adalah dengan

meningkatkan kualitas kurikulumnya.

Kurikulum merupakan suatu rancangan program pendidikan yang disusun

sedemikian rupa dengan menyesuaikan kebutuhan dan tingkatan satuan

pendidikannya. Lama waktu pengimplementasian suatu kurikulum disesuaikan

berdasarkan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan.

Maksudnya disini kurikulum sebagai pengarah atau pedoman untuk mencapai

tujuan dari kegiatan pembelajaran secara menyeluruh. Di negara Indonesia sendiri

1
sudah beberapa kali mengalami perubahan kurikulum, mulai dari kurikulum tahun

1947, kurikulum tahun 1952, kurikulum tahun 1964, kurikulum tahun 1968,

kurikulum tahun 1975, kurikulum tahun 1984, kurikulum tahun 1994, kurikulum

tahun 2004, kurikulum tahun 2006 (KTSP) dan kurikulum tahun 2013 (K13).

Perubahan kurikulum tersebut diharapkan dapat mewujudkan generasi yang lebih

kreatif, inovatif, dan dapat bertanggungjawab (Muzamiroh, 2013).

Perbaikan kurikulum dari waktu ke waktu bertujuan menciptakan sistem

pendidikan nasional yang mampu bersaing dan dapat menyesuaikan dengan

tuntutan perkembangan zaman. Kurikulum berbasis kompetensi dan berbasis

karakter sangat perlu diterapkan mengingat perkembangan zaman dan

perkembangan teknologi yang semakin lama semakin meningkat. Sehingga perlu

memberikan bekal bagi peserta didik dengan berbagai kompetensi dan pendidikan

karakter sehingga dapat mengikuti arus globalisasi. Untuk itu, maka dibentuklah

kuriklum 2013 untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013

merupakan kurikulum yang lebih fokus pada beberapa aspek, seperti mengamati,

menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, serta menyimpulkan apa yang

diimplementasikan pada semua mata pelajaran (Permendikbud, 2013).

Untuk mengembangkan pendekatan ilmiah pada kurikulum 2013, maka

dibuatlah kebijakan penggunaan buku ajar tematik sebagai bahan ajar peserta didik

pada tingkatan sekolah dasar (SD) untuk merealisasikan pendekatan ilmiah

tersebut. Buku tematik sebagai media penting dalam pembelajaran pada kurikulum

2013 tidak hnaya mampu mencerdaskan, melainkan mampu mencerahkan,

mengembangkan nalar dan spiritual agar peserta didik menjadi lebih kreatif dan

inovatif. Buku tematik juga membuat segala kompetensi agar tujuan pembelajaran

2
dalam kurikulum 2013 dapat tercapai. Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran,

peran guru sangat penting dalam pengembangan buku ajar tematik. Dalam

penerapan kurikulum 2013, guru dituntut agar terbiasa melakukan semua aturan-

aturan yang telah ditetapkan dalam buku tematik. Dalam pembelajaran, guru tidak

hanya menyampaikan materi pembelajaran saja, melainkan guru juga harus mampu

mengembangkan potensi peserta didik sehingga menjadi lebih kreatif, bersemangat

dan berani mengemukakan pendapat. Menurut Sunaryo (2014) dalam setiap

kegiatan pembelajaran, guru dituntut memiliki berbagai keterampilan dalam

mengajar, strategi belajar dan kemampuan melakukan evaluasi dengan baik.

Tentu saja kompetensi yang ingin dicapai pada kurikulum 2013 juga sudah

terdapat pada kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 (KTSP). Namun untuk

mencapai kompentensi tersebut, pada kurikulum 2013 menggunakan cara yang

berbeda, contohnya seperti materi pembelajaran pada buku ajar tematik. Pada buku

ajar tematik, mata pelajaran satu dengan yang lain dijadikan saling berkaitan dalam

satu pembelajaran. Hal tersebut yang dapat memacu nalar peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran dan juga memacu kreativitas mengajar guru kelas. Tentu

saja, konsep pembelajaran tersebut sangat berbeda dengan kegiatan konsep

pembelajaran pada kurikulum KTSP. Yang mana pada kurikulum KTSP, guru

mengajar sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Kemudian, bahan ajar

yang digunakan pada kurikulum KTSP adalah Lembar Kerja Peserta didik (LKS).

Lembar Kerja Peserta didik (LKS) merupakan bahan ajar yang berisi materi

pembelajaran per mata pelajaran atau terpisah dari mata pelajaran lain, yang mana

hal tersebut sangat berdeda dengan buku ajar tematik.

3
Dalam penerapannya, masih perlu dilakukannya penyesuaiannya baik dari

sekolah seperti melengkapi sarana dan prasarana yang menunjangkan pembelajaran

dan dari guru seperti menyesuaikan metode pembelajaran yang digunakan.

Berdasarkan hasil pengamatan sebelumnya, diketahui bahwa tidak semua sekolah

dasar mempunyai sarana dan prasarana yang menunjang dalam penerapan buku

tematik ini. Bagi sekolah yang mempunyai fasilitas yang baik, tentu penerapan

buku tematik menjadi efektif. Tetapi bagi sekolah yang belum mempunyai fasilitas

yang baik tentunya menjadi kendala dalam penerapan buku tematik. Kemudian,

guru juga harus menyesuaikan konsep materi pembelajaran dengan

menggabungkan atau membuat keterkaitan antara beberapa mata pelajaran juga

menjadi kendala bagi guru mata pelajaran atau bukan guru khusus tematik. Hal

tersebut mengakibatkan ilmu yang diberikan pada peserta didik berkurang dan juga

peserta didik sulit untuk memahami konsep materi pelajran pada buku tematik ini

yang kemudian akan berpengaruh pada hasil belajara peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan di SD Swasta YKPP

terkait efektifitas buku ajar tematik pada kurikulum 2013. Diketahui bahwasannya

beberapa guru masih merasakan kendala dari sistematika buku ajar tematik dan

masih belum dapat menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik, khususnya

pada peserta didik kelas rendah. Akibatnya peserta didik menjadi pasif dan masih

membutuhkan arahan dan penjelasan yang lebih dari guru. Karena pada kurikulum

2013 ini seharusnya peserta didik dituntut untuk lebih aktif dibandingkan dengan

guru.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik

untuk meneliti lebih mendalam mengenai keefektifan dari buku ajar tematik di salah

4
satu sekolah dasar (SD). Penelitian yang akan dilakukan berjudul “Analisis

Efektivitas Buku Ajar Tematik Kurikulum 2013 di SD Swasta YKPP Kota Jambi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan buku ajar tematik di SD Swasta YKPP Kota Jambi?

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam penerapan penggunaan buku ajar

tematik di SD Swasta YKPP Kota Jambi?

3. Bagaimana efektivitas buku ajar tematik sebagai bahan ajar kurikulum 2013 di

SD Swasta YKPP Kota Jambi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui penerapan buku ajar tematik di SD Swasta YKPP Kota Jambi.

2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam penerapan penggunaan buku ajar

tematik di SD Swasta YKPP Kota Jambi.

3. Mengetahui efektivitas buku ajar tematik sebagai bahan ajar kurikulum 2013

di SD Swasta YKPP Kota Jambi.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara mendalam

mengenai efektivitas buku ajar tematik dan sebagai sumber informasi bagi

peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya.

5
2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dalam menambah wawasan tentang

keefektian buku ajar tematik.

b. Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah dalam meningkatkan pengetahuan

guru mengenai keefektifan buku ajar tematik.

Anda mungkin juga menyukai