Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM KURIKULUM 2013 DI MI/SD


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Tematik Integratif
Dosen Pengampu:
Desty Putri Hanifah., M.Pd

Oleh:
Kelompok 4
1. Salsabilla faldaira dyaahulhaq NIM. 2021030024
2. Neli Agustina NIM. 2021030031

KELAS 4B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan nasional yakni dengan
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Tujuan pendidikan nasional
tersebut dapat tercapai apabila penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan dengan baik dan
berkualitas. Kualitas pendidikan akan berdampak pada kualitas peserta didik sebagai produk
dalam penyelenggaran pendidikan. Segala hal terkait dalam penyelenggaran pendidikan
nasional dikemas dalam suatu kurikulum. “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu” (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I
Pasal 1 Ayat 19).

“Buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata
pelajaran tertentu” (Akbar 2013:33). Sebagai sumber rujukan, buku ajar memuat informasi
penting terkait materi pada setiap tingkat pendidikan untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar. Oleh karena itu, keberadaan buku ajar atau buku teks pelajaran sangat
penting dalam penyelenggaraan pembelajaran. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 Bab I Pasal 2 Ayat 1 tentang Buku Teks
Pelajaran yang menyatakan “Buku teks pelajaran digunakan sebagai acuan wajib oleh guru
dan peserta didik dalam proses pembelajaran”. Kehadiran Buku Siswa membantu peserta
didik memahami pelajaran karena Buku Siswa dijadikan pedoman belajar pelaksanaan
pembelajaran.

Implementasi Kurikulum 2013 yang berlaku dalam pendidikan Indonesia saat ini
dilengkapi dengan sumber belajar dari Pemerintah. Sumber belajar tersebut berupa buku
panduan guru (Buku Guru) dan buku pedoman belajar peserta didik (Buku Siswa). Buku
Guru adalah buku panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas yang berisi
langkah-langkah pembelajaran yang didesain menggunakan pendekatan saintifik sesuai
dengan kurikulum 2013. Buku Siswa adalah buku panduan sekaligus buku aktivitas
pembelajaran yang diperuntukkan siswa dalam menguasai kompetensi tertentu.

Sebagai pedoman pelaksanaan Kurikulum 2013, tentu subtansi Buku Guru dan Buku
Siswa harus sesuai dengan Kurikulum 2013. Kesesuaian subtansi Buku Guru dan Buku Siswa
dengan kurikulum memungkinkan tercapainya tujuan 6 pendidikan nasional secara utuh.
Sebaliknya, bila ditemukan ketidaksesuaian dalam buku tersebut, maka tujuan pendidikan
nasional tidak dapat tercapai secara utuh. Ketidaksesuaian buku pedoman merupakan bentuk
kekurangan Kurikulum 2013. Kekurangan tersebut dapat diketahui melalui kegiatan analisis.
Namun, guru belum sepenuhnya melakukan kegiatan tersebut. Kurniasih dan Sani (2014b:10)
menyatakan guru belum sepenuhnya mengerjakan tugas menganalisis Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Buku Siswa, dan Buku Guru
dan banyak guru yang hanya menjadi plagiat dalam kasus ini.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana unsur-unsur dalam buku guru dan buku siswa kurikulum 2013?
b. Bagaimana pemetaan kompetensi dasar dan jaringan tema?
c. Bagaimana integrasi mata pelajaran sesuai jaring tema?
d. Bagaimana pendekatan saitifik?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetehui unsur-unsur dalam buku guru dan buku siswa kurikulum 2013
b. Untuk mengetahui pemetaan kompetensi dasar dan jaringan tema
c. Untuk mengetahui integrasi mata pelajaran sesuai jaring tema
d. Untuk mengetahui pendekatan saitifik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 unsur-unsur dalam buku guru dan buku siswa kurikulum 2013
2.1.1 unsur-unsur dalam buku guru
Buku guru disusun sebagai pemandu penggunaan buku teks siswa di lapangan.
Sebagaimana diketahui bahwa buku teks siswa yang berbasis aktivitas disusun
sebagai salah satu penunjang penerapan Kurikulum 2013 yang disempurnakan, yang
sangat mengedepankan pencapaian kompetensi siswa sesuai dengan standar kelulusan
yang ditetapkan. Karena hanya sebagai salah satu penunjang penerapan Kurikulum
2013 yang disempurnakan, guru tidak diharapkan menggunakan buku ini sebagai
satu-satunya buku panduan yang menjadi acuan dalam proses belajar mengajar di
kelas. Isi dari Buku Guru hanyalah contoh aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan di kelas. Guru memiliki keleluasaan untuk membangun kegiatan
pembelajaran sendiri yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Guru juga
tetap harus membuka dan mempelajari Peraturan Pemerintah khususnya berkaitan
dengan konsep penilaian dan pelaporan yang tidak dapat diurai secara detil dalam
buku ini.
Guna memperkaya wawasan dan keterampilan peserta didik, dibutuhkan
kehadiran buku-buku penunjang. Jika perlu, bisa saja guru memanfaatkan buku-buku
KTSP yang sudah dimiliki sekolah, mengingat buku-buku tersebut didesain sebagai
buku teks yang sarat materi. Guru maupun peserta didik juga dapat memanfaatkan
bahan-bahan belajar lain yang relevan, termasuk ensiklopedia, berbagai buku yang1
membahas topik terkait pembelajaran, majalah, surat kabar, dan sebagainya. adanya
buku guru dibuat dengan berlandaskan pada Kompetensi Dasar yang telah disusun
oleh Kemendikbud.
Berbeda dengan Buku Guru sebelumnya, atas arahan dari Kemendikbud, kali
ini Buku Guru tidak lagi dilengkapi dengan KI 1 dan KI 2, kecuali untuk PPKN.

1
yusfina dkk, buku tematik terpadu kurikulum 2013.
Namun demikian, dalam kesehariannya guru tetap melakukan proses pengamatan
perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik.
2.1.2 Tentang buku guru pembelajaran tematik terpadu kelas 1
Buku Guru disusun untuk memudahkan para guru dalam melaksanakan
pembelajaran tematik terpadu. Buku ini mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Jaringan tema yang memberi gambaran kepada guru tentang suatu tema yang
melingkupi empat subtema dengan kompetensi dasar (KD) dan indikator dari
berbagai mata pelajaran.
2. Ruang lingkup pembelajaran yang memberikan gambaran tentang kegiatan
dan kemampuan yang dikembangkan dalam satu subtema.
3. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada setiap kegiatan pembelajaran.
4. Media dan alat pembelajaran yang akan digunakan pada setiap kegiatan
pembelajaran.
5. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tematik terpadu yang terdiri dari
Kegiatan Pembuka, Kegiatan Inti, dan Kegiatan Penutup yang disusun untuk
menggambarkan kegiatan pembelajaran yang menyatu dan mengalir.
6. Pengalaman belajar yang bermakna untuk membangun sikap dan perilaku
positif, penguasaan konsep, keterampilan berpikir saintifik, berpikir tingkat
tinggi, kemampuan menyelesaikan masalah, inkuiri, kreativitas, dan pribadi
reflektif.
7. Berbagai teknik penilaian siswa.
8. Informasi yang menjadi acuan kegiatan remedial dan pengayaan.
9. Petunjuk penggunaan Buku Siswa.
Kegiatan pembelajaran di buku guru dirancang untuk mengembangkan
kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) siswa melalui aktivitas yang
bervariasi. Aktivitas tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Membuka pelajaran dengan cara yang menarik perhatian siswa, seperti
membacakan cerita, bertanya jawab, bernyanyi, melakukan permainan,
demonstrasi, dan pemecahan masalah.
2. Menginformasikan tujuan pembelajaran sehingga siswa dapat mengorganisasi
informasi yang disampaikan (apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan
dikerjakan).
3. Menggali pengetahuan siswa yang diperoleh sebelumnya agar siswa bisa
mengaitkan pengetahuan terdahulu dengan yang akan dipelajari.
4. Memberi tugas yang bertahap guna membantu siswa memahami konsep.
5. Memberi tugas yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
6. Memberi kesempatan untuk melatih keterampilan atau konsep yang telah
dipelajari.
7. Memberi umpan balik yang akan menguatkan pemahaman siswa.
2.1.3 petunjuk penggunaan buku guru
Buku Guru memiliki dua fungsi, yaitu sebagai petunjuk penggunaan Buku
Siswa dan sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas. Mengingat pentingnya buku
ini, disarankan memperhatikan petunjuk sebagai berikut.
1. Bacalah halaman demi halaman dengan teliti.
2. Pahamilah setiap kompetensi dasar dan indikator yang dikaitkan tema.
3. Upayakan untuk mencakup kompetensi pada sikap spiritual dan sikap sosial
dalam semua kegiatan pembelajaran.
4. Dukunglah ketercapaian kompetensi pada sikap spiritual dan sosial dengan
kegiatan pembiasaan, keteladanan, dan budaya sekolah.
5. Cocokkanlah setiap langkah kegiatan yang berhubungan dengan Buku Siswa
sesuai dengan halaman yang dimaksud.
6. Mulailah setiap kegiatan pembelajaran dengan memberikan pengantar sesuai
tema pembelajaran.
7. Kembangkan ide-ide kreatif dalam memilih metode pembelajaran.
8. Pilihlah beragam metode pembelajaran yang akan dikembangkan (misalnya
bermain peran, mengamati, bertanya, bercerita, bernyanyi, menggambar, dan
sebagainya.
9. Kembangkanlah keterampilan berikut.
a. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAIKEM).
b. Keterampilan bertanya yang berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
c. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
d. Keterampilan mengelola kelas dan pajangan kelas.
10. Gunakanlah media atau sumber belajar alternatif yang tersedia di lingkungan
sekolah.
11. Pada setiap semester terdapat 4 tema. Tiap tema terdiri atas 4 subtema. Setiap
subtema diurai ke dalam 6 pembelajaran. Satu pembelajaran dialokasikan
untuk 1 hari.
12. Perkiraan alokasi waktu dapat merujuk pada struktur kurikulum.
13. Hasil unjuk kerja siswa yang berupa karya dan bukti penilaian dapat berfungsi
sebagai portofolio siswa.
14. Buatlah catatan refleksi setelah satu subtema selesai, sebagai bahan untuk
melakukan perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya.
15. Libatkan semua siswa tanpa kecuali dan yakini bahwa setiap siswa cerdas
dengan keunikan masing-masing.
16. Demi pencapaian tujuan pembelajaran, diperlukan komitmen guru untuk
mendidik sepenuh hati (antusias, kreatif, penuh cinta, dan kesabaran).
2.1.4 kegiatan Bersama orang tua
Secara khusus, di setiap akhir pembelajaran pada Buku Siswa, terdapat kolom
untuk orang tua dengan subjudul “Kegiatan Bersama Orang Tua”. Kolom ini berisi
informasi tentang aktivitas belajar yang dapat dilakukan siswa bersama orang tua di
rumah. Orang tua diharapkan berdiskusi dan terlibat dalam aktivitas belajar siswa.
Guru perlu membangun komunikasi dengan orang tua sehubungan dengan kegiatan
pembelajaran yang akan melibatkan orang tua dan siswa di rumah.
2.2.1 unsur-unsur dalam buku siswa
Buku teks yang berbasis aktivitas ini disusun sebagai salah satu penunjang
penerapan Kurikulum 2013 yang disempurnakan yang sangat mengedepankan pada
pencapaian kompetensi siswa sesuai standar kelulusan yang ditetapkan. Karena hanya
sebagai salah satu penunjang, peserta didik maupun guru tidak diharapkan
menggunakan buku ini sebagai satu-satunya buku teks yang menjadi acuan dalam
proses belajar mengajar di kelas. Buku ini lebih sebagai buku aktivitas siswa yang
masih membutuhkan buku-buku penunjang guna memperkaya wawasan dan
keterampilan peserta didik. Jika perlu, bisa saja guru memanfaatkan buku-buku KTSP
yang sudah dimiliki sekolah sebagai penunjang, mengingat buku-buku tersebut
memang didesain sebagai buku teks yang sarat materi. Guru maupun peserta didik
juga dapat memanfaatkan bahan-bahan belajar lainnya yg relevan, termasuk
ensiklopedia, berbagai buku yang membahas topik terkait pembelajaran, majalah,
surat kabar, dan sebagainya.
Buku ini dibuat dengan berlandaskan pada Kompetensi Dasar yang telah
disusun oleh Kemendikbud. Demikian pula, buku ini telah melalui proses review,
evaluasi, penyuntingan, dan mendapatkan catatan serta saran-saran perbaikan yang
dilakukan oleh penelaah maupun tim editor di bawah pengawasan Kemendikbud.
Berbeda dengan Buku Siswa sebelumnya, berdasarkan kesepakatan para
penulis dan pihak Puskurbuk, Buku Siswa kali ini tidak dilengkapi dengan lembar
latihan. Hal ini dilakukan agar guru lebih memaksimalkan kegiatan dan latihan-
latihan sepanjang kandungan buku siswa selama proses pembelajaran berlangsung,
dan bukannya meloncat langsung pada latihan-latihan penyelesaian soal. Jika
diperlukan, guru juga dapat berkreasi sendiri membuat soal-soal latihan dan bahan-
bahan penilaian yang diperlukan dan disesuaikan dengan kondisi peserta didik.
2.2.2 Tentang buku siswa
1. Buku Siswa merupakan buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan
memudahkan para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
2. Buku Siswa didesain penuh gambar dan warna untuk menstimulasi imajinasi dan
minat siswa.
3. Buku Siswa dilengkapi dengan penjelasan lebih terperinci tentang isi dan
penggunaan sebagaimana dituangkan dalam Buku Guru.
4. Kegiatan pembelajaran yang ada di Buku Siswa lebih merupakan contoh kegiatan
yang dapat dipilih guru dalam melaksanakan pembelajaran.
5. Buku Kelas 1 terdiri dari empat tema. Setiap tema terdiri dari empat subtema.
Setiap subtema diuraikan ke dalam enam pembelajaran. Satu pembelajaran
dialokasikan 2
untuk satu hari. Penjelasan lebih rinci tentang aktivitas
pembelajaran dituangkan pada Buku Guru.
6. Struktur penulisan buku semaksimal mungkin diusahakan memfasilitasi
pengalaman belajar yang bermakna yang diterjemahkan melalui subjudul
berdasarkan pendekatan saintifik sebagai berikut:
a. Mengamati: Ayo mengamati, Ayo membaca
b. Mencoba: Ayo mencoba, Ayo berlatih, Ayo berkreasi, Ayo bernyanyi, Ayo
menari, Ayo bermain peran
c. Menalar: Ayo berdiskusi
d. Mengomunikasikan: Ayo bercerita, Ayo menulis.

2
yusfina dkk., diriku/kementerian pendidikan dan kebudayaan.
7. Buku ini bersifat serba-mencakup (self contained) agar dapat digunakan oleh
siswa secara mandiri di rumah.
8. Buku Siswa berbasis kegiatan (activity based) sehingga memungkinkan bagi
siswa dan guru untuk melengkapi dan memperkaya materi dari berbagai sumber.
9. Di setiap akhir pembelajaran, terdapat kolom untuk orang tua dengan subjudul
"Kegiatan Bersama Orang Tua". Kolom ini berisi aktivitas belajar yang dapat
dilakukan siswa bersama orang tua di rumah. Orang tua diharapkan terlibat aktif
dalam proses belajar siswa sesuai pengalaman yang dimilikinya.
10. Pada setiap akhir subtema terdapat lembar refleksi diri dengan ikon "Sekarang
Aku Bisa". Lembar ini merupakan penilaian pada diri sendiri yang bertujuan
membantu siswa dan guru mengetahui apa yang telah dicapai dan apa yang harus
ditingkatkan.
2.2 Kesesuaian unsur-unsur buku guru dan buku siswa
Pada tema satu di buku guru dan siswa kelas 1 SD/MI terdapat judul tema Diriku,
judul menggunakan istilah yang mudah dipaahami dengan tema yang dekat dengan siswa.
Buku Siswa didesain penuh gambar dan warna dibandingkan dengan Buku Guru. Buku guru
disusun sebagai pemandu penggunaan buku teks siswa disekolah, Adapun buku siswa
disusun sebagai salah satu penunjang penerapan Kurikulum 2013 yang disempurnakan.
Ruang lingkup tema “Diriku” sudah sesuai dengan usia dan perkembangan siswa. Buku guru
dan Buku siswa “ Diriku” terdiri dari empat subtema. Adapun jaring tema sudah ditetapkan
oleh kemendikbud guru hanya perlu menerapkan di masing-masing pembelajaran dan jaring
tema sudah lengkap terdapat di masing-masing pembelajaran. Setiap subtema dijabarkan
kedalam enam pembelajaran, Setiap pembelajaran terdapat beberapa mata pelajaran yang
diintegrasikan, sehingga setiap pembelajaran memuat beberapa materi pembelajaran, Satu
pembelajaran dialokasikan untuk satu hari. Komposisi subtema dalam Buku Guru dan Buku
Siswa tema “Diriku” terdiri dari empat subtema, yaitu (1) Aku dan Teman Baru, (2)
Tubuhku, (3) Aku Merawat Tubuhku, (4) Aku Istimewa. 3

2.2.1 Subtema 1 (Aku dan Teman Baru)


Subtema satu dijabarkan dalam enam pembelajaran dan setiap pembelajaran memuat
beberapa materi pembelajaran. Berikut uraian mengenai materi pembelajaran yang terdapat
dalam setiap pembelajaran: (1) pembelajaran 1: Teman baru dan mengenal warna suara; (2)
pembelajaran 2: Bergerak bersama teman dan bermain Bersama teman; (3) pembelajaran 3:

3
rosita sari, “ANALISIS KESESUAIAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA KELAS IV SD/MI TEMA SELALU BERHEMAT
ENERGI DENGAN KURIKULUM 2013.”
Mengenal huruf bersama teman dan mengenal bilangan ,mengenal bilang dan membilang
bersama teman; (4) pembelajaran 4: Bermain permainan sederhana bersama teman dan
mengenal warna suara; (5) pembelajaran 5: Mengenal huruf penyusun nama bersama teman
dan mengenal lambing bilangan bersama teman; (6) pembelajaran 6: bermain tentang huruf
bersama teman dan mengenal lingkungan sambal membaca angka.
2.2.2 subtema 2 (Tubuhku)
Subtema dua dijabarkan dalam enam pembelajaran dan setiap pembelajaran memuat
beberapa materi pembelajaran. Berikut uraian mengenai materi yang terdapat dalam setiap
pembelajaran: (1) pembelajaran 1: tubuhku, mengenal bagian-bagian tubuh dengan bernyanyi
dan membaca nama-nama anggota tubuh; (2) pembelajaran 2: permainan guru berkata,
pegang..!, mengenal pancaindra dan gunanya, membaca guna pancaindra dan bercerita
kepada teman; 3 pembelajaran (3): membilang 1-10 dengan jari dan mengetahui kapan waktu
yang sesuai untuk tidur malam dan bangun pagi; 4 pembelajaran (4): bercerita Bersama
teman cara menjaga bagian tubuh dan menari Bersama teman; 5 pembelajaran (5): mengenal
huruf penyusun nama anggota tubuh, membaca bilangan 1-10 dan bermain sambal mengenal
lambang bilangan; 6 pembelajaran (6): berolahraga, membaca lambang bilangan dan
membaca nyaring.
2.2.3 subtema 3 ( Aku Merawat Tubuh)
Subtema tiga dijabarkan dalam enam pembelajaran dan setiap pembelajaran memuat
beberapa materi pembelajaran. Berikut uraian mengenai materi yang terdapat dalam setiap
pembelajaran: (1) pembelajaran 1: membuat cat sebagai bahan untuk membuat finger
painting, mempraktikkan cara mencuci tangan dan mempraktikkan kegiatan persiapan
menulis permulaan meliputi cara duduk, cara memegang pensil, dan cara meletakkan buku; 2
pembelajaran (2): berbaris-baris agar dapat mempraktikkan sikap berdiri secara lentur dan
seimbang dan mempraktikkan mengatur jarak mata dengan media menulis dan mengatur
pencahayaan saat menulis; 3 pembelajaran (3): membandingkan banyak benda untuk
merawat tubuh, menemukan informasi cara menyikat gigi dan kebiasaan merawat tubuh; 4
pembelajaran (4): mendengarkan cerita mengenai cara menjaga kebersihan tubuh dan
pakaian, berkarya dengan finger painting bertema merawat tubuh dan menunjukkan
informasi cara mengeringkan tangan setelah mencuci tangan; 5 pembelajaran (5): mengenal
huruf vocal dan konsonan melalui permainan acak huruf dan membandingkan dan
mengurutkan dua bilangan; 6 pembelajaran (6): Menyusun peraturan, merawat tubuh,
bermain peran dengan menggunakan kosakata cara memelihara Kesehatan dan
membandingkan dan mengurutkan bilangan.
2.2.4 subtema 4 (Aku Istimewa)
Subtema empat dijabarkan dalam enam pembelajaran dan setiap pembelajaran memuat
beberapa materi pembelajaran. Berikut uraian mengenai materi yang terdapat dalam setiap
pembelajaran: (1) pembelajaran 1: menggunakan huruf vocal dalam kata, menceritakan ciri
khas anggota keluarga dan membuat hiasan pensil dari boneka kulit jagung; 2 pembelajran
(2): bermain memindahkan huruf konsonan melalui balok keseimbangan; 3 pembelajaran (3):
Menyusun huruf menjadi kata, mengenal penjumlahan 1-10 dan menceritakan pengalaman
keberagaman kegiatan dalam keluarga; 4 pembelajaran (4): bermain menelusuri jejak,
melafalkan kata dan membuat gantungan kunci boneka kulit jagung; 5 pembelajaran (5):
mengenal teks lagu tentang persahabatan dan menghitung banyak objek yang digabung dari
dua kelompok; 6 pembelajaran (6): membaca puisi, menyelesaikan soal cerita penjumlahan
dan menceritakan pengalaman membantu anggota keluarga di rumah.
2.3 Pemetaan kompetensi dasar dan jaringan tema
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi
tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan Kompetensi dasar, pengembangan
jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pemetaan Kompetensi Dasar, Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
secara menyeluruh dan utuh dari semua standar kompetensi dan kompetensi dasar dari
berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan
adalah:
2.3.1 Menentukan tema.
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama,
mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing
mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua, menetapkan
terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, dilanjutkan dengan mengidentifikasi
kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang cocok dengan tema yang ada. Dalam
menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
1. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:
2. Dari yang termudah menuju yang sulit
3. Dari yang sederhana menuju yang kompleks
4. Dari yang konkret menuju ke yang abstrak
5. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada
diri siswa
6. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk
minat, kebutuhan, dan kemampuannya. Ruang lingkup tema yang ditetapkan
sebaiknya tidak terlalu luas atau terlalu sempit. Tema yang terlalu luas bisa
dijabarkan lagi menjadi anak tema atau subtema yang sifatnya lebih spesifik dan
lebih kongkret. Anak tema atau subtema tersebut selanjutnya dapat dikembangkan
lagi menjadi suatu materi/isi pembelajaran.
2.3.2 Kompetensi dasar ke dalam indikator
Setelah tema ditentukan, kegiatan selanjutnya adalah mengembangkan indikator atau
pencapaiannya dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata
pelajaran. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Indikator dikembangkan sesuai karakteristik peserta didik
b. Indikator dikembangkan sesuai karakteristik mata pelajaran
c. Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan dapat diamati
Pemetaan keterhubungan tema dengan Standar Kompetensi, KD dan indikator dilakukan
dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi tema-tema yang digunakan sebagai pengikat keterpaduan berbagai
mata pelajaran.
2. Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Karena pembelajaran
tematik adalah keterpaduan berbagai mata pelajaran yang diikat dengan tema, dalam
pemetaan tema harus dimulai dengan pemetaan mata pelajaran yang diajarkan di kelas
1-3.
3. Mengidentifikasi Standar Kompetensi dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di
kelas 1-3.
4. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.
5. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam indikator.
6. Menganalisis keterhubungan tema-tema dengan Stadar Kompetensi, Kompetensi
Dasar, dan indikator dari semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Analisis
keterhubungan tema-tema dengan SK, KD, dan Indikator.
2.3.3 Menetapkan Jaringan Tema
Jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema
pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar
dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan
alokasi waktu setiap tema.
2.4 Integrasi mata pelajaran sesuai jaring tema
Matematika Bahasa Indonesia
3.1 menjelaskan makna 3.3 menguraikan lambang bunyi
bilangan cacah sampai vocal dan konsonan dalam kata
dengan 99 sebagai banyak Bahasa Indonesia atau Bahasa
anggota suatu kumpulan daerah.
objek.
3.9 merinci kosa kata dan
3.2 menjelaskan bilangan ungkapan perkenalan diri,
sampai dua angka dan nilai keluarga, dan orang-orang
tempat penyusun lambang ditempat tinggalnya secara lisan
bilangan menggunakan dan tulis yang dapat dibantu
kumpulan benda konkret dengan kosa kata daerah.
serta cara membacanya.
4.3 melafalkan bunyi vokal dan
4.1 menyajikan bilangan konsonnan dalam kata Bahasa
cacah sampai dengan 99 Indonesia atau Bahasa daerah.
yang bersesuaian dengan
banyak anggota kumpulan 4.9 menggunakan kosa kata dan
objek yang disajikan ungkapan yang tepat untuk
perkenalan diri, keluarga, dan
4.2 menuliskan lambang orang-orang ditempat
bilangan sampai dua angka tinggalnya secara sederhana
yang menyatakan banyak dalam bentuk lisan dan tulis.
anggota suatu kumpulan
objek dengan ide nilai
tempat
PPKn
Subtema 1
SBdP 1.2 menunjukkan sikap patuh
Aku dan aturan agama yang dianut dalam
3.2 mengenal elemen music
teman kehidupan sehari-hari di rumah
melalui lagu
baru
2.2 melakasanakan aturan yang
4.2 menirukan elemen
berlaku dalam kehidupan
music melalui lagu
sehari-hari di rumah.

PJOK 3.2 mengidentifikasi aturan


yang berlaku dalam kehidupan
3.1 memahami gerak dasar sehari-hari dirumah.
lokomotor sesuai dengan
konsep tubuh, ruang, usaha, 4.2 menceritakan kegiatan
dan keterhubungan dalam sesuai dengan aturan yang
berbagai bentuk permaian berlaku dalam kehidupan
sederhana dan tradisional sehari-hari dirumah

4.1 mempraktikkan gerak


dasar lokomotor sesuai
dengan konsep tubuh,
ruang, usaha, dan
keterhubungan dalam
berbagai bentuk permainan
5.1 Pendekatan saintifik
4
Secara Istilah pengertian dari pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data dengan berbagai teknik, meng-analisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atauprinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peseta didik dalam mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa
berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh
karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipata diarahkan untuk mendorong
peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan
hanya diberi tahu.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses
seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan
menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan.
Akan tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah
dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.
Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer
pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara
aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar. Banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui
pendekatan saintifik/ilmiah, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam
mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk
melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian.

Tujuan dari pendekatan saintifik adalah untuk memberikan pemahaman siswa tahu dan
memahami bagaimana menangani bahan yang berbeda pendekatan ilmiah untuk
membantu siswa memahami dari mana informasi berasal dimanapun, kapanpun dan tidak
hanya bergantung pada informasi sepihak dari guru. Aplikasi Pendekatan ilmiah untuk

4
“implementasi pembelajaran tematik di SD.”
pembelajaran mencakup keterampilan proses seperti misalnya mengamati, menanya,
mencoba sesuatu, merefleksi dan mengomunikasikan. Dalam Menerapkan pendekatan
saintifik membutuhkan guru yang paham pendekatan yang sangat ilmiah untuk desain dan
melaksanakan proses 5pembelajaran yang menyandingkan aspek-aspek keilmuan sesuai
Peraturan Pelaksanaan Kurikulum 2013. Guru sebagai pelaksana kurikulum merupakan
ujung tombak pelaksanaan kurikulum ideal menurut peraturan resmi, tidak masalah
seberapa baik kurikulum dirancang, guru tidak memahami kurikulum dengan baik, maka
kurikulum yang ideal hanyalah dokumen terencana yang tidak membawa perubahan untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Hal ini sesuai dengan posisi Mulyasa bahwa
kurangnya pemahaman guru tentang kurikulum berakibat fatal bagi keefektifan kualifikasi
dan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa. karena pada dasarnya kurikulum adalah
suatu petunjuk atau acuan bagi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran, agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal. Oleh karenitu harus guru dapat
melaksanakan pembelajaran berdasarkan pembelajaran saintifik, dengan kemampuan
merencanakan pembelajaran dengan baik, maka pembelajaran membutuhkan kemampuan
merencanakan pembelajaran terbimbing dan tujuan pembelajaran tercapai. Perencanaan
belajar juga merupakan proyeksi dari apa yang dibutuhkan dalam urutan untuk mencapai
tujuan yang sah dan menguntungkan. Jadi bagaimana gambaran operasinya? pembelajaran
yang diterapkan di kelas tergantung pada apa yang ada sesuai jadwal yang ditentukan oleh
guru. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa rencana tersebut Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah perencanaan pembelajaran suatu mata pelajaran.

Dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta,
membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus
proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam
memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan
nilai-nilai yang diperlukan.

2.5.1 Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut:


1.      Pembelajaran berpusat pada siswa.
2.      Pembelajaran membentuk students self concept.
3.      Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

5
sudrajad, “pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran.”
4.      Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.
5.      Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berfikir siswa.
6.      Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar
guru.
7.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam
komunikasi.
8.      Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

2.5.2 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang


dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Proses
pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran semua
mata pelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya,
percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau
informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan,
dan mencipta.
Untuk mata pelajaran, materi atau situasi tertentu sangat mungkin pendekatan
ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti
ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-
sifat non-ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran
disajikan sebagai berikut:67
1. Mengamati
Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningful learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu,
seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mangamati sangat bermanfaat
bagi pemenuh rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi.

6
sudrajat, “pendekatan saintifik ilmiah dalam proses pembelajaran.”
7
“IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK BAGI ANAK USIA DINI TLK/RA DAN ANAK USIA KELAS AWAL
SD/MI.”
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bevariasi
kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan:
melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
Adapun prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama
observasi pembelajaran yaitu cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada
objek yang diobservasi untuk kepentingan pembelajaran.
2. Menanya

Guru harus mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan


mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Dalam
kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik
untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, atau dibaca. Guru
perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan:
pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai pada yang
abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih
abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang
bersifat hipotesis. Tujuannnya agar siswa memiliki kemampuan berpikir
tingkat tinggi secara kritis, logis, dan sistematis (critical thinking skills). Dari
situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih
memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di
mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mendiri. Dari
kegitan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya,
dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya,
rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi
dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang
ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang
tunggal sampai sumber yang beragam.8

3. Mencoba

8
lubis,M. A, “Pembelajaran tematik SD/MI.”
Aplikasi metode mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai
ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas
pembelajaran yang nyata untuk ini adalah:
a. menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut
tuntutan kurikulum;
b. mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus
disediakan;
c. mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen
sebelumnya;
d.  melakukan dan mengamati percobaan;
e.  mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;
f. menarik kesimpulan atas hasil percobaan; dan
g. membuat laporan dan mengomunikasikan hasil percobaan.

Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba


dilakukan melalui tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.

4. Menalar
Menalar adalah salah satu istilah dalam kerangka proses pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik
tekannya tentu dalam benyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif
daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas
fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada
kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar
asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran
merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi
penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak,
pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-
pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi
dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal
sebagai asosiasi atau menalar.9
9
m, “pendekatan santifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21.”
a. mengolah

Pada tahapan mengoalah ini, peserta didik sedapat mungkin


dikondisikan belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif
kewenangan dan fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar.
Sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran
kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah pribadi, maka ia menyentuh
tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau
berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu,
peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan
menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara
semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkinkan peserta
didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-
sama. Peserta didik secara bersama-sama, saling bekerja sama, saling
membantu mengerjakan hasil tugas terkait dengan materi yang sedang
dipelajari.

b. menyimpulkan

Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan


mengolah, bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok,
atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil
kegiatan mengolah informasi.

c. Menyajikan

Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif


dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai
salah satu bahan untuk portofolio kelompok dan atau individu, yang
sebelumnya dikonsultasikan terlebih dulu kepada guru. Pada tahapan ini
kendati tugas dikerjakan secara berkelompok, tetapi sebaiknya hasil
pencatatan dilakukan oleh masing-masing individu sehingga portofolio
yang dimasukkan ke dalam file atau map peserta didik terisi dari hasil
pekerjaannya sendiri secara individu.

d. Mengomunikasikan
Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengomunikasikan
hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam
kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat
bersama. Kegiatan mengomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh
guru agar peserta didik mengetahui secara benar apakah jawaban yang
telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki.10

BAB III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Peran dan tugas buku siswa meliputi: (1) pemandu siswa saat melakukan kegiatan
pembelajaran, struktur penulisan buku sengaja dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna (2) penghubung antar guru, sekolah dan orang tua, terdapat bagian
yang harus diisi orang tua untuk mengajar anak-anak belajaar dirumah (3) lembar kerja
siswa dan buku siswa lengkap (4) catatan catatan cerita pembelajaran siswa, semua hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh siswa dimasukkan ke dalam buku siswa, sehingga guru
dan orang tua dapat melihat jejak pembelajaran dan pengembangan keterampilan selama
proses pembelajaran.
Selain buku siswa pemerintah juga menyediakan buku guru atau panduan guru yang
berisi Langkah-langkah pembelajaran terencana dengan menggunakan pendekatan
saintifik pada kurikulum 2013 isi buku guru meliputi sebagai berikut: (1) jaringan topik
yang memberi gambaran umum, bagi guru mata pelajaran mencangkup beberapa KD (2)
pembelajaran tematik terpadu (3) sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas, yang
disajikan dalam tujuan pembelajaran, media pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, teknik dan instrumen penilaian, dan jenis lembar kerja (4) berbagai Teknik
pembelajaran untuk siswa (5) kegiatan interaksi antara guru dan orang tua (6) petunjuk
penggunaan untuk siswa.
Simpulan hasil analisis yang diperoleh dari unsur-unsur buku guru dan buku siswa
kelas 1 SD/MI tema “Diriku” kurikulum 2013 yaitu: (1) KI dan KD pada buku guru dan
buku siswa sudah sesuai dengan kurikulum 2013 (2) Pada tema satu di buku guru dan
siswa kelas 1 SD/MI terdapat judul tema Diriku (3) judul menggunakan istilah yang
mudah dipaahami dengan tema yang dekat dengan siswa (4) Buku Siswa didesain penuh
10
DKK, “pembelajaran terpadu di SD.”
gambar dan warna dibandingkan dengan Buku Guru (5)Buku guru disusun sebagai
pemandu penggunaan buku teks siswa disekolah(6) Adapun buku siswa disusun sebagai
salah satu penunjang penerapan Kurikulum 2013 yang disempurnakan.
Pemetaan dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh dari
semua standar kompetensi dan kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran yang
ditema dalam tema yang dipilih. Dalam tema dapat dilakukan dengan mempelajari
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata
pelajaran, selanjutnya menentukan tema yang sesuai. Jaringan tema yaitu
menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan
jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator
dari setiap mata pelajaran.
Secara Istilah pengertian dari pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, meng-analisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atauprinsip yang “ditemukan”.

DAFTAR PUSTAKA

A, nashran & lubis,M. “Pembelajaran tematik SD/MI.” Penerbit kencana, 2020.

dkk. “implementasi pembelajaran tematik di SD.” PENERBIR ROSDAKARYA, 2016.

dkk., hendriana yusfina. diriku/kementerian pendidikan dan kebudayaan. 4 ed. pusat


kurikulum dan perbukuan, balitbang, kemdikbud, 2016.

dkk, hendrifiana yusfina. buku tematik terpadu kurikulum 2013. 4 ed. pusat kurikulum dan
perbukuan, balitbang, kemdikbud, 2016.

DKK, hernawa, A. “pembelajaran terpadu di SD.” UNIVERSITAS TERBUKA, 2016.

m, hosnan. “pendekatan santifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21,” 2014.

sari, febrica rosita. “ANALISIS KESESUAIAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA
KELAS IV SD/MI TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI DENGAN KURIKULUM
2013,” 2017, 75.
sudrajad, ahmad. “pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran,” 2016.

sudrajat, ahmad. “pendekatan saintifik ilmiah dalam proses pembelajaran,” 2016.

TRIANTO. “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK BAGI ANAK USIA DINI


TLK/RA DAN ANAK USIA KELAS AWAL SD/MI.” Penerbit kencana, 2011.

Anda mungkin juga menyukai