Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN IPA SD
(Mengidentifikasi buku guru dan siswa kurikulum KTSP, Menganalisis buku kelas
1-3 kurikulum KTSP, Menganalisis buku guru kelas 4-6 kurikulum KTSP,
Menganalisis kekurangan kurikulum KTSP )

OLEH :

DARWAN ALEVANDER TAMBUNAN


(202186206007)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERUKE
2023
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah nya
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Mengidentifikasi buku
guru dan siswa kurikulum KTSP, Menganalisis buku kelas 1-3 kurikulum KTSP,
Menganalisis buku guru kelas 4-6 kurikulum KTSP, Menganalisis kekurangan kurikulum
KTSP”.
Makalah ini telah di susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan yang terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini sesuai ketentuan yang ada.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini untuk dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..i

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN

1. Memahami buku guru dan siswa…………….………………………………………...3


2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran BahasaIndonesia.6
 
3. Pembelajaran Tematik………………………………………………………………….7
4. Kekurangan Kurikulum KTSP……………………………………………………………9
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan sekaligus
menjdi pedoman dalam melaksanakan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang
pendidikan. Kurikulum silih berganti selalu berubah- ubah karena disesuikan dengan 9
perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah perubahan
kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Menurut Iswindarti, (9: 2014) perbedaan
yang menonjol anatara kurikulum 2013 dan KTSP terletak pada aspek kompetensi
pengetahuan. KTSP mendahulukan domaian kompetensi pengetahuan atas kompetensi
sikap, dan kompetensi Keterampilan, sedangkan pada kurikulum 2013 lebih
mengutamakan aspek sikap, dari pada keterampilan dan pengetahuan. Namuan dalam
penerapan kurikulum 2013 ini masih memiliki banyak hambatan dari berbagai faktor.
Diantaranya faktor pendidik, guru belum memiliki keterampilan menerapkan kurikulum
2013 dalam pembelajaran yang aktif, inovatif, dan kreatif, itu sistem penilaian yang rumit
membuat guru semakin tertekan, karena dalam sistem penilaian kurikulum 2013
melakukan penilaian secara menyeluruh yang memuat aspek kogntif , aspek afektif, dan
aspek psikomotorik. Kendala lainnya belum tersedianya bahan ajar yang memadai seperti
buku pegangan guru dan buku siswa. Kurikulum Kualitas pendidikan tersebut memiliki
beberapa komponen, di antaranya adalah pendidik, peserta didik, dan bahan ajar. Dalam
implementsi kurikulum 2013 guru mendapatkan buku buku teks sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.71 pasal 1 tahun 2013 tentang Buku Teks.
Dalam kurikulum 2013 ada dua buku yang digunakan sebagai buku teks acuan dalam
pembelajaran, yakini buku teks pelajaran dan buku panduan guru. Buku teks pelajaran
adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai kompetensi dasar dan kompetensi
inti. Sedangkan, buku panduan guru adalah pedoman yang memuat strategi pembelajaran,
metode pembelajaran, teknik pembelajaran dan penilaian untuk setiap mata pelajaran atau
tema pembelajaran. Dalam penyusunan sebuah buku teks pelajaran harus ada beberapa
aturan yang harus dipenuhi oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dimana
buku ajar sangat mempengaruhi proses dalam pencapaian hasil pembelajaran. Ada

iv
beberapa aspek- aspek dalam pengukuran kedalaman buku teks diantaranya kesesuian
muatan materi dengan kurikulum, keruntunan materi, kedalaman, dan keluasan materi.
Selain kualitas isi buku, perlujuga diperhatikan aspek desainpesan pembelajarannya.
Desainpesan pembelajaran berkaitandengan perencanaan dalammemanipulasi bentuk
fisik pesan.Desain pesan pembelajaranmencakup desain iv pesan teks dan desain pesan
gambar ( Agung, 2016: 3). Apabila buku teks yang digunakan siswa kesesuian materi
dengan kurikulum rendah maka kompetensi yang diharapkan sulit dicapai. Apabila
mengandung kesalahan dalam konsep dan bahasa yang digunakan maka akan
mempengaruhi pola pikir dan pemahaman siswa dalam menerima pengetahuan.Hal ini
terjadi jika guru cendrung menganggap keseluruhan buku itu benar dan menerima apa
yang adanya tanpa menganalisis isi materi dalam buku teks tersebut.

v
BAB II

PEMBAHASAN

1. Memahami buku guru dan siswa


A. Fungsi Buku Siswa
Buku Siswa adalah buku yang diperuntukkan bagi siswa yang dipergunakan
sebagai panduan aktivitas pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam
menguasai kompetensi tertentu. Buku Siswa bukan sekedar bahan bacaan, tetapi
juga digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam proses
pembelajaran (activities based learning) isinya dirancang dan dilengkapi dengan
contoh-contoh lembar kegiatan dengan tujuan agar dapat terselenggaranya
pembelajaran kontekstual, artinya siswa dapat mempelajari sesuatu yang relevan
dengan kehidupan yang dialaminya. Buku Siswa disusun untuk memfasilitasi
siswa mendapat pengalaman belajar yang bermakna. Isi sajian buku diarahkan
agar siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran melalui kegiatan
mengamati, menanya, menalar, mencoba, berdiskusi serta meningkatkan
kemampuan berkomunikasi baik antar teman maupun dengan gurunya. Melalui
kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan motivasi, rasa
keiingintahuan, inisiatif, dan kreativitas peserta didik. Walaupun telah disusun
sedemikian rupa, guru masih dapat mengembangkan atau memperkaya materi dan
kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Di
bawah ini dijelaskan peran dan fungsi Buku Siswa yang dapat dirinci sebagai
berikut. 1. Panduan bagi Siswa dalam Melaksanakan Kegiatan-Kegiatan
Pembelajaran Setiap subtema pada masing-masing buku memiliki beberapa
pembelajaran sesuai dengan tema yang dibahas terdiri dari berbagai kegiatan yang
harus dilakukan oleh siswa, misalnya; mengamati sesuatu, di dalam buku tertulis
“Ayo Amati” artinya guru mengajak siswa untuk melakukan pengamatan
terhadap sesuatu, bias berupa gambar atau tayangan film, atau lingkungan sekitar.
Kegiatan menceritakan di dalam buku tertulis “Ayo Ceritakan” artinya guru
mengajak siswa untuk menceritakan sesuatu mungkin menceritakan hasil
pengamatan terhadap sesuatu atau menceritakan pengalaman yang mereka alami.

vi
Kegiatan melakukan, dalam buku tertulis “Ayo Lakukan” artinya guru mengajak
siswa untuk melakukan suatu kegiatan misalnya pada Tema 1 Diriku Subtema 1
Aku dan Teman Baru, siswa harus melakukan kegiatan berkenalan dengan teman
di kelasnya. Selain itu, siswa juga diharuskan memperkenalkan dirinya di depan
kelas. 2. Penghubung antar Guru, Sekolah dan Orang Tua Pada setiap
pembelajaran ada bagian yang harus dikerjakan oleh orang tua dalam rangka
membimbing anak untuk melakukan aktivitas pembelajaran di rumah. Bagian ini
bisa dilihat pada Buku Siswa dengan ikon tulisan “Kerja sama dengan orang tua”.
Misalnya pada Buku Siswa kelas I dengan Tema Kegemaran halaman 6 tertulis
Kegiatan bersama orang tua. Orang tua membimbing siswa untuk menulis nama
cabang olah raga di rumah. Dalam hal kerjasama dengan orang tua, guru
hendaknya memberi motivasi kepada orang tua untuk memberikan waktu kepada
siswa untuk belajar dan mendampingi siswa dalam belajarnya. Hal ini, akan
memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar sepanjang waktu. Selain
itu, orang tua wajib mengetahui perkembangan kemajuan belajar anaknya. Orang
tua dapat juga berperan sebagai nara sumber pembelajaran di sekolah. 3. Lembar
Kerja Siswa Buku Siswa dapat berfungsi sebagai lembar kerja siswa misalnya
pada Buku Siswa kelas I tema 1 Diriku pada halaman 6 terdapat kegiatan “Ayo
Berlatih”. Pada halaman tersebut siswa diminta untuk mengamati gambar dan
mencocokkan gambar dan lambang bilangan dengan cara menarik garis dari
gambar ke lambing bilangan yang cocok. Siswa tidak harus menyalin gambar dan
lambang bilangan tersebut pada buku tulis, melainkan dapat dikerjakan pada
halaman tersebut sebagai lembar kerja siswa. 4. Hasil Kerja Siswa dapat
Dimanfaatkan dalam Penilaian Di dalam Buku Siswa terdapat halaman-halaman
berisi format yang dapat digunakan sebagai lembar kerja untuk dihimpun sebagai
bahan portofolio yang dapat dijadikan sumber penilaian hasil pembelajaran. 5.
Media Komunikasi antara Guru dan Siswa Melalui proses pembelajaran dengan
menggunakan Buku Siswa, guru dapat mengenal siswa lebih baik melalui
pengamatan terhadap hasil kerja siswa yang telah dirancang sedemikian rupa
dalam setiap pembelajaran. Guru dapat melihat perkembangan pengetahuan dan
keterampilan serta sikap siswa sesuai dengan kompetensi pembelajaran yang telah

vii
ditetapkan. 6. Sebagai Kenang-kenangan Rekam Jejak Belajar Siswa. Semua
hasil pekerjaaan yang dilakukan siswa selama mengikuti proses pembelajaran
akan tertuang dalam Buku Siswa, sehingga guru dan orang tua dapat melihat jejak
belajar dan perkembangan kompetensi selama mengikuti proses pembelajaran
pada masing-masing jenjang. Bagi siswa semua rekam jejak belajar tersebut
berguna sebagai kenang-kenangan di kemudian hari.

B. Fungsi Buku Guru


Buku Guru adalah panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Buku Guru berisi langkah-langkah pembelajaran yang didesain menggunakan
pendekatan saintifik sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Berikut ini
penjelasan tentang fungsi buku guru. 1. Sebagai petunjuk penggunaan Buku
Siswa. Ketika guru akan menggunakan Buku Siswa bagi siswa dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran, maka terlebih dahulu guru harus
mempelajari terlebih dahulu Buku Guru. Guru harus menemukan informasi
sebagai berikut.  Urutan acuan materi pelajaran yang dikembangkan dari
Standar Kompetensi, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar dari masing-masing
muatan mata pelajaran, yang kemudian disatukan dalam satu tema tertentu. 
Jaringan tema dari masing-masing tema yang berisi kompetensi dasar dan
indikator dari masing-masing muatan mata pelajaran yang harus dicapai. 
Pemilahan pembelajaran yang dikembangkan dari subtema dengan tujuan agar
guru secara bertahap dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang sesuai
dengan kompetensi dasar yang yang harus dikuasai peserta didik. 2. Sebagai
acuan kegiatan pembelajaran di kelas Buku Guru menyajikan hal-hal sebagai
berikut.  Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada setiap
pilihan pembelajaran dari masing-masing subtema. Dengan demikian guru akan
segera mengetahui hasil pembelajaran yang harus dicapai dari proses
pembelajaran yang dilakukannnya.  Menjelaskan media pembelajaran yang
dapat digunakan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, dengan demikian
sebelum menyelenggarakan proses pembelajaran guru sudah menyiapkan
mediamedia pembelajaran yang diperlukan.  Menjelaskan langkah-langkah

viii
pembelajaran yang harus dilakukan dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran.  Menjelaskan tentang teknik dan instrument penilaian yang dapat
digunakan dalam setiap pilihan pembelajaran yang mungkin memiliki
karakteristik tertentu.  Menjelaskan jenis lembar kerja yang sesuai dengan
pilahan pembelajaran yang ada dalam Buku Siswa. 3. Penjelasan tentang Metode
dan Pendekatan Pembelajaran yang digunakan dalam proses Pembelajaran. Buku
Guru memuat Informasi tentang model dan strategi pembelajaran yang digunakan
sebagai acuan penyelenggaraan proses pembelajaran Kurikulum 2013 berbasis
aktivitas. Artinya dalam mengimplementasikan kurikulum guru harus mengelola
pembelajaran yang memberikan peluang yang sebanyak- banyaknya kepada siswa
untuk melakukkan kegiatan. Diharapkan guru dapat mengembangkan model dan
Materi pembelajaran karena buku siswa hanya merupakan contoh agenda kegiatan
siswa.

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran


BahasaIndonesia.
 
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
- Konsep Dasar Kurikulum

Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting


dalam penyelenggaraan pendidikan, bahkan ada yang mengatakan bahwakurikulum merupakan
jantung sekolah. Walaupun kurikulum
sangat penting bagi sekolah, namun istilah kurikulum perta justru munculdari bidang olah raga.
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunaniyang mempunyai arti “suatu jarak yang harus di
tempuh” Webster(1856) (dalam Soeroso, 2011: 1).Menurut Soeroso (2011: 1) dikatakan bahwa
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta kebutuhan peradaban bangsa,
munculah berbagai pengertian tentang kurikulum.Pengertian yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a) Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran. 
b) Kurikulum diartikan sebagai pengalaman yang diperoleh muriddari sekolah.
c) Kurikulum diartikan sebagai rencana belajar siswa.

ix
d. kurikulum yang dibuat dengan menyesuaikan potensi yang ada padalingkungan satuan
pendidikan tersebut.Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)harus
memperhatikan dan menyeesuaikan dengan standarkompetensi dan kompetensi dasar
yang telah ditetapkan oleh BadanStandar Nasional Pendidikan (BSNP). Pengembangan
KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga dikembangkan atas dasarUndang
Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 khususnya pasal36 ayat 1 dan 2 yang mengatur
tentang kurikulum.Menurut Mulyasa (2007: 19-20) dalam Kurikulum TingkatSatuan
Pendidikan (KTSP) haruslah dipahami bahwa KTSPdikembangkan sesuai dengan kondisi
satuan pendidikan, potensi, dankarakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat
setempat dan peserta didik. Sekolah dan komite sekolah bertugas
mengembangkankurikulum dan silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum
danstandar kompetensi lulusan.Sedangkan menurut Soeroso (2011: 74) menyatakan
bahwaKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulumoperasional yang
disusun oleh masing-masing satuan pendidikan dandilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. Standar Kompetensi dan Kompetendi Dasar Mata PelajaranBahasa
Indonesia untuk kelas 1 SD
Standar kompetensi dapat didefinisikan “suatu pernyataanyang berisi tentang
pengetahuan, keterampilan , dan sikap yangharus dikuasai siswa serta tingkat penguasaan
yang diharapkan dapatdicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Jadi
standarkompetensi memiliki dua penafsiran, yaitu
a) kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam mempelajari suatumapel
b) spesifikasi skor atau peringkat kinerja yang berkaitan dengankatagori pencapaian
lulus atau keahlian.

3. Pembelajaran Tematik
Kelas 1 Sekolah Dasar merupakan masa peralihan dari tamankanak-kanan ke jenjang Sekolah
Dasar. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan pembelajarannya harus bersifat
holistik
(menyeluruh).Pembelajar juga tidak boleh memisah-misahkan antar
mata pelajaran. Pembelajaran yang cocok dan pas untuk siswa kelas 1Sekolah Dasr adalah
dengan pembelajaran tematik atau pembelajaran terpadu.Pembelajaran tematik dapat diartikan

x
suatu
kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tem
a/topik pembahasan. Sutirjo dan Sri IstutiMamik (2004) (dalam Sungkono, 2012: 1) menyatakan
bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yan
g kreatif dengan menggunakan tema. Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa
pembelajaran tematik dilakukandengan maksud sebagai upaya untuk memperbaiki
danmeningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk
mengimbangi padatnya materi kurikulum. Disamping itu pembelajaran tematikakan memberi
peluang pembelajaran terpadu yang lebih
menekankan pada partisipasi/ keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpaduandalam pembelajaran
ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu,aspek kurikulum, dan aspek belajar
mengajar.Pembelajaran model ini akan lebih menarik dan
bermakna bagi anak karena model pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran yang le
bih aktual dan kontekstual dalam kehidupansehari-hari.Sungkono (2012: 1) menyebutkan ada
beberapa prinsip dasaryang perlu diperhatikan yaitu, 1) bersifat terintegrasi denganlingkungan,
2) bentuk belajar dirancang agar siswa menemukantema, dan 3) efisiensi. Berikut penjelasan dari
prinsip pembelajarantematik:
1)Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan.Pembelajaran yang dilakukan perlu
dikemas dalam suatuformat keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu topikdikaitkan dengan
kondisi yang dihadapi siswa atau ketikasiswa menemukan masalah dan memecahkan masalah
yang nyata dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari dikaitkandengan topik yang dibahas.

2) Bentuk belajar harus dirancang agar siswa bekerja secarasungguh-sungguh untuk menemukan
tema pembelajaran yangriil sekaligus mengaplikasikannya.Dalam melakukan pembelajaran
tematik siswa didorong untukmampu menemukan tema-tema yang benar-benar sesuaidengan
kondisi siswa, bahkan dialami siswa.

3)EfisiensiPembelajaran tematik memiliki nilai efisiensi antara lain dalamsegi waktu, beban
materi, metode, penggunaan sumber belajaryang otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan

xi
kompetensisecara tepat.Sungkono (2012: 3) juga menyebutkan Ciri-ciri PembelajaranTematik
yang meliputi,

1) berpusat pada siswa,

2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa,

3) Pemisahan mata pelajarantidak begitu jelas,

4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran., 

5) Bersifat fleksibel,

6)Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dankebutuhan siswa. Agar
diperoleh gambaran yang lebih jelas tentangkarakteristik tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

1)Berpusat pada siswa.Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswasebagai


pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya pengalaman belajar. 
2)Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.Agar pembelajaran lebih bermakna maka
siswa perlu belajarsecara langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini makaguru perlu
menciptakan kondisi yang kondusif danmemfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna.
3)Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.Mengingat tema dikaji dari berbagai mata
pelajaran dan salingketerkaitan maka batas mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.
4)Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
5)Bersifat fleksibel.Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara ketatantar mata
pelajaran.
6)Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat,dan kebutuhan siswa.
4. Kekurangan Kurikulum KTSP
Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia disamping memiliki Kelebihan juga memiliki
kelemahan. Kelemahan-kelemahan KTSP antara lain:
a.Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada.
Pola penerapan KTSP terbentur pada masih minimnya kualitas guru. Sebagian guru belum bisa

xii
diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan panduan
KTSP. Selain itu juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreatifitas
guru.

b.Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari


pelaksanaan KTSP.
Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap merupakan salah satu syarat yang paling
penting bagi pelaksaan KTSP. Sementara kondisi di lapangan menunjukan masih banyak satuan
pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang lainnya.

c.Masih banyaknya guru yang belum memahami KTSP secara komprehensip baik konsepnya,
penyusunannya, maupun praktek pelaksaannya di lapangan. Masih rendahnya kuantitas guru
yang diharapkan mampu memahami dan menguasai KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan
sosialisasi masih belum terlaksana secara menyeluruh.

d.Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran berdampak pada


pendapatan guru.

xiii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan sekaligus menjdi
pedoman dalam melaksanakan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan.
Kurikulum silih berganti selalu berubah- ubah karena disesuikan dengan 9 perkembangan zaman
dan kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah perubahan kurikulum KTSP menjadi
Kurikulum 2013. Menurut Iswindarti, (9: 2014) perbedaan yang menonjol anatara kurikulum
2013 dan KTSP terletak pada aspek kompetensi pengetahuan. KTSP mendahulukan domaian
kompetensi pengetahuan atas kompetensi sikap, dan kompetensi Keterampilan, sedangkan pada
kurikulum 2013 lebih mengutamakan aspek sikap, dari pada keterampilan dan pengetahuan.
Namuan dalam penerapan kurikulum 2013 ini masih memiliki banyak hambatan dari berbagai
faktor. Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia disamping memiliki Kelebihan juga
memiliki kelemahan.Kelemahan-kelemahan KTSP antara lain:
a.Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada.
Pola penerapan KTSP terbentur pada masih minimnya kualitas guru. Sebagian guru belum bisa
diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan panduan
KTSP.

b.Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaa
KTSP.
Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap merupakan salah satu syarat yang paling
penting bagi pelaksaan KTSP. Sementara kondisi di lapangan menunjukan masih banyak satuan
pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang lainnya.

c.Masih banyaknya guru yang belum memahami KTSP secara komprehensip baik konsepnya,
penyusunannya, maupun praktek pelaksaannya di lapangan. Masih rendahnya kuantitas guru
yang diharapkan mampu memahami dan menguasai KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan
sosialisasi masih belum terlaksana secara menyeluruh.

d.Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran berdampak pada


pendapatan guru.

xiv

Anda mungkin juga menyukai