SECARA NORMARIF
DISUSUN OLEH:
(KELOMPOK 7)
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Iceng Hidayat, M.Sc.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha yang telah
melimpahkan rahmat- Nya sehingga makalah ini dapat selesai sesuai dengan yang
diharapkan. Terima kasih kepada Bapak Dr. Iceng Hidayat, M.Sc. selaku dosen
pengampu mata kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks Kimia atas bimbingan
dalam pembuatan tugas analisis kurikulum secara normative ini
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal
itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu,
kami mohon maaf atas segala kekurangannya dan sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua. Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.
Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan atau memahami mengenai pengertian
analisis normative.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan atau memahami tujuan dari analisis
normative.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan atau memahami perbedaan antara
kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013
4. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami analisis normatif dari
kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami kekurangan dan kelebihan
dari kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013.
BAB II
PEMBAHASAN
2.4 Analisis Normatif Pada Kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013
XI Koloid 70,94 Baik 20,50 Kurang 80,49 Sangat 15,12 Sangat 91,58 Sangat 55,73 Cukup
baik Kurang Baik
Keterangan:
Karekteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan
satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran,
pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta system
penilaian. Berdasrkan uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa karakteristik
KTSP sebagai berikut; pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan
pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang
demokratis dan professional, serta tim-kerja yang kompak dan transparan.
Standar
Kompetensi (SK) Materi Ajar Kimia Kelas X SMA Kurikulum KTSP
Kurikulum KTSP
Berdasarkan dengan silabus pada tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kurikulum KTSP sudah sesuai dengan silabus yang sudah ada.
Berdasarkan jurnal penelitian yang saya kutip diperoleh data sebagai berikut:
Dari hasil tersebut terlihat bahwa T2>T1>T0 sehingga dapat disimpulkan
bahwa Rencana Pelaksaan Pembelajaran KTSP dapat meningkatkan hasil belajar
kimia siswa yang berarti bahwa kurikulum KTSP sudah sesuai dengan siswa.
(II) analisis kebenaran konsep, dan (III) analisis penanaman nilai-nilai. Untuk
mengetahui kesesuaian materi dengan tuntutan kurikulum dapat diketahui dengan
menganalisis keluasan materi dan kedalaman konsep pada objek penelitian
menggunakan metode analisis konten. Sebelum melakukan analisis ini, peneliti
menentukan konsep-konsep standar dan konsep-konsep pada objek penelitian.
Konsep standar yang terdiri atas penjelasan konsep dan label konsep, ditentukan
dari indikator pembelajaran yang dikembangkan dari kompetensi dasar
pengetahuan (KD 3).
Lalu analisis Kebenaran Konsep Materi Reaksi Redoks dalam Buku Teks
Kimia untuk SMA/MAKelas X oleh Penulis A, Penerbit B. Berdasarkan hasil
analisis yang telahdilakukan terdapat satu konsep yang tidak dapat dikatakan salah
secara keilmuan tetapi harus dilakukan perbaikan terhadap penjelasan konsep
tersebut, misalnya terhadap kalimat atau bahasa yang digunakan. Berikut adalah
konsep yang tidak dapat dinyatakan salah secara keilmuan tetapi harus dilakukan
perbaikan. Terdapat penjelasan dengan menggunakan kalimat jumlah aljabar
bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu senyawa netral adalah nol (0).
Dalam hal ini objek penelitian tidak dapat dinyatakan salah karena memang benar
bahwa bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu senyawa netral adalah
nol (0).
Akan tetapi penggunaan kata jumlah aljabar ini perlu diperhatikan karena
pengertian aljabar sendiri adalah salah satu bagian dari bidang matematika,
sehingga kurang tepat jika pada konsep ini dinyatakan bahwa jumlah
aljabarbilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam senyawa netral adalah nol (0).
Jumlah aljabar dalam objek penelitian seharusnya dihilangkan agar tidak terjadi
miskonsepsi terhadap materi aturan bilangan oksidasi. Selain itu, dengan
dihilangkannya kalimat jumlah aljabar, siswa akan lebih mudah memahami
konsep aturan bilangan oksidasi tersebut.
Pada Buku Teks Kimia untuk SMA/MA kelas X oleh Penulis A, Penerbit B
dengan kurikulum 2013, materi kimia tentang reaksi redoks telah dijelaskan
dengan cukup rinci. Sehingga dapat dipahami dengan cukup mudah oleh para
siswa yang akan membaca dan mempelajari buku teks kimia tersebut. Selain itu,
pada buku teks kimia tersebut juga terdapat penanaman nilai-nilai pada materi
reaksi redoks dalam Buku Teks Kimia untuk SMA/MA kelas X oleh Penulis A,
Penerbit B. Berikut adalah temuan analisis penanaman nilai.
Bertanya atau membaca Mengapa buah apel yang dibelah Rasa ingin
sumber di luar buku teks (berwarna putih) dapat berubah tahu
tentang materi yang menjadi cokelat jika dibiarkan di udara
terbuka?
terkait dengan pelajaran.
www.scienceoffcenter.org/science/377-
apple-oxidation
www.glencoe.com/sites/common_assets/sc
ience/cmcl/cim/animations/ch19_1.swf
dan
www.calgalaryacademy.com/ICT/rr/redox
4.swf
2. Untuk kelas X, KBK dengan nilai paling tinggi adalah KBK menarik
kesimpulan berdasarkan fakta (kategori baik) dan KBK dengan nilai
paling rendah adalah KBK memberikan penjelasan dari hasil
pertimbangan (kategori kurang).
3. Untuk kelas XI, KBK dengan nilai paling tinggi adalah KBK memberi
contoh (kategori sangat baik) dan KBK dengan nilai paling rendah
adalah KBK memberikan penjelasan dari hasil pertimbangan (kategori
sangat kurang).
4. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada
pemahaman, kemampuan atau kompetensi tertentu di sekolah, yang
berkaitan dengan pekerjaan yang ada di masyarakat.
5. Standar kompetensi yang memperhatika perbedaan individu, baik
kemampuan, kecepatan belajar, maupun konteks sosial budaya sehingga
peserta didik lebih bisa mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain.
6. Berbasis kompetensi, sehingga peserta didik berada dalam proses
perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, baik
pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan
belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
7. Pengembangan kurikulum dilakuan secara desentralisasi, sehingga
pemerintah dan masyarakat bersama-sama menentukan standar pendidikan
yang dituangkan dalam kurikulum.
8. Sekolah diberi keleluasaan untuk menyusun dan mengembangkan silabus
mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasi potensi sekolah, kebutuhan
dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
9. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk
memberikan kemudahan belajar peserta didik.
10. Pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dikembangkan berdasarkan
pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.
11. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjalinnya kerjasama antara
sekolah, masyarakat, dan dunia kerja dalam membentuk kompetensi
peserta didik.
12. Evaluasi berbasis kelas, yang memekankan pada proses dan hasil belajar.
Kelebihan KTSP :
KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan
memberatkan kurang lebih 20%.
Kekurangan KTSP :
https://id.scribd.com/doc/179304833/ANALISIS-KEKURANGAN-DAN-
Tarigan, H, G. dan Tarigan, D. 2009. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung:
Angkasa.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu & Aplikasi Pendidikan. Bandung:
IMTIMA.
Walidah, Z. 2015. Perbedaan KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013. (Online).
https://www.academia.edu/16498803/perbedaan_kbk_ktsp_dan_kurikulum_2013.