Anda di halaman 1dari 12

I.

II.
III.

Nomor Percobaan
Judul Percobaan
Tujuan Percobaan

:6
: Reaksi Kualitatif Logam-Logam Transisi
:

Tujuan utama kegiatan ini yaitu mengenali uji kualitatif melalui reaksi-reaksi kimia
ion-ion logam transisi berdasarkan golongannya.
IV.

Dasar Teori

Logam transisi adalah sesuatu yang dapat membentuk satu atau lebih ion stabil
yang memiliki orbidal d yang tidak terisi (incompletely filled d orbitals). Berdasarkan
pengertian ini, skandium dan seng tidak termasuk logam transisi, sekalipun termasuk
anggota blok d. Logam transisi memiliki sifat-sifat khas logam, yakni keras, konduktor
panas dan listrik yang baik dan menguap pada suhu tinggi. Walaupun digunakan luas
dalam kehdupan sehari-hari, logam transisi yang biasanya kita jumpai terutama adalah
besi, nikel, tembaga, perak, emas, platina, dan titanium. Namun, senyawa kompleks
molekular, senyawa organologam, dan senyawa padatan seperti oksida, sulfida, dan halida
logam transisi digunakan dalam berbagai riset kimia anorganik modern.
Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d atau f yang
tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur transisi terdiri atas 56 dari 103 unsur.
Logam-logam transisi diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri dari unsur-unsur 3d dari
Sc sampai Cu, 4d dari Y ke Ag, dan 5d dari Hf sampai Au, dan blok f, yang terdiri dari
unsur lantanoid dari La sampai Lu dan aktinoid dari Ac sampai Lr. Kimia unsur blok d dan
blok f sangat berbeda.
Kromium adalah

sebuah unsur

kimia dalam tabel

periodik yang

memiliki

lambang Cr dan nomor atom 24. Kromium adalah 21 paling banyak unsur dalam kerak
bumi dengan konsentrasi rata-rata 100 ppm. Kromium trivalen (Cr(III), atau Cr3+)
diperlukan dalam jumlah kecil dalam metabolisme gula pada manusia. Kekurangan
kromium trivalen dapat menyebabkan penyakit yang disebut penyakit kekurangan
kromium(chromium deficiency). Tingkat bilangan oksidasi kromium yang sering dijumpai
adalah III dan VI. Cr(III) dalam larutan asam berupa ion Cr(H 2O)63+, sedangkan dalam
larutan yang basa berupa ion Cr{(OH) 5(H2O)}2- dan CR(OH)63- Cr(VI) dalam larutan asam
(pH lebih kecil dari 6) berupa ion HCrO4- dan Cr2OH42- yang berwarna jingga, sedangkan
dalam larutan basa berupa ion CrO42- uang berwarna kuning. Pada pH yang rendah (sangat
asam) hanya ion Cr2O72- yang ada di dalam larutan. Kromium yang telah ditemukan di

alam kemudian masuk ke lingkungan melalui limbah industri dari lumpur elektroplating
seperti limbah penyamakan dan pabrik inhibitor korosi (Krisbiyanyoro, 2008).
Senyawa komponen khrom berwarna. Kebanyakan senyawa khromat yang penting
adalah natrium dan kalium, dikromat, dan garam dan ammonium dari campuran aluminum
dengan khrom . Dikhromat bersifat sebagai zat oksidator dalam analisis kuantitatif, juga
dalam proses pemucatan kulit (Lanjar, 2006).
Mangan adalah suatu unsur kimia yang mempunyai nomor atom 25 dan memiliki
symbol Mn. Mangan ditemukan oleh Johann Gahn pada tahun 1774 di Swedia. Logam
mangan berwarna putih keabu-abuan. Mangan termasuk logam berat dan sangat rapuh
tetapi mudah teroksidasi. Logam dan ion mangan bersifat paramagnetic. Hal ini dapat
dilihat dari obital d yang terisi penuh pada konfigurasi electron. Mangan mempunyai
isotop stabil yaitu 55Mn.
Mangan logam yang sangat keras, rapuh, sedikit keabu-abuan masa jenis 7,2.
Logam murni tak bereaksi dengan air tetapi bereaksi dengan uap air, larut dalam asam.
Dengan HNO3 yang sangat encer melepaskan H2.
V.

Alat dan Bahan


V.1 Alat :
1.

Pipet tetes

2.

Gelas ukur

3.

Beker gelas

4.

Spatula

5.2 Bahan :
1.

K2Cr2O7 1 M

2.

H2SO4 2,5 M

3.

Amil alkohol-eter

4.

H2O2 10 %

5.

Gas H2S

6.

K2Cr2O7 padatan

7.

Zn serutan

VI.

8.

HCl 10 M

9.

CH3COONa

10.

KMnO4

11.

NaOH 5 M

12.

NH4Cl 5 M

13.

H2SO4 5 M

14.

AgNO3 0,2 M

15.

Na2S2O3

16.

MnSO4

Prosedur Percobaan :
VI.1 Golongan Cr
1. Kedalam campuran 1 tetes larutan 1 M K 2CrO4, 1 tetes 2,5 M H2SO4, 3 ml air
dan 3ml amil alkohol / amil eter, ditambahkan 3 tetes larutan 10% H2O2.
2. Larutan K2CrO4 ( 1 M, 1 ml) diasamkan dengan 1 ml 2,5 M H 2SO4
kemudian 1 ml larutan 10% H2O2 ditambahkan sebelum dihangatkan.
3. Larutan K2CrO4 ( 1 M, 1 ml) diasamkan dengan 1 ml 2,5 M H 2SO4, setelah
dipanaskan larutan ini kemudian dialiri gas H2S.
4. Ke dalam larutan K2CrO4 ( 1 M, 1 ml) ditambahkan 0,5 gram asam oksalat,
kemudian campuran dipanaskan.
5. ke dalam 0,2 gram K2CrO7 ditambahkan 0,5 gram serutan Zn dan 5 ml 10 M
HCl hingga larutan berwarna biru. Filtratnya ditambahkan ke dalam larutan
jenuh 5 ml CH3COONa.
VI.2 Golongan Mn
1. Ke dalam larutan KMnO4 tambahkan larutan H2SO4 setelah itu tambahkan
larutan jenuh NH4Cl dan 5 M NaOH, kemudian dibagi dua bagian ( a dan b )
dan masing masing dilakukan perlakuan sebagai berikut :
a. Tambahkan larutan H2O2
b. Aliri gas H2S dan asamkan dengan 5 M HCl
2. Ke dalam 3 tetes larutan KMnO4 tambahkan 1ml larutan 5 M H2SO4, 3 tetes
larutan 0,2 M AgNO3 dan sedikit Na2S2O3, kemudian dipanaskan.
3. Empat tetes larutan KMnO4, diasamkan dengan 1 ml larutan 2,5 M H2SO4,
kemudian diuji dengan H2O2.
4. Tiga tetes larutan KMnO4 diasamkan dengan 1 ml larutan 2,5 M H 2SO4,
kemudian diuji dengan Na2S2O3.
5. Ke dalam 4 tetes larutan 1 ml larutan air dan beberapa tetes MnSO4.
6. Satu gram KmnO4 dipanaskan dengan 2ml larutan 10 M NaOH, kemudian
dilarutkan dan diasamkan dengan H2SO4.

7. Satu kristal KmnO4 diletakkan di atas nyala Bunsen, dinginkan,kemudian


larutkan ke dalam 3 ml air.
VII.

Hasil Pengamatan

7.1 Golongan Cr
No
.
1

Perlakuan

Pengamatan

1 tetes larutan 1 M K2CrO4 (kuning) + 1 K2CrO4 (kuning) + 1 tetes 2,5 M H2SO4


tetes 2,5 M H2SO4 (bening) + 3 ml air + (bening) orange + air (bening)
3ml amil alkohol + 3 tetes larutan 10% kuning + amil alkohol (bening) kuning
+ H2O2 (bening) kuning.

H2O2.

Larutan berwarna kuning ini membentuk


dua lapisan (tidak menyatu) dan warna
larutan bagian bawah lebih tua, sedangkan
warna larutan bagian atas lebih muda
(kuning muda).
2

1 ml Larutan K2CrO4 (kuning) + 1 ml Larutan K2CrO4 (kuning) + 1 ml 2,5 M


2,5 M H2SO4 (bening) + 1 ml larutan H2SO4 (bening) orange
10% H2O2 (bening) dan dipanaskan.

+ 1 ml larutan 10% H2O2 orange


Setelah dipanaskan tetap berwarna orange
(tidak mengalami perubahan).

1 ml Larutan K2CrO4 (kuning) + 1 ml Tidak dilakukan.


2,5 M H2SO4 (bening) + 1 ml larutan
10% H2O2

(bening) dan dipanaskan

larutan ini kemudian dialiri gas H2S.


1 ml K2CrO4 (kuning) ditambahkan 0,5 Setelah

dipanaskan

larutan

menjadi

gram asam oksalat (putih), kemudian berwarna ungu tua (kehitam-hitaman).


5

campuran dipanaskan.
0,2 gram K2CrO7 (orange) + 0,5 gram 0,2 gram K2CrO7 (orange) + 0,5 gram
serutan Zn (hitam) + 5 ml 10 M HCl serutan Zn (hitam) + 5 ml 10 M HCl
(bening) + 5 ml CH3COONa

(bening) warna larutan menjadi hijau


tua, bergelembung-gelembung reaksi dan
terasa panas.

Setelah ditambah CH3COONa warna


larutannya tetap hijau tua, namun ada
cincin ungu diatas larutan tersebut.

7.2 Golongan Mn
No
.
1

Perlakuan

Pengamatan

2 ml KMnO4 (ungu) + 2 ml H2SO4 2 ml KMnO4 (ungu) + 2 ml H2SO4


(bening) +

2ml 5 M NaOH 5 M (bening) + 2ml 5 M NaOH 5 M (bening)


ungu gelap, bila diteteskan pada tisu,

(bening)

tisu berubah warna menjadi warna coklat


2

2 tetes KMnO4 (ungu) + 1 ml H2SO4

dan hijau.
2 tetes KMnO4 (ungu) + 1 ml H2SO4

(bening) + 3 tetes larutan 0,2 M AgNO3 (bening) ungu gelap + 3 tetes larutan
dan sedikit Na2S2O3 dan dipanaskan.

0,2 M AgNO3 warna ungunya berubah


sedikit lebih muda + Na2S2O3 dan
dipanaskan warnanya berubah menjadi

merah maron.
4 tetes larutan KMnO4 (ungu) + 1 ml Setelah diuji warnanya menjadi ungu
larutan

2,5

H2SO4

(bening), gelap.

kemudian diuji dengan H2O2 (bening).


3 tetes larutan KMnO4 (ungu) + 1 ml Warna larutan berubah menjadi putih
larutan

2,5

kemudian

diuji

H2SO4
dengan

(bening), seperti putihnya susu.


Na2S2O3

(putih).
5

4 tetes larutan 1 ml larutan air + Tidak dilakukan.

beberapa tetes MnSO4


1 gr KMnO4 + 2 ml NaOH, kemudian Setelah dipanaskan warnanya menjadi
dipanaskan

dan

ditambah

dengan ungu gelap dan setelah ditambahkan asam

H2SO4.
7

sulfat warnanya menjadi lebih pekat dari

sebelumnya.
Seujung kristal KMnO4 dipanaskan. Setelah dipanaskan
Setelah dingin ditambahkan 3 ml air.

warnanya

hitam.

Setalah ditambah air berubah menjadi


warna ungu gelap.

VIII. Persamaan Reaksi


Kromium (Cr)
1. CrO42- (aq) + 2H+ (aq) + 2H2O2 (aq) CrO5 (aq) + 3H2O (aq)
2. 4CrO5 (aq) + 12H+ 4Cr3+ + 7O2 + 6H2O (aq)
3. K2CrO4 (aq) + (COOH)2 2K+ + CrO42- + 2 CO2
4. K2Cr2O7 (aq) + Zn (s) + 14 HCl (aq 2Cr3 (aq) + 2K+(aq) +8 Cl- (aq) +
5.

7H2O(aq) + Zn2+ (aq) + 3Cl2(g)


Cr2O72-(aq) + 4 Na+ + H2O (aq) 2 NaCrO4 (aq) + 2H+

Mangan (Mn)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

2 KMnO4 (aq) + H2SO4 (aq) Mn2O7 (aq) + 2 K+ + SO42- (aq) + H2O (aq)
2 MnO4- (aq) + 5H2O2 (aq) + 6H+ (aq) 5O2 (g) + 2Mn2+ (aq) + 8H2O (aq)
KMnO4(aq) + H2O (l) K+ (aq) + MnO4- (aq)
MnO4- (aq) + 2 MnO2 (s) + H2O (l) 2 MnO4- (aq) + H2O (aq)
4 MnO4- (aq) + 4 OH- (aq) MnO4-2 + H 2O + O2
MnO4-2 + 3H2SO4 (aq) MnO4- (aq) + MnO2(s) + 2 H+(aq) + SO4 2- + 2H2O
2 KMnO4(s) KMnO4(s) + MnO2(s) + O2(g)
KMnO4(s) + H2O(l) 2 K+ (aq) + MnO42-(aq)

IX.

Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai reaksi kualitatif logam-logam transisi dengan

menggunakan larutan dan logam dari golongan mangan (Mn) dan kromium (Cr).
Percobaan pertama yg dilakukan mengenai golongan kromium (Cr). Pada percobaan
golongan ini hanya 4 dari 5 percobaan yg ada pada prosedur yg dilakukan, sedangkan pada
pada golongan Mn hanya 6 dari 7 percobaan yg dilakukan.
Percobaan pertama dari golongan kromium memberikan hasil larutan berwarna
orange yg tidak menyatu (membentuk dua lapisan yang berbeda kepekatan warna),
sedangkan percobaan kedua hanya memberikan perubahan warna larutan menjadi orange,
namun setelah dipanaskan tetap sama saja warna larutannya (tidak terjadi perubahan
warna). Padahal menurut referansi seharusnya penambahan hidrogen peroksida kedalam
larutan campuran yang telah diasamkan akan membentuk lapisan berwarna biru pada
larutan jika larutan campuran itu diekstrasi secara perlahan dengan dikocok pelan-pelan.
Warna biru ini dihasilkan dari kromium peroksida itu sendiri, namun pada kedua
percobaan tersebut tidak terjadi hal demikian. Percobaan yang ketiga dalam percobaan ini
sendiri tidak dilakukan karena keterbatasan bahan yang digunakan, sehingga perlakuan
yang ketiga tidak dilakukan pada percobaan kali ini.
Pada percobaan keempat, ketika K2CrO4 yang berwarna kuning ditambahkan asam
oksalat yaitu serbuk putih, larutan menjadi warna merah bata dan larut sebagian, kemudian
dipanaskan larutan menjadi warna ungu kehitaman dan larut secara sempurna, tidak terjadi
endapan, dan larutan akan menghasilkan gas yaitu gas CO2 ini terlihat dari gelembunggelembung

yang

ada

pada

saat

pemanasan.

Dan

pada

percobaan

kelima,

ketika K2Cr2O7 ditambahkan dengan Zn yang berwarna abu-abu tidak terjadi reaksi ,
namun setelah ditambahkan HCl. K2Cr2O7 dan Zn larut serta ada gelembung-gelembung
gas. Larutan menjadi hijau tua dan setelah ditambahkan CH 3COONa larutan menjadi dua
bagian dibagian atas warna larutannya terbentuk cincin berwarna ungu, dan dibagian
bawahnya larutannya berwarna hijau tua, dan ada bau yang menyengat.
Percobaan pertama dari golongan kromium memberikan hasil larutan berwarna
ungu tua dan bila larutan tersebut diteteskan pada sehelai tisu maka tisu tersebut
mengalami perubahan warna menjadi coklat ada sedikit warna hijaunya. Berdasarkan
referensi bahwa penambahan reagensia H2O2 kepada larutan kalium permanganat yang
telah diasamkan dengan asam sulfat pekat mengakibatkan warna menjadi hilang dan

melepaskan oksigen yang murni (mengandung air). Pada percobaan kedua setelah
penambahan AgNO3 terjadi perubahan warna larutan menjadi sedikit lebih muda (menjadi
ungu muda) dan setelah ditambahkan Na2S2O3 dan dipanaskan warnanya berubah menjadi
merah maron. Pada percobaan ketiga ini perubahan hanya terjadi pada penambahan asam
sulfat dalam larutan kalium permanganat yakni larutan berubah menjadi berwarna ungu
tua, sedangkan pada penambahan H2O2 tidak terjadi perubahan hal ini dalam menunjukkan
bahwasanya dengan adanya penambahan H2O2 tidak terlalu mempengaruhi perubahan
pada larutan uji ini.
Pada percobaan selanjutnya yakni dengan mereaksikan larutan kalium permanganat
dengan larutan asam sulfat menghasilkan larutan berwarna ungu tua namun dengan adanya
penambahan natrium tiosulfat, menyebabkan larutan menjadi bening kembali, jika
dilakukan terus-menerus penambahan larutan ini akan semakin menyebabkan larutan
menjadi semakin putih dan akhirnya keruh seperti warna putihnya pada larutan susu. Pada
percobaan yang selanjutnya yakni perlakuan yang kelima tidak dilakukan karena
terdapatnya beberapa kendala, dalam hal ini ialah karena adanya keterbatasan bahan (tidak
adanya MnSO4) yang dimiliki sehingga perlakuan yang kelima ini tidak dapat dilakukan.
Selanjutnya dalam percobaan keenam dimana kalium permanganat ditambahkan
dengan NaOH, menghasilkan larutan yang berwarna ungu kehitaman dan ketika
dipanaskan tidak terjadi perubahan begitu pula sama halnya dengan penambahan asam
sulfat akan tetap mempertahankan warna ungu kehitaman pada larutan, namun warnanya
lebih pekat dari yang sebelumnya. Hal ini kurang sesuai dengan referensi yang
menyebutkan bahwa dengan adanya pemanasan akan menyebabkan warna ungu pada
larutan sedikit demi sedikit akan berkurang sehingga dihasilkan larutan yang berwarna
hijau karena adanya pelepasan kalor akibat pemanasan dan sekaligus mempercepat reaksi
ini. Dan dengan adanya penambahan NaOH akan mengembalikan warna ungu tua kembali
pada larutan ini. Ketidaksesuaian ini sangat mungkin terjadi dalam suatu analisa percobaan
di dalam laboratorium, dimana hal-hal seperti ini dapat disebabkan karena adanya
kekeliruan dalam ketelitian larutan yang digunakan. Ada pula faktor lain yakni dapat
diakibatkan karena alat-alat yang digunakan kurang bersih sehingga dapat mempengaruhi
hasil pengamatan.
Dan percobaan terakhir dengan memanaskan sedikit serbuk KmnO 4 dimana setelah
dipanaskan dan meleleh warnanya menjadi hitam kemudian setelah didinginkan lelehan ini
dilarutkan dalam air, sehingga menyebabkan larutan ini kembali menjadi berwarna ungu
pekat dan terdapat sedikit tersisa serbuk didinding tabung reaksi yang digunakan. Hal ini
sejalan dengan referensi yang didapat yakni bila kalium permanganat dipanaskan dalam

tabung uji, dilepaskan oksigen yang murni, dan tertinggal suatu residu hitam, kalium
manganat, dan mangan dioksida. Dan setelah diekstraksi dengan air, maka kita akan
memperoleh kembali larutan kalium manganat.
X.

1.

Kesimpulan
Pengidentifikasian reaksi kualitatif golongan Cr dapat menggunakan larutan asam

2.

sulfat, H2O2, logam Zn, natrium asetat, serta asam oksalat.


Pengidentifikasian reaksi kualitatif golongan Mn dapat menggunakan larutan asam

3.
4.

sulfat, perak nitrat, natrium tiosulfat, natrium hidroksida, serta H2O2.


Ion-ion logam transisi lebih mudah tereduksi.
Garam-garam dan ion-ion logam transisi dalam air lebih mudah terhidrat dan

5.

teroksidasi menghasilkan sifat sedikit asam.


Proses pemanasan dan penambahan larutan nitrat dalam percobaan ini berfungsi

6.

sebagai salah satu pemercepat reaksi (katalis).


Garam-garam logam transisi kurang bersifat ionik dan kurang stabil terhadap
pemanasan.

Daftar Pustaka
Arista, Riasita.2011. Laporan Kimia Anorganik II. http://yuyaarhiyasita.blogspot.com/
(diakses pada 18/03/14)
Wandary,

Rahayu

Ayu.2011.

Reaksi

Kualitatif

Logam-Logam

Transisi.

http://fleurazzahra.blogspot.com/2011/12/reaksi-kualitatif-logam-logam-transisi.html
(diakses pada 18/03/14)

Zulaikha,Zila.2011. Laporan Hasil Praktikum Kimia Anorganik II- Reaksi Kualitatif


Logam-Logam

Transisi.

http://zilazulaiha.blogspot.com/2011/12/laporan-hasil-

praktikum-kimia-anorganik_04.html (diakses pada 18/03/14)

Lampiran

Percobaan Golongan Cr

Percobaan Golongan Cr no. 5

Percobaan Golongan Mn

Percobaan Golongan Mn no. 1

Laporan Tetap Praktikum Kimia Anorganik 2


Reaksi Kualitatif Logam-Logam Transisi

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
Ayu Marisa (06111410002)
Putri Nur Aulia (06111410001)
Rizky Novita Putri (06111410003)

DOSEN PENGASUH :
Rodi Edi, S.Pd., M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS SERIWIJAYA
2014

Anda mungkin juga menyukai