Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

LABORATORIUM : KIMIA FISIKA


PRAKTIKUM : KIMIA FISIKA 3
JUDUL PERCOBAAN : Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Klorida

Oleh:

Nama : Faizah Ryanita Putri No. Reg : 18030234028 /Kls: KA 2018


: Gora Fahman No. Reg : 18030234029 /Kls:
KA 2018
: Hidayatul Maulida No. Reg : 18030234030 /Kls: KA 2018
: Tri Dyah Andianita No. Reg : 18030234059 /Kls: KA 2018

Program/Jurusan: S1 KIMIA/KIMIA

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DANN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
F. Alur Percobaan
1. Menyiapkan Apparatus Polarimeter

Tabung (kuvet) apparatus


polarimeter

Dicuci dengan pelarut zat optis aktif yang akan


dianalisis
Dikeringkan
Dibilas dengan aquades dan memastikan tidak
ada gelembung udara dalam kuvet
Dimasukkan ke dalam bak polarimeter

Skala polarimeter
2. Pengukuran Sudut Putar Jenis Sampel

3.
Larutan gula 10 %

Dimasukkan ke dalam tabung (kuvet)


Diukur sudut putarnya

Skala polarimeter

Reaksi:
C12H22O11 (aq) + H2O (l) → C6H12O6 (aq) + C6H12O6 (aq)
Rumus struktur

Sukrosa
Fruktosa Glukosa
3.Pengukuran Sudut Putar Jenis Sampel dari Waktu ke Waktu

Larutan gula 10 %

Dimasukkan ke dalam tabung kuvet


Ditambah HCl 2N 10 mL
Diukur sudut putarnya
Diamati sudut putarnya dengan selang
waktu 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45 ,
50, 55, dan 60 menit

Skala polarimeter

Reaksi:
C12H22O11 (aq) + H2O (l) → C6H12O6 (aq) + C6H12O6 (aq)
Rumus struktur

Sukrosa
Fruktosa Glukosa
G. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
No Prosedur Percobaan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. Menyiapkan Apparatus Polarimeter  Aquades  Sudut putar Skala putar
berupa aquades = aquades yang
Tabung (kuvet) larutan tidak 71,7° terbaca sebesar
apparatus polarimeter berwarna 71,7°
1. Dicuci dengan pelarut zat optis
aktif yang akan dianalisis
2. Dikeringkan
3. Dibilas dengan aquades dan
memastikan tidak ada
gelembung udara dalam kuvet
4. Dimasukkan ke dalam bak
polarimeter

Skala polarimeter

Hasil Pengamatan
No Prosedur Percobaan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
Pengukuran Sudut Putar Jenis Sampel  Gula berupa  Kristal gula Reaksi: Larutan gula dapat
kristal ditambahkan C12H22O11 (aq) + H2O (l) memutar bidang
Larutan gula 10 % berwarna aquades → C6H12O6 (aq) + karena gula
putih menjadi C6H12O6 (aq) termasuk senyawa
1. Dimasukkan ke dalam tabung
 Aquades larutan tak
yang bersifat optik
(kuvet)
berupa berwarna
2. Diukur sudut putarnya aktif
larutan tidak  Sudut putar
Sudut putar larutan
berwarna larutan gula
gula sebesar 73,2°
Skala polarimeter sebesar 73,2°
Sukrosa memiliki rotasi
+ 66,5°. Produk yang
dihailkan glukosa [α] =
+ 52,7° dan fruktosa
[α] = -92,4°
(Keenan,1996)

Hasil Pengamatan
No Prosedur Percobaan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
3 Pengukuran Sudut Putar Jenis Sampel  Larutan gula  Larutan gula Reaksi: HCl berperan
dari Waktu ke Waktu tak berwarna ditambahkan C12H22O11 (aq) + H2O (l) sebagai katalis,
dapat mempercepat
 HCl 2 N HCl 2 N 10 → C6H12O6 (aq) +
Larutan gula 10 % reaksi hidrolisis
berupa mL menjadi C H O (aq)
1. Dimasukkan ke dalam tabung
6 12 6 sukrosa sehingga
larutan tak larutan tak penambahan HCl
kuvet
berwarna berwarna membuat sudut
2. Ditambah HCl 2N 10 mL putar sampel gula
 Sudut putar
3. Diukur sudut putarnya dari waktu ke
5 menit = 336s
4. Diamati sudut putarnya waktu relatif
sudut : 72,65°
dengan selang waktu 5, 10,
menurun
10 menit =
15, 20, 25, 30, 35, 40, 45 ,
626 s sudut : Orde reaksi inversi
50,55, dan 60 menit menggunkan
72,00 °
metode non grafik
15 menit =
adalah berorde 1
Skala polarimeter 915 s sudut : Sukrosa yang ditandai
71,73 ° Fruktosa Glukosa dengn keterdekatan
20 menit nilai k atau
=1219s sudut : memiliki harga dan
perbandingn yang
70,6°
konstan.
25 menit
=1529s sudut :
69,75°
30 menit
=1813s sudut :
69,5°
35 menit
=1945s
sudut : 68,65°
40 menit
=2414s sudut :
68,45°
45 menit
=2724s sudut :
68,2°
50 menit
=3013s sudut :
67,4°
55 menit
=3305s sudut :
67,00°
60 menit
=3613s
sudut : 65,25°
H. Analisis dan Pembahasan
Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan orde reaksi dan
reaksi inversi gula menggunakan polarimeter. Polarimeter adalah suatu
cara analisa yang didasarkan pada pengukuran sudut putaran (optical
rotation) cahaya terpolarisir oleh senyawa yang transparan dan optis aktif
apabila senyawa tersebut dilewati sinar monokromatis yang terpolarisir
tersebut. Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dapat memutar bidang
getar sinar terpolarisir. Larutan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah larutan gula yang mengandung sukrosa yang memiliki sifat optis
aktif (dapat memutar bidang terpolarisasi, sehingga memiliki sudut putaran
yang dapat diamati.
1. Menyiapkan Appartus Polarimeter
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu tabung (kuvet) dicuci
dengan sampel yang akan digunakan tujuannya untuk memperkecil
kemungkinan kesalahan terjadi dalam pengamatan. Langkah kedua adalah
penentuan titik nol, kuvet diisi dengan aquades (larutan tidak berwarna).
Pada saat memasukkan larutan kedalam tabung, tidak boleh ada
gelembung sedikitpun, karena akan mempengaruhi pada penentuan sudut
putar. Lalu kuvet dimasukkan ke dalam bak polarimeter, kemudian dicari
cahaya yang terang-gelap terang; gelap-terang-gelap; terang-terang-terang.
Pembacaan skala dilakukan pada saat semua terang (pembacaan skala
sama seperti jangka sorong). Didapatkan skala 71,7.
2. Pengukuran Sudut Putar Jenis Sampel
Larutan gula 10% (kristal berwarna putih), terdiri dari 10 gram gula
kristal tidak berwarna dengan larutan aquades tidak berwana 100 ml
dimasukkan dalam gelas kimia dan dilarutkan, menjadi larutan tidak
berwarna. Selanjutnya larutan tersebut diisikan dalam kuvet dan
dimasukkan kedalam bak polarimeter. Persamaan rekasinya:
C6H22O11(s) + H2O(l) → C6H12O6(aq) + C6H12O6(aq)
Sudut putar larutan gula dicari dengan menggunakan alat polarimeter.
Gula merupakan senyawa yang bersifat zat optik aktif sehingga dapat
memutar bidang polarisasi. Zat optik aktif adalah zat-zat yang dapat
memutar bidang polarisasi cahaya, yaitu zat-zat yang molekul-molekulnya
mempunyai pusat asimetris dan kurang simetris disekitar bidang tunggal.
Zat yang bersifat optis aktif adalah zat yang memiliki struktur transparan
dan tidak simetris sehingga mampu memutar bidang polarisasi radiasi.
Suatu larutan yang dapat memutar bidang polarisasi cahaya kekanan
disebut dekstrorotatori (Latin : dexter, ”kanan”), dan yang memutar bidang
polarisasi cahaya kekiri disebut levorotatori (Latin : leaves, “kiri”). Arah
perputaran ditandai oleh (+) untuk dekstrorotatori dan (-) untuk
levorotatori. Arah perputaran cahaya ini hanya dapat diamati dengan
menggunakan alat polarimeter.
Tabung yang telah berisi larutan gula 10%, dimasukkan kedalam
polarimeter, lalu diamati hingga didapatkan cahaya terang semua. Diukur
sudut putarnya, dengan melihat skala pada polarimeter dan dicatat.
Didapatkan besar sudut putar sebesar 73,2⁰.
3. Pengukuran Sudut Putar Jenis Sampel Dari Waktu ke Waktu
Pengukuran sudut putar sampel dari waktu ke waktu. Tabung sampel
dikeluarkan dan dikosongkan, lalu diisi dengan larutan yang dibuat dengan
larutan 25 ml gula (larutan tak berwarna) dengan 10 ml HCl 2N (larutan
tak berwarna). Persamaan reaksinya:
C6H22O11(aq) → C6H22O6(aq) + C6H22O6(aq)
Penambahan HCl adalah sebagai katalis yang dapat mempercepat reaksi
terurainya sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, dimana pada akhir reaksi
akan terbentuk kembali. Terjadinya reaksi hidrolisis sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa ditandai dengan semakin turun nilai putaran optik
dari waktu ke waktu. Pada sukrosa yang memiliki putaran optik + o jika
terhidrolisis akan terdapat campuran D-Glukosa dan D-Fruktosa dalam
jumlah yang sama. Setelah itu, diukur sudut putarnya dalam waktu 5, 10,
15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, dan 60 menit. Didapatkan besar sudut
putarnya. Dari percobaan yang telah dilakukan menghasilkan data sebagai
berikut:
t (waktu sebenarnya) (s) Sudut putar (o)
336 72,65
626 72,00
915 71,73
1219 70,6
1529 69,75
1813 69,5
1945 68,65
2414 68,45
2724 68,2
3013 67,4
3305 67,00
2613 65,25

4. Penentuan Orde Inversi Gula


Dalam menentukan orde reaksi inversi gula digunakan metode
persamaan integral secara grafik dan non grafik.
a. Metode non-grafik
- Orde 1
ln(a-x) = ln a – kt
- Orde 2
1 1
= −kt
(a−x) a
Didapatkan hasil perhitungan melalui data-data yang ada nilai k
pada orde 1 dan 2:

k orde 1 k orde 2
1,913 x 10-5 6,39 x 10-8
1,4377 x 10-5 4,23 x10-8
2,186 x 10-5 6,28 x 10-8
2,953 x 10-5 8,57 x 10-8
3,139 x 10-5 9,18 x 10-8
2,813 x 10-5 8,30 x 10-8
3,29 x 10-5 8,34 x 10-8
2,76 x 10-5 9,68 x 10-8
2,58 x 10-5 8,17 x 10-8
2,73 x 10-5 7,65 x 10-8
2,66 x 10-5 7,96 x 10-8
3,1719 x 10-5 9,58 x 10-8
Dari data orde reaksi inversi menggunakan metode non grafik
adalah berorde 1 yang ditandai dengan keterdekatan nilai k atau memiliki
harga dan perbandingan yang konstan.
b. Metode grafik
Orde 1
t(sekon
t a (a-x) ln a ln (a-x) k
)
5 336 351.923 349.278 5.8634124 5.8558682 2.25E-05
10 626 351.923 348.557 5.8634124 5.8538018 1.54E-05
15 915 351.923 344.855 5.8634124 5.843124 2.22E-05
20 1219 351.923 339.423 5.8634124 5.8272471 2.97E-05
25 1529 351.923 335.336 5.8634124 5.815133 3.16E-05
30 1813 351.923 334.134 5.8634124 5.8115421 2.86E-05
35 1945 351.923 330.048 5.8634124 5.7992381 3.30E-05
40 2414 351.923 329.086 5.8634124 5.7963191 2.78E-05
45 2724 351.923 327.884 5.8634124 5.7926599 2.60E-05
50 3013 351.923 324.038 5.8634124 5.7808608 2.74E-05
55 3305 351.923 322.115 5.8634124 5.7749086 2.68E-05
60 3613 351.923 313.701 5.8634124 5.7484403 3.18E-05

Orde 2
t t(sekon) a (a-x) 1/a 1/(a-x) k
351.92 0.0028
5 336 349.278 0.00286 6.40E-08
3 4
351.92 0.0028
10 626 348.557 0.00287 4.38E-08
3 4
351.92 0.0028
15 915 344.855 0.0029 6.36E-08
3 4
351.92 0.0028
20 1219 339.423 0.00295 8.58E-08
3 4
351.92 0.0028
25 1529 335.336 0.00298 9.19E-08
3 4
351.92 0.0028
30 1813 334.134 0.00299 8.34E-08
3 4
351.92 0.0028
35 1945 330.048 0.00303 9.68E-08
3 4
351.92 0.0028
40 2414 329.086 0.00304 8.17E-08
3 4
351.92 0.0028
45 2724 327.884 0.00305 7.65E-08
3 4
50 3013 351.92 324.038 0.0028 0.00309 8.12E-08
3 4
351.92 0.0028
55 3305 322.115 0.0031 7.96E-08
3 4
351.92 0.0028
60 3613 313.701 0.00319 9.58E-08
3 4

Sehingga diperoleh grafik:

ORDE 1
5.86
5.84 f(x) = − 0 x + 5.86
R² = 0.94
5.82
5.8
5.78
In (a - x)

5.76
5.74
5.72
5.7
5.68
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
t

ln (a - x) Linear (ln (a - x) )

ORDE 2
0

f(x) = 0 x + 0
0 R² = 0.97
1/(a-x)

0
336 626 915 1219 1529 1813 1945 2414 2724 3013 3305 3613
t

Berdasarkan hasil grafik, orde inversi gula adalah dua.


I. Kesimpulan
1. Skala putar aquades yang terbaca sebesar 71,7°

2. Gula merupakan senyawa yang bersifat zat optik aktif


sehingga dapat memutar bidang polarisasi.
3. Sudut putar larutan gula 10% sebesar 73,2°
4. Orde reaksi inversi menggunakan metode non grafik adalah berorde 1
yang ditandai dengan keterdekatan nilai k atau memiliki harga dan
perbandingan yang konstan.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran

 Jawaban Pertanyaan
1. Apa fungsi penambahan larutan HCl?
Jawab:
Larutan HCl berfungsi sebagai katalis yang digunakan untuk mempercepat
reaksi inversi gula (perputaran kekiri) dan juga untuk menghidrolisis
sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Penambahan larutan HCl ini juga
berfungsi sebagai pemberi suasana asam. Di mana pada akhir reaksi katalis
tidak ikut bereaksi.

2. Berikan sedikitnya 3 contoh zat optis selain gula dan berapa sudut
putarnya berdasarkan kajian pustaka dan pengamatan anda?
Jawab:
Kloroform, sudut putarnya : +52,00
Calciferil dalam kloroform : +52,00
Calciferol dalam aseton : +82,60
3. Berapa sudut putar larutan sukrosa, larutan glukosa, dan larutan
fruktosa berdasarkan kajian pustaka anda?
Jawab:
Sukrosa memiliki sudut putar +66,5° (positif) sehingga sukrosa memutar
bidang polarisasi ke kanan (+). Gula (sukrosa) produk hidrolisis yang
dihasilkan adalah glukosa [α] = +52,7° dan fruktosa [α] = -92,4°. Hasil
hidrolisis berupa campuran glukosa dan fruktosa memutar bidang
hidrolisis ke kiri (-) sehingga proses ini disebut inversi (Keenan,dkk,1980).
 Perhitungan
 Skala putar larutan guka 10%

skala putar yang diamati


α= g
panjang tabung ( dm ) × kadar ( )
ml

73,2
= 2,08× 10 %

= 351,923

t (waktu sebenarnya) (s) Sudut putar (o)


336 72,65
626 72,00
915 71,73
1219 70,6
1529 69,75
1813 69,5
1945 68,65
2414 68,45
2724 68,2
3013 67,4
3305 67,00
2613 65,25

 Skala putar larutan dari waktu ke waktu

Pada t1 = 336 detik


skala putar yang diamati
α= g
panjang tabung ( dm ) × kadar ( )
ml
72,65
= 2,08× 10 %

= 349,278
Pada t2 = 626 detik
skala putar yang diamati
α= g
panjang tabung ( dm ) × kadar ( )
ml
72,50
= 2,08× 10 %

= 348,557
Pada t3 = 915 detik
skala putar yang diamati
α= g
panjang tabung ( dm ) × kadar ( )
ml
71,73
= 2,08× 10 %

= 344,855
Pada t4 = 1219 detik
skala putar yang diamati
α= g
panjang tabung ( dm ) × kadar ( )
ml
70,60
= 2,08× 10 %

= 339,423
Pada t5 = 1529 detik
skala putar yang diamati
α= g
panjang tabung ( dm ) × kadar ( )
ml
69,75
= 2,08× 10 %

= 335,336
Pada t6 = 1813 detik
skala putar yang diamati
α= g
panjang tabung ( dm ) × kadar ( )
ml
69,50
= 2,08× 10 %

= 334,134
Pada t7 = 1945 detik
skala putar yang diamati
α= g
panjang tabung ( dm ) × kadar ( )
ml
68,65
= 2,08× 10 %

= 330,048
Pada t8 = 2414 detik
skala putar yang diamati
α= g
panjang tabung ( dm ) × kadar ( )
ml
68,45
= 2,08× 10 %

= 329,086
Pada t9 = 2724 detik
skala putar yang diamati
α= g
panjang tabung ( dm ) × kadar ( )
ml
68,20
= 2,08× 10 %

= 327,884
Pada t10 = 3013 detik
skala putar yang diamati
α= g
panjang tabung ( dm ) × kadar ( )
ml
67,40
= 2,08× 10 %

= 324,038
Pada t11 = 3305 detik
skala putar yang diamati
α= g
panjang tabung ( dm ) × kadar ( )
ml
67,00
= 2,08× 10 %

= 322,115
Pada t12 = 3613 detik
skala putar yang diamati
α= g
panjang tabung ( dm ) × kadar ( )
ml
65,25
= 2,08× 10 %

= 313,701
 Orde 1 dengan metode integral non grafik

Pada t1 = 336 detik

ln a – ln(a – x )
K=
t
5,863−5,856
=
336
= 1,913 × 10−5

Pada t2 = 626 detik

ln a – ln(a – x )
K=
t
5,863−5,854
=
6 26
= 1,437 × 10−5

Pada t3 = 915 detik

ln a – ln(a – x )
K=
t
5,863−5,843
=
915
= 2,186 × 10−5

Pada t4 = 1219 detik

ln a – ln(a – x )
K=
t
5,863−5,827
=
1219
= 2, 953× 10−5

Pada t5 = 1529 detik

ln a – ln(a – x )
K=
t
5,863−5,815
=
1529
= 3,139 × 10−5

Pada t6 = 1813 detik

ln a – ln(a – x )
K=
t
5,863−5,812
=
1813
= 2,813 × 10−5

Pada t7= 1945 detik

ln a – ln(a – x )
K=
t
5,863−5,799
=
1945
= 3,29 × 10−5
Pada t8 = 2414 detik

ln a – ln(a – x )
K=
t
5,863−5,796
=
2414
= 2,76 × 10−5
Pada t9 = 2724 detik

ln a – ln(a – x )
K=
t
5,863−5,792
=
2724
= 2,58 × 10−5
Pada t10 = 3013 detik

ln a – ln(a – x )
K=
t
5,863−5,7808
=
3013
= 2,73 × 10−5
Pada t11 = 3305 detik
ln a – ln(a – x )
K=
t
5,863−5,775
=
3305
= 2,66 × 10−5

Pada t12 = 3613 detik

ln a – ln(a – x )
K=
t
5,863−5,748
=
3613
= 3,172 × 10−5
 Orde 2 menggunakan metode integral non grafik
Pada t1 = 336 detik
Harga K
1 1

Kt = a−x a
t
0,002863−0,0028415
= 336

= 6,89 × 10−8
Pada t2 = 626 detik
Harga K
1 1

Kt = a−x a
t
0,002868−0,0028415
= 626

= 4,23 × 10−8
Pada t3 = 915 detik
Harga K
1 1

Kt = a−x a
t
0,002897−0,0028415
= 915
= 6,28 × 10−8
Pada t4 = 1219 detik
Harga K
1 1

Kt = a−x a
t
0,0 0 2946−0,0028415
= 1219

= 8,57 × 10−8
Pada t5 = 1529 detik
Harga K
1 1

Kt = a−x a
t
0,002982−0,0028415
= 1529

= 9,18 × 10−8
Pada t6 = 1813 detik
Harga K
1 1

Kt = a−x a
t
0,002992−0,002849
= 1813

= 8,30 × 10−8
Pada t7 = 1945 detik
Harga K
1 1

Kt = a−x a
t
0,00303−0,0028415
= 1945

= 8,344 ×10 8
Pada t8 = 2414 detik
Harga K
1 1

Kt = a−x a
t
0,003039−0,0028415
= 2414

= 9,68 ×10−8
Pada t9 = 2724 detik
Harga K
1 1

Kt = a−x a
t
0,003057−0,002849
= 2724

= 8,16 ×10−8
Pada t10 = 3013 detik
Harga K
1 1

Kt = a−x a
t
0,003086−0,002849
= 3013

= 7,64 ×10−8
Pada t11 = 3305 detik
Harga K
1 1

Kt = a−x a
t
0,003104−0,002849
= 3305

= 7,95 ×10−8
Pada t12 = 3613 detik
Harga K
1 1

Kt = a−x a
t
0,003188−0,002849
= 3613

= 9,58 ×10−8
k orde 1 k orde 2
1,913 x 10-5 6,39 x 10-8
1,4377 x 10-5 4,23 x10-8
2,186 x 10-5 6,28 x 10-8
2,953 x 10-5 8,57 x 10-8
3,139 x 10-5 9,18 x 10-8
2,813 x 10-5 8,30 x 10-8
3,29 x 10-5 8,34 x 10-8
2,76 x 10-5 9,68 x 10-8
2,58 x 10-5 8,17 x 10-8
2,73 x 10-5 7,65 x 10-8
2,66 x 10-5 7,96 x 10-8
3,1719 x 10-5 9,58 x 10-8

 Metode grafik
Orde 1
t(sekon
t a (a-x) ln a ln (a-x) k
)
5 336 351.923 349.278 5.8634124 5.8558682 2.25E-05
10 626 351.923 348.557 5.8634124 5.8538018 1.54E-05
15 915 351.923 344.855 5.8634124 5.843124 2.22E-05
20 1219 351.923 339.423 5.8634124 5.8272471 2.97E-05
25 1529 351.923 335.336 5.8634124 5.815133 3.16E-05
30 1813 351.923 334.134 5.8634124 5.8115421 2.86E-05
35 1945 351.923 330.048 5.8634124 5.7992381 3.30E-05
40 2414 351.923 329.086 5.8634124 5.7963191 2.78E-05
45 2724 351.923 327.884 5.8634124 5.7926599 2.60E-05
50 3013 351.923 324.038 5.8634124 5.7808608 2.74E-05
55 3305 351.923 322.115 5.8634124 5.7749086 2.68E-05
60 3613 351.923 313.701 5.8634124 5.7484403 3.18E-05
ORDE 1
5.9
5.85
f(x) = − 0 x + 5.86
In (a - x) 5.8 R² = 0.94
5.75
5.7
5.65
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
t

ln (a - x) Linear (ln (a - x) )

Orde 2
t t(sekon) a (a-x) 1/a 1/(a-x) k
351.92 0.0028
5 336 349.278 0.00286 6.40E-08
3 4
351.92 0.0028
10 626 348.557 0.00287 4.38E-08
3 4
351.92 0.0028
15 915 344.855 0.0029 6.36E-08
3 4
351.92 0.0028
20 1219 339.423 0.00295 8.58E-08
3 4
351.92 0.0028
25 1529 335.336 0.00298 9.19E-08
3 4
351.92 0.0028
30 1813 334.134 0.00299 8.34E-08
3 4
351.92 0.0028
35 1945 330.048 0.00303 9.68E-08
3 4
351.92 0.0028
40 2414 329.086 0.00304 8.17E-08
3 4
351.92 0.0028
45 2724 327.884 0.00305 7.65E-08
3 4
351.92 0.0028
50 3013 324.038 0.00309 8.12E-08
3 4
351.92 0.0028
55 3305 322.115 0.0031 7.96E-08
3 4
351.92 0.0028
60 3613 313.701 0.00319 9.58E-08
3 4

ORDE 2
0

0 f(x) = 0 x + 0
R² = 0.97
1/(a-x)

0
336 626 915 1219 1529 1813 1945 2414 2724 3013 3305 3613
t
 Dokumentasi

Gelap terang gelap pada saat Terang gelap terang pada saat
mengukur aquades mengukur aquades

Menimbang gula sebanyak 10 gram Memasukkan gula ke dalam gelas


kimia untuk dilarutkan

Melarutkan gula Larutan gula

Terang gelap terang pada saat Gelap terang gelap pada saat
mengukur skala larutan gula mengukur aquades
Menambahkan HCl 10 mL pada
Mengukur 10 mL HCl larutan gula 10 %

Gelap terang gelap pada t ke 336 Terang gelap terang pada t ke 336
detik detik

Mengukur skala pada 336 detik Mengukur skala pada 626 detik
sebesar 72,65o sebesar 72,50o

Gelap terang gelap pada t ke 626 Terang gelap terang pada t ke 626
detik detik
Mengukur skala pada 915 detik Mengukur skala pada 1219 detik
sebesar 71,73o sebesar 70,60o

Gelap terang gelap pada t ke 1219 Terang gelap terang pada t ke 1219
detik detik

Gelap terang gelap pada t ke 1529 Terang gelap terang pada t ke 1529
detik detik

Mengukur skala pada 1529 detik Mengukur skala pada 1813 detik
sebesar sebesar
Gelap terang gelap pada t ke 1813 Terang gelap terang pada t ke 1813
detik detik

Gelap terang gelap pada t ke 1945 Terang gelap terang pada t ke 1945
detik detik

Mengukur skala pada 1945 detik Mengukur skala pada 2414 detik
sebesar sebesar

Gelap terang gelap pada t ke 2414 Terang gelap terang pada t ke 2414
detik detik
Gelap terang gelap pada t ke 2724 Terang gelap terang pada t ke 2724
detik detik

Mengukur skala pada 2724 detik Mengukur skala pada 3013 detik
sebesar sebesar

Gelap terang gelap pada t ke 3013 Terang gelap terang pada t ke 3013
detik detik

Gelap terang gelap pada t ke 3305 Terang gelap terang pada t ke 3305
detik detik
Mengukur skala pada 3305 detik Mengukur skala pada 3613detik
sebesar sebesar

Gelap terang gelap pada t ke 3613 Terang gelap terang pada t ke 3613
detik detik

Anda mungkin juga menyukai