Anda di halaman 1dari 41

PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

I. JUDUL PERCOBAAN : Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan


Minyak Kelapa Sawit dengan Metode Iodometri
II. TANGGAL PERCOBAAN :
Sebelum Percobaan : 03 Oktober 2017
Sesudah Percobaan : 03 Oktober 2017
III. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui besarnya bilangan peroksida pada minyak kelapa sawit
2. Mengetahui cara penentuan ketengikan minyak kelapa sawit
3. Mengetahui orde reaksi pada proses ketengikan minyak kelapa sawit
IV. DASAR TEORI
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau
produk per satuan waktu. Satuan laju reaksi M/s (Molar per detik).
Sebagaimana diketahui, reaksi kimia berlangsung dari arah reaktan menuju
produk. Hal ini berarti, selama reaksi kimia berlangsung reaktan digunakan
(dikonsumsi) bersamaan dengan pembentukan sejumlah produk. Dengan
demikian, laju reaksi dapat dikaji dari sisi pengurangan konsentrasi reaktan
maupun peningkatan konsentrasi produk. Secara umum, laju reaksi dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
AB
Laju reaksi berhubungan erat dengan koefisien reaksi. Untuk reaksi
kimia dengan koefisien reaksi yang bervariasi, laju reaksi harus disesuaikan
dengan koefisien reaksi masing-masing spesi. Contohnya dalam reaksi 2A
_ B, terlihat bahwa 2 mol A dikonsumsi untuk menghasilkan satu mol B.
Hal ini menandakan bahwa laju konsumsi spesi A adalah dua kali laju
pembentukan spesi B. Hukum laju reaksi (The Rate Law) menunjukkan
korelasi antara laju reaksi (V) terhadap konsentrasi laju reaksi (k) dan
konsentrasi reaktan yang dipangkatkan dengan bilangan tertentu (orde
reaksi). Hukum laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berikut:
aA + Bb Cc + Dd
v = k [A]x [B]y
x dan y adalah bilangan perpangkatan (orde reaksi) yang hanya dapat
ditentukan melalui eksperimen. Nilai x maupun y tidak sama dengan

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


1
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

koefisien reaksi a dan b. Bilangan perpangkatan x dan y memperlihatkan


pengaruh konsentrasi reaktan A dan B terhadap laju reaksi. Orde total (orde
keseluruhan) atau tingkat reaksi adalah jumlah orde reaksi reaktan secara
keseluruhan. Dalam hal ini, orde total adalah x+y.
Reaksi Orde Satu
Reaksi dengan orde satu adalah reaksi dimana laju bergantung pada
konsentrasi reaktan yang dipangkatkan dengan bilangan satu. Secara umum
reaksi dengan orde satu dapat digambarkan oleh persamaan reaksi berikut:
A Produk
Laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan: v = [A]/t dan juga
dapat dinyatakan dalam persamaan : v = k [A].
Satuan k dapat diperoleh dari persamaan:
k = v/[A] = M.s-1/M = s-1 atau 1/s
Dengan menghubungkan kedua persamaan laju reaksi
[A]/t = k [A]
Maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut:
ln { [A]t /[A]0 }= kt
atau
ln [A]t = kt + ln [A]0
dimana :
ln = logaritma natural
[A]0 = konsentrasi saat t = 0 (konsentrasi awal sebelum reaksi)
[A]t = konsentrasi saat t = t (konsentrasi setelah reaksi berlangsung selama
t detik)

Reaksi Orde Dua


Merupakan reaksi dimana laju bergantung pada konsentrasi satu
reaktan yang dipangkatkan dengan bilangan dua atau konsentrasi dua
reaktan berbeda yang masing-masing dipangkatkan dengan bilangan satu.
Untuk orde dua didapatkan persamaan sebagai berikut:
1 / [A]t = kt + 1 / [A]0
Reaksi Orde Nol

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


2
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

Merupakan reaksi dimana laju tidak bergantung pada konsentrasi


reaktan. Penambahan maupun pengurangan konsentrasi reaktan tidak
mengubah laju reaksi. Untuk orde nol didapatkan persamaan sebagai
berikut:
[A]t = - kt + [A]0

Berikut ini beberapa cara penentuan orde reaksi yaitu:


1. Bentuk Differensial
a. Metode variasi atau metode differensial non grafik
A + B hasil/produk
Dengan persamaan : r = k[A]x[B]y
dimana x = orde reaksi untuk reaktan A, y merupakan orde reaksi untuk
reaktan B dan [A] dan [B] merupakan konsentrasi reaktan A dan B. Orde
reaksi dapat ditentukan dengan metode isolasi, dimana dengan mencari
konsentrasi yang sama. Misalnya untuk mencari orde reaksi B dapat
ditentukan dengan mencari konsentrasi A yang sama. Berikut ini persamaan
laju reaksi bentuk differensial:

Orde 0 : =


Orde 1 : = ( )


Orde 2 : Satu pereaksi :
= ( )2

Dua pereaksi : = ( )( )


Orde 3 : = ( )3


Orde n : = ( )

b. Metode Differensial Grafik


Persamaan
dx/dt = r = k (a-x)n
diubah ke dalam bentuk ln r = ln k + n ln (a-x)t

2. Bentuk Integral

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


3
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

a. Merupakan suatu metode trial and error. Yakni perubahan konsentrasi


dengan waktu yang diukur, dan harga k dihitung dengan menggunakan orde
reaksi akan diperoleh persamaan yang memberikan harga k yang konsisten.
Berikut ini persamaan yang dapat digunakan :

Orde 0 : =


Orde 1 : = ( ) = ( )


=
()

() =

ln( ) = +
Jika t = 0, x = 0 maka :

=


Orde 2 : = ()
1 1
Orde 3 : = 22
2()2

b. Integral Grafik
Orde suatu reaksi dapat ditentukan dengan cara membuat grafik dari data
Eksperimen.

Ketengikan Minyak
Ketengikan oksidatif merupakan ketengikan yang disebabkan oleh
oksidasi oksigen diudara secara spontan jika bahan yang mengandung
minyak dan lemak dibiarkan kontak dengan udara. Minyak dan lemak
mudah mengalami oksidasi spontan adalah minyak yang mengandung asam
lemak tak jenuh.
Ketengikan merupakan proses autooksidasi dan kerusakan yang
terjadi pada bau, rasa lemak dan makanan berlemak. Hal tersebut
dikarenakan terdapat satu atau lebih ikatan rangkap yang mudah terserang
oksigen sehingga menimbulkan ketengikan. Bau tengik yang dihasilkan

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


4
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

pada proses ketengikan disebabkan oleh terbentuknya senyawa-senyawa


hasil akhir pemecahan hidroperoksida seperti asam-asam lemak rantai
pendek, aldehid, keton yang bersifat volatil. Rasa tengik juga disebabkan
karena terbentuknya aldehid tak jenuh (akreolin) yang dapat menimbulkan
rasa gatal pada tenggorokan.

Bilangan Peroksida
Didefinisikan sebagai jumlah meq peroksida dalam setiap 1000 g(1
kg) minyak atau lemak. Bilangan peroksida ini menunjukkan tingkat
kerusakan minyak atau lemak. Pada percobaan ini, peningkatan bilangan
peroksida digunakan sebagai indikator dan peringatan bahwa minyak
sebentar lagi akan berbau tengik.

Titrasi Iodometri
Iodimetri yaitu titrasi yang melibatkan iodiin, mengacu pada titrasi
dengan suatu larutan iod standar, sedangkan metode titrasi tak langsung
dinamakan iodometri adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang
dibebaskan dalam reaksi kimia
I2 + 2e- 2I-
Iod merupakan zat pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada
kalium permanganat, kalium dikromat, dan serium (IV) sulfat. Dalam
kebanyakan titrasi langsung dengan iod, digunakan suatu larutan iod dalam
kalium iodida. Untuk tepatnya, semua persamaan yang melibatkan reaksi
reaksi iod seharusnya ditulis dengan I3- dan bukan dengan I2, misalnya :
I3- + 2S2O32- 3I- + S4O62-
Akan lebih akurat daripada
I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


5
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

V. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Gelas kimia 2 buah
2. Erlenmeyer 3 buah
3. Pipet tetes secukupnya
4. Gelas ukur 10 mL 1 buah
5. Gelas kimia 25 mL 1 buah
6. Korek api 1 buah
7. Kasa dan kaki tiga 1 set
8. Corong kaca 1 buah
9. Buret 1 buah
10. Statif dan klem 1 set
11. Spirtus 1 buah
Bahan :
1. Minyak kelapa sawit
2. Asam asetat glasial
3. Larutan KI jenuh
4. Kloroform
5. Aquades
6. Amilum 1%
7. Larutan Na2S2O3 0,1 mol

VI. ALUR PERCOBAAN


1. Tahapan perlakuan sampel

25 mL sampel

- Dididihkan dengan lama pemanasan 15, 30, 45, 60, dan


90 menit dan waktu tidak terhingga ( 2 jam)
- Dibiarkan di tempat terbuka
Sampel

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


6
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

2. Tahap penentuan bilangan peroksida

1 gram sampel

- + 3,5 mL asam asetat glasial


- + 2,4 mL kloroform
- + 2 tetes KI jenuh
- Didiamkan 1 menit dengan diguncang sewaktu-waktu
- + 6 mL aquades
- + 2 tetes amilum 1%
- Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 M
Volume Na2S2O3

3. Titrasi blanko

Larutan blanko

-+3,6 mL asam asetat glasial


-+ 2,4 mL kloroform
- Dimasukkan erlenmeyer
- + 2 tetes larutan KI jenuh
- Didiamkan selama 1 menit dengan sewaktu-waktu
digoyang-goyang
- + 6 mL aquades
- + 2 tetes amilum 1%
- Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 M

Volume titrasi

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


7
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

VII. Reaksi Reaksi


1. Pemanasan minyak
H H H H H H H H
energi
R1 C C C C R2 R1 C C C C R2 + H
(panas + sinar)
H H Radikal bebas H
Asam lemak tidak jenuh
Hidrogen yang
labil + O2

H H H H

R1 C C C C R2

O O H
H H H H
Peroksida aktif
R1 C C C C R2 +

H H

H H H H H H H H

R1 C C C C R2 + R1 C C C C R2

O OH H H

Hidroperoksida Radikal bebas


2. Reaksi oksidasi
minyak oksidatif + KI (aq) produk + I2
2 KI (aq) + ROOH (aq) + H2O (l) 2KOH (aq) + ROH (aq) + I2(aq)

3. Reaksi antara I2 dengan larutan natrium tiosulfat


I2 (aq) + 2S2O32-(aq) 2I-(aq) + S4O62-

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


8
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

4. Reaksi antara amilum dan Iod

CH2OH

O O

CH2OH OH
+ nI2
O O

OH
OH

OH
n

CH2I I

O O

OH
CH2I +2H2O
O O

OH
OH

I OH
n

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


9
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

VIII. HASIL PENGAMATAN

Hasil Pengamatan
No Alur percobaan Dugaan / Reaski Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. Tahap Perlakuan Sampel - minyak - minyak Reaksi terlampir Berdasarkan
sawut sawit setelah percobaan yang telah
25 mL sampel berwarna pemanasan : dilakukan dapat
kekuningan - 15 menit : disimpulkan bahwa
- Dididihkan dengan lama pemanasan 15, 30, berwarna semakin lama
45, 60, dan 90 menit dan waktu tidak kekuningan pemanasan maka
terhingga ( 2 jam) - 30 menit : semakin banyak
berwarna volume larutan
- Dibiarkan di tempat terbuka
kekuningan Na2S2O3 yang
- 455 menit : dibutuhkan
Sampel berwarna
kekuningan
- 60 menit :
berwarna
kekuningan
- 120 menit :
berwarna
kekuningan

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


10
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

2. Tahap penentuan bilangan peroksida - asam asetat - sampel + Asam asetat glasial Semakin lama waktu
glasial : asam asetat berfungsi untuk pemanasan maka
1 gram sampel larutan tidak glasial + KI pemberi suana asam semakin besar pula
berwarna jenuh : agar alkali iodida dapat bilangan
- + 3,5 mL asam asetat glasial - Kloroform : larutan bereaksi peroksidanya
- + 2,4 mL kloroform larutan tidak berwarna
- + 2 tetes KI jenuh berwarna kekuningan Kloroform : sebagai Berdasarkan
- Didiamkan 1 menit dengan diguncang sewaktu- - KI jenuh : - + aquades : pelarut minyak perhitungan dengan
larutan larytan menggunakan metode
waktu
berwarna berwarna KI jenuh : untuk integral cara grafik
- + 6 mL aquades kekuningan kekuningan membebaskan iodin maupun non grafik
- + 2 tetes amilum 1% - amilum 1% : - + amilum : yang ditandai dengan diperoleh orde reaksi
- Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 M larutan tidak larutan terbentuknya warna untuk ketengikan
berwarna berwarna kuning pada sampel minyak adalah satu
Volume Na2S2O3 - aquades : kebiruan
larutan tidak - dititrasi Aquades : agar larutan
berwarna dengan bisa bercampur merata
Na2S2O3 :
larutan tidak Amilum : sebagai
berwarna indikator adanya I2
- Volume sehingga akan
Na2S2O3 : membentuk senyawa
- 15 menit : kompleks iod-amilum
0,2 mL
- 30 menit :
0,3 mL
- 45 menit :
0,45 mL

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


11
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

- 60 menit :
0,52 mL
- 120 menit :
0,67 mL
3. Titrasi Blanko - Asam asetat - Asam asetat
glasial : glasial +
Larutan blanko larutan tidak Kloroform :
berwarna larutan tidak
-+3,6 mL asam asetat glasial - Kloroform : berwarna
larutan tidak - + KI jenuh :
-+ 2,4 mL kloroform
berwarna Larutan
- Dimasukkan erlenmeyer - KI jenuh : berwarna
larutan tidak kekuningan
- + 2 tetes larutan KI jenuh berwarna - + aquades :
- Didiamkan selama 1 menit dengan sewaktu-waktu - Amilum : berwarna
digoyang-goyang larutan tidak kekuningan
berwarna - + amilum :
- + 6 mL aquades
- Aquades : terbentuk 2
- + 2 tetes amilum 1% larutan tidak lapisan
- Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 M berwarna seperti
minyak
Volume titrasi - ditritasi
dengan
Na2S2O3 :
larutan tidak
berwarna

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


12
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

- Volume
Na2S2O3 :
0,05 mL

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


13
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Percobaan yang telah dilakukan berjudul Penentuan Orde Reaksi
Pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa dengan Metode Titrasi lodometri.
Minyak adalah adalah zat cair atau yang mudah dicairkan dengan
pemanasan, larut dalam eter, tetapi tidak larut dalam air, biasanya dapat
dibakar.
Minyak memiliki kecenderungan untuk mengalami kerusakan.
Kerusakan pada minyak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik
yang disebut proses ketengikan. Ada tiga penyebab ketengikan pada minyak
yaitu ketengikan oleh oksidasi, ketengikan oleh enzim dan ketengikan oleh
proses hidrolisa. Minyak yang digunakan dalam percobaan ini adalah
minyak kelapa.
Metode yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah metode
titrasi iodometri. Iodometri adalah titrasi redoks yang melibatkan titrasi
iodin yang diproduksi dalam reaksi dengan larutan standar natrium tiosulfat
(secara tidak langsung). Metode ini akan menunjukkan jumlah natrium
tiosulfat yang dibutuhkan oleh suatu sampel minyak. Dengan mengetahui
volume natrium tiosulfat yang dibutuhkan maka dapat dihitung berapa orde
reaksi dan bilangan peroksida dari suatu sampel minyak pada saat perlakuan
tertentu.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui besarnya bilangan
peroksida pada minyak kelapa sawit, untuk mengetahui cara penentuan
ketengikan minyak kelapa sawit dan untuk mengetahui orde reaksi pada
proses ketengikan minyak kelapa.

Tahap Perlakuan Sampel

Tahap ini bertujuan untuk menyiapkan sampel yang akan diuji.


Sampel yang digunakan berupa minyak kelapa karena memiliki kandungan
lemak jenuh yang tahan oksidasi saat pemanasan.
Langkah pertama adalah mengambil 25 mL minyak kelapa.
Dilanjutkan dengan memanaskan minyak. Minyak kelapa dipanaskan

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


14
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

dengan lama 15, 30, 45, 60, dan 120 menit di atas penagas. Dalam hal ini
pemanasan dilakukan di tempat yang terbuka. Hal ini adalah untuk
mengetahui seberapa berpengaruhnya udara dalam proses ketengikan.
Setelah dipanaskan minyak tetap tidak berwarna akan tetapi timbul bau
tengik. Atau dikatakan jika semakin lama proses pemanasan maka akan
semakin tengik bau dari minyak kelapa. Selain itu bau tengik ini juga dapat
menunjukkan jika minyak akan mengalami kerusakan jika digunakan
(dipanaskan) secara terus-menerus
Bau tengik minyak ini sebenarnya diakibatkan oleh proses oksidasi.
Oksidasi ini dapat terjadi ketika terdapat kontak antara oksigen dan minyak.
Oksidasi biasanya dimulai dengan terbentuknya peroksida dan
hidroperoksida. Sehingga semakin lama kontak antara minyak dan oksigen
maka peluang timbulnya bau tengik akan semakin tajam.

Tahap Titrasi Blangko


Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui patokan/batasan volume natrium
tiosulfat yang akan dibutuhkan selama percobaan ini. Volume ini dianggap
sebagai volume pembanding dari percobaan yang akan dilakukan. Dalam
titrasi blanko tidak menggunakan sampel minyak dalam melakukan titrasi.
Langkah pertama adalah mengambil 3,6 mL asam asetat glasial (tidak
berwarna) dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Asam asetat glasial disini
befungsi untuk mengoksidai larutan KI menjadi iodium atau dengan kata
lain membuat minyak lebih bersifat oksidator. Dimana iodiumnya nanti
akan bereaksi dengan natrium tiosulfat. Selain itu, asam asetat glasial
sekaligus berfungsi untuk memberi suasana asam pada campuran. Setelah
itu ditambakan 2,4 mL kloroform (tidak berwarna). Saat ini campuran
berwarna larutan tidak berwarna dan bercampur satu dengan yang lain.
Kloroform ditambahkan untuk melarutkan senyawa-senyawa yang tidak
larut dalam air misalnya minyak dan lipid.
Kemudian langkah selanjutnya adalah menambahkan 2 tetes larutan KI
jenuh (berwarna kuning) larutan berwarna kuning muda.

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


15
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

Selanjutnya didiamkan selama 1 menit dengan sewaktu-waktu


digoyang. Hal ini dilakukan untuk menunggu dan mempercepat terjadinya
reaksi di dalam minyak. Berikutnnya ditambahkan 6 mL aquades (tidak
berwarna). Penambahan ini berfungsi agar campuran menjadi lebih encer,
sehingga hasil reaksi mudah untuk diamati pembaca. Karena jika terlalu
pekat, maka reaksi akan berjalan sangat cepat bahkan tidak akan mampu
dilihat oleh mata praktikan. Larutan berwarna kuning muda. Berikutnya
campuran minyak siap untuk dititrasi. Titik akhir akan dicapai ketika larutan
iod-amilum habis bereaksi dengan Na2S2O3 yang ditandai dengan
perubahan warna larutan menjadi tidak berwarna. Indikator amilum
digunakan dalam titrasi ini karena mampu mendeteksi tercapainya titik
akhir dari larutan tersebut melalui perubahan warna yang jelas. Larutan
Na2S2O3 dipilih karena memiliki sifat basa kuat yang mampu untuk
menetralkan sifat asam yang dimiliki oleh asam asetat.

Titrasi akan dihentikan sampai mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen


tercapai saat mol titran dan mol analit sama serta tepat bereaksi, namun titik
ekivalen tidak dapat diukur dalam percobaan ini sehingga yang dapat diukur
hanyalah titik akhir titrasi yaitu dimana terjadi perubahan warna larutan
menjadi tidak berwarna.

V Na2S2O3 untuk menitrasi Blanko sebanyak 0,05 mL

Tahap Penentuan Bilangan Peroksida


Bilangan peroksida adalah metode untuk menentukan tingkat oksidasi
minyak dan mengukur pembentukan hidroperoksida dalam miliekuivalen
oksigen aktif perkilogram sampel. Hidroperoksida dibentuk oleh oksidasi
lemak bereaksi dengan ion iodide untuk membentuk yodium, yang pada
akhirnya diukur dengan titrasi menggunakan tiosulfat. Bilangan peroksida
berfungsi sebagai indicator kualitas minyak. Langkah pertama adalah
sampel diambil dari penangas setelah 15 menit pertama, sampel minyak
diambil 1 ml lalu dicampur dengan larutan asam asetat glasial : kloroform
3:2. Tujuan pencampuran ini adalah untuk melarutkan minyak dan asam

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


16
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

asetat agar minyak memiliki sifat oksidator. Campuran tersebut berwarna


kuning. Setelah itu, campuran ditambah larutan KI jenuh didiamkan 1 menit
dan sekali-kali digoyang. Hal ini dilakukan untuk menunggu dan
mempercepat terjadinya reaksi di dalam minyak. Berikutnnya ditambahkan
6 mL aquades (tidak berwarna). Penambahan ini berfungsi agar campuran
menjadi lebih encer, sehingga hasil reaksi mudah untuk diamati pembaca.
Karena jika terlalu pekat, maka reaksi akan berjalan sangat cepat bahkan
tidak akan mampu dilihat oleh mata praktikan.
I- pada larutan KI akan mereduksi peroksida yang ada pada minyak. I-
akan berubah menjadi I2. Percobaan tersebut diulang-ulang dengan lama
pemanasan 30, 45, 60, dan 2 jam.
KI + peroksida I2 + 2e
Kemudian ditambahkan amilum 2% untuk memastikan keberadaan
I2. Larutan berubah menjadi biru kehitaman menunjukkan keberadaan I2.
Selanjutnya larutan dititrasi dengan Na2S2O3, sehingga terjadi reaksi:

Titik akhir akan dicapai ketika larutan iod-amilum habis bereaksi


dengan Na2S2O3 yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi
tidak berwarna. Indikator amilum digunakan dalam titrasi ini karena mampu
mendeteksi tercapainya titik akhir dari larutan tersebut melalui perubahan
warna yang jelas. Larutan Na2S2O3 dipilih karena memiliki sifat basa kuat
yang mampu untuk menetralkan sifat asam yang dimiliki oleh asam asetat.
Titrasi akan dihentikan sampai mencapai titik ekivalen. Titik
ekivalen tercapai saat mol titran dan mol analit sama serta tepat bereaksi,

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


17
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

namun titik ekivalen tidak dapat diukur dalam percobaan ini sehingga yang
dapat diukur hanyalah titik akhir titrasi yaitu dimana terjadi perubahan
warna larutan menjadi tidak berwarna.
Dari hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut:

Lama pemanasan Jumlah Na2S2O3 yang


(menit) digunakan
15 0,20 mL
30 0,30 mL
45 0,45 mL
60 0,52 mL
120 0,67 mL

Dari data diatas kemudian dicari bilangan peroksidanya. Bilangan peroksida


dicari dengan menggunakan persamaan:
(VNa2 S2 O3 V blanko) NNa2 S2 O3 mg
Bilangan peroksida = 8 mEk 100 gram
berat sampel (gram)

sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

Bilangan
Waktu
Volume peroksida
pemanasan
Na2S2O3 (mL) (mgO/100 g
(s)
minyak)

900 0,05
14,06799531
1800 0,10
23,44665885
2700 0,15
37,51465416
3600 0,18
44,07971864
7200 0,26
58,14771395

Jika diplotkan dalam bentuk grafik, maka diperoleh garis linier


dengan regresi 0.8965.

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


18
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

Grafik antara Bilangan Peroksida vs Waktu


70
y = 0.0067x + 13.644
60
R = 0.8965

Bilangan Peroksida
50

40
Bilangan Peroksida
30

20 Linear (Bilangan
Peroksida)
10

0
0 2000 4000 6000 8000
Waktu (sekon)

Bilangan peroksida menggambarkan jumlah peroksida yang


terbentuk, maka semakin tinggi bilangan peroksida maka semakin banyak
pula peroksida yang terbentuk. Jadi, a-x sebanding dengan volume Na2S2O3
pada waktu pemanasan (t) tertentu.

Berikut adalah tabel mengenai syarat mutu dari minyak kelapa


berdasarkan SNI 01-2902-1992:

Tabel diatas menjelaskan minyak kelapa yang masih memiliki batas


aman dikonsumsi oleh manusia. Jika minyak dipanaskan lagi dan dipakai
berulang-ulang, maka tidak heran jika kualitas minyak tersebut akan
melewati syarat mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga tidak
menutup kemungkinan, minyak akan berbhaya bagi tubuh manusia jika
dikonsumsi terus-menerus.

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


19
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

Penyelesaian dengan Metode Integral Non Grafik

Waktu Volume
a x a-x k orde 1 k orde 2 k orde 3
(detik) Na2S2O3
900 0,2 mL 6,653 0,02 6,633 3,3 x 10-6 5,0 x 10-7 7,5 x 10-8
1800 0,3 mL 6,653 0,03 6,623 2,5 x 10-6 3,7 x 10-7 5,6 x 10-8
2700 0,45 mL 6,653 0,045 6,608 2,5 x 10-6 3,7 x 10-7 5,5 x 10-8
3600 0,52 mL 6,653 0,052 6,601 2,1 x 10-6 3,2 x 10-7 4,7 x 10-8
7200 0,67 mL 6,653 0,067 6,586 1,4 x 10-6 2,08 x 10-7 3,1 x 10-8
Berdasarkan perhitungan harga k menggunakan rumus pada orde, 1,2 dan 3
diperoleh harga k yang mirip atau mendekati sama adalah pada orde 1, maka
orde reaksi pada proses ketengikan minyak kelapa sawit adalah 1.

Penyelesaian dengan Metode Integral-Grafik


Orde 1
waktu ln (a
x)
900 1,8920
1800 1,8905
2700 1,8882
3600 1,8872
7200 1,8849

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


20
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

Grafik ln (a x) vs waktu
1.893
1.892
1.891
1.89
1.889
ln (a - x)

1.888
ln (a x)
1.887
1.886 Linear (ln (a x))
1.885
y = -1E-06x + 1.8921
1.884 R = 0.8969
1.883
0 2000 4000 6000 8000
waktu (sekon)

Orde 2
waktu 1 / (a
x)
900 0,1507
1800 0,1509
2700 0,1513
3600 0,1514
7200 0,1518

Grafik 1 / (a x) vs waktu
0.152
y = 2E-07x + 0.1507
0.1518
R = 0.9026
0.1516
1/(a - x)

0.1514

0.1512 1 / (a x)

0.151 Linear (1 / (a x))

0.1508

0.1506
0 2000 4000 6000 8000
waktu (sekon)

Orde 3
waktu 1 / (a x)2
900 0,022729
1800 0,0227977
2700 0,0229013

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


21
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

3600 0,0229499
7200 0,0230545

Grafik 1 / (a x)2 vs waktu


0.02315
0.0231 y = 5E-08x + 0.0227
0.02305 R = 0.8983
0.023
1/(a - x)2

0.02295
0.0229 1 / (a x)2
0.02285 Linear (1 / (a x)2)
0.0228
0.02275
0.0227
0 2000 4000 6000 8000
waktu (sekon)

Berdasarkan grafik diperoleh harga regresi atau R 2 yang mendekati 1 yang


berarti grafik tersebut linier yaitu terdapat pada grafik orde 1, yaitu 0.9317.
Maka maka orde reaksi pada proses ketengikan minyak kelapa sawit adalah
1. Orde tersebut pun sesuai apabila dihitung dengan menggunakan Metode
Integral non grafik.

X. KESIMPULAN
1. Bilangan Peroksida pada minyak kelapa sawit adalah :
Bilangan
Waktu
Peroksida
900 14,06799531
1800 23,44665885
2700 37,51465416
3600 44,07971864
7200 58,14771395

2. Penenetuan Ketengikan minyak dengan cara Metode titrasi Iodometri


yaitu dengan menghitung bilangan peroksida yang digunakan sebagai
indikator ketengikan minyak
3. Ketengikan Minyak ditentukan dengan menggunakan metode Integral
4. Laju Ketengikan Minyak menunjukkan orde 1

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


22
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

XI. DAFTAR PUSTAKA


Hiskia, Achmad. 1992. Elektrokimia dan Kinetika Kimia, Penuntun Belajar
Kimia Dasar. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta:
Universitas Indonesia-UIPress.
Day, R.A. Jr and Underwood, A.L. 1986. Kimia Analisis Kualitatif. Jakarta:
Erlangga.
Suyono dan Bertha Yonata. 2011. Panduan Praktikum Kimia Fisika III.
Surabaya: Laboratorium Kimia Fisika, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA,
Universitas Surabaya.

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


23
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

LAMPIRAN FOTO
No Gambar Keterangan
1. Alat dab bahan yang digunakan
:
1. Gelas kimia
2. Gelas ukur
3. Pipet tetes
4. Erlenmeyer
5. Buret
6. statif dan klem
7. kasa dan kaki tiga
8. spirtus
9.
2. Tahap perlakuan sampel A. mengambil minyak kelapa
yang sudah tengik sebanyak
20 mL
B. Dimasukkan kedalam gelas
kimia
C. Dipanaskan

A B C

3. Tahap penentuan bilangan peroksida A. Mengambil 2 mL sampel


minyak kelapa yang sudah
dipanaskan selama 15 menit
dimasukkan kedalam
erlenmeyer
B. Mengambil 2 mL sampel
minyak kelapa yang sudah
dipanaskan selama 30 menit
A B C dimasukkan kedalam
erlenmeyer
C. Mengambil 2 mL sampel
minyak kelapa yang sudah
dipanaskan selama 45 menit
dimasukkan kedalam
erlenmeyer
D. Mengambil 2 mL sampel
minyak kelapa yang sudah
D E F dipanaskan selama 60 menit

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


24
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

dimasukkan kedalam
erlenmeyer
E. Mengambil 2 mL sampel
minyak kelapa yang sudah
dipanaskan selama 120 menit
dimasukkan kedalam
erlenmeyer
G H I F. Ditambahkan campuran
larutan asam asetat glasial
dan kloroform sebanyak 6mL
dan dimasukkan kedalam
erlenmeyer
G. Ditambahkan 2 tetes larutan
KI jenuh
H. Diaduk hingga homogen
hingga menghasilkan warna
J K L kekuningan dan didiamkan
selama 1 menit
I. ditambahkan aquades
sebanyak 6 mL
J. dikocok dan terbentuk 2
lapisan
K. ditambahkan amilum 1 %
sebanyak 2 tetes
L. terbentuk larutan berwarna
coklat kebiruan
M. dititrasi dengan
menggunakan larutan
natium tiosilfat
N. hasil titrasi larutan tidak
berwarna dan terbentuk 2
lapisan dan membutuhkan
volume Na2S2O3 sebanyak
0,2 mL
O. BELUM HASILNYA
4. Titrasi Blanko A. Mengambil larutan asam
asetat glasial dan kloroform
sebanyak 6 mL
B. dimasukkan kedalam
erlenmeyer bersih
C. ditambahkan KI jenuh
sebanyak 2 tetes
D. dikocok hingga homogen
larutan jernih dan didiamkan
A B C selama 1 menit
E. ditambahkan 6 mL aquades
F. ditambahkan amilum 1 %
sebanyak 2 tetes

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


25
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

G. dititrasi dengan
menggunakan natrium
tiosulat
H. Volume Na2S2O3 yang
dibutuhkan sebanyak 0,05
mL
I. BELUM HASILNYA
D E F

G H

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


26
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

Reaksi-reaksi

1. Pemanasan minyak
H H H H H H H H
energi
R1 C C C C R2 R1 C C C C R2 + H
(panas + sinar)
H H Radikal bebas H
Asam lemak tidak jenuh
Hidrogen yang
labil + O2

H H H H

R1 C C C C R2

O O H
H H H H
Peroksida aktif
R1 C C C C R2 +

H H

H H H H H H H H

R1 C C C C R2 + R1 C C C C R2

O OH H H

Hidroperoksida Radikal bebas


2. Reaksi oksidasi
minyak oksidatif + KI (aq) produk + I2
2 KI (aq) + ROOH (aq) + H2O (l) 2KOH (aq) + ROH (aq) + I2(aq)

3. Reaksi antara I2 dengan larutan natrium tiosulfat


I2 (aq) + 2S2O32-(aq) 2I-(aq) + S4O62-

4. Reaksi antara amilum dan Iod

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


27
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

CH2OH

O O

CH2OH OH
+ nI2
O O

OH
OH

OH
n

CH2I I

O O

OH
CH2I +2H2O
O O

OH
OH

I OH
n

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


28
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

LAMPIRAN PERHITUNGAN
Diketahui :
Massa minyak = 2 mL
M Na2S2O3 = 0,1 M
VNa2S2O3 untuk menitrasi Blanko = 0,05 mL
VNa2S2O3 untuk menitrasi minyak setelah dipanaskan selama :
15 menit = 0,2 mL
30 menit = 0,3 mL
45 menit = 0,45 mL
60 menit = 0,52 mL
120 menit = 0,67 mL
Ditanya : Orde reaksi dari masing masing pemanasan ?
Jawab :

Mol minyak ( C12H32O2 ) =
0,853 2
= 256,42

= 0,006653 mol

= 6,653 mmol a

Pemanasan 15 menit
mmol I2 = mmol S2O3 maka, (a x) = (6,653 0,02) mmol
mmol I2 = V1 x M1 = 6,633 mmol
mmol I2 = 0,2 mL x 0,1 M
mmol I2 = 0,02 mmol x

Pemanasan 30 menit
mmol I2 = mmol S2O3 maka, (a x) = (6,653 0,03) mmol
mmol I2 = V1 x M1 = 6,623 mmol
mmol I2 = 0,3 mL x 0,1 M
mmol I2 = 0,03 mmol x

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


29
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

Pemanasan 45 menit
mmol I2 = mmol S2O3 maka, (a x) = (6,653 0,045) mmol
mmol I2 = V1 x M1 = 6,608 mmol
mmol I2 = 0,45 mL x 0,1 M
mmol I2 = 0,045 mmol x

Pemanasan 60 menit
mmol I2 = mmol S2O3 maka, (a x) = (6,653 0,052) mmol
mmol I2 = V1 x M1 = 6,601 mmol
mmol I2 = 0,52 mL x 0,1 M
mmol I2 = 0,052 mmol x

Pemanasan 120 menit


mmol I2 = mmol S2O3 maka, (a x) = (6,653 0,067) mmol
mmol I2 = V1 x M1 = 6,586 mmol
mmol I2 = 0,67 mL x 0,1 M
mmol I2 = 0,067 mmol x

Penentuan Orde Reaksi Menggunakan Metode Integral Non Grafik


a. Orde 1
t = 15 menit = 900 sekon
1
= ln

1 6,653
= ln
900 6,633
1
= ln 1,003
900
1
= 3 103
900
= 3,3 106

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


30
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

t = 30 menit = 1800 sekon


1
= ln

1 6,653
= ln
1800 6,623
1
= ln 1,0045
1800
1
= 4,5 103
1800
= 2,5 106

t = 45 menit = 2700 sekon


1
= ln

1 6,653
= ln
2700 6,608
1
= ln 1,0068
2700
1
= 6,7 103
2700
= 2,5 106

t = 60 menit = 3600 sekon


1
= ln

1 6,653
= ln
3600 6,601
1
= ln 1,0078
3600
1
= 7,7 103
3600
= 2,1 106

t = 120 menit = 7200 sekon


Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit
31
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

1
= ln

1 6,653
= ln
7200 6,586
1
= ln 1,0102
7200
1
= 1,01 102
7200
= 1,4 106

b. Orde 2
t = 15 menit = 900 detik
1 1 1
= ( )

1 1 1
= ( )
900 6,633 6,653
1 6,653 6,633
= ( )
900 44,129349
1 0,02
= ( )
900 44,129349
1
= (4,5 104 )
900
= 5 107

t = 30 menit = 1800 detik


1 1 1
= ( )

1 1 1
= ( )
1800 6,623 6,653
1 6,653 6,623
= ( )
1800 44,062819
1 0,03
= ( )
1800 44,062819
1
= (6,8 104 )
1800

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


32
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

= 3,7 107

t = 45 menit = 2700 detik


1 1 1
= ( )

1 1 1
= ( )
900 6,608 6,653
1 6,653 6,608
= ( )
2700 44,129349
1 0,045
= ( )
2700 43,963024
1
= (1,02 103 )
2700

= 3,7 107

t = 60 menit = 3600 detik


1 1 1
= ( )

1 1 1
= ( )
3600 6,601 6,653
1 6,653 6,601
= ( )
3600 43,916453
1 0,052
= ( )
3600 43,916453
1
= ( 1,18 103 )
3600

= 3,2 107

t = 120 menit = 7200 detik


1 1 1
= ( )

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


33
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

1 1 1
= ( )
7200 6,586 6,653
1 6,653 6,586
= ( )
7200 43,816658
1 0,067
= ( )
7200 43,816658
1
= (1,5 103 )
7200
= 2,08 107

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


34
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

c. Orde 3
t = 15 menit = 900 detik
1 1 1
= ( 2
2)
2( ) 2
1 1 1
= ( 2
)
900 2(6,633) 2(6,653)2
1 1 1
= ( )
900 2(43,996689) 2(44,262409)
1 1 1
= ( )
900 87,993378 88,524818
1 88,524818 87,993378
= ( )
900 7789,597773
1 0,53144
= ( )
900 7789,597773
1
= (6,8 105 )
900
= 7,5 108

t = 30 menit = 1800 detik


1 1 1
= ( )
2( )2 22
1 1 1
= ( )
1800 2(6,623)2 2(6,653)2
1 1 1
= ( )
1800 2(43,864129) 2(44,262409)
1 1 1
= ( )
1800 87,728258 88,524818
1 88,524818 87,728258
= ( )
1800 7766,128073
1 0,79656
= ( )
1800 7766,128073
1
= (1,02 104 )
1800
= 5,6 108

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


35
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

t = 45 menit = 2700 detik


1 1 1
= ( 2
2)
2( ) 2
1 1 1
= ( 2
)
2700 2(6,608) 2(6,653)2
1 1 1
= ( )
2700 2(43,665664) 2(44,262409)
1 1 1
= ( )
2700 87,331328 88,524818
1 88,524818 87,331328
= ( )
2700 7730,989917
1 1,19349
= ( )
2700 7730,989917
1
= (1,5 104 )
2700
= 5,5 108

t = 60 menit = 3600 detik


1 1 1
= ( 2
2)
2( ) 2
1 1 1
= ( 2
)
3600 2(6,601) 2(6,653)2
1 1 1
= ( )
3600 2(43,573201) 2(44,262409)
1 1 1
= ( )
3600 87,146402 88,524818
1 88,524818 87,146402
= ( )
3600 7714,619376
1 1,378416
= ( )
3600 7714,619376
1
= (1,7 104 )
3600
= 4,7 108

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


36
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

t = 120 menit = 7200 detik


1 1 1
= ( 2
2)
2( ) 2
1 1 1
= ( 2
)
7200 2(6,586) 2(6,653)2
1 1 1
= ( )
7200 2(43,375396) 2(44,262409)
1 1 1
= ( )
7200 86,750792 88,524818
1 88,524818 86,750792
= ( )
7200 7679,598073
1 1,774026
= ( )
7200 7679,598073
1
= (2,3 104 )
7200
= 3,1 108

Waktu Volume
A x a-x k orde 1 k orde 2 k orde 3
(detik) Na2S2O3
900 0,2 mL 6,653 0,02 6,633 3,3 x 10-6 5,0 x 10-7 7,5 x 10-8
1800 0,3 mL 6,653 0,03 6,623 2,5 x 10-6 3,7 x 10-7 5,6 x 10-8
2700 0,45 mL 6,653 0,045 6,608 2,5 x 10-6 3,7 x 10-7 5,5 x 10-8
3600 0,52 mL 6,653 0,052 6,601 2,1 x 10-6 3,2 x 10-7 4,7 x 10-8
7200 0,67 mL 6,653 0,067 6,586 1,4 x 10-6 2,08 x 10-7 3,1 x 10-8
B. Metode Grafik
Orde 1
waktu ln (a x)
900 1,8920
1800 1,8905
2700 1,8882
3600 1,8872
7200 1,8849

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


37
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

Grafik ln (a x) vs waktu
1.893
1.892
1.891
1.89
1.889
ln (a - x) 1.888
ln (a x)
1.887
1.886 Linear (ln (a x))
1.885
y = -1E-06x + 1.8921
1.884 R = 0.8969
1.883
0 2000 4000 6000 8000
waktu (sekon)

Orde 2
waktu 1 / (a x)
900 0,1507
1800 0,1509
2700 0,1513
3600 0,1514
7200 0,1518

Grafik 1 / (a x) vs waktu
0.152
y = 2E-07x + 0.1507
0.1518
R = 0.9026
0.1516
1/(a - x)

0.1514

0.1512 1 / (a x)

0.151 Linear (1 / (a x))

0.1508

0.1506
0 2000 4000 6000 8000
waktu (sekon)

Orde 3
waktu 1 / (a x)2
900 0,022729
1800 0,0227977
2700 0,0229013
3600 0,0229499
7200 0,0230545

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


38
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

Grafik 1 / (a x)2 vs waktu


0.02315
0.0231 y = 5E-08x + 0.0227
0.02305 R = 0.8983
1/(a - x)2 0.023
0.02295
0.0229 1 / (a x)2
0.02285 Linear (1 / (a x)2)
0.0228
0.02275
0.0227
0 2000 4000 6000 8000
waktu (sekon)

Menghitung Bilangan Peroksida


Diketahui:V minyak = 2 mL
Massa minyak = x v
= 0,853 g/mL x 2 mL
= 1,706gram
V Na2S2O3 untuk menitrasi minyak:
- 15 menit = 0,20 mL
- 30 menit = 0,30 mL
- 45 menit = 0,45 mL
- 60 menit = 0,52 mL
- 120 menit = 0,67 mL
N Na2S2O3 = 0,2 N
V blanko = 0,05
Ditanya: Bilangan peroksida ?
Jawab:
(VNa2 S2 O3 V blanko) NNa2 S2 O3 mg
Bilangan peroksida = 8 mEk 100 gram
berat sampel (gram)

Titrasi 15 menit

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


39
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

(0,20 mL 0,05 mL) 0,2 mEk/mL mg


Bilangan peroksida = 8 mEk 100 gram
1,706 gram

= 14,06799531 mg oksigen/100gram minyak

Titrasi 30 menit
(0,30 mL 0,05 mL) 0,2 mEk/mL mg
Bilangan peroksida = 8 mEk 100 gram
1,706 gram
= 23,44665885 mg oksigen/100gram minyak

Titrasi 45 menit
(0,45 mL 0,05 mL) 0,2 mEk/mL mg
Bilangan peroksida = 8 mEk 100 gram
1,706 gram

= 37,51465416 mg oksigen/100gram minyak

Titrasi 60 menit
(0,52 mL 0,05 mL) 0,2 mEk/mL mg
Bilangan peroksida = 8 mEk 100 gram
1,706 gram

= 44,07971864 mg oksigen/100gram minyak

Titrasi 120 menit


(0,67 mL 0,05 mL) 0,2 mEk/mL mg
Bilangan peroksida = 8 mEk 100 gram
1,706 gram

= 58,14771395 mg oksigen/100gram minyak

Bilangan
Waktu
Peroksida
900 14,06799531
1800 23,44665885
2700 37,51465416
3600 44,07971864
7200 58,14771395

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


40
dengan Metode Iodometri
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 3

Grafik antara Bilangan Peroksida vs Waktu


70
y = 0.0067x + 13.644
60
R = 0.8965
Bilangan Peroksida 50

40
Bilangan Peroksida
30

20 Linear (Bilangan
Peroksida)
10

0
0 2000 4000 6000 8000
Waktu (sekon)

Penentuan Orde Reaksi pada Laju Ketengikan Minyak Kelapa Sawit


41
dengan Metode Iodometri

Anda mungkin juga menyukai