Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGETIKA DAN KINETIKA

PERCOBAAN 2: PENENTUAN KINETIKA ESTER


SAPONIFIKASI DENGAN METODE KONDUKTOMETRI

DISUSUN OLEH
Marsel Estefan Lie (105116006/KIMIA)

LABORATORIUM INTEGRASI
UNIVERSITAS PERTAMINA
2018
I. PENDAHULUAN

Bila ditinjau dari reaksi A+B+C+... → produk; selama terjadi reaksi maka
konsentrasi produk akan naik. Laju reaksi adalah kecepatan penurunan konsentrasi
reaktan atau kecepatan kenaikan konsentrasi produk, yang ditentukan oleh konsentrasi
reaktan pada beberapa waktu. Bila konsentrasi reaktan turun maka laju reaksi juga
turun, dan sebaliknya.

𝑑[𝐴] 𝑑[𝐵] 𝑑[𝐶]


𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = − = − = −
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑑[𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘]
= 𝑑𝑡

𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = [𝐴]𝑛1 [𝐵]𝑛2 [𝐶]𝑛2 …

n1 + n2 + n3 + ... adalah orde reaksi.

Hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi disebut persamaan kecepatan,


ditulis dalam persamaan:

𝑑[𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘]
= 𝑘𝑟 [𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘]𝑛
𝑑𝑡

kr adalah konstanta laju reaksi yang harganya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
temperatur.

A. Integrasi Persamaan untuk Reaksi Orde Pertama

Bila a adalah konsentrasi awal dari A, x adalah penurunan konsentrasi A pada


waktu t, dan a-x adalah konsentrasi A pada waktu t, maka laju reaksinya adalah:

𝑑[𝐴] 𝑑(𝑎 − 𝑥) 𝑑𝑥
− = − =
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑑[𝐴]
− = 𝑘𝑟 [𝐴]
𝑑𝑡

𝑑𝑥 𝑑(𝑎 − 𝑥)
= 𝑘𝑟 (𝑎 − 𝑥) 𝑎𝑡𝑎𝑢 = 𝑘𝑟 𝑑𝑡
𝑑𝑡 𝑑𝑡
ln(𝑎 − 𝑥) = −𝑘𝑟 𝑡 + 𝑐

Saat t = 0:
ln(𝑎 − 𝑥) = −𝑘𝑟 𝑡 + ln 𝑎

B. Integrasi Persamaan untuk Reaksi Orde Kedua

A + B → produk

Bila a adalah konsentrasi awal dari A, b adalah konsentrasi awal B, x merupakan


penurunan konsentrasi A dan B pada waktu t, dan pada waktu t konsentrasi A = a-x
sedangkan konsentrasi B = b-x. Persamaan kecepatan:

𝑑𝑥
= 𝑘𝑟 (𝑎 − 𝑥)(𝑏 − 𝑥)
𝑑𝑡

ln(𝑎 − 𝑥) − ln(𝑏 − 𝑥)
𝑘𝑟 𝑡 = +𝑐
𝑎−𝑏

Saat t = 0 dan x = 0:

1 𝑏(𝑎 − 𝑥)
𝑘𝑟 𝑡 = ln
𝑎 − 𝑥 𝑎(𝑏 − 𝑥)

2A → produk

A + B → produk, dimana a = b

𝑑𝑥
𝑘𝑟 𝑑𝑡 =
(𝑎 − 𝑥)2

1
𝑘𝑟 𝑡 = +𝑐
𝑎−𝑥

Saat t = 0 dan x = 0:

1 1
𝑘𝑟 𝑡 = +
𝑎−𝑥 𝑎
C. Persamaan Integral untuk Reaksi Orde Ketiga

A + B + C → produk

Bila a, b, c masing-masing merupakan konsentrasi awal dari A, B, C dan x


adalah penurunan konsentrasi pada waktu t, persamaan kecepatan:

𝑑𝑥
= 𝑘𝑟 (𝑎 − 𝑥)(𝑏 − 𝑥)(𝑐 − 𝑥)
𝑑𝑡

Untuk keadaan sederhana dimana konsentrasi awal masing-masing reaktan


adalah sama yaitu a, maka:

𝑑𝑥
𝑘𝑟 𝑑𝑡 =
(𝑎 − 𝑥)3

1 1
2
= 𝑘𝑟 𝑡 − 2
2(𝑎 − 𝑥) 2𝑎

Pada percobaan ini akan dihitung orde reaksi untuk mencari orde reaksi dan
konstanta laju reaksi dari reaksi saponifikasi ester.

𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐶2 𝐻5 + 𝑂𝐻 − → 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂− + 𝐶2 𝐻5 𝑂𝐻

Dengan pertambahan waktu maka daya hantar larutan akan menurun karena
hantaran yang semula disebabkan oleh ion OH- yang kuat diganti dengan ion CH3COO-
yang lebih lemah.

1 1
= + 𝑘𝑡
Λ𝑡 − Λ∞ Λ0 − Λ∞

Konsentrasi laju reaksi tergantung pada 2 faktor yaitu frekuensi tumbukan antar
molekul-molekul reaktan dan harga dari nergi aktivasi. Untuk menghitung energi
aktivasi (Ea) digunakan persamaan Arrhenius:

𝐸
𝑘𝑟 = 𝐴𝑒 𝑅𝑇

𝐸
ln 𝑘𝑟 = ln 𝐴 −
𝑅𝑇
Dari persamaan ini dapat dilihat bahwa energi aktivasi dapat ditentukan bila
dilakukan perhitungan konstanta laju reaksi pada beberapa temperatur. Kemudian
dapat dibuat grafiknya.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat : 8. Hot plate


9. Water bath
1. Gelas kimia
10. Termometer
2. Gelas ukur
3. Pipet ukur Bahan :
4. Pipet volume
1. Larutan NaOH 0.5 M
5. Filler
2. Larutan CH3COOC2H5 pekat
6. Konduktometer
3. Akuades
7. Stopwatc

III. DIAGRAM PERCOBAAN

Ambil 25 mL NaOH 0.5 M, Ambil 1.2 mL CH3COOC2H5,


encerkan (500 mL) encerkan (500 mL)

Buat larutan menjadi bersuhu


kamar, 40, dan 50°C

Siapkan konduktometer

Campurkan kedua larutan (100


mL), lalu ukur konduktivitas
IV. DATA PENGAMATAN

Dari hasil percobaan didapatkan nilai konduktivitas larutan pada temperatur


30°C, 40°C, dan 50°C

Waktu (s) Λt 30°C (μs) Λt 40°C (μs) Λt 50°C (μs)


30 2650 (T=301.8 K) 2355 (T=310.4) 2143 (T=319.2 K)
60 2618 2308 2115
90 2594 2274 2090
120 2574 2253 2070
150 2548 2230 2048
180 2528 2209 2029
210 2510 2189 2012
240 2488 2172 1997
270 2470 2158 1986
300 2455 (T=302 K) 2142 (T=310.6 K) 1973 (T=319.5 K)

V. PERHITUNGAN

Dari data yang sudah didapat dilakukan perhitungan untuk Λ∞ 30°C, Λ∞ 40°C,
dan Λ∞ 50°C

Λ∞ 30°C = 0.76 × Λ 𝑡=300𝑠 = 0.76 × 2455 = 1865.8

Λ∞ 40°C = 0.78 × Λ 𝑡=300𝑠 = 0.78 × 2142 = 1627.92

Λ∞ 50°C = 0.93 × Λ 𝑡=300𝑠 = 0.93 × 1973 = 1499.48


1
Kemudian dihitung Λ untuk masing-masing suhu, dan didapat:
𝑡 −Λ∞

1/(Λt-Λꝏ) 30°C 1/(Λt-Λꝏ) 40°C 1/(Λt-Λꝏ) 50°C


0.001275185 0.001375364 0.001553953
0.001329434 0.001470415 0.001624643
0.001373249 0.001547796 0.001693423
0.00141203 0.001599795 0.001752787
0.001465846 0.001660909 0.001823088
0.001510118 0.001720933 0.001888503
0.001552313 0.001782277 0.001951143
0.0016072 0.001837965 0.002009969
0.001655081 0.001886508 0.002055414
0.001697217 0.001945223 0.002111843
1
Dari data tersebut dapat dibuat grafik Λ vs t dan diperoleh nilai kr(slope)
𝑡 −Λ∞

Kurva 1/(Λt-Λꝏ) 30°C vs t


0.002

0.0015
y = 4.67E-05x + 1.23E-03
1/(Λt-Λꝏ)

0.001 R² = 9.99E-01

0.0005

0
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Waktu (s)

Kurva 1/(Λt-Λꝏ) 40°C vs t


0.0025
y = 6.12E-05x + 1.35E-03
0.002
R² = 9.94E-01
1/(Λt-Λꝏ)

0.0015
0.001
0.0005
0
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Waktu (s)

Kurva 1/(Λt-Λꝏ) 50°C vs t


0.0025
y = 6.23E-05x + 1.50E-03
0.002 R² = 9.97E-01
1/(Λt-Λꝏ)

0.0015
0.001
0.0005
0
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Waktu (s)
Dari kurva yang telah dibuat, dapat diketahui persamaan garisnya yaitu 𝑦 = 4.67 ×
1
10−5 𝑥 + 1.23 × 10−3 untuk kurva 30°C vs t; 𝑦 = 6.12 × 10−5 𝑥 + 1.35 × 10−3 untuk
Λ𝑡 −Λ∞
1 1
kurva 40°C vs t; 𝑦 = 6.23 × 10−5 𝑥 + 1.50 × 10−3 untuk kurva 50°C vs t. Dari
Λ𝑡 −Λ∞ Λ𝑡 −Λ∞

persamaan tersebut dapat diketahui slope (kr) untuk 30°C adalah 4.67 × 10−5; untuk
40°C adalah 6.12 × 10−5; dan untuk 50°C adalah 6.23 × 10−5 . Setelah itu dapat dibuat
1
kurva ln kr vs 𝑇, dengan T adalah temperatur sebenarnya pada saat t = 300 s.

1
ln 𝑘𝑟
𝑇
30°C 0.00331 -9.97177
40°C 0.00322 -9.70136
50°C 0.00313 -9.68355

Dari data tersebut dapat dibuat grafik:

Kurva ln kr vs 1/T
-9.4
0.00313 0.00322 0.00331
-9.5

-9.6

-9.7

-9.8
y = -1601.2x - 4.671
-9.9

-10

Pada grafik tersebut diketahui kemiringan garis (slope) sebesar -1601.2 maka energi
𝐸𝑎
aktivasi dapat dihitung dengan persamaan slope = − . Dari persamaan tersebut
𝑅
𝐽
didapatkan Ea = -(-1601.2 × 8.314) = 13312.56 ⁄𝑚𝑜𝑙 .
VI. PEMBAHASAN

Pada percobaan ini dilakukan reaksi ester saponifikasi antara NaOH dan
CH3COOC2H5 dengan metode konduktometri untuk mendapatkan orde reaksi,
konstanta laju reaksi, dan energi aktivasi reaksi tersebut. Sebelum menggunakan
konduktometer, kedua larutan diencerkan terlebih dahulu agar larutan dapat terionisasi
sehingga konduktivitas larutan tersebut lebih mudah terbaca oleh konduktometer.
Kedua larutan tersebut kemudian dipanaskan hingga suhu 30°C dan dicampurkan
sekaligus memasukkan elektroda konduktometer pada saat yang bersamaan.
Konduktivitas yang ditunjukkan oleh alat dicatat setiap 30 detik sekali selama 5 menit.
Percobaan ini menggunakan suhu yang bervariasi yaitu 30°C, 40°C, dan 50°C untuk
melihat pengaruh suhu terhadap kinetika reaksi.

Konduktivitas pada larutan bergantung pada ion-ion yang terdapat pada suatu
senyawa. Semakin tinggi konsentrasi senyawa ionik tersebut maka konduktivitasnya
pun semakin tinggi. Dari hubungan tersebut maka konduktivitas dapat digunakan untuk
menentukan kinetika reaksi suatu larutan.

Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah

𝑁𝑎𝑂𝐻 + 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐶2 𝐻5 → 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂− 𝑁𝑎+ + 𝐶2 𝐻5 𝑂𝐻

Dari reaksi tersebut ion OH- digantikan oleh ion Na+ yang kurang elektronegatif dari ion
OH- sehingga pada reaksi saponifikasi ini konduktivitas campuran tersebut akan
menurun.

1
Dari data yang didapat pada percobaan ini akan dibuat grafik antara Kurva Λ𝑡 −Λ∞

vs waktu, kemiringan garis yang didapat merupakan konstanta laju reaksi (k r). Pada
pencampuran larutan yang bersuhu 30°C didapatkan k r = 4.67 × 10−5 ; 40°C kr = 6.12 ×
10−5; 50°C kr = 6.23 × 10−5. Dari data tersebut terlihat nilai kr selalu meningkat, hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi suhu maka konstanta laju
reaksi akan meningkat.
Untuk menentukan orde reaksi menggunakan nilai R 2 pada setiap grafik. Nilai R2
pada suhu 30°C adalah 0.999; 40°C adalah 0.994; 50°C adalah 0.997. Nilai R 2 tersebut
semuanya mendekati 1 sehingga orde reaksi tersebut merupakan orde 2. Hal ini
1
disebabkan grafik yang digunakan adalah grafik antara vs waktu yang merupakan
Λ𝑡 −Λ∞
1
sifat fisis dari plot grafik kinetika reaksi orde 2 (𝑐𝑡 vs waktu). Jadi persaman kinetika

reaksinya adalah:

𝑉 = 𝑘𝑟 [𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐶2 𝐻5 ][𝑁𝑎𝑂𝐻]

1
Penentuan energi aktivasi dapat dihitung dengan grafik antara ln kr vs 𝑇. Pada

grafik tersebut didapatkan persamaan garisnya yaitu y = -1601.2x - 4.671, jadi


kemiringan dari persamaan garis tersebut sebesar -1601.2. Energi aktivasi dapat
𝐸𝑎 𝐽
dihitung berdasarkan persamaan slope = − , dimana R = 8.314 ⁄𝑚𝑜𝑙 . Sehingga
𝑅
𝐽
energi aktivasi pada reaksi ini adalah sebesar 13312.56 ⁄𝑚𝑜𝑙 .

VII. KESIMPULAN

Pada percobaan ini diketahui reaksi ester saponifikasi yang terjadi merupakan
reaksi orde dua. Konstanta laju reaksi akan meningkat apabila suhu yang digunakan
lebih tinggi, dari percobaan didapatkan kr 30°C = 4.67 × 10−5 ; kr 40°C = 6.12 × 10−5 ; kr
50°C = 6.23 × 10−5. Energi aktivasi yang diperlukan pada reaksi ini adalah sebesar
𝐽
13312.56 ⁄𝑚𝑜𝑙 .
VIII. DAFTAR PUSTAKA
1. Atkins, P., Cady, M., De Paula, J. dan Trapp, C., 2009. Solutions manual to
accompany Elements of physical chemistry, fifth edition. Oxford University
Press, Oxford.
2. Moore, W.J., 1974, Physical Chemistry, edisi ke-4, Prentice-Hall, Inc.,
Indiana, hal: 517-518.
3. Alberty, R.A & Daniels, F., 1984, Kimia Fisika, jilid 2 (terjemahan), Penerbit
Erlangga, Jakarta, hal: 114-146.
4. House, J. 2007. Principles of chemical kinetics. Elsevier/Academic Press,
Amsterdam.

Anda mungkin juga menyukai