Anda di halaman 1dari 13

LATIHAN SOAL DIFUSI DAN REAKSI

SOAL 12-2B DAN 12-3A, FOGLER

Disusun Oleh: Kelompok 7


Achmad Anggawirya Al 1406564912
Dicki Rachman 1406567214
Fitriani Meizvira 1406565493
Kevin Antonio 1406568091
Kezia Dara Euodia 1406567914

Departemen Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Depok 2016
Soal 12-2B
P12-2B

a) Example 12-1. Effective Diffusivity. Make a sketch of a diffusion path for which the
tortuosity is 5. How would your effective gas-phase diffusivity change if the absolute
pressure were tripled and the temperature were increased by 50%?

Jawaban

Difusivitas berbanding lurus dengan suhu dan berbanding terbalik dengan besar
tekanan. Oleh karena itu, semakin tinggi tinggi suhu laju difusivitas semakin meningkat.
Sedangkan semakin besar tekanan laju difusivitas semakin kecil.


~ ~

1 2 1,75
~ ~ ( )
1

b) Example 12-2. Tissue Engineering. Bagaimana jika kinetika reaksi memiliki


(1) orde 1 terhadap konsentrasi O2 dengan k1= 10-2 h-1?
(2) Kinetika Monod dengan max= 1.33 x 10-3 h-1 dan Ks= 0.3 mol/dm3.
(3) Orde nol dengan quasi steady state analysis menggunakan persamaan (E12-2.19)
dengan neraca keseluruhan

= 2 |=0

Untuk memprediksikan flux O2 dan tumpukan kolagen yang terbentuk sebagai fungsi
waktu. Catatan: V=AcL. Asumsikan = 10 dan koefisien stoikiometri untuk oksigen
terhadap kolagen, vc, adalah 0.05 fraksi massa sel/mol O2.

Jawaban
(1) Untuk kinetika reaksi memiliki orde 1

Pertama, dibuat neraca mol dari O2, A, pada volume V = AcL


| |+ + = 0 (1)
Kemudian persamaan diatas dibagi dengan z dan diambil limit z 0, sehingga
dihasilkan
1
+ = 0

2
= [ + ]
2
Untuk konsentrasi encer kita dapat mengabaikan UCA dan menggabungkan
persamaan (1) dan (2) diperoleh:
2
+ = 0
2

Dengan menganggap laju konsumsi O2 memiliki orde 1, maka

2
+ = 0
2
Kemudian, kita membuat persamaan diatas dalam bentuk tak berdimensi dengan
menggunakan dua variabel baru, dan , dimana:

=
0

=

Sehingga:
2
= 0
2

Dimana

2
=
2

Selanjutnya, dilakukan penurunan persamaan untuk memperoleh kinetika pada orde


pertama:

= A cosh + B sinh

= sinh + cosh

Sistem dapat digambarkan sebagai berikut:


Dengan melihat gambar diatas, pada = 0 atau = 1,

sinh
=
cosh

Pada = 1 atau = 0

1 = A cosh

1
=
cosh

tanh
=
cosh

cosh tanh
= sinh
cosh cosh

(2) Kinetika Monod


2
+ =0
2

2
= =0
2
Kemudian persamaan diturunkan dengan menggunakan quasi steady state analysis

(3) Koefisien variabel difusi



= 2 |=0

0
= = |
=0

0
== | /
=0

Neraca mol


[ ]
= 0

Untuk difusi yang terhalangi



=
2 2
1+1

Asumsikan tidak ada variasi DAB terhadap perubahan , maka:

2 2
=0
2 0

Dari persamaan sebelumnya diperoleh:

2
= 0
2 0

Maka:

2
20 = 0
2

= 0 ( 2) + 1

0
= | = |
=0 =0

22
= (20 20 )|=0 = 20 =
2 0

0 2
2 = = ( ) ( ) =
0
Flux O2 tidak bergantung pada D e yang tidak meningkat karena reaksi pada orde nol.
Untuk timbunan material yang menghalangi difusi

= = =

=
Dnegan pendekatan quasi steady state Fw akan meningkat, De berkurang dan 0
meningkat seiring pertambahan waktu. Namun, pada suatu titik dimana konsentrasi
oksigen sama dengan nol akan ditemua, Kita dapat menganalisis seperti yang
digunakan pada P12-10 dengan membalik koordianat dari = 0 dan = 1, sehingga
1
akan ditemukan =
0

Terlihat bahwa dengan peningkatan t terjadi penurunan c, sampai pada titik dimana
konsentrasi oksigen yang bergerak ke atas gel sama dengan nol.

c) Example 12-3. (1) What is the percent of the total resistance for internal diffusion and
for reaction rate for each of the three particles studied. (2) Apply the Weisz-Prater
criteria to a particle 0,005 m in diameter.
Jawaban

(1) Persen resistensi total untuk difusi internal dan untuk setiap laju reaksi.
Untuk 1 1 = 0,182
Batas reaksi permukaan 18,2% dan batas difusi 81,8%.
Untuk 2 1 = 0,856

Batas reaksi permukaan 85,6% dan batas difusi 14,6%.


(2) Menggunakan kriteria Weisz-Prater untuk diameter partikel sebesar 0,005 m.
() 2
= = 12 = 0,95 (0,9)2 = 0,77

Nilai kurang dari 1, berarti tidak signifikan untuk batas difusi.

d) Example 12-4. Overall Efficectiveness factor (1) calculater the percent of the total
resistance for external diffusion. Internal diffusion and surface reaction. Qualitatively
how would each of your percentages change (2) if the temperature were increased
significantly ? (3) if the gas velocity were tripled ?(4) if the particle size were decreased
by a factor of 2? How would the reactor length change in each case? (5) what length
would required to achieve 99.9% conversion of the pollutant NO?
Jawab
1
= =
1
1+ +

= 0.059. Sehingga 5.9% tahanan reaksi permukaan dan 94.1% adalah pembatas difusi
external dan internal.
0.941 0.941 0.941
% = = =
1 6.0 + 10.96 16.96
+
6.0
% Difusi internal = 0.941 100 16.96 = 33.3%
10.96
% Difusi eksternal = 0.941 100 = 60.8%
16.96

Total presenase adalah 100%. Penambahan suhu akan mengurangi hambatan reaksi
permukaan. Penambahan kecepatan gas akan mengurangi tahanan eksternal dan pengecian
ukuran pellet akan mengurangi tahanan internal dan eksternal dengan 99.99% konversi.

e) you applied the Mears and Weisz-Prater criteria to Examples 11-4 a 12-4? What would
you find? What would you learn if Hrx, = - k cal/moI, h = 100 Btu/h.ft^2, 0F and E =
20 k cal/mol?
Jawab

( )
| | < 0.15
2

Dari contoh 12.3

=
= 4.42 1010 3 2 .
Sa = 530 m2/g
= (1 ) = (1 0.5)(2.8106 ) = 1.4106 3

= 3103 ; = 1173
The inlet of the reactor, frection of NO = 0.02, dari Hk. Gas Ideal didapat

1.01325105
= = = 10.39 3
8.3144 1173
CNO 0.02 x 10.39 = 0.2078 mol/m3
Subtitusikan semua variable pada persamaan

104.6 4.421010 530 0.2078 1.46106 3103 83.682


| | = 2.88104
0.567 11732 8.3144103

Karena kurang dari 0.15 maka tidak ada gradient temperature. Temperatur fluida akan sama
dengan permukaan.

f) we let = 30, B = 0.4, and = 0.4 in Figure 12-7? What would cause you to go from
the upper steady state to the lower steady state and vi versa?
Jawab
Untuk = 30 gunakan figure 12-7. Dengam membuat garis vertical keatas dari 1 = 0.4 maka
akan tangen dengan kurva = 0.4. Penambahan temperature sedikit saja akan menyebabkan
raksi ke upper steady state.

g) your internal surface area decreased with time because of sintering. How would your
effectiveness factor change and the rate of reaction change with time if Kd = 0.01 h -1
and = 0.01 at t = 0? Explain.
Jawab

1
= , 1 = Untuk yang besar,
1+0

3 3
= =


=
1 +
h) someone had used the false kinetics (i.e. wrong E, wrong n)? Would their catalyst
weight be overdesigned or underdesigned? What are other positive or negative
effect that occur
Jawab
Energi aktivasi akan lebih besar dari control diffusi dan karenanya reactor akan lebih
sensitive terhadap temperature. Jika ordo reaksi lebih besar dari 3/2, maka laju
reaksi akan kurang sensitive terhadap konsentrasi. Jika ordo lebih kecil dari 3/2,
maka ordo sebenarnya akan negative dan lajureaksi akan meningkat signifikan pada
konsentrasi rendah.

i) you were asked to compare the conditions (e.g. catalyst charge, conversions) and
particle sizes of the reactors in CDROM Example R12.1 what differences would you
find? Are there any fundamental discrepancies between the two ? if so, what are
they, and what are some reasons for them?
Jawab

Pada example CDR12-1 reaktor berdiameter 5m dan dengan ketinggian 22m,


sedangkan reactor pada CDR 12-2 hanya 2 m3 pada volume. Muatanya pun cukup
banyak berbeda. Pada CDR 12-1 muatannya 100kg/m3 dan pada CDR 12-2 hanya
berkisar 3.9kg/m3

j) you were to assume the resistance to gas absorption in CDROM Example R12.1 were
the same as in Example R12.3 and that the liquid phase reactor volume in Example
R12.3 was 50% of the total, could you estimate the controlling resistance? If so, what
is it? What other things could you calcuIate in Example R12.1 (e.g., selectivity.
conversion, molar flow rate, in and out)? Hint: Some of the other reactions that
occur include

CO + 3 H2 -> CH4 + H2O


H2O +CO -> CO2 +H2
Jawab
Jika diasumsikan resistansi pada contoh R12.1 dan R12.3 sama, serta jumlah volum
liquidnya mencapai 50% maka controlling resistancenya dapat di prediksikan yakni
dimensi dari tabung yang digunakan, meskipun %volumnya sama namun dengan
diameter tabung yang berbeda, serta nilai yang dapt dihitung adalah conversi dari
adsorbs tersebut.

k) the temperature in CUROM Example R12.2 were increased? How would the relative
resistances in the slurry reactor change?
Jawab
Dengan penambahan temperature, maka laju raksi akan meningkat. Ini akan
menyebabkan slope dari Ci/Ri vs 1/m dan, tahanan berkurang.

l) you were asked for all the things that could go wrong in the operation (a slurry
reactor, what would you say?
Jawab
Fasa solid liquid memerlukan stagewise operation untuk menghasilkan konversi yang
lebih tinggi dan/atau selektivitas dari operasi kontinu.

Partikel attrisi dapat menempel dengan katalis sehingga memerlukan pemisahan


tambahan pada aliran keluar

Besarnya rasio solid/liquid dapat memicu reaksi samping homogeny yang tidak
diinginkan
Soal 12-3
P12-3B. Reaksi berkatalis :

berlangsung dalam unggun tetap yang mengandung bola katalis berpori X22.
Gambar P12-3 menunjukkan tingkat keseluruhan reaksi pada saat dalam reaktor
sebagai fungsi suhu untuk berbagai laju total aliran molar yang masuk, F T0.
(a.) Apakah reaksi dibatasi oleh diffusi eksternal?
(b.) Jika jawaban Anda untuk bagian (a) adalah "ya." dalam kondisi apa [dari
yang ditunjukkan (mis .. T, FT0 )] reaksi dibatasi oleh difusi eksternal?
(c.) Apakah reaksinya "reaksi-tingkat-terbatas"?
(d.) Jika jawaban Anda untuk bagian (c) adalah "ya," dalam kondisi apa [dari
yang ditunjukkan (mis .. T, FT0)] reaksi dibatasi oleh laju reaksi permukaan?
(e.) Apakah reaksi dibatasi oleh difusi internal?
(f.) Jika jawaban Anda untuk bagian (e) adalah "ya," dalam kondisi apa [dari
yang ditunjukkan (mis .. T, FT0)] reaksi dibatasi oleh laju difusi internal?
(g) Untuk laju aliran 10 gmol/jam, tentukan (jika mungkin) faktor keefektifan
keseluruhan, , pada 360 K!
(h) Estimasikan (jika mungkin) faktor keefektifan internal, , pada 367 K!

Gambar P12-3 Laju reaksi dalam unggun katalis

(i.) Jika konsentrasi pada permukaan katalis eksternal adalah 0,01 mol/dm 3,
hitung (jika mungkin) konsentrasi di r = R/2 dalam katalis berpori pada 367 K!
(Asumsikan reaksi orde pertama.)

Informasi tambahan:

Sifat-sifat gas: Sifat-sifat unggun:


Diffusivitas : 0,1 cm2/s Tortuosity pellet : 1,414

Densitas : 0,001 g/cm3 Permeabilitas unggun : 1 milidarcy

Viskositas : 0,0001 g/cm s Porositas : 0,3

Jawaban

(a.) Ya.

(b.) Semua suhu, FT0 = 10 mol/jam. Laju reaksi berubah-ubah terhadap laju
alir dan meningkat secara linier terhadap suhu.
(c.) Ya.
(d.) T < 367 K, FT0 = 1000 mol/jam, 5000 mol/jam.
T < 362 K, FT0 = 100 mol/jam.
(e.) Ya.
(f.) T > 367 K, FT0 = 1000 mol/jam, 5000 mol/jam.
T > 362 K, FT0 = 100 mol/jam.
mol
laju reaksi aktual rA (pada 362 K,FT0 =10 )
jam
(g.) = = mol
laju reaksi ideal rA (pada 362 K,FT0 =5000 )
jam
0,26
= = 0,37
0,7
(h.) Pada FT0 = 5000 mol/jam, terdapat batasan difusi non eksternal, sehingga
faktor efektivitas eksternal 1.
mol
laju reaksi aktual(pada 362 K,FT0 =5000 )
jam
= mol
laju reaksi yang di ekstrapolasi(pada 362 K,FT0=5000 )
jam
1,2
= = 0,86
1,4
3 [ cosh 1]
(i.) = = 0,86
2
dengan solusi iteratif = 1,60
1 sinh()
= =
sinh
Referensi : Fogler, H.Scott. 2006. Elements of Chemical Reaction Engineering, 4th ed. New York:
Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai