Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS ALIRAN DAYA Pertemuan 8/ASTL

Hasna Satya Dini


METODA NEWTON RHAPSON
Merupakan metoda yang paling sering digunakan. Basis dari metoda ini adalah penggunaan deret Taylor.
Untuk ilustrasi kita selesaikan dua persamaan dengan dua variable persamaan

Persamaan 1

Dengan b merupakan konstan, dan u adalah kendali bebas yang diperlakukan konstan
Misalkan 𝑥 (0) adalah estimasi solusi awal dan ∆𝑥 (0) adalah perbedaan dari solusi sebenarnya

Menjabarkan persaman diatas dengan deret Taylor sekitar 𝑥 (0)

Dengan mengasumsikan
∆𝑥 0 sangat kecil sehingga
pangkat yang tinggi dapat
diabaikan, maka
persamaan 1 dapat ditulis
dalam bentuk matriks
METODA NEWTON RHAPSON

Matriks
Jacobian
(0) (0)
Dengan menyelesaikan persamaan diatas, akan didapatkan ∆𝑥1 dan 𝑥2 yang
digunakan sebagai estimasi nilai 𝑥1 dan 𝑥2 di iterasi selanjutnya

Kita ulangi iterasinya sampai |∆𝑥1 | dan |∆𝑥2 | lebih kecil dari 𝜀
METODA NEWTON RHAPSON
:
Tentukan estimasi Hitung Nilai Hitung Nilai Hitung Nilai
awal x(0) k=0 f(x(k))=c ∆𝑐 = 𝑐 − 𝑓 𝑥 𝑘 𝑑𝑓 𝑥 𝑘
∆𝑥 (𝑘) = ∆𝑐/ 𝑑𝑥
k=k+1
TIDAK
x(k+1)=x(k)+Dx(k) Apakah ∆𝑥 (𝑘) < 𝜖

YA
Nilai akhir = x(k)
CONTOH
Selesaikan persamaan berikut dengan metoda Newton-Rhapson
𝑓 𝑥 = 𝑥 3 − 6𝑥 2 + 9𝑥 − 4 = 0
CONTOH
PENYELESAIAN ALIRAN DAYA NEWTON RHAPSON
Pada
𝑛
gambar disamping, persamaan KCL pada bus I adalah 𝐼𝑖 =
σ𝑗=1 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑗
Apabila persamaan tersebut kita nayatakan dalam bentuk polar 𝐼𝑖 =
σ𝑛𝑗=𝑖 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑗 ∠𝜃𝑖𝑗 + 𝛿𝑗
Dan Persamaan daya nya 𝑃𝑖 − 𝑗𝑄𝑖 = 𝑉𝑖∗ 𝐼𝑖
Maka 𝑃𝑖 − 𝑗𝑄𝑖 = 𝑉𝑖 ∠ −𝛿𝑖 σ𝑛𝑗=𝑖 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑗 ∠𝜃𝑖𝑗 + 𝛿𝑗
Apabila kita pisahkan bagain real dan imajinernya
𝑃𝑖 = σ𝑛𝑗=𝑖 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑗 𝑉𝑖 𝑐𝑜𝑠(𝜃𝑖𝑗 −𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 )
𝑄𝑖 = − σ𝑛𝑗=𝑖 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑗 𝑉𝑖 𝑠𝑖𝑛(𝜃𝑖𝑗 −𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 )
Persamaan diatas memeiliki dua variabel yang perlu ditentukan nilainya
yaitu magnitude tegangan dan sudut fasa (radian). Dalam penyelesainnya
dapat digunakan deret Taylor di sekitar nilai estimasi awalnya.
PENYELSAIAN ALIRAN DAYA NEWTON RHAPSON
Pendekatan penyelesaian tersebut kita lakukan dengan metoda newton Rhapson

Dengan bus 1 diasumsikan slack bus


Matriks Jacobian
Matriks jacobian menujukkan hubungan antara perubahan sudut fasa dan besar tegangan
dengan perubahan daya aktif dan daya reaktif.
Dengan elemen dari matriks tersebut adalah turunan parsial dari P dan Q terhadap V dan 
PENYELESAIAN ALIRAN DAYA NEWTON RHAPSON
Apabila terdapat m buah control voltage bus (PV bus), maka sejumlah m persamaan
yang melibatkan hubungan antara Δ𝑄 dan Δ𝑉 dapat dieliminasi. Sehingga akan
tedapat n-1 persamaan untuk P dan n-1-m persamaan untuk Q.
Matriks jacobian akan memiliki luas (2n-2-m) x (2n-2-m).
 J1 (n-1) x (n-1)
 J2 (n-1-m) x (n-1)

Komponen 𝜟𝑽
 J3 (n-1) x (n-1-m)
 J4 (n-1-m) x (n-1-m)

Komponen 𝜟𝑸
PENYELESAIAN ALIRAN DAYA NEWTON RHAPSON
Dengan komponen pada masing-masing matriks jacobian 𝑃𝑖 = σ𝑛𝑗=𝑖 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑗 𝑉𝑖 𝑐𝑜𝑠(𝜃𝑖𝑗 −𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 )
𝑄𝑖 = − σ𝑛𝑗=𝑖 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑗 𝑉𝑖 𝑠𝑖𝑛(𝜃𝑖𝑗 −𝛿𝑖 + 𝛿𝑗 )
Matriks J1 Matriks J3

Matriks J2 Matriks J4
PENYELESAIAN ALIRAN DAYA NEWTON RHAPSON
𝑘 𝑘
Δ𝑃𝑖 dan Δ𝑄𝑖 merupakan perbedaan antara P dan Q yang dibutuhkan dengan P
dan Q hasil perhitungan
𝑘 𝑘
Δ𝑃𝑖 = 𝑃𝑖𝑠𝑐ℎ − 𝑃𝑖
𝑘 (𝑘)
Δ𝑄𝑖 = 𝑄𝑖𝑠𝑐ℎ − 𝑄𝑖
Dan nilai estimasi tegangan dan sudut fasa adalah
PENYELESAIAN ALIRAN DAYA NEWTON RHAPSON
Load Bus Hitung Nilai
Tentukan estimasi 𝑃𝑖 = σ𝑛𝑗=𝑖 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑗 𝑉𝑖 𝑐𝑜𝑠(𝜃𝑖𝑗 +𝛿𝑗 −𝛿𝑖 )
awal |Vi(0)|=1 𝑄𝑖 = − σ𝑛𝑗=𝑖 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑗 𝑉𝑖 𝑠𝑖𝑛(𝜃𝑖𝑗 +𝛿𝑗 −𝛿𝑖 )
(0) 𝑘 𝑘 Hitung Nilai
dan 𝛿𝑖 = 0 Δ𝑃𝑖 = 𝑃𝑖𝑠𝑐ℎ − 𝑃𝑖 𝑘+1 (𝑘) 𝑘
𝑘 (𝑘) 𝛿𝑖 = 𝛿𝑖 + ∆𝛿𝑖
Δ𝑄𝑖 = 𝑄𝑖𝑠𝑐ℎ − 𝑄𝑖 𝑘+1 𝑘 𝑘
𝑉𝑖 = 𝑉𝑖 + ∆ 𝑉𝑖
YA Solusi adalah
(𝑘) 𝑘
(𝑘)
Apakah ∆𝑃𝑖 < 𝜖 𝛿𝑖 dan 𝑉𝑖
(𝑘)
dan ∆𝑄𝑖 < 𝜖 Hitung ∆𝛿 dan ∆|𝑉|
Hitung Nilai 𝐽 𝐽
TIDAK 𝐽 ; 𝐽 ; 𝐽 ; 𝐽 ∆𝑃 ∆𝛿
Voltage 1 2 3 4 = 1 2
∆𝑄 𝐽3 𝐽4 ∆|𝑉|
Controlled Bus
Hitung Nilai
Tentukan estimasi
(0) 𝑃𝑖 = σ𝑛𝑗=𝑖 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑗 𝑉𝑖 𝑐𝑜𝑠(𝜃𝑖𝑗 +𝛿𝑗 −𝛿𝑖 )
awal 𝛿𝑖 = 0 𝑘 𝑘
Δ𝑃𝑖 = 𝑃𝑖𝑠𝑐ℎ − 𝑃𝑖
CONTOH (SELESAIKAN DENGAN NR)
Impedansi jaringan dikonverasi ke bentuk
admitansi

Daya pada beban dan pembangkit


dikoneversi dalam satuan pu
CONTOH
Dengan mengkonversi impedansi saluran ke dalam bentuk adimitansinya, didapatkan

Y bus Bentuk Polar Matriks Y bus

Daya aktif pada bus 2 dan 3 dan daya reaktif pada bus 2

𝑃𝑖 = σ𝑛𝑗=𝑖 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑗 𝑉𝑖 𝑐𝑜𝑠(𝜃𝑖𝑗 +𝛿𝑗 −𝛿𝑖 )


𝑄𝑖 = − σ𝑛𝑗=𝑖 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑗 𝑉𝑖 𝑠𝑖𝑛(𝜃𝑖𝑗 +𝛿𝑗 −𝛿𝑖 )
CONTOH
Dan bentuk matriks jacobian dengan mengambil turunan parsial, dari persamaan P2,
P3 dan Q2 adalah

Dimana beban dan pembangkitan jika dituliskan Tegangan pada slack bus 𝑉1 = 1.05∠0pu, 𝑉3 = 1.04pu.
dalam per unit Nilai estimasi awal 𝑉2
0 (0)
= 1.0, 𝛿2
(0)
= 0; 𝛿3 =0
CONTOH
Iterasi kedua
Dengan menyelesaikan matriks jacobian
berdasarkan nilai estimasi awal

0 0 0
∆𝛿2 ; ∆𝛿3 ; |𝑉2 | dapat diselesaikan Iterasi ketiga
CONTOH
Persamaan ini konvergen pada iterasi ketiga dengan max mismatch 2.5 x 10-4
𝑉2 = 0.97168∠ − 2.6960 dan 𝑉3 = 1.04∠ − 0.49880
Daya reaktif pada bus 3 dan daya aktif dan reaktif pada slack bus adalah
PENYELESAIAN ALIRAN DAYA FAST DECOUPLE
Pada sistem tenaga transmiis umumnya nilai X>>R
sehingga perubahan dari tegangan ∆ 𝑉 tidak
banyak mempengaruhi daya aktif ∆𝑃
dibandingkan efek dari perubahan sudut fasa ∆𝛿.
Begitu juga pada daya reaktif, perubahan ∆𝛿
tidak memberikan pengaruh yang berarti pada
∆𝑄 dibandingkan efek dari perubahan dari
tegangan ∆ 𝑉
Sehingga pada pada matriks Jacobian, elemen J1
dan J2 dapat diabaikan (J1=0 dan J2=0)
PENYELESAIAN ALIRAN DAYA FAST DECOUPLE
∆𝑃 𝐽1 𝐽2 ∆𝛿
Dari asumsi tersebut matriks = dapat kita pisahkan menjadi
∆𝑄 𝐽3 𝐽4 ∆|𝑉}
dua persamaan yang lebih sederhana dan membutuhkan waktu yang lebih sedikit
dalam penyelesaiannya.
Diagonal elemen dari J1 dapat dituliskan sebagai

-Qi dengan

Bii merupakan penumlah semua suseptansiyang terhubung ke bus i. Dimana umumnya


nilai Bii>>Qi sehingga, Qi dapat diabaikan. Nilai |Vi|~ |Vi| sehingga persamaanya
menjadi
PENYELESAIAN ALIRAN DAYA FAST DECOUPLE
Pada kondisi normal 𝛿𝑗 − 𝛿𝑖 nilainya sangat kecil sehingga 𝜃𝑖𝑖 + 𝛿𝑗 − 𝛿𝑖 ≈ 𝜃𝑖𝑖 .
Sehingga elemen off-diagonal dari J1 menjadi
dengan mengasumsikan |Vj|~1 maka
Hal yang sama juga dilakukan untuk elemen pada matriks J4. Dimana elemen
diagonalnya adalah

-Qi
nilai Bii>>Qi sehingga, Qi dapat diabaikan
Dan elemen off diagonalnya dengan mengasumsikan 𝜃𝑖𝑖 + 𝛿𝑗 − 𝛿𝑖 ≈ 𝜃𝑖𝑖 menjadi
PENYELESAIAN ALIRAN DAYA FAST DECOUPLE
Dengan asumsi yang telah dijelaskan maka persamaan

Dengan B’ dan B’’ merupakan komponen imajiner dari matrik Ybus


B’ memiliki luas (n-1)
B’’ memiliki luas (n-1-m) dimana m adalah banyakan bus PV control. Sehingga pada
metoda ini, iterasi sudut fasa dan tegangan didaptkan dengan
SPESIFIKASI PADA TIAP BUS

Bus P Q |V|  Keterangan

Load Y Y Bus terhubung dengan beban

Y
Generator/ Y Bus dterhubung dengan Generator
Q-<Qo<Q+
Synchronous atau Syn Condensor (P=0)dengan var
Condensor Y limit Q-=Min Limit, Q+=Max Limit
Y
Q-<Qo<Q+
Swing bus menyesuaikan P dan Q out
Swing Y Y
untuk menjaga V konstan
PERBANDINGAN METODA PENYELESAIAN ALIRAN
DAYA
Gauss Seidel toleran dengan kondisi operasi dengan kondisi tegangan yang buruk dan alokasi daya reaktif
yang sulit (mendekati batas Max atau Min), tetapi tidak konvergen ketika transfer daya aktif mendekati
batas kemampuan sistem
Metoda Newton Rhapson toleran terhadap kondisi daya aktif mendekati batasnya, namun tidak konvergen
ketika daya reaktif mendekati batas kemampuan sistem atau nilai magnitude tegangan yang terlalu rendah
Gaus Seidel cukup toleran ketika esitimsi tegangan awal buruk namun konvergensi melambat ketiga nilai
tegangan esitimasi mendekati dengan solusi
Newton rhapson akan tidak konvergen ketika estimasi awal jauh dari solusi, namun ketika estimasi dekat
dengan solusi konvergensi akan tercpai lebuh cepat
Fast Decouple tidak konvergen ketika terdapat nilai resistansi mendekati reaktansi, dimana pada kondisi ini
umumnya nilai tegangan sistem rendah
Fast Decouple membutuhkan jumlah iterasi yang lebih banyak dari NR namun waktu yang dibutuhkan dalam 1
kali iterasi lebih cepat
Gaus Seidel tidak akan konvergen jika tedapat reaktansi negative seperti akibat dari seri kapasitor. Gaus
Seidel dapat konvergen ketika terdapat beberapa Batasan.

Anda mungkin juga menyukai