Anda di halaman 1dari 10

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI HIMAFI

DIREKTORAT JENDRAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


TUTORIAL FISIKA DASAR 1 UAS.
MATERI : SUHU DAN PENGANTAR FISIKA STATISTIK DAN PEMBAHASAN NO 27-34
UAS 2017

Kisi – Kisi :
- Menghitung konversi suhu dari skala berbeda (Contoh Soal UAS No 28 UAS 2017)
- Menyebutkan sifat keadaan titik tripel air (Contoh Soal UAS No 33 UAS 2018)
- Memperhitungkan pemuaian volume akibat pemuaian termal (Soal No 29 UAS 2017)
- Menghitung volume atau tekanan gas ideal (Soal No 30 UAS 2017)
- Menghitung kecepatan rms gas ideal pada suhu tertentu (Soal No 33 UAS 2017)
- Menghitung suhu boyle gas dengan a dan b diketahui (Soal No 31 UAS 2017)
- Memperhitungkan resistivitas akibat perubahan suhu (Soal No 32 UAS 2017)
- Membedakan distribusi energi dan kecepatan molekul gas
Suhu merupakan parameter fisis kesetimbangan termal benda. Dari besaran fisis ini kita bisa
menjelaskan berbagai fenomena seperti pemuaian, resistivitas dll. Fisika Statistik digunakan untuk
menjelaskan parameter fisis dalam termodinamika ditinjau dari sisi mikroskopik. Dari fisika statisik
tersebutlah bisa dijelaskan bagaimana perilaku fisis partikel , seperti kecepatan , momentum , energi
dll.

Skala pada thermometer dan konversi suhu.

Rumus untuk konversi Suhu :

𝑇𝑑𝑖𝑐𝑎𝑟𝑖 − 𝑇𝑑𝑖𝑑𝑖ℎ𝑑𝑖𝑐𝑎𝑟𝑖 𝑇𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 − 𝑇𝑑𝑖𝑑𝑖ℎ𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖


=
𝑇𝑑𝑖𝑑𝑖ℎ𝑑𝑖𝑐𝑎𝑟𝑖 − 𝑇𝑏𝑒𝑘𝑢𝑑𝑖𝑐𝑎𝑟𝑖 𝑇𝑑𝑖𝑑𝑖ℎ𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 − 𝑇𝑏𝑒𝑘𝑢𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖

Contoh Soal : No 28 UAS 2017


Dua jenis thermometer X dan Y digunakan untuk mengukur suhu. Termometer Y menunjuk angka 40
ketika thermometer X menunjuk angka 0, sedangkan thermometer Y menunjuk angka 0 ketika X
menunjuk angka -100. Relasi thermometer Y dan X adalah :

Prinsip kerja thermometer adalah linier untuk jenis apapun, sehingga suhu yang diketahui bisa
diumpamakan sebuah titik.

(𝑋1 , 𝑌1 ) = (0,40)

(𝑋2 , 𝑌2 ) = (−100,0)

𝑌 dan 𝑋 dapat dihubungkan melalui persamaan garis :

𝑌 = 𝑚𝑋 + 𝑐

Nilai m didapat dari :

𝑌2 − 𝑌1 0 − 40 4
𝑚= = = = 0,4
𝑋2 − 𝑋1 −100 − 0 10

Maka :

𝑌 = 0,4𝑋 + 𝑐

Mencari C , gunakan salah satu titik uji (𝑋1 , 𝑌1 ) = (0,40)

40 = 0,4(0) + 𝑐

𝑐 = 40

Maka :

𝑌 = 0,4𝑋 + 40 (𝐵)

Titik Tripel Air


Titik tripel adalah suatu titik dimana suatu bahan memiliki fase cair , padat dan gas tepat dalam
kesetimbangan termodinamika pada suhu T dan tekanan P. T dan P dirumuskan sebagai berikut :
𝑇 = 𝑡𝑐 + 273,15
Dimana 𝑡𝑐 adalah suhu saat berada di titik triple.
273,16 𝐾
𝑇= 𝑃
𝑃3
𝑃3 adalah Tekanan saat berada pada titik tripel.
Contoh Soal No 33 UAS 2018
Titik kesetimbangan termodinamika atau titik rangkap tiga (triple point) logam merkuri terjadi pada
suhu -38,840C. dan tekanan 0,2 mPa. Ini bermakna :
Diketahui :

𝑡𝑐 = −38,840 𝐶
𝑇 = −38,84 + 273,15 = 234,32 𝐾
Dan tekanan :
𝑃 = 0,2 mPa
Mencari Tekanan P
273,16 𝐾
𝑇= 𝑃. . (1)
𝑃3
273,16 𝐾 (273,16)(0,2 mPa)
𝑃3 = 𝑃= = 0,23 𝑚𝑃𝑎 ≈ 2𝑥10−4 𝑃𝑎(𝐵)
𝑇 234,32
Artinya logam merkuri memiliki fase cair , gas ,dan padat tepat dalam kesetimbangan termodinamika
pada suhu 234,32 𝐾 dan tekanan 2𝑥10−4 𝑃𝑎(𝐵)

Pemuaian
Pemuaian Linear
1 𝑑𝐿
𝛼=
𝐿 𝑑𝑇
𝑑𝐿
𝛼𝑑𝑇 =
𝐿
𝑇 𝐿
𝑑𝐿
∫ 𝛼𝑑𝑇 = ∫
𝑇0 𝐿0 𝐿

𝛼(𝑇 − 𝑇0 ) = ln(𝐿) − ln (𝐿0 )


𝐿
𝛼(𝑇 − 𝑇0 ) = 𝑙𝑛 ( )
𝐿0
𝐿
𝑙𝑛( )
𝑒 𝛼(𝑇−𝑇0 ) = 𝑒 𝐿0
𝐿 = 𝐿0 (𝑒 𝛼(𝑇−𝑇0 ) )

Ekspansi 𝑒 𝛼(𝑇−𝑇0 ) dalam deret taylor 2 suku :

𝑒 𝛼(𝑇−𝑇0 ) = 1 + 𝛼(𝑇 − 𝑇0 )
𝐿 = 𝐿0 (1 + 𝛼(𝑇 − 𝑇0 ))

𝐿 = 𝐿0 (1 + 𝛼(𝑇 − 𝑇0 ))

∆𝐿 = 𝐿0 𝛼∆𝑇

Pemuaian Volume
1 𝑑𝑉
𝛽=
𝐿 𝑑𝑇
𝑑𝑉
𝛽𝑑𝑇 =
𝑉
𝑇 𝑉
𝑑𝑉
∫ 𝛽𝑑𝑇 = ∫
𝑇0 𝑉0 𝑉

𝛽(𝑇 − 𝑇0 ) = ln(𝑉) − ln (𝑉0 )


𝑉
𝛽(𝑇 − 𝑇0 ) = 𝑙𝑛 ( )
𝑉0
𝑉
𝑙𝑛( )
𝑒 𝛽(𝑇−𝑇0 ) = 𝑒 𝑉0

𝑉 = 𝑉0 (𝑒 𝛽(𝑇−𝑇0 ) )

Ekspansi 𝑒 𝛼(𝑇−𝑇0 ) dalam deret taylor 2 suku :

𝑒 𝛽(𝑇−𝑇0 ) = 1 + 𝛽(𝑇 − 𝑇0 )

𝑉 = 𝑉0 (1 + 𝛽(𝑇 − 𝑇0 ))

𝑉 = 𝑉0 (1 + 𝛽(𝑇 − 𝑇0 ))

∆𝑉 = 𝑉0 𝛽∆𝑇

Soal No 29 UAS 2017


Perubahan volume suatu benda bergantung pada perubahan suhu (A)
Resistivitas Suhu

𝜌𝑇 = 𝜌𝑛 (1 + 𝛼(𝑇 − 𝑇𝑛 ))

𝜌𝑇 = resistivitas saat suhu T


𝜌𝑛 = resistivitas saat suhu n
𝑇𝑛 = Suhu diketahui
Ciri – ciri :
𝑇 > 𝑇𝑛
Contoh Soal No 32 UAS 2017

Suatu kawat terbuat dari besi memiliki hambatan jenis pada suhu 20𝑂 𝐶 sebesar 9,71 𝑥 10−3 Ω𝑚. Jika
suhu kawat tersebut dinaikkan dari 20𝑂 𝐶 menjadi 30𝑂 𝐶 hambatan jenisnya menjadi 10,34 𝑥10−3 Ω𝑚
, maka nilai hambatan jenisnya pada suhu 40𝑂 𝐶 adalah :

Analisis saat suhu 20𝑂 𝐶 menjadi 30𝑂 𝐶

T = 30𝑂 𝐶

𝑇20 =20𝑂 𝐶

𝜌30 = 10,34 𝑥10−3 Ω𝑚

𝜌20 = 9,71 𝑥 10−3 Ω𝑚


Dapat dirumuskan :

𝜌30 = 𝜌20 (1 + 𝛼(30 − 20))

10,34 𝑥10−3 Ω𝑚 = 9,71 𝑥 10−3 Ω𝑚(1 + 10𝛼)


10,34 𝑥10−3
−1
9,71 𝑥 10−3
𝛼= = 0,006488157 𝐶 −1
10
Analisis saat 40𝑂 𝐶

Nilai patokan 𝑇𝑛 boleh untuk 20𝑂 𝐶maupun 30𝑂 𝐶. Misal kita pilih saat suhu 30𝑂 𝐶

𝜌40 = 𝜌30 (1 + 𝛼(40 − 30))

𝜌40 = (10,34 𝑥10−3 Ω𝑚) (1 + (0,006488157 𝐶 −1 )(40 − 30)) = 11,01𝑥103 Ω𝑚 ≈ 10,97103 Ω𝑚

Jawaban : B
Persamaan Gas ideal
Gas ideal adalah gas dimana interaksi antar partikelnya diabaikan. Persamaan gas ideal dirumuskan :
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇

𝑃 = tekanan (atm)

𝑉= Volume (𝑚3 )
𝑛= Jumlah mol
𝑅= 0,082 𝐿𝑎𝑡𝑚 𝑚𝑜𝑙 −1 𝐾 −1

T = Suhu (K)

Soal no 30 UAS 2017


Seratus gram CO2 menempati volume 55 cm3 pada tekanan 1,0 atm. Bila digunakan konstanta gas
umum 0,08206 atm/molK maka temperaturnya adalah :
Diketahui :
V = 55 cm3= 55x10-3 dm3=55x10-3 L
𝑅= 0,082 𝐿𝑎𝑡𝑚 𝑚𝑜𝑙 −1 𝐾 −1

m = 100 gram

P = 1,0 atm

Mr = 44 gr/mol

Ditanya : T =?

Jawab :

𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇

𝑃𝑉 𝑃𝑉 (1,0 atm)(55𝑥10−3 𝐿)
𝑇= = = = 295 𝐾 (𝐸)
𝑛𝑅 ( 𝑚 ) 𝑅 ( 100𝑔𝑟 ) 0,082 𝐿𝑎𝑡𝑚 𝑚𝑜𝑙 −1 𝐾 −1
𝑀𝑟 44 gr/mol

Namun pada kenyataannya gas ideal hamper tidak ditemui pada kasus nyata. Sehingga persamaan gas
dapat dibentuk melalui persamaan lain, contohnya persamaan Van Der Walls.Persamaan van der walls
mempertimbangkan ukuran molekul dan jarak antar molekulnya. Koreksi dari persamaan gas ideal bisa
ditinjau dari persamaan gas virial.

𝑛 𝑛 2
𝑃𝑉 = 𝑁𝑘𝑇 (1 + 𝐴(𝑇) ( ) + 𝐵(𝑇) ( ) + ⋯ . ) . . (2)
𝑉 𝑉
A(T) dan B(T) adalah konstanta yang akan diperhitungkan kemudian. Misal kita tinjau konstanta
tersebut dengan membandingkan dengan persamaan gas van der Walls.

𝑎𝑛2
(𝑃 + ) (𝑉 − 𝑛𝑏) = 𝑁𝑘𝑇
𝑉2

𝑁𝑘𝑇 𝑛 2
𝑃= −𝑎( )
𝑉 − 𝑛𝑏 𝑉

𝑁𝑘𝑇 𝑛 2
𝑃= −𝑎( )
𝑛𝑏 𝑉
𝑉 (1 − 𝑉 )

𝑁𝑘𝑇 𝑛𝑏 −1 𝑛 2
𝑃= (1 − ) − 𝑎 ( )
𝑉 𝑉 𝑉

𝑛𝑏 −1
Ekspansi (1 − ) ke dalam bentuk deret :
𝑉

𝑛𝑏 −1 𝑛𝑏 𝑛𝑏 2
(1 − ) =1+ +( ) +⋯
𝑉 𝑉 𝑉

𝑁𝑘𝑇 𝑛𝑏 𝑛𝑏 2 𝑛 2
𝑃= (1 + + ( ) + ⋯) − 𝑎( )
𝑉 𝑉 𝑉 𝑉

𝑛𝑏 𝑛𝑏 2 𝑛2
𝑃𝑉 = 𝑁𝑘𝑇 (1 + + ( ) + ⋯) − 𝑎
𝑉 𝑉 𝑉

𝑛𝑏 𝑛𝑏 2 𝑛2
𝑃𝑉 = 𝑁𝑘𝑇 (1 + +( ) −𝑎 + ⋯)
𝑉 𝑉 𝑉𝑁𝑘𝑇

𝑎𝑛 𝑛 𝑛 2
𝑃𝑉 = 𝑁𝑘𝑇 (1 + (𝑏 − ) + 𝑏 2 ( ) + ⋯ ) … (3)
𝑁𝑘𝑇 𝑉 𝑉

Persamaan (3) dapat dicocokkan (2) maka didapat :

𝑎𝑛 𝑎
𝐴(𝑇) = (𝑏 − )≈𝑏−
𝑁𝑘𝑇 𝑘𝑇

𝐵(𝑇) = 𝑏 2

Suhu Boyle didefinisikan suhu saaat 𝐴(𝑇) = 0 , Maka suhu boyle :

𝑎
𝑇𝑏 =
𝑘𝑏
𝑎
𝑇𝑏 =
𝑘𝑏
Contoh Soal No 31 UAS 2017

Gas O2 memiliki koefisien van der walls 𝑎 = 3,800𝑥10−48 𝑃𝑎𝑚6 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙−2dan 𝑏=


𝑚3
5,286𝑥10−29 , Jika 𝑘 = 1,38 𝑥10−23 𝐽/𝐾 maka suhu boyle adalah :
𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙

𝑎 3,800𝑥10−48 𝑃𝑎𝑚6 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 −2


𝑇𝑏 = = = 520,9 𝐾(𝐶)
𝑘𝑏 𝑚3
(5,286𝑥10−29 ) (1,38 𝑥10−23 𝐽/𝐾)
𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙

Teori kinetik gas

Mencari 𝑣𝑟𝑚𝑠

Pertimbangkan suatu molekul gas bergerak translasi dengan kecepatan v dalam ruang, Sehingga
memiliki energi kinetik :

1
𝐾 = 𝑚𝑣 2
2

1
〈𝐾〉 = 𝑚〈𝑣 2 〉
2

Dengan meninjau asas equipartisi energi dimana konstribusi Gerakan pada Molekul monoatoik gerak
translasi terdapat 3 derajat kebebasan sumbu ( x,y ,z) , sehingga energi kinetik gas :

3
〈𝐾〉 = 𝑘𝑇
2

Menyamkaan kedua persamaan :

1 3
𝑚〈𝑣 2 〉 = 𝑘𝑇
2 2

3𝑘𝑇
〈𝑣 2 〉 =
𝑚

3𝑘𝑇
√〈𝑣 2 〉 = √
𝑚

3𝑘𝑇
𝑣𝑟𝑚𝑠 = √
𝑚
3𝑘𝑇
𝑣𝑟𝑚𝑠 = √
𝑚

Sedangkan untuk molekul diatomic cenderung melakukan Gerakan rotasi maka nilai energi kinetik rata
rata juga berbeda :

5
〈𝐾〉 = 𝑘𝑇
2

Contoh Soal : No 33 UAS 2017

Besarnya nilai kecepata (𝑣𝑟𝑚𝑠 ) gas ideal yang bermassa M dan memiliki suhu 300 K adalah :

3𝑘𝑇 3𝑘( 300) 𝑘


𝑣𝑟𝑚𝑠 = √ =√ = 30√ (𝐶)
𝑚 𝑀 𝑀

Contoh Soal : No 34 UAS 2017

Gas oksigen dalam silinder didinginkan dari 300 K menjadi 150 K maka energi kinetik rata rata gas
oksigen menjadi :

Saat 𝑇1 = 300 𝐾

5 5
〈𝐾1 〉 = 𝑘𝑇1 = 𝑘(300𝐾) = 750𝑘
2 2

Saat 𝑇1 = 150 𝐾

5 5
〈𝐾2 〉 = 𝑘𝑇2 = 𝑘(150𝐾) = 375𝑘
2 2

Maka

〈𝐾2 〉 375𝑘
〈𝐾1 〉
= 750𝑘

〈𝐾1 〉
〈𝐾2 〉 = (𝐷)
2

Energi kinetik ½ kali lebih kecil


Fisika Statistik

Dalam fisika statistic , terdapat 2 macam statistic yaitu , statisik klasik dan statistic kuantum. Statisitk
klasik yaitu Distribusi Maxwell Boltzmann. Sedangkan statistic kuantum yaitu statisik fermi dirac , dan
statisitk Bose Einstein. Pada konsentrasi kali ini ber fokus pada statistic Maxwell Boltzmann

Distribusi Maxwell Boltzmann merupakan statistic klasik yang memperkirakan bagaimana distribusi
perilaku fisis partikel , missal energi , momentum dan kecepatan.

Distribusi Energi Molekul Gas :

2𝜋𝑁
𝑑𝑛 = 𝐸1/2 𝑒 −𝐸/𝑘𝑇 𝑑𝐸
(𝜋𝑘𝑇)3/2

Distribusi energi tidak bergantung pada massa

Distribusi kecepatan Molekul Gas :

𝑚 3/2 2 −𝑚𝑣 2
𝑑𝑛 = 4𝜋𝑁 ( ) 𝑣 𝑒 2𝑘𝑇 𝑑𝑣
2𝜋𝑘𝑇

Distribusi kecepatan bergantung pada massa

Anda mungkin juga menyukai