Anda di halaman 1dari 18

MODUL ALJABAR LINIER

(IND 211/TEK 103)

MODUL SESI 12
TRNASFORMASI LINIER III

DISUSUN OLEH
TIM DOSEN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 18
Pokok Bahasan : TRANSFORMASI LINIER III
Sub Pokok Bahasan :
 Operator Dilasi/Dilatasi dan Kontraksi di R2 dan R3,
 Operator kompresi,
 Ekspansi dan Transveksi di R2 dan R3.

Tujuan Instruksional Umum :


Agar mahasiswa dapat memahami dan menyelesaikan soal dan aplikasi yang berkaitan
dengan
 Operator Dilasi/Dilatasi dan Kontraksi di R2 dan R3,
 Operator kompresi,
 Ekspansi dan Transveksi di R2 dan R3.

Tujuan Instruksional Khusus :


Agar mahasiswa mampu menjelaskan dan dapat menyelesaikan masalah yang terkait dengan :
 Operator Dilasi/Dilatasi dan Kontraksi di R2 dan R3,
 Operator kompresi,
 Ekspansi dan Transveksi di R2 dan R3.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 18
TRANSFORMASI LINIER III
(Operator Dilasi/Dilatasi, Kontraksi di R2 dan R3, Operator kompresi, Ekspansi dan
Transveksi di R2 dan R3)

1. Operator Dilasi/Dilatasi dan Kontraksi di R2 dan R3.

Diberikan ruang vector 2 dan 3 dan sebuah bilangan real positif k. Transformasi linier :

𝑇(𝑣̅ ) = 𝑘𝑣̅

Dikatakan sebagai

 Konstraksi (contraction) dengan factor k, apabila0 < 𝑘 ≤ 1 .


 Dilasi (dilation) dengan factor k apabila𝑘 > 1 .

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 18
Pada operator dilasi maupun konstraksi, kita memiliki :

𝑇(𝑥, 𝑦) = (𝑘𝑥, 𝑘𝑦) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 (𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅

𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑘𝑥, 𝑘𝑦, 𝑘𝑧) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 (𝑥, 𝑦, 𝑧) ∈ 𝑅

Akibatnya matriks standar dari T adalah,

𝑘 0 0
[𝑇] = 𝑘 0
𝑑𝑖 𝑅 ; [𝑇] = 0 𝑘 0 𝑑𝑖 𝑅 .
0 𝑘
0 0 𝑘

Mengingat 𝑘 ≠ 0 , maka ker(𝑇) = 0⃗ , 𝐼𝑚(𝑇) = 𝑅 , jika T merupakan operator pada 𝑅


dan 𝐼𝑚(𝑇) = 𝑅 jika T merupakan operator 𝑅 . Oleh karenanya𝑁𝑢𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠(𝑇) = 0 serta
𝑅𝑎𝑛𝑘(𝑇) = 2 , jika T adalah merupakan operator pada 𝑅 dan 𝑅𝑎𝑛𝑘(𝑇) = 3 , jika T
merupakan operator pada 𝑅 . Nilai Eigen dari T adalah k, dengan𝑚 (𝑘) = 2, jika T adalah
merupakan operator pada 𝑅 dan 𝑚 (𝑘) = 3 , jika T merupakan operator pada 𝑅 .

2. Operator Kompresi dan Ekspansi


Pada dilasi/konstraksi, setiap koordinat dari𝑥 maupun 𝑦 (dan 𝑧 jika ada) dikalikan dengan
suatu bilangan real positif k. Pada kompresi dan ekspansi ( terkadang juga disebut sebagai
shear), hanya satu koordinat saja yang dikalikan dengan suatu bilangan real positif k.
Kompresi terjadi jika 0 < 𝑘 ≤ 1 dan ekspansi terjadi jika 𝑘 > 1

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 18
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 5 / 18
Persamaan dan matriks standar operator kompresi dan ekspansi dapat dijelaskan di bawah
ini :
 Operator kompresi maupun ekspansi terhadap sumbu x pada 𝑅 memiliki
persamaan 𝑇(𝑥, 𝑦) = (𝑘𝑥, 𝑦) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 (𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 . Matriks standar dari T,
𝑘 0
adalah[𝑇] =
0 1
 Operator kompresi maupun ekspansi terhadap sumbu y pada 𝑅 memiliki
persamaan 𝑇(𝑥, 𝑦) = (𝑥, 𝑘𝑦) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 (𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 . Matriks standar dari T,
1 0
adalah [𝑇] = .
0 𝑘
 Pada ke empat operator yang dijelaskan di atas, kita memiliki ker(𝑇) =
{0,0}dan 𝐼𝑚(𝑇) = 𝑅 , sehingga 𝑁𝑢𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠(𝑇) = 0 serta 𝑅𝑎𝑛𝑘(𝑇) = 2 . Nilai Eigen
dari T adalah 𝜆 = 1 dan𝜆 = 𝑘.
 Operator kompresi maupun ekspansi terhadap sumbu x pada 𝑅 memiliki
persamaan 𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑘𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 (𝑥, 𝑦, 𝑧) ∈ 𝑅 . Matriks standar dari
𝑘 0 0
T, adalah 𝑇 = 0 1 0 .
0 0 1
 Operator kompresi maupun ekspansi terhadap sumbu y pada 𝑅 memiliki
persamaan 𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑥, 𝑘𝑦, 𝑧) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 (𝑥, 𝑦, 𝑧) ∈ 𝑅 . Matriks standar dari
1 0 0
T, adalah 𝑇 = 0 𝑘 0 .
0 0 1
 Operator kompresi maupun ekspansi terhadap sumbu z pada 𝑅 memiliki
persamaan 𝑇(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑥, 𝑦, 𝑘𝑧) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 (𝑥, 𝑦, 𝑧) ∈ 𝑅 . Matriks standar dari
1 0 0
T, adalah 𝑇 = 0 1 0 .
0 0 𝑘
 Pada keenam operator yang dijelaskan di atas, kita memiliki ker(𝑇) =
{0,0,0} dan 𝐼𝑚(𝑇) = 𝑅 , sehingga 𝑁𝑢𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠(𝑇) = 0 serta 𝑅𝑎𝑛𝑘(𝑇) = 3 . Nilai
Eigen dari T adalah 𝜆 , = 1 dan𝜆 = 𝑘.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 18
3. Operator Transveksi
Transveksi merupakan suatu bentuk shear yang lebih umum dari kompresi maupun
ekspansi. Transveksi dengan faktor𝑘 ∈ 𝑅 pada 𝑅 . Adalah transformasi yang memiliki
persamaan 𝑇(𝑥, 𝑦) = (𝑥 + 𝑘𝑦, 𝑦) atau 𝑇(𝑥, 𝑦) = (𝑥, 𝑦 + 𝑘𝑥).
 Jika𝑇(𝑥, 𝑦) = (𝑥 + 𝑘𝑦, 𝑦) , maka titik (x,y) dipetakan ke titik yang koordinatnya
sama tetapi absisnya digeser sebanyak ky dengan y adalah nilai ordinat titik mula-
mula.
 Jika𝑇(𝑥, 𝑦) = (𝑥, 𝑦 + 𝑘𝑥) , maka titik (x,y) dipetakan ke titik yang absisnya sama
tetapi ordinatnya digeser sebanyak kx dengan x adalah nilai absis titik mula-mula.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 18
Persamaan dan matriks standar operator transveksi dapat dijelaskan di bawah ini :

 Jika𝑇(𝑥, 𝑦) = (𝑥 + 𝑘𝑦, 𝑦) adalah suatu transveksi pada arah x dengan faktor k,


1 𝑘
maka matriks standar untuk T adalah [𝑇] = .
0 1
 Jika𝑇(𝑥, 𝑦) = (𝑥, 𝑦 + 𝑘𝑥) adalah suatu transveksi pada arah y dengan faktor k,
1 0
maka matriks standar untuk T adalah [𝑇] = .
𝑘 1
 Pada dua operator diatas, kita memiliki ker(𝑇) = {0,0}dan 𝐼𝑚(𝑇) = 𝑅 , sehingga
𝑁𝑢𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠(𝑇) = 0 serta 𝑅𝑎𝑛𝑘(𝑇) = 2 . Nilai Eigen dari Tadalah𝜆 = 1 dan𝜆 = 1.

4. Garis dalamRuang

Pada bidang, gradien digunakan untuk menentukan persamaan suatu garis.Dalam ruang,
akan lebih mudah jika kita gunakan vektor untuk menentukan persamaan suatu garis.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 18
Pada gambar diatas, perhatikan garis L yang melalui titik P(x1, y1, z1) dan sejajar terhadap
vektor v = <a, b, c>. Vektor v adalah vektor arah untuk garis L, dan a, b, dan c
merupakan bilangan-bilangan arah. Kita dapat mendeskripsikan bahwa garis L adalah
himpunan semua titik Q(x, y, z) sedemikian sehingga vektor PQ sejajar dengan v. Ini
berarti bahwa PQ merupakan perkalian skalar v dankita dapat menuliskan PQ = tv,
dimana t adalah suatu skalar (bilangan real).
𝑃𝑄⃗ = 〈𝑥 − 𝑥 , 𝑦 − 𝑦 , 𝑧 − 𝑧 〉 = 〈𝑎𝑡, 𝑏𝑡, 𝑐𝑡〉 = 𝑡𝒗

Denganmenyamakan komponen-komponen yang bersesuaian, kita


mendapatkan persamaan-persamaan parametris suatu garis dalam ruang.

Persamaan-persamaan Parametris Suatu Garis dalam Ruang


Garis L yang sejajar dengan vektor v = <v1, v2, v3> dan melewati titik P(x1, y1, z1)
direpresentasikan dengan persamaan-persamaan parametris :

𝑥 = 𝑥 + 𝑎𝑡, 𝑦 = 𝑦 + 𝑏𝑡, dan 𝑧 = 𝑧 + 𝑐𝑡

Jika bilangan-bilangan arah a, b, dan c tidak nol, maka kita dapat mengeliminasi
parameter t untuk mendapatkan persamaan-persamaan simetris garis :

= = persamaan-persamaan simetris

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 18
Contoh :

1. Tentukan persamaan-persamaan parametris dan simetris garis L yang melalui titik


(1, –2, 4) dan sejajar terhadap v = <2, 4, –4>, seperti yang ditunjukkan gambar
berikut.

Penyelesaian :
Untuk menentukan persamaan-persamaan parametris garis tersebut, kita gunakan
koordinat-koordinat x1 = 1, y1 = –2, dan z1 = 4 dan arah a = 2, b = 4, dan c = –4,
maka :

𝑥 = 1 + 2𝑡, 𝑦 = −2 + 4𝑡, 𝑧 = 4 − 4𝑡 Persamaan - persamaan


parametris.

Karena a, b, dan c semuanya tidak nol, persamaan simetris garis tersebut adalah

= = Persamaan – persamaan simetris

Persamaan-persamaan parametris atau simetris untuk garis yang diberikan tidaklah


tunggal. Sebagai contoh, dalam Contoh 1, dengan memisalkan t = 1 dalam
persamaan-persamaan parametris, kita akan mendapatkan titik (3, 2, 0). Dengan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 18
menggunakan titik ini dengan bilangan-bilangan arah a = 2, b = 4, dan c = –4 kita
akan menghasilkan himpunan persamaan-persamaan parametris yang berbeda,
yakni :

𝑥 = 3 + 2𝑡, 𝑦 = 2 + 4𝑡, 𝑧 = −4𝑡

2. Tentukan persamaan-persamaan parametris suatu garis yang melalui titik-titik (–2,


1, 0) dan (1, 3, 5).

Penyelesaian :

Pertama, kita gunakan titik-titik P(–2, 1, 0) dan Q(1, 3, 5) untukmenentukan vektor


arah garis yang melalui P dan Q.

𝒗 = 𝑃𝑄⃗ = 〈1 − (−2), 3 − 1,5 − 0〉 = 〈3,2,5〉 = 〈𝑎, 𝑏, 𝑐〉

Dengan menggunakan bilangan-bilangan arah a = 3, b = 2, dan c = 5 dengan


titik P(–2, 1, 0), kita dapat memperoleh persamaan-persamaan parametrisberikut :

𝑥 = −2 + 3𝑡, 𝑦 = 1 + 2𝑡, 𝑧 = 5𝑡

Catatan Karena t beragam untuk semua bilangan real, persamaan-persamaan


parametris pada Contoh 2 digunakan untuk menentukan titik-titik (x, y, z) yang
terletak pada garis. Secara khusus, untuk t = 0 dan t = 1 memberikan titik-titik awal
yang diketahui, yaitu (–2, 1, 0) dan (1, 3, 5).

5. Bidang dalam Ruang


Kita telah melihat bahwa persamaan suatu garis dalam ruang dapat diperoleh dari suatu
titik pada garis dan vektor yang sejajar dengan garis tersebut. Sekarang kita akan melihat
bahwa persamaan suatu bidang dalam ruang dapat diperoleh dari suatu titik pada bidang
dan vektor normal (tegak lurus) terhadap bidang tersebut.

Perhatikan bidang yang memuat titik P(x1, y1, z1) dan memiliki vektor normal tidak nol
𝒏 = 〈𝑎, 𝑏, 𝑐〉

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 18
seperti yang ditunjukkan gambar dibawahini. Bidang ini memuat semua titik Q(x, y, z)
sedemikian sehingga vektor PQ ortogonal terhadap n. Dengan menggunakan hasil kali
titik, kita dapat menuliskan persamaan berikut.
𝑛. 𝑃𝑄⃗ = 0
〈𝑎, 𝑏, 𝑐〉. 〈𝑥 − 𝑥 , 𝑦 − 𝑦 , 𝑧 − 𝑧 〉 = 0
𝑎(𝑥 − 𝑥 ) + 𝑏(𝑦 − 𝑦 ) + 𝑐(𝑧 − 𝑧 ) = 0

Persamaan ketiga di atas merupakan persamaan bidang dalam bentuk baku.

Persamaan Baku Suatu Bidang dalam Ruang


Bidang yang memuat titik (x1, y1, z1) dan memiliki vektor normal

𝒏 = 〈𝑎, 𝑏, 𝑐〉

dapat direpresentasikan oleh suatu bidang yang memiliki persamaan dalam bentuk baku :
𝑎(𝑥 − 𝑥 ) + 𝑏(𝑦 − 𝑦 ) + 𝑐(𝑧 − 𝑧 ) = 0

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 18
Dengan mengelompokkan kembali suku-suku pada persamaan di atas,
kitamendapatkan bentuk umum persamaan suatu bidang dalam ruang.

𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 + 𝑑 = 0 Bentuk Umum Persamaan Bidang

Jika diberikan bentuk umum persamaan suatu bidang, dengan mudah kita dapat
menentukan vektor normal terhadap bidang tersebut. Kita gunakan koefisien x, y,
dan zuntuk menuliskan :
𝒏 = 〈𝑎, 𝑏, 𝑐〉

Contoh :

3. Tentukan persamaan umum bidang dalamruangyang memuat titik-titik berikut(2, 1,


1),(0, 4, 1) dan (–2, 1, 4).

Penyelesaian :

Untuk mencairpersamaanumumbidangdalamruang, kita membutuhkan suatu titik


pada bidang dan vektor yang normal terhadap bidang tersebut. Terdapat tiga pilihan
untuk titik pada bidang, tetapi tidak ada vektor normal yang diberikan. Untuk
mendapatkan vektor normal, kita gunakan hasil kali silang vektor-
vektor u dan v yang membentang dari titik (2, 1, 1) ke titik-titik (0, 4, 1) dan (–2, 1,
4), seperti yang ditunjukkan gambar berikut.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 18
Bentuk-bentuk komponen u dan v adalah
𝑢 = 〈0 − 2,4 − 1,1 − 1〉 = (−2, 3, 0)
𝑣 = 〈−2 − 2,1 − 1,4 − 1〉 = (−4, 0, 3)

yang mengakibatkan
𝒏= 𝒖×𝒗
𝒊 𝒋 𝒌
= −𝟐 𝟑 𝟎
−𝟒 𝟎 𝟑

= 𝟗𝒊 + 𝟔𝒋 + 𝟏𝟐𝒌

= 〈𝒂, 𝒃, 𝒄〉

adalah normal terhadap bidang yang diberikan. Dengan menggunakan bilangan-


bilangan arah pada n dan titik (x1, y1, z1) = (2, 1, 1), kita dapat menentukan
persamaan bidang tersebut adalah

Catatan Dalam Contoh 3, kita dapat menguji bahwa titik-titik yang diberikan, (2, 1,
1), (0, 4, 1) dan (–2, 1, 4), memenuhi persamaan bidang yang kita peroleh.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 18
𝑎𝑎(𝑥 − 𝑥 ) + 𝑏(𝑦 − 𝑦 ) + 𝑐(𝑧 − 𝑧 ) = 0
9(𝑥 − 2) + 6(𝑦 − 1) + 12(𝑧 − 1) = 0
9𝑥 + 6𝑦 + 12𝑧 − 36 = 0
3𝑥 + 2𝑦 + 4𝑧 − 12 = 0

6. Sketsa Bidang dalam Ruang


Jika suatu bidang dalam ruang berpotongan dengan salah satu bidang koordinat, maka
garis perpotongannya disebut jejak bidang yang diberikan pada bidang koordinat. Untuk
mensketsa suatu bidang dalam ruang, sangat membantu jika kita menemukan titik-titik
perpotongan bidang tersebut dengan sumbu-sumbu koordinat dan jejaknya pada bidang-
bidang koordinat. Sebagai contoh, perhatikan bidang
3𝑥 + 2𝑦 + 4𝑧 = 12 Persamaan bidang

Kita dapat menentukan jejak pada bidang-xy dengan memisalkan z = 0 dan mensketsa
garis
3𝑥 + 2𝑦 = 12 Jejak pada bidang-xy

Pada bidang-xy. Garis ini memotong sumbu-x pada (4, 0, 0) dan sumbu-y pada (0, 6, 0).
Pada gambar dibawahini, proses ini diteruskan dengan menemukan jejak-jejak pada
bidang-yz dan bidang-xz, dan kemudian membentuk daerah segitiga dalam oktan pertama.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 18
Jika persamaan suatu bidang tidak memiliki satu variabel, seperti 2x + z =1, maka bidang
tersebut sejajar dengan sumbu yang direpresentasikan oleh variabel yang hilang, seperti
yang ditunjukkan gambar di bawah ini.

Jika dua variabel hilang dari persamaan suatu bidang, seperti


𝑎𝑥 + 𝑑 = 0
maka bidang tersebut sejajar dengan bidang koordinat yang direpresentasikanoleh
variabel-variabel yang hilang, seperti yang ditunjukkan gambar berikut.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 / 18
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 17 / 18
DAFTAR PUSTAKA

• Howard Anton, Elementary Liniear Algebra, Edisi 11

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 18 / 18

Anda mungkin juga menyukai