Anda di halaman 1dari 8

LK 1.

1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri


STEVANIE F. TOAR, S.Pd
Judul Modul Kalkulus dan Trigonometri
Judul Kegiatan Belajar 1. Fungsi Trigonometri
(KB) 2. Fungsi, Jenis Fungsi, dan Limit Fungsi
3. Turunan dan Aplikasi Turunan
4. Antiturunan, Integral, dan Aplikasi Integral
No Butir
Respon/Jawaban
Refleksi
1 Daftar peta Kegiatan Belajar 1 : Fungsi Trigonometri
konsep
(istilah dan a) Identitas Fungsi Trignometri
definisi) di
modul ini

Teorema 1.1
a. sin2 𝜃 + sin2 𝜃 = 1.
b. Jika cos 𝜃 ≠ 0, maka 1 + tan2 𝜃 = sec2 𝜃.
c. Jika sin 𝜃 ≠ 0, maka 1 + cot2 𝜃 = csc2 𝜃
d. sin(−𝜃) = − sin 𝜃 dan cos(−𝜃) = cos 𝜃.
e. sin (𝜋2 − 𝜃) = cos 𝜃 dan cos (𝜋2 − 𝜃) = sin 𝜃.
f. sin (𝜋2 + 𝜃) = cos 𝜃 dan cos (𝜋2 + 𝜃) = − sin 𝜃.
g. sin(𝜋 − 𝜃) = sin 𝜃 dan cos(𝜋 − 𝜃) = − cos 𝜃.
h. sin(𝜋 + 𝜃) = − sin 𝜃 dan cos(𝜋 + 𝜃) = − cos 𝜃.
i. sin (3𝜋2 − 𝜃) = − cos 𝜃 dan cos (3𝜋2 − 𝜃) = − sin 𝜃.
j. sin (3𝜋2 + 𝜃) = − cos 𝜃 dan cos (3𝜋2 + 𝜃) = sin 𝜃.
k. sin(2𝜋 − 𝜃) = − sin 𝜃 dan cos(2𝜋 − 𝜃) = cos 𝜃.
l. sin(2𝜋 + 𝜃) = sin 𝜃

Teorema 1.2 (Aturan Sinus)


Pada suatu segitiga 𝐴𝐵𝐶 berlaku :

dengan 𝑎 panjang sisi di depan sudut 𝐴, 𝑏 panjang sisi di depan sudut 𝐵, dan
𝑐 panjang sisi di depan sudut 𝐶. Aturan tersebut diperluas menjadi
𝑎sin𝐴=𝑏sin𝐵=𝑐sin𝐶=2𝑅 dengan 𝑅 merupakan jari-jari lingkaran luar
segitiga

Teorema 1.3 (Perluasan Aturan Sinus)


Pada suatu segitiga 𝐵𝐶𝐷 berlaku
dengan 𝑆 merupakan jari-jari lingkaran luar segitiga.
Teorema 1.4 (Aturan Cosinus)
Pada suatu segitiga 𝐵𝐶𝐷 berlaku

Definisi 1.2
Sebuah fungsi 𝑓 dikatakan periodik jika terdapat sebuah bilangan positif 𝑝
sehingga 𝑓 (𝑥 + 𝑝) = 𝑓(𝑥)∀𝑥 ∈ 𝐷𝑓. Nilai 𝑝 terkecil disebut periode.

b) Invers fungsi trigonometri


Teorema 1.5
Jika 𝑔 merupakan fungsi yang benar-benar monoton naik atau turun pada
domainnya maka 𝑔 mempunyai invers.
c) Rumus jumlah dan selisih fungsi Trigonometri
Untuk sebarang dua sudut 𝛽 dan 𝛾 dengan 0 < 𝛽, 𝛾 < 90°, tidak berlaku
sin(𝛽 + 𝛾) = sin 𝛽 + sin 𝛾 dan cos(𝛽 + 𝛾) = cos 𝛽 + cos 𝛾. Sebagai contoh,
1
diberikan nilai 𝛽 = 𝛾 = 30°. Diperoleh cos(𝛽 + 𝛾) = cos 60° = 2 tetapi
cos 𝛼 + 𝑐𝑜𝑠𝛽 = 2 cos 30° = √3. Berdasarkan hal tersebut, pada kajian
berikutnya akan ditentukan hubungan antara sin(𝛼 + 𝛽) dan cos 𝛼 + 𝛽)
dengan sin 𝛼, sin 𝛽, cos 𝛼 dan cos 𝛽.
Teorema 1.6 (Identitas jumlah dan selisih sudut)

Apabila 𝛼 = 𝛽, maka akan diperoleh Teorema 1.7

Teorema 1.7 (Identitas sudut ganda)


Sin 2𝛼 = 2 sin 𝛼 . cos 𝛼
Cos (2 𝛼) = 𝑐𝑜𝑠 2 𝑎 − 𝑠𝑖𝑛2 𝛽 = 2𝑐𝑜𝑠 2 𝛼 − 1 = 1 − 2 𝑠𝑖𝑛2 𝑎
2 tan 𝛼
Tan (2 𝑎) = 2
1−𝑡𝑎𝑛 𝑎
dengan menggunakan cos 2𝛼 = 2𝑐𝑜𝑠 2 𝑎 − 1 = 1 − 2𝑠𝑖𝑛2 𝛼 dapat diperoleh
Teorema 1.8

Teorema 1.8 (Identitas Setengah Sudut)

Identitas jumlah fungsi trigonometri diberikan pada Teorema 1.9.

Teorema 1.9 (Identitas jumlah fungsi trigonometri)

Identitas jumlah fungsi trigonometri diberikan pada Teorema 1.10.

Teorema 1.10 (Identitas perkalian fungsi trigonometri)

Kegiatan Belajar 2 : Fungsi, Jenis Fungsi dan Limit

1. Suatu fungsi f dari himpunan A ke B merupakan pasangan terurut 𝑔 ⊂ 𝐵 ×


𝐶 sedemikian sehingga memenuhi dua hal : (1) ∀𝑦 ∈ 𝐵∃𝑧 ∈ 𝐶 ∋ (𝑦, 𝑧) ∈ 𝑔
dan (2) (𝑦, 𝑧) ∈ 𝑔 dan (𝑦, 𝑨) ∈ 𝑔 ⇒ 𝑧 = 𝑨.
2. Jenis-jenis fungsi antara lain: (a) fungsi satu-satu (injektif), (b) fungsi pada
(surjektif), (c) fungsi bijektif, (d) fungsi naik, dan (e) fungsi turun.
3. Fungsi logaritma merupakan invers dari fungsi eksponen.
4. Operasi fungsi meliputi : penjumlahan, pengurangan, perkalian dengan
skalar, perkalian dua fungsi, dan pembagian dua fungsi dengan definisi :
Misalkan f dan g adalah fungsi-fungsi dan k suatu konstanta. Fungsi-
fungsi
5. Barisan adalah suatu fungsi yang domainnya adalah himpunan bilangan
bulat positif atau bilangan asli (N) atau himpunan bagiannya. Barisan (𝑎𝑛 )
dikatakan konvergen ke L, ditulis lim lim 𝑎𝑛 = 𝐿 jika dan hanya jika
𝑛→∞
untuk setiap 𝜀 > 0 terdapat 𝑁𝜀 > 0 sedemikian hingga |𝑎𝑛 − 𝐿| <
𝜀 jika n > 𝑁𝜀 .
6. Nilai lim 𝑓 (𝑥 ) = 𝐿 maksudnya adalah jika 𝑥 mendekati tetapi tidak sama
𝑥→𝑐
dengan 𝑐, maka 𝑓(𝑥) mendekati L. Definisi formal digunakan sebagai
landasan analisis untuk pembuktian formal limit fungsi. Limit fungsi 𝑓
bernilai 𝐿 untuk 𝑥 → 𝑐 ditulis lim 𝑓(𝑥) = 𝐿, jika dan hanya jika untuk
𝑥→𝑐
setiap 𝜀 > 0 terdapat 𝛿 > 0 sedemikian sehingga |𝑓 (𝑥 ) − 𝐿| < 𝜀, jika 0 <
|𝑥 − 𝑐 | < 𝛿, yaitu 0 < |𝑥 − 𝑐 | < 𝛿 ⟹ |𝑓 (𝑥 ) − 𝐿| < 𝜀.
7. Definisi limit kanan. Dipunyai fungsi f: (a, b) → R, dan c di selang
(a, b). Limit fungsi f untuk x mendekati c dari kanan adalah L, ditulis
dengan lim 𝑓(𝑥 ) = 𝐿 jika dan hanya jika untuk setiap 𝜀 > 0 terdapat 𝛿 >
𝑥→𝑐
0 sehingga |𝑓 (𝑥 ) − 𝐿| < 𝜀 apabila 𝑐 < 𝑥 < 𝑐 + 𝛿.
8. Definisi limit kiri. Limit fungsi f untuk x mendekati c dari kiri adalah L,
ditulis dengan lim 𝑓(𝑥 ) = 𝐿 jika dan hanya jika untuk setiap 𝜀 > 0
𝑥→𝑐
terdapat 𝛿 > 0 sehingga |𝑓 (𝑥 ) − 𝐿| < 𝜀 apabila 𝑐 − 𝛿 < 𝑥 < 𝑐.
9. Definisi kekontinuan fungsi diberikan sebagai berikut. Dipunyai fungsi
𝑓: 𝐼 → ℝ, dan 𝑐 ∈ 𝐼. Fungsi f dikatakan kontinu di titik c jika dan hanya
jika lim 𝑓 (𝑥 ) = 𝑓(𝑐).
𝑥→𝑐

Kegiatan Belajar 3 : Turunan dan Aplikasi Turunan

1. Berdasarkan definisi turunan, suatu fungsi mempunyai turunan pada


suatu titik apabila turunan dari pihak kiri sama dengan turunan dari pihak
kanan pada titik tersebut atau 𝑓′(𝑐) ada apabila 𝑓−′(𝑐)=𝑓+′(𝑐).
2. Jika 𝑓,𝑔 merupakan fungsi-fungsi yang mempunyai turunan maka
berlaku:
a. [𝑘]=0 dengan 𝑘 konstanta Real.
b. (𝑓+𝑔)′(𝑥)=𝑓′(𝑥)+𝑔′(𝑥)
c. (𝑘.𝑓)′(𝑥)=𝑘.𝑓′(𝑥) dengan k sembarang bilangan real
d. (𝑓.𝑔)′(𝑥)=𝑓(𝑥).𝑔′(𝑥)+𝑓′(𝑥).𝑔(𝑥)
e. (𝑓𝑔)′(𝑥)=𝑓′(𝑥).𝑔(𝑥)−𝑓(𝑥).𝑔′(𝑥)[𝑔(𝑥)]2,dengan syarat 𝑔(𝑥)≠0.
f. [𝑥𝑛]=𝑛𝑥𝑛−1, 𝑛 merupakan bilangan bulat tak nol.
g. Turunan fungsi trigonometri diberikan berikut ini.
(1)𝑑(sin𝑥)𝑑𝑥=cos𝑥 (4)𝑑(sec𝑥)𝑑𝑥=sec𝑥.tan𝑥
(2)𝑑(cos𝑥)𝑑𝑥=−sin𝑥 (5)𝑑(csc𝑥)𝑑𝑥=−csc𝑥.cot𝑥
(3)𝑑(tan𝑥)𝑑𝑥=sec2𝑥 (6)𝑑(cot𝑥)𝑑𝑥=−csc2𝑥
3. Aturan rantai didasari dari turunan fungsi komposisi yaitu
𝑑[(𝑓∘𝑔)(𝑥)]𝑑𝑥=𝑑[(𝑓∘𝑔)(𝑥)]𝑑[𝑔(𝑥)].𝑑[𝑔(𝑥)]𝑑𝑥=𝑓′[𝑔(𝑥)].𝑔′(𝑥) dengan
syarat 𝑓 dan 𝑔 mempunyai turunan pada Domainnya.
4. Fungsi yang nilai fungsinya disajikan dalam ruas yang berbeda yaitu
𝑦=(𝑥) disebut fungsi eksplisit; Sedangkan fungsi yang penyajian nilai
fungsinya tidak seperti itu disebut fungsi implisit.
5. Untuk mencari turunan fungsi implisit dilakukan melakukan proses
penurunan pada kedua ruas dengan menggunakan teorema turunan yang
sesuai.
6. Syarat suatu fungsi mempunyai invers adalah fungsi tersebut adalah
fungsi injektif dan domain dari fungsi inversnya adalah Range dari fungsi
semula.
7. Turunan fungsi invers dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mencari
fungsi invers kemudian diturunkan atau menggunakan hubungan
(𝑓−1)′(𝑥)=1𝑓′[𝑓−1(𝑥)] atau 𝑑𝑥𝑑𝑦=1𝑑𝑦𝑑𝑥.
8. Turunan dari invers fungsi trigonometri diberikan berikut ini.
(𝑎)𝑑(sin−1𝑥)𝑑𝑥=1√1−𝑥2,|𝑥|<1 (𝑑)𝑑(cot−1𝑥)𝑑𝑥=−11+𝑥2
(𝑏)𝑑(cos−1𝑥)𝑑𝑥=−1√1−𝑥2,|𝑥|<1 (𝑒)𝑑(sec−1𝑥)𝑑𝑥=1|𝑥|√𝑥2−1,|𝑥|>1
(𝑐)𝑑(tan−1𝑥)𝑑𝑥=11+𝑥2 (𝑓)𝑑(css−1𝑥)𝑑𝑥=−1|𝑥|√𝑥2−1,|𝑥|>1

9. Suatu nilai disebut nilai ekstrim mutlak dari suatu fungsi jika nilai
tersebut merupakan nilai ekstrim fungsi pada domain fungsi tersebut;
Sedangkan suatu nilai disebut nilai ekstrim relatif dari suatu fungsi jika
nilai tersebut merupakan nilai ekstrim fungsi pada suatu selang yang
merupakan himpunan bagian dari domain fungsi tersebut. Nilai ekstrim
mutlak suatu fungsi juga merupakan nilai ekstrim relatif.
10. Apabila 𝑐 suatu nilai ekstrim dari fungsi 𝑓 maka 𝑐 haruslah merupakan
bilangan kritis fungsi 𝑓 dan 𝑐 memenuhi salah satu dari: 𝑐 merupakan titik
ujung 𝐼, 𝑐 merupakan titik stationer 𝑓, atau 𝑐 merupakan titik singular 𝑓.
11. Teorema nilai rata-rata menjamin adanya nilai 𝑐∈(𝑎,𝑏) di mana
𝑓′(𝑐)=𝑓(𝑏)−𝑓(𝑎)𝑏−𝑎.
12. Kemonotonan grafik fungsi dapat dilihat dari nilai turunan pertama fungsi
tersebut yaitu jika 𝑓′(𝑥)>0 untuk setiap 𝑥∈𝐼 yang bukan di titik ujung
maka grafik 𝑓 naik pada 𝐼 dan jika 𝑓′(𝑥)<0 untuk setiap 𝑥∈𝐼 yang bukan
di titik ujung maka grafik 𝑓 turun pada 𝐼.
13. Penentuan nilai ekstrim suatu fungsi dapat dilakukan dengan uji turunan
pertama yaitu Jika 𝑓′(𝑥) ada pada selang (𝑐−ℎ,𝑐+ℎ) untuk suatu ℎ>0
kecuali mungkin di titik 𝑐 sendiri maka 𝑓(𝑐) ekstrim relatif jika dan hanya
jika tanda 𝑓′(𝑥) berganti tanda di 𝑥=𝑐.
14. Kecekungan grafik fungsi dapat diperiksa menggunakan turunan kedua
dari fungsi tersebut. Kriterianya adalah grafik 𝑓 cekung ke atas pada 𝐼
apabila 𝑓′′(𝑥)>0 ∀𝑥∈𝐼 yang bukan titik ujung 𝐼 dan grafik 𝑓 cekung ke
bawah pada 𝐼 apabila 𝑓′′(𝑥)<0 ∀𝑥∈𝐼 yang bukan titik ujung 𝐼.
15. Penentuan nilai ekstrim juga dapat dilakukan dengan uji turunan kedua
dengan syarat 𝑓′(𝑥) dan 𝑓′′(𝑥) ada pada 𝐼. Kriteria yang digunakan yaitu:
𝑓′′(𝑥)<0⇒𝑓(𝑎) suatu maksimum relatif 𝑓, 𝑓′′(𝑥)>0⇒𝑓(𝑎) suatu minimum
relatif 𝑓, dan 𝑓′′(𝑥)=0⇒ tidak ada kesimpulan.
Kegiatan Belajar 4 : Antiturunan, Integral, dan Aplikasi Integral

1. Antiturunan atau integral tak tentu merupakan balikan dari turunan. Jika
𝐹′(𝑥)=𝑓(𝑥) untuk setiap 𝑥∈ 𝐼 maka F disebut suatu antiturunan f pada
selang I. Keberadaan antiturunan tidak tunggal, untuk menunjukkan
semua antiturunan 𝑓, dapat dituliskan dengan 𝐹(𝑥)=𝑥2+𝐶, dengan 𝐶
sebarang konstanta.
2. Teorema-teorema dalam integral tak tentu antara lain sebagai berikut.
a. Jika r sebarang bilangan rasional kecuali −1, maka ∫𝑥𝑟𝑑𝑥=𝑥𝑟+1𝑟+1+𝐶
b. ∫sin𝑥𝑑𝑥=−cos𝑥+𝐶 dan ∫cos𝑥𝑑𝑥=sin𝑥+𝐶
c. Kelinieran:
1) ∫𝐾𝑓(𝑥)𝑑𝑥=𝐾∫𝑓(𝑥)𝑑𝑥,
2) ∫[𝑓(𝑥)+𝑔(𝑥)]𝑑𝑥=∫𝑓(𝑥)𝑑𝑥+∫𝑔(𝑥)𝑑𝑥,
3) ∫[𝑓(𝑥)−𝑔(𝑥)]𝑑𝑥=∫𝑓(𝑥)𝑑𝑥−∫𝑔(𝑥)𝑑𝑥.
d. Diberikan 𝑓 fungsi yang diferensiabel dan 𝑟 bilangan rasional dengan
𝑟≠−1, maka: ∫[𝑓(𝑥)]𝑟𝑓′(𝑥)𝑑𝑥=[𝑓(𝑥)]𝑟+1𝑟+1+𝐶, C konstanta.
e. Penggantian: dipunyai 𝑔 mempunyai turunan pada 𝐷𝑔 dan 𝑅𝑔⊂ 𝐼
dengan I adalah suatu selang. Jika 𝑓 terdefinisi pada selang 𝐼 sehingga
𝐹′(𝑥)=𝑓(𝑥), maka ∫𝑓[𝑔(𝑥)]𝑔′(𝑥)𝑑𝑥=𝐹[𝑔(𝑥)]+𝐶.
f. Integral Parsial: Jika U dan V adalah fungsi-fungsi yang mempunyai
turunan pada selang buka I, maka ∫𝑈.𝑑𝑉=𝑈.𝑉−∫𝑉.𝑑𝑈.
g. Jika dijumpai integral fungsi trigonometri yang rumit, diusahakan dapat
dikembalikan ke dalam bentuk yang pokok.
h. Untuk mengintegralkan fungsi rasional (𝑥)= 𝑝(𝑥)𝑞(𝑥) dicek dulu derajat
𝑝(𝑥) dan 𝑞(𝑥), 𝑞(𝑥) difaktorkan menjadi faktor linear atau kuadrat,
kombinasikan semua suku dalam pecahan bagian dengan menyamakan
penyebut, hitung semua koefisien yang ada, dan diintegralkan.
3. Deret dan notasi sigma diperlukan dalam pembahasan tentang jumlah
Riemann hingga integral tertentu. Teorema yang sering digunakan,
khususnya dalam perhitungan integral tertentu melalui limit jumlah
Riemann antara lain sebagai berikut.
a. Σ𝑐=𝑛.𝑐𝑛𝑖=1 untuk sebarang konstanta c,
b. Σ𝑐.𝑎𝑖=𝑛𝑖=1𝑐.Σ𝑎𝑖𝑛𝑖=1
c. Σ(𝑐.𝑎𝑖+𝑑.𝑏𝑖)=𝑛𝑖=1𝑐.Σ𝑎𝑖+𝑑.Σ𝑏𝑖𝑛𝑖=1𝑛𝑖=1
4. Definisi partisi: dipunyai [𝑎,] suatu selang tutup, suatu 𝑃𝑛 untuk selang
[𝑎,] adalah sebarang himpunan yang terdiri (𝑛+1) bilangan
{𝑥0,1,𝑥2,…,𝑥𝑛}, dengan 𝑎=𝑥0<𝑥1<𝑥2<⋯<𝑥𝑛=𝑏.
5. Definisi Jumlah Riemann: dipunyai 𝑓:[𝑎,𝑏]→ℝ. suatu fungsi, 𝑃𝑛 suatu
partisi untuk selang [a,b], dan 𝑡𝑖∈[𝑥𝑖−1,𝑥𝑖]. Bangun 𝑅𝑛=Σ(𝑡𝑖).Δ𝑖𝑥.
Bangun 𝑅𝑛 disebut Jumlah Riemann untuk 𝑓 pada selang [𝑎,].
6. Definisi integral tertentu sebagai limit jumlah Riemann:
Dipunyai fungsi 𝑓:[𝑎,𝑏]→ℝ, jika lim‖𝑃‖→0Σ𝑓(𝑡𝑖).Δ𝑖𝑥𝑛𝑖=1 ada, maka
dikatakan fungsi 𝑓 terintegralkan secara Riemann pada selang [𝑎,𝑏].
Selanjutnya ditulis lim‖𝑃‖→0Σ(𝑡𝑖).Δ𝑖𝑥=∫𝑓(𝑥)𝑑𝑥𝑏𝑎𝑛𝑖=1 disebut integral
tertentu (integral Riemann) fungsi 𝑓 dari 𝑎 ke 𝑏.
7. Teorema-teorema Integral Tertentu:
a. ∫𝑑𝑥𝑏𝑎=lim‖𝑃‖→0ΣΔ𝑖𝑥=𝑏−𝑎𝑛𝑖=1
b. ∫𝐾𝑑𝑥𝑏𝑎=lim‖𝑃‖→0Σ𝐾.Δ𝑖𝑥=𝐾(𝑏−𝑎)𝑛𝑖=1
c. Kelinearan:
1) ∫[𝑓(𝑥)+𝑔(𝑥)]𝑑𝑥=∫𝑓(𝑥)𝑑𝑥+∫𝑔(𝑥)𝑑𝑥𝑏𝑎𝑏𝑎𝑏𝑎, dan
2) ∫𝐾.(𝑥)𝑑𝑥=𝐾.∫𝑓(𝑥)𝑑𝑥𝑏𝑎𝑏𝑎
d. ∫𝑓(𝑥)𝑑𝑥=∫𝑓(𝑥)𝑑𝑥+∫𝑓(𝑥)𝑑𝑥𝑏𝑐𝑐𝑎𝑏𝑎
e. Teorema Dasar Kalkulus 1: jika f kontinu pada selang [𝑎,𝑏] dan 𝑥
suatu titik dalam [𝑎,𝑏], maka 𝑑[∫𝑓(𝑡)𝑑𝑡𝑥𝑎]𝑑𝑥=𝑓(𝑥)
f. Teorema Dasar Kalkulus 2: jika (𝑥) kontinu pada [𝑎,𝑏] dan 𝐹(𝑥)
sebarang antiturunan 𝑓(𝑥), maka ∫𝑓(𝑥)𝑑𝑥𝑏𝑎 = 𝑭(𝒃) – 𝑭(𝒂).
Selanjutnya ditulis (𝑏) – (𝑎) = [(𝑥)].
8. Luas daerah pada bidang datar, daerah D yang dibatasi oleh grafik fungsi
f, x = a, x = b, dan sumbu X. L adalah luas daerah D.
a. Jika 𝑓(𝑥)≥0 untuk semua 𝑥∈[𝑎,𝑏], maka 𝐿=∫𝑓(𝑥) 𝑑𝑥𝑏𝑎
b. Jika (𝑥)<0 untuk semua 𝑥∈[𝑎,𝑏], maka 𝐿=−∫𝑓(𝑥) 𝑑𝑥𝑏𝑎.
c. Secara umum 𝐿=∫|(𝑥)|.𝑑𝑥𝑏𝑎
9. Luas daerah pada bidang datar, daerah D yang dibatasi dua grafik fungsi
𝑓 dan 𝑔 dengan (𝑥)≥𝑔(𝑥) untuk semua 𝑥∈[𝑎,𝑏],𝑥 = 𝑎, dan 𝑥 = 𝑏. Jika 𝐿
adalah luas daerah 𝐷, maka 𝐿=∫[𝑓(𝑥)−𝑔(𝑥)] 𝑑𝑥𝑏𝑎.
10. Benda Putar dari suatu daerah 𝐷 pada bidang datar yang diputar dengan
suatu poros tertentu, di mana 𝐷 dibatasi oleh grafik 𝑓, sumbu 𝑋, 𝑥 = 𝑎,
dan 𝑥 = 𝑏 diputar dengan poros sumbu 𝑋, dengan metode cakram,
diperoleh:
Volume 𝑉=lim‖p‖→0Σ𝜋.[𝑓(𝑡𝑖)]2.Δ𝑖𝑥ni=1=𝜋∫[𝑓(𝑥)]2𝑑𝑥
11. Volume Benda Putar dari suatu daerah 𝐷 pada bidang datar yang diputar
dengan suatu poros tertentu, di mana 𝐷 dibatasi oleh grafik fungsi g dan
h dengan 𝑔(𝑥)≥ℎ(𝑥) pada [𝑎,𝑏], x = a, dan x = b diputar terhadap sumbu
𝑋, dengan metode cincin, diperoleh:
Volume 𝑉=lim‖p‖→0Σ𝜋.[[𝑔(𝑡𝑖)]2−[ℎ(𝑡𝑖)]2].Δ𝑖𝑥.ni=1
=𝜋∫[[𝑔(𝑥)]2−[ℎ(𝑥)]2]𝑑𝑥𝑏𝑎
12. Volume Benda Putar dari suatu daerah 𝐷 pada bidang datar yang diputar
dengan suatu poros tertentu, di mana dibatasi oleh grafik fungsi kontinu
𝑓 dengan 𝑓(𝑥)≥0 pada selang [𝑎,𝑏], garis 𝑥 = 𝑎, garis 𝑥 = 𝑏, dan sumbu
𝑋, diputar terhadap sumbu 𝑌, dengan metode sel silinder (kulit tabung),
diperoleh:
Volume 𝑉=2𝜋.lim‖p‖→0Σ𝑡𝑖.(𝑡𝑖)Δ𝑖𝑥ni=1=2𝜋∫𝑥𝑓(𝑥)𝑑𝑥.𝑏𝑎
13. Panjang busur grafik 𝑓 dari titik 𝑃0(𝑎,𝑓(𝑎)) sampai titik 𝑃𝑛(𝑏,𝑓(𝑏))
adalah 𝐽=lim‖𝑃‖→0Σ√1+[𝑓′(𝑡𝑖)]2.Δ𝑖𝑥𝑛𝑖=1 = ∫√1+[𝑓′(𝑥)]2𝑑𝑥𝑏𝑎.
14. Luas permukaan benda putar dengan 𝐷 adalah daerah yang dibatasi oleh
grafik fungsi kontinu 𝑓 pada selang [𝑎,] diputar mengelilingi sumbu 𝑋.
𝑆=𝑙𝑖𝑚‖𝑃‖→0Σ𝜋⋅[𝑓(𝑥𝑖−1)+𝑓(𝑥𝑖)]⋅√1+[𝑓′(𝑡𝑖)]2⋅𝛥𝑖𝑥𝑛𝑖=1
= 2𝜋⋅∫(𝑥)⋅√1+[𝑓′(𝑥)]2 𝑑𝑥𝑏𝑎.
2 Daftar materi 1. Turunan fungsi implisit dan fungsi Invers
yang sulit 2. Aplikasi turunan
dipahami di 3. Integral tertentu
modul ini 4. Aplikasi integral
5. Fungsi linear
3 Daftar materi 1. Turunan fungsi implisit dan fungsi Invers
yang sering 2. Aplikasi turunan
mengalami 3. Integral tertentu
miskonsepsi 4. Aplikasi integral

Anda mungkin juga menyukai