Subruang
- Definisi
Misalkan 𝑉 merupakan suatu ruang vektor dan 𝑊 merupakan suatu himpunan bagian
tak kosong dari 𝑉. 𝑊 disebut sebagai subruang (subspace) dari 𝑉 jika 𝑊 merupakan
suatu ruang vektor atas operasi penjumlahan dan perkalian skalar yang didefinisikan
pada 𝑉.
- Syarat Perlu dan Cukup Ruang Bagian
Teorema 4.2.1
Misalkan 𝑊 merupakan suatu himpunan bagian tak kosong dari ruang vektor 𝑉. 𝑊
merupakan suatu subruang dari 𝑉 jika dan hanya jika kondisi berikut berlaku.
(i) Untuk setiap 𝒖, 𝒗 ∈ 𝑊, 𝒖 + 𝒗 ∈ 𝑊.
(ii) Untuk setiap 𝒖 ∈ 𝑊 dan 𝑘 sebarang skalar, 𝑘𝒖 ∈ 𝑊.
Contoh:
1. Jika 𝑉 adalah ruang vektor apapun, dan jika 𝑊 = {𝟎} adalah ruang bagian dari 𝑉
yang hanya terdiri dari vektor nol, maka 𝑊 memenuhi Teorema 4.2.1 dan disebut
sebagai ruang bagian nol dari 𝑉. Setiap ruang vektor 𝑉 memiliki sedikitnya dua
buah ruang bagian yaitu 𝑉 dan ruang bagian nol.
2. Jika 𝑊 suatu garis yang melalui origin (0,0), maka menjumlahkan dua buah vektor
pada garis atau mengalikan suatu vektor pada garis dengan suatu skalar akan
menghasilkan vektor lain pada garis.
- Ruang Bagian dari Semua Polinomial
Misalkan 𝑉 merupakan suatu ruang vektor yang terdiri dari semua fungsi bernilai real
dan 𝑊 merupakan suatu himpunan yang terdiri atas semua fungsi polynomial real yang
mempunyai derajat ≤ 𝑛 yaitu
𝑊 = {𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 |𝑎0 , 𝑎1 , 𝑎2 , ⋯ , 𝑎𝑛 ∈ ℝ} ⊆ 𝑉
Pembuktian 𝑊 merupakan subruang dari 𝑉:
1. Ambil sembarang 𝒖, 𝒗 ∈ 𝑊 dengan
𝑝(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛
𝑞(𝑥) = 𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑏𝑛 𝑥 𝑛
dan skalar 𝑘 ∈ ℝ.
2. Subtitusi ke Teorema 4.2.1
(i) (𝒑 + 𝒒)(𝑥) = 𝑝(𝑥) + 𝑞(𝑥)
= (𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 ) + (𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑏𝑛 𝑥 𝑛 )
= (𝑎0 + 𝑏0 ) + (𝑎1 + 𝑏1 )𝑥 + (𝑎2 + 𝑏2 )𝑥 2 + ⋯ + (𝑎𝑛 + 𝑏𝑛 )𝑥 𝑛 ∈ 𝑊.
(ii) (𝑘𝒑)(𝑥) = 𝑘𝑝(𝑥)
= 𝑘(𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 )
= (𝑘𝑎0 ) + (𝑘𝑎1 )𝑥 + (𝑘𝑎2 )𝑥 2 + ⋯ + (𝑘𝑎𝑛 )𝑥 𝑛 ∈ 𝑊.
Karena 𝑊 telah memenuhi kedua ketentuan tersebut, maka 𝑊 merupakan subruang
dari 𝑉.
- Sifat Ruang Bagian
Teorema 4.2.2
Jika 𝑊1 , 𝑊2 , ⋯ , 𝑊𝑟 adalah subruang dari ruang vektor 𝑉, maka irisan dari subruang-
subruang tersebut juga merupakan subruang dari 𝑉.
Kombinasi Linear
- Definisi
Sebuah vektor 𝒘 dinamakan kombinasi linear dari vektor-vektor 𝒗𝟏 , 𝒗𝟐 , ⋯ , 𝒗𝒓 jika
vektor tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk
𝒘 = 𝑘1 𝒗𝟏 + 𝑘2 𝒗𝟐 + ⋯ + 𝑘𝑟 𝒗𝒓
dimana 𝑘1 , 𝑘2 , ⋯ , 𝑘𝑟 masing-masing merupakan suatu skalar.
Contoh:
Misalkan vektor-vektor 𝒖 = (1,2, −1) dan 𝒗 = (6,4,2) pada ℝ3. Tunjukkan 𝒘 =
(9,2,7) merupakan kombinasi linear dari 𝒖 dan 𝒗 serta 𝒙 = (4, −1,8) bukan kombinasi
linear dari 𝒖 dan 𝒗.
Penyelesaian.
1. 𝒘 = 𝑘1 𝒖 + 𝑘2 𝒗 → (9,2,7) = 𝑘1 (1,2, −1) + 𝑘2 (6,4,2)
→ (9,2,7) = (𝑘1 + 6𝑘2 , 2𝑘1 + 4𝑘2 , −𝑘1 + 2𝑘2 )
𝑘1 + 6𝑘2 = 9
sedemikian sehingga terbentuk SPL { 2𝑘1 + 4𝑘2 = 2
−𝑘1 + 2𝑘2 = 7
Untuk menunjukkan 𝒘 merupakan kombinasi linear dari 𝒖 dan 𝒗, maka SPL
tersebut harus konsisten atau dapat ditentukan solusi 𝑘1 dan 𝑘2 .
Dengan menggunakan eliminasi Gauss Jordan, diperoleh 𝑘1 = −3 dan 𝑘2 = 2,
sehingga terbukti 𝒘 = −3𝒖 + 2𝒗.
2. 𝒛 = 𝑘1 𝒖 + 𝑘2 𝒗 → (4, −1,8) = 𝑘1 (1,2, −1) + 𝑘2 (6,4,2)
→ (4, −1,8) = (𝑘1 + 6𝑘2 , 2𝑘1 + 4𝑘2 , −𝑘1 + 2𝑘2 )
𝑘1 + 6𝑘2 = 4
sedemikian sehingga terbentuk SPL {2𝑘1 + 4𝑘2 = −1
−𝑘1 + 2𝑘2 = 8
Dengan menggunakan eliminasi Gauss Jordan, SPL tersebut tidak konsisten
sehingga terbukti 𝒛 bukan kombinasi linear dari 𝒖 dan 𝒗.
- Sifat Kombinasi Linear
Teorema 4.2.3
Jika 𝑆 = {𝑤1 , 𝑤2 , ⋯ , 𝑤𝑟 } adalah himpunan vektor bukan nol dalam ruang vektor 𝑉,
maka:
(a) Himpunan 𝑾 dari semua kombinasi linear yang memungkinkan dari vektor dari 𝑺
adalah subruang dari 𝑽
(b) Himpunan 𝑾 merupakan ruang bagian “terkecil” dari 𝑽 yang memuat semua vektor
dalam 𝑺, dalam arti bahwa sembarang ruang bagian lain yang memuat vektor-vektor
tersebut memuat 𝑾.
- Sifat Himpunan Membangun
Diketahui 𝑉 ruang vektor dan 𝑊 ruang bagian dari 𝑉, dan
𝑆 = {𝑤1 , 𝑤2 , ⋯ , 𝑤𝑟 |𝑤𝑖 𝜖 𝑉, 𝑖 = 1,2, . . , 𝑟}
Jika ∀𝑥 𝜖 𝑊 dapat dinyatakan dalam bentuk 𝑥 = 𝑘1 𝑤1 + 𝑘2 𝑤2 + ⋯ + 𝑘𝑟 𝑤𝑟 dengan 𝑘𝑖
scalar, maka dikatakan S membangun 𝑊 atau dapat dinotasikan dengan 𝑊 =
𝑠𝑝𝑎𝑛{𝑤1 , 𝑤2 , ⋯ , 𝑤𝑟 } atau 𝑊 = 𝑠𝑝𝑎𝑛(𝑆)
Dengan kata lain:
𝑊 dibangun oleh 𝑆 jika setiap elemen 𝑊 merupkan kombinasi linear dari elemen-
elemen 𝑆
Cara mengecek sifat membangun:
1. Memeriksa apakah sembarang vektor 𝑏 𝜖 ℝ3 dapat dinyatakan sebagai kombinasi
linear dari vektor 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑣3
2. Memeriksa determinan
3. Jika SPL konsisten dan determinan bernilai tak nol, maka dapat disimpulkan bahwa
vektor 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑣3 membangun ℝ𝟑
Contoh:
Tentukan apakah vektor 𝑣1 = (1,1,2), 𝑣2 = (1,0,1), 𝑑𝑎𝑛 𝑣3 = (2,1,3) membangun
ruang vektor ℝ𝟑
Penyelesaian.
Persamaan Vektor
𝑏 = 𝑘1 𝑣1 + 𝑘2 𝑣2 + ⋯ + 𝑘𝑟 𝑣𝑟
(𝑏1, 𝑏2, 𝑏3 ) = 𝑘1 (1,1,2) + 𝑘2 (1,0,1) + 𝑘3 (2,1,3)
Determinan
1 1 2
det(𝐴) = |1 0 1| = 0
2 1 3
Karena det(𝐴) = 0, maka dapat disimpulkan bahwa himpunan S = {𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 } tidak
membangun ruang vektor ℝ𝟑
- Himpunan Bebas Linier
Jika 𝑆 = {𝑣1 , 𝑣2 , ⋯ , 𝑣𝑟 } merupakan suatu himpunan vektor, maka persamaan vektor
𝑘1 𝑣1 + 𝑘2 𝑣2 + ⋯ + 𝑘𝑟 𝑣𝑟 = 0
Mempunyai paling sedikit satu pemecahan, yaitu 𝑘1 = 0, 𝑘2 = 0, 𝑘𝑟 = 0
• Jika ini adalah satu-satunya pemecahan, maka S disebut himpunan bebas linier
• Jika ada pemecahan lain, maka S disebut himpunan tak bebas linier
Cara mengecek sifat membangun:
1. Bentuk SPL Homogen
2. Jika det(𝐴) = 0, maka solusi SPL Homogen memiliki banyak solusi (bersifat tak
bebas linier)
Contoh:
Tentukan apakah vektor 𝑣1 = (1, −2,3), 𝑣2 = (5,6, −1), 𝑑𝑎𝑛 𝑣3 = (3,2,1)
membentuk suatu himpunan bebas linier atau tidak
Penyelesaian.
Persamaan Vektor
𝑘1 𝑣1 + 𝑘2 𝑣2 + ⋯ + 𝑘𝑟 𝑣𝑟 = 0
𝑘1 (1, −2,3) + 𝑘2 (5,6, −1) + 𝑘3 (3,2,1) = (0,0,0)
SPL Homogen
𝑘1 + 5𝑘2 + 3𝑘3 = 0
−2𝑘1 + 6𝑘2 + 2𝑘3 = 0
3𝑘1 − 𝑘2 + 𝑘3 = 0
Determinan
1 5 3
det(𝐴) = |−2 6 2| = 0
3 −1 1
Karena det(𝐴) = 0, maka solusi SPL Homogen memiliki banyak solusi. Dengan
menggunakan eliminasi Gauss Jordan atau aturan Cramer, diperoleh solusi 𝑘1 =
1 1
− 2 𝑡, 𝑘2 = − 2 𝑡, 𝑑𝑎𝑛 𝑘3 = 𝑡 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡 𝜖 ℝ sehingga 𝑘1 = 0, 𝑘2 = 0, 𝑑𝑎𝑛 𝑘3 = 0