ANALISIS REAL
Dosen Pengampu:
Dr. Mohamad Salam, S.Pd., M.Pd.
Oleh:
Sukiyatun (G2I122019)
8.D. Jika w₁ dan w₂ benar-benar positif, tunjukkan definisi tersebut (𝑥1 , 𝑥2 ). (𝑦1 , 𝑦2 ) = 𝑥1 𝑦1 𝑤1 +
𝑥2 𝑦2 𝑤2 menghasilkan produk dalam pada R. Generalisasikan ini ke 𝑅 𝑃 .
Penyelesaian:
Jika w₁ dan w₂ benar-benar positif, dan jika 𝑥 = (𝑥1 , 𝑥2 ), dan 𝑣 = (𝑣1 , 𝑣2 ), adalah vector pada R
maka 𝑅 2 didefinisikan (𝑥1 , 𝑥2 ). (𝑦1 , 𝑦2 ) = 𝑥1 𝑦1 𝑤1 + 𝑥2 𝑦2 𝑤2 merupakan hasil kali dalan pada R,
dimana w₁ dan w₂ adalah bobot yang benar-benar positif.
Meskipun hasil kali dalam Euclidean adalah hasil kali dalam yang paling penting pada 𝑅 𝑃 , ada
berbagai penerapan di mana diinginkan untuk memodifikasinya dengan memberi bobot pada
setiap suku secara berbeda. Lebih tepatnya, jika 𝑤1 , 𝑤2 , … , 𝑤𝑝 adalah bilangan real positif yang
dinamakan bobot dan jika 𝑥 = 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑝 dan 𝑦 = 𝑦1 , 𝑦2 , … , 𝑦𝑝 adalah vector pada 𝑅 𝑃 maka
bentuk di bawah ini,
(𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑝 ). (𝑦1 , 𝑦2 , … , 𝑣𝑝 ) = 𝑥1 𝑦1 𝑤1 + 𝑥2 𝑦2 𝑤2 + ⋯ + 𝑥𝑝 𝑦𝑝 𝑤𝑝 disebut hasil kali dalam
Euclid terbobot dengan bobot 𝑤1 , 𝑤2 , … , 𝑤𝑝
Jadi hasil kali dalam Euclidean standar adalah kasus khusus dari hasil kali dalam Euclidean
berbobot di mana semua bobotnya adalah 1.
8.E. Definisi (𝑥1 , 𝑥2 ). (𝑦1 , 𝑦2 ) = 𝑥1 𝑦1 bukan hasil kali dalam pada 𝑅 2 . Mengapa?
Penyelesaian:
Dalam aljabar linear, hasil kali dalam pada R² adalah operasi perkalian titik antara dua vektor
dalam ruang dua dimensi. Untuk memperoleh hasil kali dalam yang konsisten dengan sifat- sifat
aljabar linear, kita perlu memasukkan kedua komponen vektor dalam perhitungan.
Definisi dari hasil kali dalam pada R² adalah (𝑥1 , 𝑥2 ). (𝑦1 , 𝑦2 ) = 𝑥1 𝑦1 + 𝑥2 𝑦2 , di mana kedua
komponen vektor dipertimbangkan dan hasilnya adalah jumlah dari perkalian antara komponen
yang sesuai dari kedua vektor.
Definisi (𝑥1 , 𝑥2 ). (𝑦1 , 𝑦2 ) = 𝑥1 𝑦1 tidak memenuhi sifat-sifat hasil kali dalam pada 𝑅 2 karena
tidak memasukkan komponen 𝑥2 dan 𝑦2 dalam perhitungan.
Dalam kasus ini, hanya mengalikan komponen 𝑥1 dan 𝑦1 tanpa memperhitungkan 𝑥2 dan 𝑦2
Oleh karena itu, definisi tersebut tidak sesuai dengan hasil kali dalam pada R² yang telah
ditetapkan.
2. Kerjakan soal Latihan pada buku paket Robert G. Bartle, Donald R. Sherbert-Introduction to Real
Analysis-John Wiley & Sons (2011), Latihan 7.1. halaman 206 no. 1, 2, dan 3.
Untuk menghitung norm partisi, kita perlu menghitung panjang maksimum subinterval dalam
partisi tersebut.
(a) 𝑃1 ≔ (0, 1, 2, 4)
‖𝑃1 ‖ = 𝑚𝑎𝑥{1 − 0, 2 − 1, 4 − 2} = 2
(b) 𝑃2 ≔ (0, 2, 3, 4),
‖𝑃2 ‖ = 𝑚𝑎𝑥{2 − 0, 3 − 2, 4 − 3} = 2
(c) 𝑃3 ≔ (0, 1, 1,5, 2, 3,4, 4),
‖𝑃3 ‖ = 𝑚𝑎𝑥{1 − 0, 1,5 − 1, 2 − 1,5, 3,4 − 2, 4 − 3,4} = 1,4
(d) 𝑃4 ≔ (0, 0,5, 2,5, 3,5, 4).
‖𝑃4 ‖ = 𝑚𝑎𝑥{0,5 − 0, 2,5 − 0,5, 3,5 − 2,5, 4 − 3,5} = 2
2. Jika 𝑓(𝑥) = 𝑥² untuk 𝑥 ∈ [0, 4], hitung penjumlahan Riemann berikut, di mana 𝑃𝑖 memiliki titik
partisi 𝑃1 ≔ (0, 1, 2, 4), 𝑃2 ≔ (0, 2, 3, 4), dan tag dipilih seperti yang ditunjukkan.
Penyelesaian:
Untuk menghitung penjumlahan Riemann di mana 𝑃𝑖 memiliki titik partisi 𝑃1 ≔ (0, 1, 2, 4),
𝑃2 ≔ (0, 2, 3, 4), dengan fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥² untuk 𝑥 ∈ [0, 4] dan tag diipilih seperti yang
ditunjukkan
3. Tunjukkan bahwa 𝑓: [𝑎, 𝑏] → 𝑅 adalah Riemann yang dapat diintegrasikan pada [𝑎, 𝑏] jika dan
hanya jika terdapat 𝐿 ∈ 𝑅 sehingga untuk setiap 𝜀 > 0 terdapat 𝛿𝜀 > 0 sehingga jika 𝑃̇ adalah
partisi yang diberi tag norma ‖𝑃̇ ‖ = 𝛿𝜀 , lalu 𝑆(𝑓: 𝑃̇) − 𝐿 ≤ 𝜀
Penyelesaian:
Untuk membuktikan bahwa 𝑓: [𝑎, 𝑏] → 𝑅 adalah fungsi Riemann- integrable pada interval [𝑎, 𝑏]
jika dan hanya jika terdapat 𝐿 ∈ 𝑅, di mana untuk setiap ɛ > 0 ada 𝛿𝜀 > O sehingga jika ||𝑃̇|| = 𝛿𝜀
dengan 𝑃̇ sebagai partisi yang diberi tag, maka 𝑆(𝑓: 𝑃̇) − 𝐿 ≤ 𝜀, kita dapat menggunakan definisi
formal integral Riemann.
Definisi Suatu fungsi 𝑓: [𝑎, 𝑏] 𝑅 dikatakan Riemann integralable pada [a,b] jika - terdapat suatu
bilangan 𝐿 ∈ 𝑅 sehingga untuk setiap 𝜀 > 0 terdapat 𝛿𝜀 > 0 sehingga jika 𝑃̇ ada partisi yang
ditandai dari [𝑎, 𝑏] dengan ‖𝑃̇ ‖ = 𝛿𝜀 , lalu 𝑆(𝑓: 𝑃̇) − 𝐿 ≤ 𝜀
Implikasi (⇒):
Jika f adalah Riemann-integrable pada interval [𝑎, 𝑏], artinya ada 𝐿 ∈ 𝑅 yang memenuhi definisi
integral Riemann, kita harus menunjukkan bahwa ada 𝛿𝜀 > O sehingga jika ||𝑃]| < 𝛿𝜀 , maka
𝑆(𝑓: 𝑃) − 𝐿 ≤ ɛ.
Dalam hal ini, kita dapat memanfaatkan definisi integral Riemann untuk memilih 𝛿𝜀 yang sesuai.
Karena f adalah Riemann-integrable, ada 𝐿 ∈ 𝑅 yang memenuhi definisi. Oleh karena itu, kita
dapat memilih 𝛿𝜀 yang sesuai untuk setiap ε > 0 agar persamaan S(f: P) - L ≤ ɛ terpenuhi.
Implikasi (⇐):
Jika untuk setiap ε > 0 ada 𝛿𝜀 > O sehingga jika ||P]| < 𝛿𝜀 , maka S(f: P) - L < ε, maka kita perlu
menunjukkan bahwa f adalah Riemann- integrable pada interval [a, b].
Untuk membuktikan hal ini, kita dapat menggunakan definisi integral Riemann secara terbalik. Jika
kita menunjukkan bahwa untuk setiap ε > O ada partisi 𝑃̇ dengan ||𝑃̇ || < 𝛿𝜀 , maka S(f: 𝑃̇) - L < ε,
maka hal ini menunjukkan bahwa f adalah Riemann-integrable pada interval [a, b].
3. Kerjakan soal Latihan pada buku paket Robert G. Bartle, Donald R. Sherbert-Introduction to Real
Analysis-John Wiley & Sons (2011), Latihan 7.2. halaman 215 no. 1
1. Misalkan 𝑓 ∶ [𝑎, 𝑏] ⟶ 𝑅. Tunjukkan bahwa ƒ ∈ 𝑅[𝑎, 𝑏] jika dan hanya jika ada > O sehingga
untuk setiap 𝑛 ∈ 𝑁 terdapat partisi yang diberi tag𝑃𝑛 dan 𝑄𝑛 dengan ||𝑃𝑛 || < 1/𝑛 dan ||𝑄𝑛 || <
1/𝑛 sehingga |𝑆(𝑓: 𝑃𝑛 ) − 𝑆(𝑓: 𝑄𝑛 )| ≥ 𝜀0
Jawaban
Misalkan 𝑓 ∶ [𝑎, 𝑏] ⟶ 𝑅 tidak dapat diintegrasikan. Meniadakan kondisi dalam kriteria cauchy,
kita dapat menyimpulkan bahwa ada 𝜀0 > 0 sehingga untuk setiap 𝛿 > 0ada partisi yang diberi
tag P,Q dengan ‖𝑃‖ < 𝛿 ‖𝑄 ‖ < 𝛿 sehingga |𝑆(𝑓: 𝑃) − 𝑆(𝑓: 𝑄)| ≥ 𝜀0
1
Sejak δ memiliki kewenangan, ambil 𝛿𝑛 = > 0. Jadi untuk masing-masing 𝑛𝜖𝑁 ada partisi
𝑛
1 1
yang diberi tag 𝑃𝑛 , 𝑄𝑛 dengan‖𝑃𝑛 ‖ < , ‖𝑄𝑛 ‖ < seperti |𝑆(𝑓: 𝑃) − 𝑆(𝑓: 𝑄)| ≥ 𝜀0
𝑛 𝑛
4. Kerjakan soal Latihan pada buku paket Robert G. Bartle, Donald R. Sherbert-Introduction to Real
Analysis-John Wiley & Sons (2011), Latihan 9.1. halaman 269 no. 1
1. Tunjukkan bahwa jika suatu deret konvergen hanya berisi suku negatif berhingga, maka deret
tersebut konvergen mutlak.
Jawab:
Untuk menunjukkan bahwa jika suatu deret konvergen hanya berisi suku negatif berhingga,
maka deret tersebut konvergen mutlak, kita perlu menggunakan definisi konvergensi mutlak.
Definisi: Suatu deret bilangan riil dikatakan konvergen mutlak jika deret positifnya juga
konvergen.
Misalkan kita memiliki deret ∑∞
𝑛=1 𝑎𝑛 dengan suku-suku negatif yang berhingga, yaitu 𝑎𝑛 < 0
untuk setiap n dan deret tersebut konvergen. Kita akan menunjukkan bahwa deret ini juga
konvergen mutlak.
Langkah-langkah pembuktian:
1. Karena suku-suku deret ∑∞ 𝑛=1 𝑎𝑛 berhingga, kita tahu bahwa ada suatu bilangan 𝑀 > 0
sehingga ∣ 𝑎𝑛 ∣≤ 𝑀 untuk setiap n.
2. Kita perhatikan deret positif 𝑏𝑛 = |𝑎𝑛 |. Dalam hal ini, 𝑏𝑛 = −𝑎𝑛 karena𝑎𝑛 < 0
3. Karena kita telah menunjukkan bahwa deret∑∞ 𝑛=1 𝑎𝑛 konvergen, berarti deret
∑𝑛=1 −𝑎𝑛 juga konvergen. Dengan kata lain, deret ∑∞
∞
𝑛=1 𝑏𝑛 konvergen.
4. Karena 𝑏𝑛 = |𝑎𝑛 |, berarti 0 ≤ 𝑏𝑛 ≤ 𝑀 untuk setiap n.
5. Karena deret ∑∞ 𝑛=1 𝑏𝑛 konvergen dan 0 ≤ 𝑏𝑛 ≤ 𝑀 untuk setiap n, berdasarkan kriteria
perbandingan, deret ∑∞ 𝑛=1 𝑏𝑛 juga konvergen mutlak.
Dengan demikian, kita telah membuktikan bahwa jika suatu deret konvergen hanya berisi suku
negatif berhingga, maka deret tersebut konvergen mutlak