Anda di halaman 1dari 80

Filsafat Matematika adalahsuatu cabang matematika

yang memusatkan pengkajiannya pada dua pertanyaan


pokok :
1. Memusatkan kajian terhadap arti dari kalimat matematika
2. Memusatkan kajian bertolak dari pertanyaan apakah objek
abstrak matematika itu ada.

Terkait dengan yang pertama, akan muncul pertanyaan2:


Sebenarnya apa arti kalimat-kalimat matematika “3
merupakan bilangan prima”, “2+2=4” atau “Terdapat tak
hingga bilangan prima”
Sehingga tugas pokok dari filosuf adalah mengkonstruk
teori semantik untuk bahasa matematika
Misalnya tentang kalimat “3 merupakan bilangan prima”,
apakah 3? 3 itu apa?
Antirealis mengatakan bahwa bilangan itu tidak ada,
bagaimana kita menilai secara semantik?
Realis mengatakan bahwa bilangan itu ada.
Dalam kelompok realis sendiri ada yang menyebut
bilangan sebagai objek mental(something like ideas in
people’s head) tetapi adapula yang menganggap bilangan
ada di luar pikiran ( numbers exist outside of people’s
head), seperti pada dunia nyata.
Pandangan lain yaitu dari penganut Plato (platonisme)
yang menganggap bahwa bilangan merupakan objek
abstrak yang tidak nyata dan bukan objek mental.
Jadi menurut platonis ojek abstrak itu ada tetapi bukan
sesuatu pada dunia nyata atau dalam pikiran
manusia.
Karena kenyataannya bilangan (dan objek matematika yang
lain) tidak ada pada ruang dan waktu manapun.

Pertanyaan berikutnya bagaimanakah objek abstrak


ada?
Realisme memandang bahwa entitas matematika ada
terbebas dari pikiran.

Logisisme memandang bahwa matematika merupakan


bagian dari logika.

Empirisme memandang bahwa matematika harus


dikembangkan secara empiris.

Formalisme menyatakan bahwa pernyatan-pernyatan dalam


matematika harus dipikirkansebagai serangkaian konsekuensi
dari manipulasi serangkaian aturan.
Paham logisisme dipelopori
oleh filosof Inggris Bertrand
Arthur William Russel
Russel (1930) menulis buku “The Principles of
Mathematics” yang berpegang pada pendapat bahwa
matematika semata-mata terdiri atas deduksi-deduksi
dengan prinsip-prinsip logika dari prinsip-prinsip logika.

Menurut Russel matematika dan logika merupakan bidang


yang sama karena seluruh konsep dan dalil matematika dapat
diturunkan secara logika.

Logika dan matematika berkembang pada zaman modern. Logika telah


menjadi lebih bersifat matematis dan matematika menjadi lebih logis.
Akibtnya kini sepenuhnya menjadi tak mungkin untuk menarik garis
diantara keduanya, sesungguhnya dua hal itu merupakan satu.
Bertrand Russell

“Do not fear to be eccentric in opinion, for


every opinion now accepted was once eccentric.”
Bertrand Russell
Pada tahun 1910-1913 Russel bekerja sama dengan Alfred
North Whitehead menulis “karya besar” berjudul Principia
Mathematica untuk membuktikan bahwa logika merupakan
masa muda matematika dan matematika merupakan masa
tua logika.
Pembuktian diawali dengan pangkal-pangkal pendapat dari
logika dan kemudian dengan deduksi-deduksi sampailah
pada hasil-hasil yang nyata-nyata termasuk dalam bidang
matematika.
Misalnya bilangan terbukti dapat dinyatakan dengan istilah-
istilah logika atau dalam dalil-dalil logika dan segenap
sifatnya ditunjukkan oleh logika.
Aliran logisisme adalah aliran yang berpandangan bahwa matematika
murni merupakan bagian dari logika. Pengagas utama dari pandangan
ini adalah Leibniz, Frege (1983), Russel (1919), Whitehead dan
Carnap (1931).
Ada dua hal pokok dalam aliran ini, yaitu

(1). Semua konsep dalam matematika pada akhirnya dapat


diturunkan dari konsep-konsep logika, penyajian dari penurunan
tersebut meliputi konsep-konsep teori bilangan maupun
beberapa sistim yang terdapat pada teori Russsel.

(2). Semua kebenaran matematika dapat dibuktikan dari


aksioma-aksioma dan aturan-aturan logika.
Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa hakekat dari aliran ini adalah

bahwa jika semua matematika dapat diekspresikan dalam bentuk-


bentuk

logika secara murni dan dibuktikan dari prinsip-prinsip logika itu sendiri,

maka kepastian dari pengetahuan matematika dapat direduksi menjadi

logika.

Ternyata tujuan ini tidak dapat tercapai karena memang matematika tidak
hanyamerupakan logika. Sebagai contoh aksioma ketakhinggan dapat
disajikan dalam bentuk-bentuk proposisi logika tetapi tidak dapat
dinyatakan kebenarannya secara logika.
Manfaat dari aliran logisisme diantaranya adalah pembuktian
induksi

matematika, penggunaan implikasi dan pembuktian matematika baik dengan

cara bukti langsung maupun bukti tidak langsung yang sangat

bermanfaat

dalam perkembangan matematika. Aliran logicisme merupakan dasar untuk

pembentukan pola pikir deduktif yang merupakan ciri atau karakteristik dari

matematika yang menekankan pada penataan nalar.


Paham formalisme dipelopori
oleh matematikawan Jerman,
David Hilbert
Menurut paham formalisme, sifat alami dari matematika
adalah sistem lambang yang formal. Matematika terkait
dengan sifat-sifat struktural dari simbol-simbol dan proses
pengolahan terhadap lambang-lambang tersebut.
Simbol-simbol dianggap mewakili berbagai sasaran yang
menjadi objek matematika.
Bilangan-bilangan dipandang sebagai sifat-sifatstruktural
yang paling sederhana dari benda-benda
Dengan simbolisme abstrak yang dilepaskan dari sesuatu
arti tertentu dan hanya menunjukkan bentuknya saja,
formalisme berusaha menyelidiki struktur dari berbagai
sistem.
DAVID
HILBERT
Manfaat dari aliran Formalisme misalnya prosedur dalam memunculkan
struktur aljabar seperti grup, ring maupun field. Contoh lain yang menonjol
dari manfaat aliran formalisme adalah banyaknya perkembangan baru dari
matematika. Sebagai contoh cabang matematika baru tersebut adalah fuzzy
set. Pada sistem matematika yang lama konsep himpunan menggunakan
konsep himpunan dua nilai, yaitu x anggota A atau x bukan anggota
himpunan A. Namun pada sistem matematika yang baru konsep himpunan
dapat dikembangkan tidak hanya konsep himpunan dua nilai. Keanggotaan x
pada sebuah himpunan tidak hanya anggota dan bukan anggota.
Keanggotaan x dapat berupa ½ anggota, ¼ anggota, ¾ anggota dan lain-lain.
Dengan konsep matematika yang demikian, berkembanglah cabang
matematika yang baru namun demikian cabang matematika tersebut tidak
kontradiksi dengan sistem yang lama.
Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa hakekat dari aliran ini adalah

bahwa jika semua matematika dapat diekspresikan dalam bentuk-


bentuk

logika secara murni dan dibuktikan dari prinsip-prinsip logika itu sendiri,

maka kepastian dari pengetahuan matematika dapat direduksi menjadi

logika.

Ternyata tujuan ini tidak dapat tercapai karena memang matematika tidak
hanyamerupakan logika. Sebagai contoh aksioma ketakhinggan dapat
disajikan dalam bentuk-bentuk proposisi logika tetapi tidak dapat
dinyatakan kebenarannya secara logika.
Paham intuitionisme dipelopori
oleh matematikawan Belanda,
Luizen
Brouwer Egbertus
berpendapat Jan Brouwer
bahwa matematika adalah bagian
yang sama dengan bagian yang eksak dari pemikiran
manusia.
Ketepatan dalil-dalil matematika terletak dalam akal
manusia (human intellect) dan bukan pada simbol-simbol di
atas kertas sebagaimana diyakini oleh paham formalisme.
Dalam pemikiran para intuitionist, matematika berlandaskan
pada suatu ilham dasar (basic intuition) mengenai
kemungkinan untuk membangun sebuah seri bilangan yang
tidak terbatas. Ilham ini pada hakekatnya merupakan suatu
aktivitas berpikir yang tak tergantung pada pegalaman,
bebas dari bahasa dan simbolisme, serta bersifat objektif.
Mana
fat arilan n
i tusio
i nsime da
intaranya adaalh cara-cara
pembukaitn daalm mae
tmakita msianlya pembukaitn daalm
anasilsi real. Daalm pembukaitn- pembukaitn pada hakekan
tya
dd
iasarkan pada arilan n
i tusio
i nsime.
470 384 347 322 S
427 399
M
SOCRATES (71th)

PLATO (80th)

ARISTOTELES(62th
SOCRATES n)

PLATO
ARISTOTELES
PERBANDINGAN FILSAFAT
PLATO DAN ARISTOTELES

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 23


SOCRATES

 Socrates dilahirkan di Athena, Yunani tahun 470


SM.
 Setiap hari Socrates terus berpikir untuk mencari
kebenaran.
 Socrates selalu bertanya tanpa memberikan
jawaban karena ia ingin orang lain berpikir dan
memahami jawaban pertanyaan tersebut.
 Menurut Plato dan Aristoteles, Socrates adalah
orang pertama yang memperkenalkan cara
berpikir induktif dan membuat definisi universal.
 Cara berpikir tersebut kemudian dikenal
sebagai metode Socrates.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 24


SOCRATES
Ia juga orang pertama di dunia yang
mengemukakan bahwa di dalam diri manusia
terdapat jiwa/rohani.
“Socrates menyadari bahwa jiwa jauh lebih
penting daripada tubuh fisik dan jiwa tidak akan
mati”  sebagai bapak psikologi rasional.
Socrates adalah ahli filsafat Yunani yang diakui
sebagai guru moral terbesar di dunia hingga saat
ini.
Ia adalah salah satu dari ketiga orang yang sangat
berperan dalam meletakkan dasar-dasar peradaban
Barat.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles
SOCRATES
 Socrates juga menemukan bahwa Tuhan hanya satu
dan memiliki kekuasaan terhadap segala sesuatu.
 Ia menemukan hal ini melalui pemikirannya sendiri,
bukan dari Al-quran dan Injil.
 Dengan penemuannya ini, ia sangat ingin mendidik
moral masyarakat Athena menjadi lebih baik.
 Namun, penemuannya ini malah dianggap sebagai
ajaran sesat yang hanya akan meracuni pikiran dan jiwa
anak-anak muda. Ia dianggap melanggar ajaran
keyakinan masyarakat Yunani yang pada saat itu
menyembah banyak dewa.
 Pada tahun 399 SM, saat Socrates berusia 71 tahun
melaksanakan hukuman mati dengan minum racun.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 26


PLATO
 Plato adalah murid Socrates, yang datang dari
keluarga terpandang dan terpelajar.
 Karena Socrates tidak meninggalkan tulisan dan Plato
adalah murid yang paling memahami pemikiran
Socrates, maka Plato merasa bahwa dirinya adalah juru
bicara yang paling sah dari Socrates.
 Walaupun demikian tetap dapat dibedakan pemikiran asli
Socrates dengan Plato.
 Kesaksian Aristoteles dalam Metaphysics menyebutkan,
“Socrates tidak memandang definisi-definisi universal
sebagai eksistensi terpisah. Plato-lah yang membuat
pemisahan tersebut dan jenis entitas ini disebutnya
sebagai ‘Idea-Idea’ (Forms).

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 27


PLATO
 Forms yang diungkapkan Plato dalam dialog-dialognya
didominasi oleh pengertian-pengertian etis, misalnya
kebaikan, keindahan, keadilan atau keberanian.
 Ketika hendak menjelaskan pengertian “Form” sebagai
substansi obyektif yang berdiri sendiri, Plato mengambil
contohnya dengan pengertian-pengertian etis.
 Plato mengatakan, “Keindahan (beauty) tidak
dimanifestasikan sebagai sebuah muka atau sebagai
tangan atau benda-benda jasmani lainnya, tidak juga
sebagai wacana atau ilmu pengetahuan, tidak juga
sebagai pengada yang terdapat pada makhluk hidup
atau bumi atau langit atau dalam apapun lainnya;
tetapi sebagai “existing itself by itself with itself”
(keberadaan diri oleh dan dengan dirinya sendiri), selalu
unik dalam ‘form’.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 28
PLATO
 Dengan melalui Forms yang obyektif, tetap, dan universal,
maka Plato telah memberikan landasan ontologis dan
epistemologis akan keuniversalan nilai-nilai moral yang
diperjuangkan Socrates sepanjang hidupnya.
 Melalui ajaran itu, Plato mencoba membuktikan
bahwa “Kebaikan”, “Keadilan”, “Keberanian” dan
lainnya real dan obyektif.
 Menurut Plato, kebenaran ada pada dunia ide (the Forms).
Bentuk yang paling sempurna hanya ada pada ide, konsep
yang terbentuk dari hal nyata, tidak pernah sempurna.
 Plato dikenal sebagai seorang dualist, yang
memisahkan antara dunia ide dan materi.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 29


PLATO
 Plato mengembangkan pendekatan yang sifatnya
rasional-deduktif sebagaimana mudah dijumpai dalam
matematika. Problem filsafati yang digarap oleh Plato
adalah keterlemparan jiwa manusia ke dalam penjara
dunia inderawi, yaitu tubuh. Itu persoalan ada ("being")
dan mengada (menjadi, "becoming").
 Menurut Plato, bentuk pengetahuan yang berfungsi sebagai
pedoman yang paling andal di sepanjang jalan ini adalah
matematika, sedangkan bentuk pengetahuan yang terandal
di dalam matematika adalah geometri.
 Sumbangan filsafat Plato bagi psikologi/sains adalah
penekanan pada rasionalitas dan objektivitas dari
pengetahuan/ilmu yang dapat dikatakan sebagai peletakan
dasar pengetahuan alam (sains) yang sampai sekarang
masih dianut.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 30


ARISTOTELES
 Lahir pada tahun 384 SM di Stageira, Yunani Utara.
 Meninggal di Kalkis pada tahun 322 SM.
 Belajar selama 20 tahun dalam Akademia Plato.
 Ayahnya adalah seorang dokter, dan atas bimbingan
ayahnya Aristoteles sejak kecil telah banyak menaruh
perhatian kepada ilmu-ilmu alam. Pengalaman ini
berpengaruh terhadap pandangan ilmiah dan filosofisnya di
kemudian hari.
 Menurut Plato, realitas tertinggi adalah apa yang kita
pikirkan dengan akal kita, sedang menurut Aristoteles
realitas tertinggi adalah apa yang kita lihat dengan
indera-mata kita.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 31


ARISTOTELES
 Aristoteles tidak menyangkal bahwa manusia
memiliki akal yang sifatnya bawaan, dan
bukan sekedar akal yang masuk dalam
kesadarannya oleh pendengaran dan
penglihatannya.
 Namun justru akal itulah yang merupakan ciri
khas yang membedakan manusia dari makhluk-
makhluk lain. Akal dan kesadaran manusia
kosong sampai ia mengalami sesuatu. Karena
itu, menurut Aristoteles, pada manusia tidak ada
idea-bawaan.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 32


ARISTOTELES
 Aristoteles adalah seorang ahli biologis, seorang yang
sangat empiris, percaya pada hal-hal natural dan riil.
 Tidak seperti Plato yang senang bergerak di bidang-
bidang ideal, Aristoteles adalah seorang yang down to
earth.
 Bagi Aristoteles, psikologi adalah ilmu tentang jiwa (soul).
Jiwa menjadi bagian vital dari individu, menggerakkan,
mengarahkan perkembangan organisma, dan
mengaktualisasikan organisma menjadi eksistensinya yang
sekarang.
 Dalam hal ini Aristoteles berbeda pandangan dengan
gurunya yang memisahkan idea (yang dalam konsepsi
Aristoteles dapat disamakan dengan soul) dan materi.
 Bagi Aristoteles, soul dan materi tidak dapat dipisahkan.
Materi tidak berarti tanpa soul.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 33
ARISTOTELES
 Aristoteles menegaskan bahwa ada dua cara untuk
mendapatkan kesimpulan demi memperoleh
pengetahuan dan kebenaran baru, yaitu metode
rasional-deduktif dan metode empiris-induktif.
 Dalam metode rasional-deduktif dari premis dua
pernyataan yang benar, dibuat konklusi yang berupa
pernyataan ketiga yang mengandung unsur-unsur dalam
kedua premis itu. Inilah silogisme, yang merupakan
fondasi penting dalam logika, yaitu cabang filsafat yang
secara khusus menguji keabsahan cara berfikir.
 Metode empiris-induktif, pengamatan-pengamatan
indrawi yang sifatnya partikular dipakai sebagai basis
untuk berabstraksi menyusun pernyataan yang berlaku
universal.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 34


ARISTOTELES
 Pemikiran Aristoteles merupakan harta karun umat
manusia yang berbudaya. Pengaruhnya terasa sampai kini.
Hal tersebut karena kekuatan sintesis dan konsistensi
argumentasi filsafatinya dan cara kerjanya yang berpangkal
pada pengamatan dan pengumpulan data.
 Berhasil menggabungkan (melakukan sintesis) metode
empiris-induktif dan rasional-deduktif tersebut di atas.
 Aristoteles menempatkan filsafat dalam suatu skema yang
utuh untuk mempelajari realitas. Studi tentang logika atau
pengetahuan tentang penalaran, berperan sebagai "alat"
untuk sampai kepada pengetahuan yang lebih mendalam,
untuk selanjutnya diolah dalam teori yang dibawa kepada
praktek.
 Aristoteles mengawali serta mendorong, kelahiran
banyak ilmu empiris seperti botani, zoologi, ilmu
kedokteran, dan tentu saja fisika.
Rasionalisme Plato dan
Aristoteles
PERBANDINGAN FILSAFAT PLATO DAN
ARISTOTELES
 Perlu diketahui bahwa Plato dapat dikatakan
sebagai filsuf pertama yang secara jelas
mengemukakan epistemologi dalam filsafat,
meskipun ia belum menggunakan secara resmi
istilah epistemologi ini.
 Filsuf Yunani berikutnya yang berbicara tentang
epistemologi adalah Aristoteles.
 Plato dan Aristoteles adalah guru dan murid
yang merupakan dua tokoh besar dalam
sejarah, yang telah berhasil membentuk dan
meletakkan dasar yang paling kokoh bagi
pembangunan kebudayaan dan peradaban
Barat modern.
Rasionalisme Plato dan 36
Aristoteles
PERBANDINGAN FILSAFAT PLATO DAN
ARISTOTELES
 Perbedaanyang paling mendasar antara filsafat
Plato dan Aristoteles sebenarnya terletak pada
pandangan mereka tentang ada dan kebenaran
ada.
 ApabilaPlato mengatakan bahwa ada yang
sebenarnya berada di dunia ide, maka Aristoteles
tidak mengenal ada yang berada di dunia ide itu.
 Bagi Aristoteles tidak ada dunia lain selain dunia
indrawi ini. Oleh sebab itu ada yang sebenarnya
harus ditemukan pada kebenaran ada itu sendiri.
Sehingga filsafat Plato disebut filsafat idealisme dan
filsafat Aristoteles disebut filsafat realisme.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 37


Tabel Perbandingan Epistemologi Plato dan Aristoteles.

TOPIK PEMIKIRAN PLATO ARISTOTELES


Pandangan tentang Ada 2 dunia, yaitu dunia Hanya 1 dunia, yaitu dunia
dunia ide dan dunia materi nyata yang sedang
Kenyataan yang Ide-ide yang berasal dari dijalani
sejati dunia ide Segala sesuatu di alam yang
Pandangan tentang Terdiri dari badan & jiwa. dapat ditangkap indra
manusia Jiwa abadi; badan fana Jiwa terpenjara badan.
(tidak abadi). Badan dan jiwa sebagai satu
Asal pengetahuan Dunia ide. Namun kesatuan tak terpisahkan.
tertanam dalam jiwa yang Kehidupan sehari-hari dan
ada dalam diri manusia. alam dunia nyata.
Cara mendapatkan Mengeluarkan dari dalam Observasi dan abstraksi,
pengetahuan diri (Anamnesis) dengan diolah dengan logika.
metoda bidan.
Aliran filsafat Idealis Realis dan analitis
Metode mencari Apriori, yaitu dari Aposteriori, yaitu dari
kebenaran universal ke partikular partikular ke
Realitas Apa yang kita dipikirkan universal
tertinggi dengan akal kita. Apa yang kita lihat dengan
Rasionalisme Plato dan indera kita.
Aristoteles
PERBANDINGAN FILSAFAT PLATO DAN
ARISTOTELES
Perbedaan epistemologi Plato dan Aristoteles
ini memiliki pengaruh besar terhadap para
filsuf modern.
Idealisme Plato mempengaruhi filsuf-filsuf
Rasionalis seperti Spinoza, Leibniz, dan
Whitehead.
Sedangkan pandangan Aristoteles
tentang asal dan cara memperoleh
pengetahuan mempengaruhi filsuf-filsuf
Empiris seperti Locke, Hume, dan Berkeley.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 39


RASIONALISME PLATO
DAN ARISTOTELES

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 40


Mat & filsafat dilahirkan di Yunani kuno.
Sebelum Yunani, Mat. berisi teknik
kalkulasi & sistem numerasi, yg berhub.
dgn agama atau hal-hal praktis.
Suatu legenda yg berisi ttg ramalan
Apollo menyatakan bhw suatu bencana
akan berakhir jika altar tertentu
diduakalikan ukurannya, dgn bentuk
yang tetap.
Isu `praktis' ttg mencegah bencana
diarahkan kpd permasalahan geometris
41
Dua permasalahan yg serupa, yaitu:
(1)membagi sudut menjadi tiga
bagian yang sama
(2)menentukan panjang sisi
persegi yang
luasnya sama dengan suatu
lingkaran tertentu.
Permasalahan ini menjadi pemikiran
para ahli mat. selama berabad-abad.
Akhirnya, lebih dari 2000 th kemudian
para ahli mat. tdk menemukan
solusi- nya shg permasalahan tsb
dianggap mustahil utk diselesaikan.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 42
1. The world of Being
 Plato termotivasi oleh kesenjangan antara ide
yg dpt kita mengerti dgn dunia fisik di sekitar
kita.
 Sebagai contoh, meski kita memp. gambaran
mental ttg keadilan (justice) yg jelas,
namun segala hal yang kita lihat dan kita
dengar ternyata tak ada yg memenuhi
keadilan sempurna.
 keindahan (beauty)
 alim (pious)
 baik (virtuous)
 Segala sesuatu yg ada di dunia
memp.kekurangan.
 Kita punya pemahaman ttgRasionalisme Plato dan Aristoteles 43
 Jwbn Plato: ada realitas ttg Forms yg berisi
hal-hal yg sempurna seperti “Keindahan”,
“Keadilan”, & “Kealiman”.
 Plato menyebut dunia fisik sbg The world of
Becoming, krn objek fisik tunduk pd
perubahan & kecurangan.
 Objek-objek tsb mendptkan sesuatu yg lebih
baik & juga yg lebih buruk.
Apa yang indah dapat menjadi buruk.
Apa yg baik dpt menjadi jahat.
 Sebaliknya, Form 'Keindahan’ bersifat kekal &
tidak berubah keindahannya & akan selalu
tetap sama. Rasionalisme Plato dan Aristoteles 44
 Dalam buku The Meno dijelaskan bahwa
Plato diminta Socrates utk mengajarkan
seorang budak menemukan suatu
teorema: persegi yg sisinya merup
diagonal persegi tertentu memp. luas 2x
luas persegi semula.
 Socrates menekankan bahwa baik Plato
maupun siapapun orangnya tidak boleh
menunjukkan teorema tsb. kepada
budak.
 Dgn menanyakan secara hati-hati &
menunjuk aspek dari suatu diagram yg
digambar, ternyata Socrates mendapati
Plato menggunakan eksperimen tsb utk
mendukung suatu doktrin bhw ketika
eksperimen menggunakan geometri atau
the world of Being pd umumnya, maka apa
yang disebut 'belajar' adalah mengingat-
ingat secara nyata dari kehidupan masa
lampau yg kiranya merupakan waktu
ketika jiwa memp. akses langsung ke the
world of Being.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 46


2. Pandangan Plato ttg
Matematika
 Mat. atau paling tidak geometri, merup suatu contoh
langsung kesenjangan antara dunia materi di
sekitar kita dgn dunia pikiran yg tenang, ideal,
sempurna.
 Dari sebelum zaman Plato sampai hari ini kita
telah memiliki definisi-definisi ttg garis lurus,
lingkaran, dsb.
 Tetapi dunia fisik memuat grs lurus tanpa lebar yg
tdk sempurna, tdk ada lingkaran yg sempurna,
atau tidak ada yang sempurna yang dapat kita
lihat.
 Barangkali grs lurus & lingkaran sempurna dsb.,
menjadi bagian dari ruang fisik yg kita tempati,
tetapi meskipun demikian, kita tidak akan
menemukannya dalam dunia fisik manapun.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 47
 Utk mendptkan kejelasan, Plato percaya bhw
proposisi geometri scr obyektif adl benar atau
salah, serta bebas dari pikiran, bahasa, dan juga
bebas dari para ahli matematika.
 Plato percaya bahwa objek geometris bukanlah
obyek fisik, dan bahwa obyek geometri bersifat
tidak berubah dan kekal.
 Dalam hal ini, paling tidak objek
geometris adalah seperti Forms dan
berada dalam the world of
Being.
 Ia akan menolak pernyataan bahwa objek
geometris ada dalam ruang fisik.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 48
THE GOOD

FORMS
BEING

Objek Matematis

Objek Fisik
BECOMING

Refleksi

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 49


Gambar. 3.2. Garis singgung pada lingkaran

 Perhatikan, teorema ttg grs singgung lingk.


yang memotong lingk. pd sebuah titik.
 Meskipun jika seseorang secara hati-hati
menggambar suatu lingk. & grs singgungnya,
menggunakan peralatan yg mahal atau pensil yg
sangat tajam (atau printer yg canggih),
seseorang masih melihat bhw garis singgung
tsb memotong lingk. di suatu daerah
kecil, bukan pada suatu titik.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 50
Jika seseorang menggunakan
sebatang kapur atau sebuah tongkat
dalam pasir utk latihan, titik potongnya
akan lebih besar.
Penjelasan Plato langsung, yakni lingk
& grs yg digambar hanyalah
pendekatan yg lemah dr lingk & grs yg
sesungguhnya, yg kita pahami
hanya dgn pikiran (atau ingatan).
Bundaran kecil yg memotong gbr yg
dibuat adl pendekatan yg lemah dari
sebuah titik.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 51
 Pandangan Plato tersebut meninggalkan suatu
permasalahan tentang penjelasan mengapa
geometri diterapkan pada dunia fisik, meskipun
secara pendekatan saja
 Pada masa Plato diberikan suatu kisah yang
terperinci, tetapi spekulatif tentang bagaimana
dunia fisik dibangun secara geometris dari lima
benda ruang yang disebut Platonic solids, yaitu
 bidang empat (pyramid/tetrahedron),
 bidang delapan (octahedron)
 bidang enam/kubus (hexahedron)
 bidang duapuluh (icosahedron)
 bidang duabelas (dodecahedron)

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 52


Scr tdk langsung pandangan Plato juga
memperhatikan aritmetika & aljabar,
seperti karyanya tentang geometri.
Ia adalah seorang realis yg terus terang pd
kedua nilai kebenaran & ontologi.
Ia menyatakan bhw proposisi dr aritmeti-
ka & aljabar adl benar atau salah, tdk ter-
gantung dari ahli mat, dunia fisik, &
bahkan juga dari pikiran.
Ia juga menyatakan bhw proposisi aritme-
tika adalah ttg objek abstrak yg disebut
`bilangan'
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 53
3. Pengaruh mat terhadap perkemb.
Filsafat Plato

Beberapa sarjana terbaru sudah


memfo-kuskan perhatiannya pada
pengaruh per-kembangan mat thdp
filsafat Plato.
Dengan cara dramatis, terdapat
cahaya yg dapat mengungkap
beberapa perbedaan yg tajam antara
Plato & gurunya Socrates.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 54
4. Aristoteles, Musuh yang
Berjasa
Kebanyakan dari apa yang dikatakan
Aristoteles tentang matematika merupakan
polemik melawan pandangan Plato.

Filsafat matematika Plato Filsafat matematika


berkaitan dengan Forms Aristoteles berkaitan
sebagai wujud yang kekal dengan penolakannya
dalam realitas dari Being terhadap world of
yang terpisah. Being yang terpisah.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 55
PEMIKIRAN ARISTOTELES
 Menerima keberadaan Forms, tetapi ia
menganggap bahwa Forms tidak terpisah dari objek
individu yang termasuk dalam Forms.
Contoh:
Beauty merupakan sesuatu yang indah secara
umum. Jika seseorang berencana menghancurkan
semua benda yang indah, maka ia akan
menghancurkan Beauty itu sendiri.
Hal yang sama juga digunakan untuk
keadilan
(Justice), Kejujuran (Virtue), Manusia,
dan Forms
yang lain.
 Benda-benda dalam dunia fisik mempunyai
Forms,
tetapi tidak ada dunia yang terpisah dari
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 56
Objek Matematika
Aristoteles menganggap bahwa objek matematika itu ada
dalam objek yang jelas dan tidak terpisah dari objek yang
dapat dimengerti.

 Menurut geometri, objek matematika nampak


seperti objek fisik, misalnya permukaan, garis,
dan titik.
 Ahli geometri tidak menganggap permukaan
sebagai permukaan dari objek fisik.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 57


Objek Matematika
 Dalam pemikiran, seseorang dapat memisahkan
permukaan, garis, dan titik dari objek fisik yang
memuatnya.
 Pemisahan tersebut bersifat psikologis, atau
mungkin bersifat logis.
 Pemisahan ini memperhatikan bagaimana kita
berpikir tentang objek fisik.

Bagi Aristoteles, kekeliruan Plato adalah


menyimpulkan bahwa objek geometris bersifat
metafisis yang terpisah dari contoh-contoh
benda fisik hanya karena para ahli matematika
mengatur untuk mengabaikan aspek fisik
tertentu.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 58
Abstraksi Geometri
 Misalkan, sebuah bola kuningan.
 Jika kita mengabaikan kuningan secara selektif dan
hanya memfokuskan pada bentuk bola, maka kita
akan memperoleh bola saja.
permukaan salah satu sisi kubus pejal  sebuah bidang
salah satu sisi bidang  sebuah ruas garis
 Jadi objek geometri banyak yang menyerupai Forms.
 Dalam sebuah pemikiran, objek geometri adalah
bentuk dari objek fisik. Tetapi, tentu objek geometri
merupakan Forms dari Aristoteles dan bukan
merupakan Forms dari Plato.
 Objekmatematika diperoleh dari proses abstraksi yang
bebas dari objek fisik yang telah diabstraksikan.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles
Abstraksi Aritmetika
 Bilangan asli diperoleh melalui abstraksi dari
kumpulan objek fisik.
Kita mulai dengan suatu kelompok yang terdiri
lima domba dan dengan mengabaikan perbedaan
antara domba.
Kita hanya memfokuskan pada kenyataan
bahwa domba tersebut merupakan objek yang
berbeda dan bilangan 5 menunjukkan suatu
jenis kelompok.
 Sehingga bilangan ada sebagai Forms dari
Aristoteles, dalam kelompok objek yang
merupakan bilangan.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 60


Objek geometri itu merupakan
fiksi (khayalan) yang berguna.

Misalkan,
Ahli geometri menyatakan
jika A adalah segitiga samakaki

ia memberikan atribut pada A berupa sifat-
sifat yang menyebabkan A tersebut
merupakan segitiga samakaki.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 61


Perhitungan aritmetika diperoleh dengan memper-
lakukan suatu obyek tertentu di suatu kumpulan
'sebagai yang tak terpisahkan' atau 'suatu unit'.
 Contoh kumpulan lima domba.
 kita anggap setiap domba sebagai sesuatu yang tak
dapat dibagi, tetapi menurut penjagal setiap domba
pasti dapat dibagi.
 Oleh karena itu asumsi ahli matematika salah. Ide ahli
matematika tersebut mengabaikan sebarang sifat dari
kumpulan domba yang muncul dan keterbagian setiap
domba secara individu.
 Kita menganggap bahwa setiap domba tidak dapat dibagi
dan oleh karena itu kita memperlakukan domba sebagai
benda yang tak dapat dibagi.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 62
Aristoteles & Plato
 Aristoteles setuju dengan pendapat Plato bahwa bilangan
selalu merupakan banyaknya sesuatu benda, tetapi
menurut Aristoteles, bilangan adalah banyaknya kumpulan
objek.
 Bilangannya Aristoteles adalah bilangan fisiknya
Plato.
 Sesuai dengan kedua interpretasi filsafat matematika
Aristoteles, penerapan matematika kepada dunia fisik
adalah langsung.
 Ahli matematika mempelajari sifat-sifat nyata dari objek
fisik nyata. Tidak perlu membuat postulat yang
menghubungkan antara realisme matematis dan realisme
fisik, karena kita tidak memperhatikan dua realisme yang
terpisah.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 63
Aristoteles & Plato
 Tidak seperti Plato, kedua interpretasi Aristoteles
bermakna bagi bahasa dinamik yang khusus berlaku dalam
geometri. Karena geometri memperhatikan objek fisik atau
abstraksi langsung dari objek fisik, yang membahas
tentang pengkuadratan, penerapan dan penjumlahan dan
sejenisnya.
 Perhatikan prinsip Euclid, yaitu antara melalui sebarang
dua titik dapat digambar sebuah garis lurus.
 Bagi Plato, hal ini merupakan suatu pernyataan yang
disembunyikan tentang keberadaan garis.
 Aristoteles dapat memperlakukan prinsip tersebut
secara harfiah sebagai suatu pernyataan yang
menunjukkan apa yang dapat seseorang kerjakan.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 64


Aristoteles &
Plato
Aristoteles berpendapat bahwa geometri dapat
diterapkan pada dunia materi dalam hal objek
yang merupakan aproksimasi dari objek
sempurna, Plato juga merespon demikian.
Seseorang mungkin memikirkan tentang objek
geometri (dan aritmetika) yang sempurna
sebagai bagian dari ruang fisik, tetapi hal ini
menyajikan suatu ikatan dengan objek yang
diamati.
 Lingkaran dan garis ideal tidak akan ada
`dalam' objek yang kita lihat.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 65


Aristoteles menjelaskan secara empiris keterkaitan yang erat
antara
materi pelajaran matematika dan dunia fisik.

 Aristoteles berpendapat bahwa bilangan rasional itu


bukan bilangan, tetapi bilangan rasional tersebut
berhubungan dengan bilangan asli sebagai ratio.
 Barangkali analisis rasional dan analisis real dapat
muncul dari pemahaman Aristoteles tentang geometri.
 Dengan mengikuti pendapat Euclid, seseorang dapat
mengembangkan teori ratio ruas garis dan juga
menguasai kembali bilangan real melalui ruas garis,
dengan mengambil sebarang ruas garis sebagai satuan.

 Bagaimana Aristotelian memahami analisis kompleks,


atau analisis fungsional, atau topologi himpunan titik,
atau teori himpunan aksiomatik? Tentu saja, itu tidak adil
untuk menyalahkan Aristoteles atas kekosongan ini, tetapi
menghadapi masalah
setiap Aristotelians ini. mau tidak
modern mauPlato
Rasionalisme harus
dan Aristoteles 66
470 384 347 322 S
427 399
M
SOCRATES (71th)

PLATO (80th)

ARISTOTELES(62th
SOCRATES n)

PLATO
ARISTOTELES
PERBANDINGAN FILSAFAT
PLATO DAN ARISTOTELES

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 67


SOCRATES

 Socrates dilahirkan di Athena, Yunani tahun 470


SM.
 Setiap hari Socrates terus berpikir untuk mencari
kebenaran.
 Socrates selalu bertanya tanpa memberikan
jawaban karena ia ingin orang lain berpikir dan
memahami jawaban pertanyaan tersebut.
 Menurut Plato dan Aristoteles, Socrates adalah
orang pertama yang memperkenalkan cara
berpikir induktif dan membuat definisi universal.
 Cara berpikir tersebut kemudian dikenal
sebagai metode Socrates.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 68


SOCRATES
Ia juga orang pertama di dunia yang
mengemukakan bahwa di dalam diri manusia
terdapat jiwa/rohani.
“Socrates menyadari bahwa jiwa jauh lebih
penting daripada tubuh fisik dan jiwa tidak akan
mati”  sebagai bapak psikologi rasional.
Socrates adalah ahli filsafat Yunani yang diakui
sebagai guru moral terbesar di dunia hingga saat
ini.
Ia adalah salah satu dari ketiga orang yang sangat
berperan dalam meletakkan dasar-dasar peradaban
Barat.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles
SOCRATES
 Socrates juga menemukan bahwa Tuhan hanya satu
dan memiliki kekuasaan terhadap segala sesuatu.
 Ia menemukan hal ini melalui pemikirannya sendiri,
bukan dari Al-quran dan Injil.
 Dengan penemuannya ini, ia sangat ingin mendidik
moral masyarakat Athena menjadi lebih baik.
 Namun, penemuannya ini malah dianggap sebagai
ajaran sesat yang hanya akan meracuni pikiran dan jiwa
anak-anak muda. Ia dianggap melanggar ajaran
keyakinan masyarakat Yunani yang pada saat itu
menyembah banyak dewa.
 Pada tahun 399 SM, saat Socrates berusia 71 tahun
melaksanakan hukuman mati dengan minum racun.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 70


PLATO
PLATO
 Plato adalah murid Socrates, yang datang dari
keluarga terpandang dan terpelajar.
 Karena Socrates tidak meninggalkan tulisan dan Plato
adalah murid yang paling memahami pemikiran
Socrates, maka Plato merasa bahwa dirinya adalah juru
bicara yang paling sah dari Socrates.
 Walaupun demikian tetap dapat dibedakan pemikiran asli
Socrates dengan Plato.
 Kesaksian Aristoteles dalam Metaphysics menyebutkan,
“Socrates tidak memandang definisi-definisi universal
sebagai eksistensi terpisah. Plato-lah yang membuat
pemisahan tersebut dan jenis entitas ini disebutnya
sebagai ‘Idea-Idea’ (Forms).

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 71


PLATO
PLATO
 Forms yang diungkapkan Plato dalam dialog-dialognya
didominasi oleh pengertian-pengertian etis, misalnya
kebaikan, keindahan, keadilan atau keberanian.
 Ketika hendak menjelaskan pengertian “Form” sebagai
substansi obyektif yang berdiri sendiri, Plato mengambil
contohnya dengan pengertian-pengertian etis.
 Plato mengatakan, “Keindahan (beauty) tidak
dimanifestasikan sebagai sebuah muka atau sebagai
tangan atau benda-benda jasmani lainnya, tidak juga
sebagai wacana atau ilmu pengetahuan, tidak juga
sebagai pengada yang terdapat pada makhluk hidup
atau bumi atau langit atau dalam apapun lainnya;
tetapi sebagai “existing itself by itself with itself”
(keberadaan diri oleh dan dengan dirinya sendiri), selalu
unik dalam ‘form’.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 72
PLATO
 Dengan melalui Forms yang obyektif, tetap, dan universal,
maka Plato telah memberikan landasan ontologis dan
epistemologis akan keuniversalan nilai-nilai moral yang
diperjuangkan Socrates sepanjang hidupnya.
 Melalui ajaran itu, Plato mencoba membuktikan
bahwa “Kebaikan”, “Keadilan”, “Keberanian” dan
lainnya real dan obyektif.
 Menurut Plato, kebenaran ada pada dunia ide (the Forms).
Bentuk yang paling sempurna hanya ada pada ide, konsep
yang terbentuk dari hal nyata, tidak pernah sempurna.
 Plato dikenal sebagai seorang dualist, yang
memisahkan antara dunia ide dan materi.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 73


PLATO
 Plato mengembangkan pendekatan yang sifatnya
rasional-deduktif sebagaimana mudah dijumpai dalam
matematika. Problem filsafati yang digarap oleh Plato
adalah keterlemparan jiwa manusia ke dalam penjara
dunia inderawi, yaitu tubuh. Itu persoalan ada ("being")
dan mengada (menjadi, "becoming").
 Menurut Plato, bentuk pengetahuan yang berfungsi sebagai
pedoman yang paling andal di sepanjang jalan ini adalah
matematika, sedangkan bentuk pengetahuan yang terandal
di dalam matematika adalah geometri.
 Sumbangan filsafat Plato bagi psikologi/sains adalah
penekanan pada rasionalitas dan objektivitas dari
pengetahuan/ilmu yang dapat dikatakan sebagai peletakan
dasar pengetahuan alam (sains) yang sampai sekarang
masih dianut.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 74


ARISTOTELES
 Lahir pada tahun 384 SM di Stageira, Yunani Utara.
 Meninggal di Kalkis pada tahun 322 SM.
 Belajar selama 20 tahun dalam Akademia Plato.
 Ayahnya adalah seorang dokter, dan atas bimbingan
ayahnya Aristoteles sejak kecil telah banyak menaruh
perhatian kepada ilmu-ilmu alam. Pengalaman ini
berpengaruh terhadap pandangan ilmiah dan filosofisnya di
kemudian hari.
 Menurut Plato, realitas tertinggi adalah apa yang kita
pikirkan dengan akal kita, sedang menurut Aristoteles
realitas tertinggi adalah apa yang kita lihat dengan
indera-mata kita.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 75


ARISTOTELES
 Aristoteles tidak menyangkal bahwa manusia
memiliki akal yang sifatnya bawaan, dan
bukan sekedar akal yang masuk dalam
kesadarannya oleh pendengaran dan
penglihatannya.
 Namun justru akal itulah yang merupakan ciri
khas yang membedakan manusia dari makhluk-
makhluk lain. Akal dan kesadaran manusia
kosong sampai ia mengalami sesuatu. Karena
itu, menurut Aristoteles, pada manusia tidak ada
idea-bawaan.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 76


ARISTOTELES
 Aristoteles adalah seorang ahli biologis, seorang yang
sangat empiris, percaya pada hal-hal natural dan riil.
 Tidak seperti Plato yang senang bergerak di bidang-
bidang ideal, Aristoteles adalah seorang yang down to
earth.
 Bagi Aristoteles, psikologi adalah ilmu tentang jiwa (soul).
Jiwa menjadi bagian vital dari individu, menggerakkan,
mengarahkan perkembangan organisma, dan
mengaktualisasikan organisma menjadi eksistensinya yang
sekarang.
 Dalam hal ini Aristoteles berbeda pandangan dengan
gurunya yang memisahkan idea (yang dalam konsepsi
Aristoteles dapat disamakan dengan soul) dan materi.
 Bagi Aristoteles, soul dan materi tidak dapat dipisahkan.
Materi tidak berarti tanpa soul.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 77
ARISTOTELES
 Aristoteles menegaskan bahwa ada dua cara untuk
mendapatkan kesimpulan demi memperoleh
pengetahuan dan kebenaran baru, yaitu metode
rasional-deduktif dan metode empiris-induktif.
 Dalam metode rasional-deduktif dari premis dua
pernyataan yang benar, dibuat konklusi yang berupa
pernyataan ketiga yang mengandung unsur-unsur dalam
kedua premis itu. Inilah silogisme, yang merupakan
fondasi penting dalam logika, yaitu cabang filsafat yang
secara khusus menguji keabsahan cara berfikir.
 Metode empiris-induktif, pengamatan-pengamatan
indrawi yang sifatnya partikular dipakai sebagai basis
untuk berabstraksi menyusun pernyataan yang berlaku
universal.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 78


ARISTOTELES
 Pemikiran Aristoteles merupakan harta karun umat
manusia yang berbudaya. Pengaruhnya terasa sampai kini.
Hal tersebut karena kekuatan sintesis dan konsistensi
argumentasi filsafatinya dan cara kerjanya yang berpangkal
pada pengamatan dan pengumpulan data.
 Berhasil menggabungkan (melakukan sintesis) metode
empiris-induktif dan rasional-deduktif tersebut di atas.
 Aristoteles menempatkan filsafat dalam suatu skema yang
utuh untuk mempelajari realitas. Studi tentang logika atau
pengetahuan tentang penalaran, berperan sebagai "alat"
untuk sampai kepada pengetahuan yang lebih mendalam,
untuk selanjutnya diolah dalam teori yang dibawa kepada
praktek.
 Aristoteles mengawali serta mendorong, kelahiran
banyak ilmu empiris seperti botani, zoologi, ilmu
kedokteran, dan tentu saja fisika.
Rasionalisme Plato dan
Aristoteles
PERBANDINGAN FILSAFAT PLATO DAN
ARISTOTELES
 Perlu diketahui bahwa Plato dapat dikatakan
sebagai filsuf pertama yang secara jelas
mengemukakan epistemologi dalam filsafat,
meskipun ia belum menggunakan secara resmi
istilah epistemologi ini.
 Filsuf Yunani berikutnya yang berbicara tentang
epistemologi adalah Aristoteles.
 Plato dan Aristoteles adalah guru dan murid
yang merupakan dua tokoh besar dalam
sejarah, yang telah berhasil membentuk dan
meletakkan dasar yang paling kokoh bagi
pembangunan kebudayaan dan peradaban
Barat modern.
Rasionalisme Plato dan 80
Aristoteles
PERBANDINGAN FILSAFAT PLATO DAN
ARISTOTELES
 Perbedaanyang paling mendasar antara filsafat
Plato dan Aristoteles sebenarnya terletak pada
pandangan mereka tentang ada dan kebenaran
ada.
 ApabilaPlato mengatakan bahwa ada yang
sebenarnya berada di dunia ide, maka Aristoteles
tidak mengenal ada yang berada di dunia ide itu.
 Bagi Aristoteles tidak ada dunia lain selain dunia
indrawi ini. Oleh sebab itu ada yang sebenarnya
harus ditemukan pada kebenaran ada itu sendiri.
Sehingga filsafat Plato disebut filsafat idealisme dan
filsafat Aristoteles disebut filsafat realisme.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 81


Tabel Perbandingan Epistemologi Plato dan Aristoteles.
TOPIK PEMIKIRAN PLATO ARISTOTELES
Pandangan tentang Ada 2 dunia, yaitu dunia Hanya 1 dunia, yaitu dunia
dunia ide dan dunia materi nyata yang sedang
Kenyataan yang Ide-ide yang berasal dijalani
sejati dari Segala sesuatu di alam
Pandangan tentang dunia ide yang
manusia Terdiri dari badan & jiwa. dapat ditangkap indra
Jiwa abadi; badan fana Jiwa terpenjara badan.
Asal pengetahuan (tidak abadi). Badan dan jiwa sebagai satu
Dunia ide. Namun kesatuan tak terpisahkan.
tertanam dalam jiwa yang Kehidupan sehari-hari dan
Cara mendapatkan ada dalam diri manusia. alam duniadan
Observasi nyata.
abstraksi,
pengetahuan Mengeluarkan dari dalam diolah dengan logika.
diri (Anamnesis) dengan
Aliran filsafat metoda bidan. Realis dan analitis
Metode mencari Idealis Aposteriori, yaitu dari
kebenaran Apriori, yaitu dari partikular ke universal
Realitas universal ke partikular Apa yang kita lihat dengan
tertinggi Apa yang kita dipikirkan indera kita.
dengan akal kita.
Rasionalisme Plato dan Aristoteles 82
PERBANDINGAN FILSAFAT PLATO DAN
ARISTOTELES
Perbedaan epistemologi Plato dan Aristoteles
ini memiliki pengaruh besar terhadap para
filsuf modern.
Idealisme Plato mempengaruhi filsuf-filsuf
Rasionalis seperti Spinoza, Leibniz, dan
Whitehead.
Sedangkan pandangan Aristoteles
tentang asal dan cara memperoleh
pengetahuan mempengaruhi filsuf-filsuf
Empiris seperti Locke, Hume, dan Berkeley.

Rasionalisme Plato dan Aristoteles 83

Anda mungkin juga menyukai