Anda di halaman 1dari 13

RESUME

GELOMBANG DAN OPTIK

MINGGU KE-2

“OSILATOR HARMONIK SEDERHANA ”

OLEH:

NAMA : KURNIA SINAGA


NIM : 19033034
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA
DOSEN : Dr. HAMDI,M.Si.

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021

1
A. OSILATOR HARMONIK SEDERHANA
Osilasi harmonik sederhana merupakan suatu gerak osilasi benda yang
dipengaruhi oleh gaya pemulih yang linier dan tidak mengalami gesekan sehingga tidak
mengalami pengurangan (dissipasi) tenaga. Osilasi harmonik sederhana juga dapat
diartikan sebagai suatu sistem yang bergetar dimana gaya pemulih berbanding lurus
dengan negative simpangannya. Gaya pemulih merupakan gaya yang bekerja dalam arah
mengembalikan massa benda ke posisi setimbangnya (Giancolli,1997).

Gambar 2.1-a. pegas berada pada titik kesetimbangan x=0 .

𝐹𝑋 = −𝑘𝑥 (2.1)
Dimana :
F(x) = gaya pemulih (N)
k = konstanta pegas (N/m)
x = simpangan pegas (m)
Persamaan (2.1) disebut sebagai hukum Hooke. Gaya pemulih yang bekerja pada
benda sebanding dengan simpangan 𝑥 dari pegas yang direntangkan atau ditekan dari
posisi setimbangnya. Posisi pegas yang direntangkan dan ditekan dari posisi
kesetimbangan dapat dilihat pada gambar 2.1-b dan 2.1-c.

2
Gambar 2.1-b. Pegas ditarik ke kanan (direnggangkan) sebesar +𝑥 dari titik
kesetimbangan.

Gambar 2.1-c. Pegas ditarik ke kiri (ditekan) sebesar −𝑥 dari titik kesetimbangan.

Periode osilator harmonik sederhana ternyata bergantung pada kekakuan pegas dan massa
(m) yang berosilasi dengan menerapkan hukum II Newton, yaitu :
∑ 𝐹 = 𝑚. 𝑥̈ (2.2)
Persamaan osilasi harmonik sederhana diperoleh dengan mensubtitusikan persamaan
(2.1) ke dalam persamaan (2.2) sehingga menjadi :
𝐹𝑋 = −𝑘𝑥m
𝑑2 𝑥
𝑚. 𝑑𝑡 2 + 𝑘𝑥 = 0 (2.3)

Persamaan (2.3) merupakan persamaan differensial osilator harmonik sederhana dan


geraknya disebut gerakan harmonik sederhana. Penyelesaian persamaan (2.3) adalah :
𝑑2 𝑥 𝑘
= −𝑚 𝑥
𝑑𝑡 2

𝑥 𝑑𝑥 𝑘
∫𝑥𝑜 ( 𝑥 ) = √− 𝑚 ∫ 𝑑𝑡

3
𝑥 𝑘
ln 𝑥 = √− 𝑚 𝑡 (2.4)
0

𝑘
Dengan memisalkan = 𝜔2 , persamaan (2.4) menjadi :
𝑚
𝑥
𝑙𝑛 𝑥 = √−𝜔 2 𝑡 2
0
𝑥
𝑙𝑛 𝑥 = √𝑖 2 𝜔 2
0
𝑥
𝑙𝑛 𝑥 = ±𝑖𝜔𝑡
0

Bentuk lain persamaan (2.5) dapat dituliskan sebagai berikut :

Persamaan (2.8) merupakan solusi persamaan osilator harmonik sederhana.


Dengan A, ω dan ɸ merupakan konstanta. A adalah amplitudo osilasi dan x adalah
simpangan. Sedangkan fungsi cosinus (ωt + ɸ) disebut fase gerak dan konstanta ɸ disebut
kontanta fase atau sudut fase.
Selama satu siklus osilasi penuh, fase akan bertambah sebesar 2π . Pada akhir
siklus, benda memiliki posisi dan kecepatanyang sama pada permulaan siklus sebab,
cos(𝜔𝑡 + 𝜙 + 2𝜋) = cos(𝜔𝑡 + 𝜙)
Sehingga fase ketika t+T, maka besarnya fase akan ditambah dengan 2π . Dapat
dituliskan sebagai berikut :
𝜔(𝑡 + 𝑇) + 𝜙 = 𝜔𝑡 + 𝜙 + 2𝜋
𝜔𝑡 = 2𝜋
2𝜋
𝑇= (2.9)
𝜔

Dari persamaan (2.9) diperoleh hubungan antara periode dan frekuensi, sehingga
dapat diperoleh persamaan frekuensi berikut :
1 𝜔
𝑓 = 𝑇 = 2𝜋 (2.10)

4
Konstanta 𝜔 = 2𝜋𝑓 disebut dengan frekuensi osilasi. Besaran frekuensi osilasi
dinyatakan dalam satuan radian per sekon.
Frekuensi dan periode beban m pada sebuah pegas berkaitan dengan konstanta
𝑘
pegas k . Apabila memisalkan = √𝑚 , maka didapat hasil :

2𝜋 𝑚
𝑇= = 2𝜋√ 𝑘 (2.11)
𝜔

𝑑𝑎𝑛
𝜔 1 𝑘
𝑓 = 2𝜋 = 2𝜋 √𝑚 (2.12)

(Young & Freedman, 2000: 394-397)

B. OSILATOR MASSA PEGAS

Suatu sistem yang menunjukkan gejala gerak harmonik sederhana adalah


sebuah benda yang terikat ke sebuah pegas, di mana gaya pulihnya dinyatakan oleh
Hukum Hooke

Dari Hukum II Newton:

Dengan eliminasi Persamaan (1) dan (2) diperoleh:

Tanda minus berarti percepatan dan perpindahan selalu memiliki tanda berlawanan.

5
Sebuah benda bermassa m yang diikatkan pada pegas ideal dengan konstanta gaya k dan
bebas bergerak diatas permukaan horizonal yang licin ( tanpa gesekan, merupakan contoh
osilator harmonik sederhana.

Gaya pemulih pada balok oleh pegas, 𝐹 = −𝐾𝑥, gaya ini selalu menuju ke titik
setimbang (x = 0).
Dari hukum newton,F = ma di peroleh :
𝑑2 𝑥
𝐹=𝑚
𝑑𝑡 2
𝑑2 𝑥
−𝐾𝑥 = 𝑚
𝑑𝑡 2
𝑑2𝑥 𝑘
+ 𝑥=0
𝑑𝑡 2 𝑚
𝑑2𝑥 𝑘
2
= − 𝑥
𝑑𝑡 𝑚
X(t) adalah sebuah fungsi x yang turunan keduanya adalah negatif dari fungsi tersebut
dikalikan konstanta k/m. fungsi yang memenuhi kondisi ini misalnya,
X = A cos t.
Mengungkapkan frekuensi sudut karakteristik bagi osilator bersangkutan. Solusi
persamaan diferensiasi ini mempunyai bentuk umum :

6
𝑋 (𝑡) = 𝐴𝑐𝑜𝑠 (𝜔𝑡 + 𝛼)
Dengan A = amplitudo osilasi
𝜔
=𝑣 frekuensi osilasi
2𝜋
2𝜋
=𝑇 periode osilasi
𝜔

Kecepatan osilasi yang bersangkutan adalah :


𝑋 (𝑡) = − 𝜔𝐴 𝑠𝑖𝑛 (𝜔𝑡 + 𝛼)

𝑣𝑐 = ± 𝜔√𝐴2 − 𝑥 2 (𝑡)
= ± 𝜔𝐴 (𝑚𝑎𝑘𝑠 /𝑚𝑖𝑛)
p𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛 :
𝑋 (𝑡) = − 𝜔2 𝑋 (𝑡)
𝑎𝑐 = ± 𝜔2 𝐴 (𝑚𝑎𝑘𝑠 /𝑚𝑖𝑛), pada X = ∓ A
= 0, 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑋 = 0
Sebagai solusi persamaan (1.2 ) juga dapat diambil fungsi sin (𝜔𝑡 + 𝛼),
yanghanya berbeda dari 𝜔𝐴 𝑐𝑜𝑠 (𝜔𝑡 + 𝛼) dalam fase awal sebesar 𝜋/2. Bentuk lain yang
laziim digunakan adalah representasi kompleks A exp[i (𝜔𝑡 + 𝛼)]. Dalam hal ini osilasi
sesungguhnya dapat di tentukan sebagai bagian real atau bagian imaginenya saja.

C. PENDULUM
Pendulum sederhana terdiri dari seutas tali ringan dan sebuah bola kecil (bola
pendulum) bermassa m yang digantungkan pada ujung tali, sebagaimana tampak
pada gambar di bawah. Dalam menganalisis gerakan pendulum sederhana, gaya
gesekan udara kita abaikan dan massa tali sangat kecil sehingga dapat diabaikan
relatif terhadap bola.

Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara bebas
dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang mempunyai ayunan. Dalam
bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada tahun 1602
oleh Galileo Galilei, bahwa perioda (lama gerak osilasi satu ayunan, T) dipengaruhi oleh panjang tali dan
percepatan gravitasi mengikuti rumus:

𝑇 ≈ 2𝜋√𝑙/𝑔 𝜃 ( 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 − 𝑎𝑦𝑢𝑛𝑎𝑛) ≪ 1


Dimana L adalah panjang Tali dan g adalah percepatan gravitasi gravitasi

7
Gambar di atas memperlihatkan pendulum sederhana yang terdiri dari tali dengan
panjang L dan bola pendulum bermassa m. Gaya yang bekerja pada bola pendulum adalah gaya
berat (w = mg) dan gaya tegangan tali FT. Gaya berat memiliki komponen mg cos teta yang
searah tali dan mg sin teta yang tegak lurus tali. Pendulum berosilasi akibat adanya komponen
gaya berat mg sin teta. Karena tidak ada gaya gesekan udara, maka pendulum melakukan osilasi
sepanjang busur lingkaran dengan besar amplitudo tetap sama. Berdasarkan persamaan Lagrange
yang digunakan sebagai penyelesaian analitik pada sistem ini didapatkan rumus :

𝑔
𝑎 = −(√𝑙 sin 𝜃)

1.) Periode pendulum sederhana

Periode pendulum sederhana dapat kita tentukan menggunakan persamaan:

8
2.) Frekuensi pendulum sederhana

Keterangan :

T adalah periode, f adalah frekuensi, L adalah panjang tali dan g adalah


percepatan gravitasi. Berdasarkan persamaan di atas, tampak bahwa periode dan
frekuensi getaran pendulum sederhana bergantung pada panjang tali dan percepatan
gravitasi. Karena percepatan gravitasi bernilai tetap, maka periode sepenuhnya
hanya bergantung pada panjang tali (L). Dengan kata lain, periode dan
frekuensi pendulum tidak bergantung pada massa beban alias bola pendulum.
Anda dapat dapat membuktikannya dengan mendorong seorang yang gendut
di atas ayunan. Bandingkan dengan seorang anak kecil yang didorong pada
ayunan yang sama.

9
D. RANGKAIAN LC
Osilasi Rangkaian LC ialah osilator yang terdiri dari sebuah kapasitor dan sebuah kumparan
yang terhubung secara paralel. Teknis rangkaian LC dasar ini menghasilkan gelombang sinus
yang kehilangan tegangan pada setiap siklus. Untuk mengatasi hal ini, tegangan tambahan
diterapkan untuk menjaga osilator dari kehilangan tegangan. Namun, untuk menjaga osilator ini
berjalan dengan baik sebuah metode switching dapat digunakan yang mana adanya sebuah
tabung hampa ( setara solid-state seperti FET ) digunakan untuk menyimpan sirkuit LC ini
berisolasi. Keuntungan dengan menggunakan tabung vacum ini ialah dapat berisolasi pada
frekuensi tertentu seprti seribu sklus perdetik. Rangkaian LC Akan mengalami gerak harmonik
sederhana, seperti massa pada pegas, dengan pertukaran antar muatan pada kapasitor (Pegas) dan
arus pada induktor (Massa).

Giancoli, D. C. (2001).

Rangakaian Osilasi Rangkaian LC

Untuk rangkaian LC tersebut menerapkan hukum tegangan Kirchoff dan menghasilakn


persamaan :

𝑑𝐼 𝑄
L - =0 (1)
𝑑𝑡 𝐶

𝑑𝑄
Karena I = - , maka persamaannya menjadi :
𝑑𝑡

(2)

10
Persamaan ini juga dapat ditulis dalam bentuk :

𝑑²𝑄
= - 𝜔²C (3)
𝑑𝑡²

1 1 1
dengan 𝜔 = √𝐿𝐶 maka f = 2𝜋 √𝐿𝐶

Hasil serupa dapat diperoleh dengan mendiferensiasikan persamaan (1) sehingga diperoleh :

𝑑²𝐼 1
=- ( ) I = - 𝜔²I (4)
𝑑𝑡² 𝐿𝐶

M.O.TJIA.(1993).

Cara kerja Osilator Rangakain LC

Rangkaian osilator LC terdiri dari sebuah kumparan inductor (L) dan kapasitor (C). Kapasitor
menyimpan energi dalam bentuk medan elektrostatik dan yang menghasilkan potensial
(tegangan statis) di seluruh platnya, sedangkan kumparan induktif menyimpan energinya dalam
bentuk medan elektromagnetik. Kapasitor diisi sampai dengan tegangan supply DC, V dengan
menempatkan sakelar dalam posisi A. Ketika kapasitor terisi penuh perubahan beralih ke posisi
B. Kapasitor yang diisi daya dihubungkan secara paralel di seluruh kumparan induktif sehingga
kapasitor mulai melepaskan diri melalui coil. Tegangan di kapasitor mulai turun ketika arus
melalui coil atau kumparan mulai naik. Arus yang naik ini mengatur medan elektromagnetik di
sekitar coil yang menahan aliran arus ini. Ketika kapasitor, mengeluarkan energi yang awalnya
disimpan dalam kapasitor sebagai medan elektrostatik sekarang disimpan dalam coil induktif

11
sebagai medan elektromagnetik di sekitar gulungan coil. Karena tidak ada tegangan eksternal di
rangkaian untuk mempertahankan arus dalam coil, medan elektromagnetik mulai runtuh. Ggl-
balik diinduksi dalam coil ( e = -Ldi /dt ) menjaga arus mengalir ke arah semula. Arus ini
mengisi kapasitor, dengan polaritas berlawanan dengan muatan aslinya. Kapasitor terus mengisi
hingga arus berkurang ke nol dan medan elektromagnetik coil / kumparan telah runtuh
sepenuhnya.

Energi yang semula dimasukkan ke dalam rangkaian melalui sakelar, telah dikembalikan ke
kapasitor yang memiliki potensi tegangan elektrostatik di atasnya. Kapasitor mulai mengalir
kembali melalui coil dan seluruh proses diulang. Polaritas tegangan berubah ketika energi
dilewatkan bolak-balik antara kapasitor dan induktor yang menghasilkan tegangan sinusoidal
tipe AC dan bentuk gelombang arus. Proses ini kemudian membentuk dasar dari rangkaian
osilator LC. Tindakan osilasi untuk mengalirkan energi bolak-balik antara kapasitor (C) ke
inductor (L) akan berlanjut tanpa batas waktu jika bukan karena kehilangan energi di dalam
rangkaian. Energi listrik hilang di DC atau resistansi nyata dari coil induktor, di dielektrik
kapasitor, dan dalam radiasi dari rangkaian sehingga osilasi terus berkurang sampai mereka mati
sepenuhnya dan proses berhenti. Osilator LC biasanya digunakan di rangkaian frekuensi radio
karena karakteristik noise fase yang baik dan kemudahan penerapannya.

Tipler, P. (1998).

12
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, D. C. (2001). Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sulistiyani, P. and Paramita, S. (2015) ‘Media Pembelajaran Menggunakan Spreadsheet Excel


Untuk Materi Osilasi Harmonik Teredam’, prosiding Seminar Nasional Fisika, 6, pp.
263–269.

Lamerdian, Dara. 2014. fisika 1- osilasi. https://www.academia.edu/5727662/fisika_1_-


_osilasi?auto=download. Diakses pada 21 agustus 2021

M. O. TJIA. 1994. Gelombang dan Optik: Dabara Publishers.

Michael R. Matths, Arthur Stinner, Colin F. Gauld (2005) The Pendulum: Scientific, Historical,
Philosophical and Educational Perspectives, Springer

M.O.TJIA.(1993). GELOMBANG DAN OPTIK. Bandung : Dabara

Tipler, P. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Erlangga

Young, H. D. (2002). Fisika Universitas (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai