NIM : 105120001
Kelas : Kimia
Praktikum modul 4 yang berjudul Gerak Harmonik Sederhana bertujuan untuk menentukan
konsep gerak harmonik sederhana pada pegas dan bandul, menghitung konstanta pegas,
menghitung besar percepatan gravitasi melalui pegas dan bandul matematis, dan
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi periode gerak harmonik pada pegas dan
bandul. Pada pelaksanaan praktikum terdapat proses pembuktian yang dilakukan melalui
sebuah percobaan (eksperimen) dan melibatkan suatu perumusan. Metode eksperimen yang
dilakukan pada praktikum kali ini yaitu dengan menggunakan alat-alat berupa statif, pegas,
tali, beban, bandul, busur, dan stopwatch. Terdapat beberapa istilah dalam gerak harmonik
sederhana, seperti periode getaran, sudut simpangan, konstanta pegas, simpangan, dan
percepatan gravitasi. Periode getaran pegas dipengaruhi oleh massa beban dan konstanta
pegas, sedangkan periode getaran bandul dipengaruhi oleh panjang tali yang
digunakansudut simpangan, dan besar gravitasi. Besar konstanta pegas pada percobaan
gerak osilasi sederhana dapat ditentukan dengan membuat regresi linear. Didapat konstanta
pegas pada percobaan kali ini sebesar 16.150,8 g/𝑠 2 atau 16,15 kg/𝑠 2 . Nilai percepatan
gravitasi yang didapat pada percobaan osilasi pegas yaitu sebesar 9,7 m/𝑠 2 , pada percobaan
osilasi bandul dengan massa beban sebesar 50 gram sebesar 10,6 m/𝑠 2 , dan pada percobaan
osilasi bandul dengan massa beban sebesar 70 gram sebesar 9,8 m/𝑠 2 . Nilai periode pada
osilasi pegas dengan massa beban 50 gram, 60 gram, 80 gram, 100 gram, 150 gram dan 200
gram berturut-turut sebesar 0,325 s, 0,349 s, 0,397 s, 0,445 s, 0,565 s, dan 0,685 s. Nilai
periode pada osilasi bandul dengan massa beban sebesar 50 gram dan ukuran panjang tali
sebesar 1,2 m, 1 m, 0,8 m, 0,6 m, 0,4 m, dan 0,2 m secara berturut-turut sebesar 4,6 𝑠 2 , 3,6
𝑠 2 , 2,8 𝑠 2 , 2,1 𝑠 2 , 1,4 𝑠 2 , dan 0,9 𝑠 2 . Sedangkan, nilai periode pada osilasi bandul dengan
massa beban sebesar 70 gram dan ukuran panjang tali sebesar 1,2 m, 1 m, 0,8 m, 0,6 m, 0,4
m, dan 0,2 m secara berturut-turut sebesar 5 𝑠 2 , 4 𝑠 2 , 3 𝑠 2 , 2,3 𝑠 2 , 1,6 𝑠 2 , dan 1 𝑠 2 .
II. PENDAHULUAN
Fenomena getaran banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Senar gitar
yang dipetik, beduk yang dipukul, pita suara ketika kita berbicara, dan beban yang diikat
pada pegas adalah contoh benda yang memperlihatkan gejala getaran. Suatu benda yang
mengalami getaran selalu mempunyai posisi kesetimbangan yang stabil. Jika benda tersebut
dijauhkan dari posisi ini dan dilepaskan, akan timbul suatu gaya atau torsi untuk menarik
benda tersebut kembali ke posisi setimbangnya (Sutisna, 2001). Akan tetapi, pada saat
benda tersebut mencapai posisi setimbangnya, benda tersebut telah memiliki energi kinetik
sehingga melampaui posisi tersebut, berhenti di suatu tempat pada sisi yang lain, untuk
kemudian kembali lagi ke posisi kesetimbangannya. Dari ilustrasi sederhana ini, kita dapat
mendefinisikan getaran sebagai gerak bolak-balik di sekitar titik atau posisi kesetimbangan.
Fenomena ini kita kenal sebagai gerak harmonik sederhana. Gerak harmonik sederhana
adalah gerak bolak balik secara teratur melalui titik kesetimbangan dengan banyak getaran
dalam setiap sekon selalu sama atau konstan (Wahid, dkk, 2020).
Pada gerak harmonik sederhana terdapat istilah gerak osilasi. Gerak osilasi
merupakan gerak periodik suatu benda atau sistem mekanik melalui suatu titik
kesetimbangan (Budi, 2015). Sistem mekanik dapat bergerak secara periodik yang
diakibatkan oleh bekerjanya gaya pemulih pada sistem tersebut (Serway dan Jewitt, 2014).
Gaya pemulih yang bekerja adalah sebanding terhadap kedudukan relatif massa sistem
terhadap titik kesetimbangan dan selalu berarah menuju titik kesetimbangan tersebut. Gerak
ini disebut sebagai gerak osilasi harmonis sederhana (Budi, 2015). Namun, Tidak semua
getaran periodik merupakan gerak harmonik sederhana.
Suatu sistem yang menunjukkan gejala gerak harmonik sederhana adalah sebuah
benda yang terikat ke sebuah pegas, di mana gaya pulihnya dinyatakan oleh Hukum Hooke.
𝐹 = −𝑘∆𝑥 2.1
𝑑2 𝑥
F = ma = m 𝑑𝑡 2 2.2
Tanda minus menunjukkan percepatan dan perpindahan selalu memiliki tanda berlawanan.
Untuk dapat mengetahui posisi simpangan x sebagai fungsi waktu, kita harus
menyelesaikan persamaan diferensial (2.3). Namun, terdapat cara lain yang lebih mudah
untuk tujuan ini, yaitu melalui percobaan sebagai berikut. Pasangkan sebatang pena pada
benda yang tertambat ke pegas vertikal. Aturlah pena sehingga dapat menulis di atas kertas
yang dapat bergerak tegak lurus arah getaran. Simpangkan benda sejauh A dan
bersamaan dengan itu kertas ditarik ke kiri dengan laju konstan lalu beban dilepaskan.
Goresan pena di atas kertas akan membentuk kurva sinusoidal yang tentunya persamaan
fungsinya sudah sangat kita kenal, yaitu:
Kalau kita turunkan Persamaan (1.6) sekali terhadap waktu maka menghasilkan kecepatan
gerak v:
𝑑𝑥
𝑣 = = −𝐴 𝜔 𝑠𝑖𝑛 (ωt + 𝜑) 2.5
𝑑𝑡
atau
𝑎 = −𝜔2 𝑥 2.7
𝑘
ω = √ 2.9
𝑚
Dari persamaan (2.11) terlihat bahwa periode dan frekuensi gerak harmonik sederhana
(untuk sistem massa-pegas) hanya bergantung pada massa benda dan konstanta pegas, tidak
pada amplitudo.
Secara umum sistem mekanik dapat digambarkan oleh sistem bandul matematis dan
sistem pegas-massa seperti yang ditunjukan gambar 2.1 dan gambar 2.2.
Bandul matematis seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.1 merupakan sebuah beban
bermassa m yang diikat pada tali ringan dimana massa dari tali dapat diabaikan dan panjang
𝑙. Pada system ini, bandul dianggap sebagai benda titik. Sistem bandul tersebut merupakan
sistem mekanik yang berlaku sebagai gerak periodik sederhana. Berikut persamaan osilasi
dari bandul:
𝑑2 𝜃 𝑔
+ 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 0 2.12
𝑑𝑡 2 𝑙
Jika sudut 𝜃 dianggap sangat kecil < 5°, maka gerak dari pendulumnya adalah gerak
harmonik sederhana. Dari persamaan 2.12 dapat diperoleh penyelesaiannya dengan periode
adalah:
𝑙
𝑇 = 2𝜋 √𝑔 2.13
Sehingga, apabila panjang tali dan periode gerak bandul diketahui maka perecpatan
gravitasi dapat ditentukan yaitu:
4𝜋2 𝑙
𝑔 = 2.14
𝑇02
1. Statif
2. Pegas tiga jenis
3. Beban terkait
4. Tali
5. Masa bandul (2)
6. Stopwatch
7. Busur
8. Neraca
2.4.2 Percobaan Variasi Panjang Tali dan Masa Beban Pada Bandul
n = 10
No. Massa (gram) ∆𝐲 (𝐦)
t (s) T (s) 𝐓 𝟐 (𝐬 𝟐 )
0.349
2. 60 0.023 3.49 0.121
3. 80 0.035 3.97 0.397 0.157
150
100
50
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
T^2 (s^2)
Persamaan garis yang telah didapat dari regresi linier diatas adalah:
y = Bx + A
y = 409,52x + 13,229
𝑚
𝑇 2 = 4𝜋 2 (2)
𝑘
0.06
0.04
0.02
0
0 50 100 150 200 250
Massa (gram)
Persamaan garis yang telah didapat dari regresi linier diatas adalah:
y = Bx + A
dengan y adalah ∆𝑦 (𝑚), x adalah massa (gram), B adalah gradien, dan A adalah konstanta.
Maka, persamaan dapat ditulis sebagai:
y = 0,0006x -0,013
B = 0,0006 m/g
Berdasarkan persamaan:
𝑔
∆𝑦 (𝑚) = 𝑘 m (4)
3.2 Percobaan Variasi Panjang Tali dan Massa Beban Pada Bandul
2. 1 19.2 3.6 1 20 4
1
L (m)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5
T0^2 (s^2)
Persamaan garis yang telah didapat dari regresi linier diatas adalah:
y = Bx + A
dengan y adalah 𝐿 (𝑚), x adalah T02 (s2 ), B adalah gradien, dan A adalah konstanta. Maka,
persamaan dapat ditulis sebagai:
B = 0,2684 m/𝑠 2
Berdasarkan persamaan:
4𝜋2 𝑙
𝑔 = (6)
𝑇02
L (m) 1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6
T0^2 (s^2)
Persamaan garis yang telah didapat dari regresi linier diatas adalah:
y = Bx + A
dengan y adalah 𝐿 (𝑚), x adalah T02 (s2 ), B adalah gradien, dan A adalah konstanta. Maka,
persamaan dapat ditulis sebagai:
B = 0,2684
Berdasarkan persamaan:
4𝜋2 𝑙
𝑔 = (6)
𝑇02
IV. PEMBAHASAN
Tabel 4.2 menunjukkan pengaruh panjang tali terhadap besar nilai periode.
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan bandul yang memiliki massa 50 gram dan
70 gram dengan sudut simpangan kurang dari 5°. Pada percobaan kali ini, variasi ukuran
panjang tali yang digunakan yaitu 1,2 m, 1 m, 0,8 m, 0,6 m, 0,4 m, dan 0,2 m. Percobaan
dilakukan dengan cara mengayunkan bandul sampai bandul tersebut berosilasi sebanyak 10
kali. Dari data tabel 4.2 dengan massa beban 50 gram, untuk ukuran panjang tali 1,2 m,
periode getaran yang dihasilkan sebesar 4,6 s. untuk ukuran panjang tali 1 m, periode
getaran yang dihasilkan sebesar 3,6 s, dan untuk ukuran panjang tali 0,8 m, periode getaran
yang dihasilkan sebesar 2,8. Dari ketiga sampel tersebut, dapat kita lihat bahwa semakin
kecil ukuran panjang tali, maka periode getaran yang dihasilkan pun semakin kecil. Hal ini
juga berlaku pada data yang terdapat pada tabel 4.2 dengan massa beban 70 gram. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan antara panjang tali dan besarnya periode berbanding lurus.
𝑙
Hal tersebut sesuai dengan teori perumusan periode bandul yaitu T = 2𝜋√𝑔 yang
menunjukkan bahwa periode getaran berbanding lurus dengan ukuran panjang tali.
Untuk menghitung pengaruh besar massa beban dan sudut simpangan awal terhadap
𝑚
besar nilai periode dan gravitasi bisa kita lihat dari persamaan 𝑇 = 2𝜋√ 𝑘 (2.11) 𝑑𝑎𝑛 𝑇 =
𝑙
2𝜋√𝑔 (2.13). Pada persamaan 2.11 terlihat bahwa hubungan periode dengan massa beban
berbanding lurus, artinya semakin besar massa beban, maka periode getaran yang
dihasilkan akan semakin besar pula. Tetapi, pada persamaan 2.13 terlihat bahwa periode
berbanding terbalik dengan gravitasi, yang artinya besar massa beban pula akan berbanding
terbalik dengan besar gravitasi. Hal ini terlihat pada percobaan perhitungan besar gravitasi
pada perhitungan 5.2. Untuk massa beban 50 gram, besar gravitasi yang didapat sebesar
10,6 m/𝑠 2 , sedangkan untuk massa beban 70 gram besar gravitasi yang didapat sebesar 9,8
m/𝑠 2 . Berdasarkan data hasil percobaan tersebut, terlihat bahwa semakin besar massa
beban, maka besar gravitasi semakin kecil. Hal ini terbukti secara eksperimen bahwa
hubungan antara massa dan gravitasi berbanding terbalik. Untuk pengaruh besar simpangan
terhadap periode didapat bahwa secara teori, simpangan sudut awal mempengaruhi
pertambahan periode ayunan apabila sudut yang disimpangkan tidak relatif kecil. Besarnya
nilai periode rata-rata ayunan bertambah dengan semakin besarnya nilai sudut simpangan
awal. Demikian pula gaya berbanding lurus dengan simpangan hanya untuk simpangan
kecil. Tetapi, pada percobaan yang dilakukan kali ini tidak dijelaskan besar angka spesifik
dari simpangan yang digunakan dan hanya dijelaskan besar simpangan kurang dari 5°,
sehingga sudut simpangan pada percobaan kali ini dapat diabaikan.
Pada percobaan yang dilakukan kali ini, didapat besar gravitasi dari percobaan
osilasi pegas sebesar 9,7 m/𝑠 2 . Untuk percobaan osilasi pada bandul dengan massa beban
50 gram dihasilkan percepatan gravitasi sebesar 10,6 m/𝑠 2 , sedangkan untuk percobaan
osilasi pada bandul dengan massa beban 70 gram dihasilkan percepatan gravitasi sebesar
9,8 m/𝑠 2 . Berdasarkan data referensi, besar percepatan gravitasi yaitu sebesar 9,8 m/𝑠 2 .
Terlihat bahwa besar percepatan gravitasi dari setiap percobaan berbeda. Hal ini dapat
terjadi karena pada setiap percobaan, massa beban yang digunakan berbeda-beda dan
gravitasi itu sendiri dipengaruhi oleh massa beban. Selain itu, tidak telitinya praktikan
dalam mencatat hasil, menggunakan alat-alat percobaan, dan kesalahan teknis lainnya juga
dapat menyebabkan perbedaan ini dapat terjadi.
V. KESIMPULAN
[1] Budi, Esmar. 2015. Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis. Jurnal Penelitian &
Pengembangan Pendidikan Fisika. 1(2): 59-60
[2] Serway, R.A. & Jewitt, Jr. J.W. 2014. Physics for Sccientist and Engineer with Modern
Physics 9th edition. Boston: Brooks/Cole
[3] Sutisna. 2001. Modul 1: Getaran dan Bunyi. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka
[4] Tim Asisten Praktikum Fisika Dasar I. 2020. Modul 4: Gerak Harmonik Sederhana.
Jakarta Selatan: Universitas Pertamina
[5] Wahid, Mulyadi Abdul., dkk. 2020. Penggunaan Metode Analisis Citra untuk
Menganalisa Gerak Harmonik Sederhana pada Pegas dan Bandul. Jurnal Pendidikan
Fisika dan Fisika Terapan. 1(2): 7