Anda di halaman 1dari 16

MODUL 4

GERAK HARMONIK SEDERHANA

Nama Praktikan : Septiani Luxita

NIM : 105120001

Kelas : Kimia

Tanggal Praktikum : 7 Desember 2020

Pimpinan Praktikum : Isna Septrima


I. INTISARI

Praktikum modul 4 yang berjudul Gerak Harmonik Sederhana bertujuan untuk menentukan
konsep gerak harmonik sederhana pada pegas dan bandul, menghitung konstanta pegas,
menghitung besar percepatan gravitasi melalui pegas dan bandul matematis, dan
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi periode gerak harmonik pada pegas dan
bandul. Pada pelaksanaan praktikum terdapat proses pembuktian yang dilakukan melalui
sebuah percobaan (eksperimen) dan melibatkan suatu perumusan. Metode eksperimen yang
dilakukan pada praktikum kali ini yaitu dengan menggunakan alat-alat berupa statif, pegas,
tali, beban, bandul, busur, dan stopwatch. Terdapat beberapa istilah dalam gerak harmonik
sederhana, seperti periode getaran, sudut simpangan, konstanta pegas, simpangan, dan
percepatan gravitasi. Periode getaran pegas dipengaruhi oleh massa beban dan konstanta
pegas, sedangkan periode getaran bandul dipengaruhi oleh panjang tali yang
digunakansudut simpangan, dan besar gravitasi. Besar konstanta pegas pada percobaan
gerak osilasi sederhana dapat ditentukan dengan membuat regresi linear. Didapat konstanta
pegas pada percobaan kali ini sebesar 16.150,8 g/𝑠 2 atau 16,15 kg/𝑠 2 . Nilai percepatan
gravitasi yang didapat pada percobaan osilasi pegas yaitu sebesar 9,7 m/𝑠 2 , pada percobaan
osilasi bandul dengan massa beban sebesar 50 gram sebesar 10,6 m/𝑠 2 , dan pada percobaan
osilasi bandul dengan massa beban sebesar 70 gram sebesar 9,8 m/𝑠 2 . Nilai periode pada
osilasi pegas dengan massa beban 50 gram, 60 gram, 80 gram, 100 gram, 150 gram dan 200
gram berturut-turut sebesar 0,325 s, 0,349 s, 0,397 s, 0,445 s, 0,565 s, dan 0,685 s. Nilai
periode pada osilasi bandul dengan massa beban sebesar 50 gram dan ukuran panjang tali
sebesar 1,2 m, 1 m, 0,8 m, 0,6 m, 0,4 m, dan 0,2 m secara berturut-turut sebesar 4,6 𝑠 2 , 3,6
𝑠 2 , 2,8 𝑠 2 , 2,1 𝑠 2 , 1,4 𝑠 2 , dan 0,9 𝑠 2 . Sedangkan, nilai periode pada osilasi bandul dengan
massa beban sebesar 70 gram dan ukuran panjang tali sebesar 1,2 m, 1 m, 0,8 m, 0,6 m, 0,4
m, dan 0,2 m secara berturut-turut sebesar 5 𝑠 2 , 4 𝑠 2 , 3 𝑠 2 , 2,3 𝑠 2 , 1,6 𝑠 2 , dan 1 𝑠 2 .

Kata kunci: bandul, osilasi, pegas, periode

II. PENDAHULUAN

2.1 Tujuan Percobaan

1. Menentukan konsep gerak harmonik sederhana pada pegas dan bandul.


2. Menghitung konstanta pegas.
3. Menghitung besar percepatan gravitasi melalui pegas dan bandul matematis.
4. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi periode gerak harmonik pada pegas
dan bandul.

2.2 Dasar Teori

Fenomena getaran banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Senar gitar
yang dipetik, beduk yang dipukul, pita suara ketika kita berbicara, dan beban yang diikat
pada pegas adalah contoh benda yang memperlihatkan gejala getaran. Suatu benda yang
mengalami getaran selalu mempunyai posisi kesetimbangan yang stabil. Jika benda tersebut
dijauhkan dari posisi ini dan dilepaskan, akan timbul suatu gaya atau torsi untuk menarik
benda tersebut kembali ke posisi setimbangnya (Sutisna, 2001). Akan tetapi, pada saat
benda tersebut mencapai posisi setimbangnya, benda tersebut telah memiliki energi kinetik
sehingga melampaui posisi tersebut, berhenti di suatu tempat pada sisi yang lain, untuk
kemudian kembali lagi ke posisi kesetimbangannya. Dari ilustrasi sederhana ini, kita dapat
mendefinisikan getaran sebagai gerak bolak-balik di sekitar titik atau posisi kesetimbangan.
Fenomena ini kita kenal sebagai gerak harmonik sederhana. Gerak harmonik sederhana
adalah gerak bolak balik secara teratur melalui titik kesetimbangan dengan banyak getaran
dalam setiap sekon selalu sama atau konstan (Wahid, dkk, 2020).

Pada gerak harmonik sederhana terdapat istilah gerak osilasi. Gerak osilasi
merupakan gerak periodik suatu benda atau sistem mekanik melalui suatu titik
kesetimbangan (Budi, 2015). Sistem mekanik dapat bergerak secara periodik yang
diakibatkan oleh bekerjanya gaya pemulih pada sistem tersebut (Serway dan Jewitt, 2014).
Gaya pemulih yang bekerja adalah sebanding terhadap kedudukan relatif massa sistem
terhadap titik kesetimbangan dan selalu berarah menuju titik kesetimbangan tersebut. Gerak
ini disebut sebagai gerak osilasi harmonis sederhana (Budi, 2015). Namun, Tidak semua
getaran periodik merupakan gerak harmonik sederhana.

Suatu sistem yang menunjukkan gejala gerak harmonik sederhana adalah sebuah
benda yang terikat ke sebuah pegas, di mana gaya pulihnya dinyatakan oleh Hukum Hooke.

𝐹 = −𝑘∆𝑥 2.1

dari persamaan Hukum II Newton didapat:

𝑑2 𝑥
F = ma = m 𝑑𝑡 2 2.2

Dengan eliminasi persamaan (2.1) dan (2.2) diperoleh:


𝑑2 𝑥 𝑘𝑥
𝑎 = =− 2.3
𝑑𝑡 2 𝑚

Tanda minus menunjukkan percepatan dan perpindahan selalu memiliki tanda berlawanan.

Untuk dapat mengetahui posisi simpangan x sebagai fungsi waktu, kita harus
menyelesaikan persamaan diferensial (2.3). Namun, terdapat cara lain yang lebih mudah
untuk tujuan ini, yaitu melalui percobaan sebagai berikut. Pasangkan sebatang pena pada
benda yang tertambat ke pegas vertikal. Aturlah pena sehingga dapat menulis di atas kertas
yang dapat bergerak tegak lurus arah  getaran. Simpangkan benda sejauh A dan
bersamaan dengan itu kertas ditarik ke kiri dengan laju konstan lalu beban dilepaskan.
Goresan pena di atas kertas akan membentuk kurva sinusoidal yang tentunya persamaan
fungsinya sudah sangat kita kenal, yaitu:

x(t) = A cos (ωt + 𝜑) 2.4

Di mana cos (ωt + 𝜑) disebut fase gerak dan 𝜑 konstanta fase.

Kalau kita turunkan Persamaan (1.6) sekali terhadap waktu maka menghasilkan kecepatan
gerak v:
𝑑𝑥
𝑣 = = −𝐴 𝜔 𝑠𝑖𝑛 (ωt + 𝜑) 2.5
𝑑𝑡

Diferensial x dua kali terhadap waktu menghasilkan percepatan getaran a:


𝑑𝑣 𝑑2 𝑥
𝑎 = = = −𝜔2 𝐴 𝑐𝑜𝑠 (ωt + 𝜑) 2.6
𝑑𝑡 𝑑𝑡 2

atau

𝑎 = −𝜔2 𝑥 2.7

Eliminasi Persamaan (2.7) dengan Persamaan (2.3) menghasilkan:


𝑘
𝜔2 = 2.8
𝑚

𝑘
ω = √ 2.9
𝑚

Telah kita ketahui bahwa ω = 2𝜋𝑓, maka persamaan di atas menjadi:


1 𝑘
ƒ = √𝑚 2.10
2𝜋
1 𝑚
𝑇 = = 2𝜋 √ 𝑘 2.11
ƒ

Dari persamaan (2.11) terlihat bahwa periode dan frekuensi gerak harmonik sederhana
(untuk sistem massa-pegas) hanya bergantung pada massa benda dan konstanta pegas, tidak
pada amplitudo.

Secara umum sistem mekanik dapat digambarkan oleh sistem bandul matematis dan
sistem pegas-massa seperti yang ditunjukan gambar 2.1 dan gambar 2.2.

Gambar 2.1 Osilasi harmonis sederhana sistem bandul matematis.

Gambar 2.2 Osilasi harmonis sederhana sistem pegas-massa.

Bandul matematis seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.1 merupakan sebuah beban
bermassa m yang diikat pada tali ringan dimana massa dari tali dapat diabaikan dan panjang
𝑙. Pada system ini, bandul dianggap sebagai benda titik. Sistem bandul tersebut merupakan
sistem mekanik yang berlaku sebagai gerak periodik sederhana. Berikut persamaan osilasi
dari bandul:
𝑑2 𝜃 𝑔
+ 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 0 2.12
𝑑𝑡 2 𝑙

Jika sudut 𝜃 dianggap sangat kecil < 5°, maka gerak dari pendulumnya adalah gerak
harmonik sederhana. Dari persamaan 2.12 dapat diperoleh penyelesaiannya dengan periode
adalah:
𝑙
𝑇 = 2𝜋 √𝑔 2.13

Sehingga, apabila panjang tali dan periode gerak bandul diketahui maka perecpatan
gravitasi dapat ditentukan yaitu:

4𝜋2 𝑙
𝑔 = 2.14
𝑇02

2.3 Alat-Alat Percobaan

1. Statif
2. Pegas tiga jenis
3. Beban terkait
4. Tali
5. Masa bandul (2)
6. Stopwatch
7. Busur
8. Neraca

2.4 Prosedur Percobaan

2.4.1 Percobaan Variasi Massa Beban Terhadap Panjang Pegas

1. Pegas dipasang pada statif.


2. Panjang pegas mula-mula diukur dengan mistar, sehingga diperoleh hasil penjang
pegas mula-mula sebesar 7 cm.
3. Beban dengan massa 50 gram dikaitkan pada pegas.
4. Penambahan panjang pegas yang terjadi setelah beban dikaitkan dihitung dengan
mistar, sehingga didapat penambahan panjang pegas sebesar 2 cm.
5. Nilai selisih antara penambahan panjang pegas dan panjang pegas mula-mula
dinyatakan dengan ∆𝑦 (m).
6. Beban yang terdapat pada pegas ditarik, sehingga pegas mengalami pertambahan
panjang sebesar 2 cm.
7. Setelah itu, beban yang terdapat pada pegas dilepaskan.
8. Waktu yang digunakan beban untuk membuat 10 kali getaran dihitung, dengan satu
getaran dihitung Ketika bandul Kembali ke posisi semula.
9. Hasil yang tertera pada stopwatch dicatat sebagai nilai t (waktu).
10. Percobaan yang sama diulangi sebanyak 5 kali dengan penambahan beban sesuai
dengan tabel.

2.4.2 Percobaan Variasi Panjang Tali dan Masa Beban Pada Bandul

1. Tali sepanjang 20 cm dipasang pada statif.


2. Sebuah bandul besar dengan massa 70 gram dikaitkan pada tali.
3. Beban disimpangkan dengan sudut simpangan kurang dari 5°.
4. Beban dilepaskan dan waktu bagi bandul untuk melakukan 10 kali getaran dicatat.
5. Beban melakukan satu kali getaran diukur ketika beban kembali ke posisi semula.
6. Dengan langkah yang sama, panjang tali diubah dengan penambahan panjang
sebesar 20 cm sehingga panjang tali maksimal sebesar 120 cm.
7. Percobaan yang sama dilakukan dengan menggunakan beban bandul kecil dengan
massa 35 gram.

III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Percobaan Variasi Masa Beban Terhadap Panjang Pegas

Tabel 4.1 Variasi massa beban terhadap panjang pegas

n = 10
No. Massa (gram) ∆𝐲 (𝐦)
t (s) T (s) 𝐓 𝟐 (𝐬 𝟐 )

1. 50 0.017 3.25 0.325 0.105

0.349
2. 60 0.023 3.49 0.121
3. 80 0.035 3.97 0.397 0.157

4. 100 0.047 4.45 0.445 0.198

5. 150 0.077 5.65 0.565 0.319

6. 200 0.107 6.85 0.685 0.469

Perhitungan T (s) pada sampel 1 :


𝑡 3.25
T = 10 = = 0.325 s
10

Grafik Massa (gram) Terhadap T^2 (s^2)


250

200 y = 409.52x + 13.229


Massa (gram)

150

100

50

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5

T^2 (s^2)

Gambar 3.1 Grafik massa (gram) terhadap 𝑇 2 (𝑠 2 )

Persamaan garis yang telah didapat dari regresi linier diatas adalah:

y = Bx + A

dengan y adalah massa (gram), x adalah y 𝑇 2 (𝑠 2 ), B adalah gradien, dan A adalah


konstanta. Maka, persamaan dapat ditulis sebagai:

y = 409,52x + 13,229

Massa (gram) = 𝐵𝑇 2 (𝑠 2 ) + A, dengan B = 409,52 m/g


Berdasarkan dari persamaan:
𝑚
T = 2𝜋√ 𝑘 (1)

𝑚
𝑇 2 = 4𝜋 2 (2)
𝑘

Dari persamaan (1) dan (2) didapatkan:

k = 4B𝜋 2 = (4)(409,52)(3,14)2 = 16.150,8 g/𝑠 2 = 16,15 kg/𝑠 2

Grafik ∆y (𝐦) Terhadap Massa (gram)


0.12
y = 0.0006x - 0.013
0.1
0.08
∆y (𝐦)

0.06
0.04
0.02
0
0 50 100 150 200 250

Massa (gram)

Gambar 3.2 Grafik ∆𝑦 (𝑚) terhadap massa (gram)

Persamaan garis yang telah didapat dari regresi linier diatas adalah:

y = Bx + A

dengan y adalah ∆𝑦 (𝑚), x adalah massa (gram), B adalah gradien, dan A adalah konstanta.
Maka, persamaan dapat ditulis sebagai:

y = 0,0006x -0,013

∆𝑦 (𝑚) = B massa (gram) + A (3)

B = 0,0006 m/g

Berdasarkan persamaan:
𝑔
∆𝑦 (𝑚) = 𝑘 m (4)

Dari persamaan (3) dan (4) didapatkan persamaan:

g = B.k = (0,0006 m/g)(16.150,8 g/𝑠 2 ) = 9,69 m/𝑠 2 ~ 9,7 m/𝑠 2

3.2 Percobaan Variasi Panjang Tali dan Massa Beban Pada Bandul

Tabel 4.2 Variasi panjang tali dan massa beban

Massa = 50 (gram), 10 getaran Massa = 70 (gram), 10 getaran


No
L (m) t (s) 𝑻𝟐𝟎 (𝒔) L (m) t (s) 𝑻𝟐𝟎 (𝐬𝟐 )

1. 1.2 21.6 4.6 1.2 22.4 5

2. 1 19.2 3.6 1 20 4

3. 0.8 17 2.8 0.8 17.6 3

4. 0.6 14.6 2.1 0.6 15.2 2.3

5. 0.4 12.2 1.4 0.4 12.8 1.6

6. 0.2 9.8 0.9 0.2 10.4 1

Perhitungan 𝑇02 pada massa beban 50 gram sampel 1:


𝑡 21.6
𝑇02 = (10)2 = ( 10 )2 = (2.16)2 = 4.6 s

Perhitungan 𝑇02 pada massa beban 70 gram sampel 1:


𝑡 22.4
𝑇02 = (10)2 = ( 10 )2 = (2.24)2 = 5 s
Grafik L (m) Terhadap T0^2 (s^2) untuk Beban 1
1.4
1.2 y = 0.2684x + 0.0112

1
L (m)

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5
T0^2 (s^2)

Gambar 3.3 Grafik L (m) terhadap T02 (s2 ) pada beban 1

Persamaan garis yang telah didapat dari regresi linier diatas adalah:

y = Bx + A

dengan y adalah 𝐿 (𝑚), x adalah T02 (s2 ), B adalah gradien, dan A adalah konstanta. Maka,
persamaan dapat ditulis sebagai:

L (m) = B T02 (s2 ) + A (5)

L (m) = 0,2684 T02 (s2 ) + 0,0112

B = 0,2684 m/𝑠 2

Berdasarkan persamaan:

4𝜋2 𝑙
𝑔 = (6)
𝑇02

Dari persamaan (5) dan (6), didapat persamaan:

g = B. 4𝜋 2 = (0,2684)(4)(3,14)2 = 10,58 m/𝑠 2 ~ 10,6 m/𝑠 2


Grafik L (m) Terhadap T0^2 (s^2) untuk Benda 2
1.4
1.2 y = 0.248x + 0.0014

L (m) 1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6

T0^2 (s^2)

Gambar 3.4 Grafik L (m) terhadap T02 (s2 ) pada beban 2

Persamaan garis yang telah didapat dari regresi linier diatas adalah:

y = Bx + A

dengan y adalah 𝐿 (𝑚), x adalah T02 (s2 ), B adalah gradien, dan A adalah konstanta. Maka,
persamaan dapat ditulis sebagai:

L (m) = B T02 (s2 ) + A (5)

L (m) = 0,248 T02 (s2 ) + 0,0014

B = 0,2684

Berdasarkan persamaan:

4𝜋2 𝑙
𝑔 = (6)
𝑇02

Dari persamaan (5) dan (6), didapat persamaan:

g = B. 4𝜋 2 = (0,248)(4)(3,14)2 = 9,78 m/𝑠 2 ~ 9,8 m/𝑠 2

IV. PEMBAHASAN

Tabel 4.1 menunjukkan pengaruh massa beban terhadap pertambahan panjang


pegas. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan variasi besar massa beban pada
pegas. Variasi massa beban yang digunakan yaitu 50 gram, 60 gram, 80 gram, 100 gram,
150 gram, dan 200 gram. Percobaan ini dilakukan dengan cara mengaitkan masing-masing
massa beban pada pegas yang telah diketahui panjang mula-mulanya. Kemudian, setelah
massa beban dikaitkan pada pegas, pegas akan mengalami perubahan panjang. Perubahan
panjang yang dialami oleh pegas bermacam-macam bergantung pada besar massa beban
yang digantungkan. Uuntuk massa beban 50 gram, didapat perubahan panjang pegas
sebesar 0,017 m, untuk massa beban 60 gram, perubahan panjang pegas yang terjadi
sebesar 0.023 m, dan untuk massa beban 80 gram didapat perubahan panjang pegas sebesar
0,035. Dari ketiga sampel tersebut terlihat bahwa semakin besar massa beban yang
dikaitkan pada pegas, maka perubahan panjang yang dialami oleh pegas akan semakin
besar. Hal ini menunjukkan hubungan antara massa beban dengan perubahan panjang pegas
adalah berbanding lurus atau sebanding.

Tabel 4.2 menunjukkan pengaruh panjang tali terhadap besar nilai periode.
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan bandul yang memiliki massa 50 gram dan
70 gram dengan sudut simpangan kurang dari 5°. Pada percobaan kali ini, variasi ukuran
panjang tali yang digunakan yaitu 1,2 m, 1 m, 0,8 m, 0,6 m, 0,4 m, dan 0,2 m. Percobaan
dilakukan dengan cara mengayunkan bandul sampai bandul tersebut berosilasi sebanyak 10
kali. Dari data tabel 4.2 dengan massa beban 50 gram, untuk ukuran panjang tali 1,2 m,
periode getaran yang dihasilkan sebesar 4,6 s. untuk ukuran panjang tali 1 m, periode
getaran yang dihasilkan sebesar 3,6 s, dan untuk ukuran panjang tali 0,8 m, periode getaran
yang dihasilkan sebesar 2,8. Dari ketiga sampel tersebut, dapat kita lihat bahwa semakin
kecil ukuran panjang tali, maka periode getaran yang dihasilkan pun semakin kecil. Hal ini
juga berlaku pada data yang terdapat pada tabel 4.2 dengan massa beban 70 gram. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan antara panjang tali dan besarnya periode berbanding lurus.
𝑙
Hal tersebut sesuai dengan teori perumusan periode bandul yaitu T = 2𝜋√𝑔 yang
menunjukkan bahwa periode getaran berbanding lurus dengan ukuran panjang tali.

Untuk menghitung pengaruh besar massa beban dan sudut simpangan awal terhadap
𝑚
besar nilai periode dan gravitasi bisa kita lihat dari persamaan 𝑇 = 2𝜋√ 𝑘 (2.11) 𝑑𝑎𝑛 𝑇 =
𝑙
2𝜋√𝑔 (2.13). Pada persamaan 2.11 terlihat bahwa hubungan periode dengan massa beban
berbanding lurus, artinya semakin besar massa beban, maka periode getaran yang
dihasilkan akan semakin besar pula. Tetapi, pada persamaan 2.13 terlihat bahwa periode
berbanding terbalik dengan gravitasi, yang artinya besar massa beban pula akan berbanding
terbalik dengan besar gravitasi. Hal ini terlihat pada percobaan perhitungan besar gravitasi
pada perhitungan 5.2. Untuk massa beban 50 gram, besar gravitasi yang didapat sebesar
10,6 m/𝑠 2 , sedangkan untuk massa beban 70 gram besar gravitasi yang didapat sebesar 9,8
m/𝑠 2 . Berdasarkan data hasil percobaan tersebut, terlihat bahwa semakin besar massa
beban, maka besar gravitasi semakin kecil. Hal ini terbukti secara eksperimen bahwa
hubungan antara massa dan gravitasi berbanding terbalik. Untuk pengaruh besar simpangan
terhadap periode didapat bahwa secara teori, simpangan sudut awal mempengaruhi
pertambahan periode ayunan apabila sudut yang disimpangkan tidak relatif kecil. Besarnya
nilai periode rata-rata ayunan bertambah dengan semakin besarnya nilai sudut simpangan
awal. Demikian pula gaya berbanding lurus dengan simpangan hanya untuk simpangan
kecil. Tetapi, pada percobaan yang dilakukan kali ini tidak dijelaskan besar angka spesifik
dari simpangan yang digunakan dan hanya dijelaskan besar simpangan kurang dari 5°,
sehingga sudut simpangan pada percobaan kali ini dapat diabaikan.

Pada percobaan yang dilakukan kali ini, didapat besar gravitasi dari percobaan
osilasi pegas sebesar 9,7 m/𝑠 2 . Untuk percobaan osilasi pada bandul dengan massa beban
50 gram dihasilkan percepatan gravitasi sebesar 10,6 m/𝑠 2 , sedangkan untuk percobaan
osilasi pada bandul dengan massa beban 70 gram dihasilkan percepatan gravitasi sebesar
9,8 m/𝑠 2 . Berdasarkan data referensi, besar percepatan gravitasi yaitu sebesar 9,8 m/𝑠 2 .
Terlihat bahwa besar percepatan gravitasi dari setiap percobaan berbeda. Hal ini dapat
terjadi karena pada setiap percobaan, massa beban yang digunakan berbeda-beda dan
gravitasi itu sendiri dipengaruhi oleh massa beban. Selain itu, tidak telitinya praktikan
dalam mencatat hasil, menggunakan alat-alat percobaan, dan kesalahan teknis lainnya juga
dapat menyebabkan perbedaan ini dapat terjadi.

Menurut saya, perhitungan bandul sederhana hanya menggunakan pendekatan


dalam koordinat kartesius belum sesuai. Hal ini dikarenakan pada realitanya, bandul tidak
hanya bergerak pada sumbu x dan y saja, sehingga hasil percobaan yang dihasilkan pada
praktikum kali ini bisa jadi belum akurat dengan hasil yang semestinya.

V. KESIMPULAN

1. Gerak harmonik sederhana dapat didefinisikan sebagai gerak bolak-balik suatu


benda yang dilakukan secara teratur melalui titik kesetimbangan yang disebabkan
oleh adanya gaya restorsiseperti yang terjadi pada pegas dan bandul. Saat gaya
dikenakan pada bandul maupun pegas akan terajdi perubahan, dimana pada pegas
akan terjadi regangan dan rapatan, sedangkan pada banduldul akan terjadi
simpangan. Regangan, rapatan, dan simpangan yang terjadi pada pegas dan bandul
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti massa beban, panjang tali, dan sudut
simpangan yang digunakan.
2. Besar nilai konstanta pegas yang didapat pada percobaan gerak osilasi sederhana
dengan menggunakan perhitungan regresi linier kali ini sebesar 16.150,8 g/𝑠 2 atau
16,15 kg/𝑠 2 .
3. Besar nilai percepatan gravitasi yang didapat pada percobaan osilasi pegas sebesar
9,7 m/𝑠 2 , pada percobaan osilasi bandul dengan massa beban sebesar 50 gram
sebesar 10,6 m/𝑠 2 , dan pada percobaan osialsi bandul dengan massa beban sebesar
70 gram sebesar 9,8 m/𝑠 2 .
4. Besar nilai periode pegas dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu besar massa beban dan
konstanta pegas. Periode pegas akan berbanding lurus dengan massa beban,
sehingga semakain besar massa beban, maka periode getaran akan semkain besar
pula. Periode pegas akan berbanding terbalik dengan konstanta pegas. Semakin
besar konstanta pegas, maka periode getaran pegas akan semakin kecil. Besar nilai
periode bandul dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu panjang tali yang digunakan
sudut simpangan awal, dan besar gravitasi. Panjang tali mempengaruhi periode
karena hubungan panjang tali dengan periode bandul berbanding lurus, semakin
panjang tali maka periode bandul akan semakin besar, dan semakin pendek tali yang
digunakan maka nilai periode akan semakil kecil. Sudut simpangan awal
mempengaruhi besar nilai periode apabila sudut tersebut tidak relatif kecil, karena
hanya sudut simpangan yang relatif kecil lah yang tergolong ke dalam getaran
harmonik sederhana, apabila sudut simpangan relatif. Besar gravitasi berbanding
terbalik dengan periode getaran bandul. Semakin besar gravitasi, maka periode
getaran bandul yang dihasilkan akan semakin kecil.

VI. DAFTAR PUSTAKA

[1] Budi, Esmar. 2015. Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis. Jurnal Penelitian &
Pengembangan Pendidikan Fisika. 1(2): 59-60

[2] Serway, R.A. & Jewitt, Jr. J.W. 2014. Physics for Sccientist and Engineer with Modern
Physics 9th edition. Boston: Brooks/Cole

[3] Sutisna. 2001. Modul 1: Getaran dan Bunyi. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka

[4] Tim Asisten Praktikum Fisika Dasar I. 2020. Modul 4: Gerak Harmonik Sederhana.
Jakarta Selatan: Universitas Pertamina
[5] Wahid, Mulyadi Abdul., dkk. 2020. Penggunaan Metode Analisis Citra untuk
Menganalisa Gerak Harmonik Sederhana pada Pegas dan Bandul. Jurnal Pendidikan
Fisika dan Fisika Terapan. 1(2): 7

Anda mungkin juga menyukai