Anda di halaman 1dari 4

Reaksi kimia adalah proses yang mengonversi sekelompok zat, yang disebut

reaktan, menjadi sekelompok zat baru, yang dinamakan produk. Dengan kata lain,
reksi kimia adalah proses yang menghasilkan perubahan kimia. Memang dalam
banyak kasus, tidak ada yang terjadi ketika sejumlah zat dicampur, masing-
masing mempertahankan komposisi dan sifat aslinya. Kita memerlukan bukti
sebelum kita dapat mengatakan bahwa suatu reaksi kimia telah terjadi. Beberapa
jenis bukti fisis yang perlu ditunjukkan dengan perubahan warna,  pembuatan
padatan atau endapan, evolusi gas, dan penyerapan kalor. Bukti kuat masih
memerlukan analisis kimia terperinci dari campuran reaksi untuk mengidentifikasi
semua zat yang ada. Lebih lagi, analisis kimia dapat mengungkapkan bahwa
reaksi kimia telah terjadi meskipun tidak ada gejala fisis (Petrucci, 2008 : 108).

Dalam reaksi oksidasi reduksi atau redoks, elektron berpindah diantara spesies-
spesias yang bereaksi sewaktu mereka berkombinasi membentuk produk.
Pertukaran ini sebagai perubahan bilangan oksidasi reaktan. Semula, istilah
oksidasi hanya merujuk kepada reaksi dengan oksigen. Sekarang istilah ini
digunakan untuk menjelaskan setiap proses yang bilangan iksidasi spesiesnya
meningkat, meskipun oksigen tidak terlibat. (Oxtoby, 2001 : 163).

Pada reaksi redoks, hilangnya elektron dari suatu zat tersebut disebut oksidasi,
sedangkan penambahan elektron suatu zat lain disebut reduksi. Karena transfer
elektron memerlukan penyumbang dan penerima elektron, oksidasi dan reduksi
selalu terjadi secara bersama-sama (Campbell, 2008 : 176).

Suatu reaksi dalam larutan tidak selalu dilihat dengan terbentuk endapan. Dalam
beberapa reaksi terbentuk gas, kadang-kadang yang terjadi hanya perubahan
warna dan bahkan ada yang kelihatannya tidak terjadi perubahan sama sekali.
Hal ini karena semua reaktan dan hasil reaksi dalam air tidak berwarna (Brady,
1994 : 118).

Reaksi kimia seperti pembakaran, fermentasi, dan reduksi dari bijih

menjadi logam sudah diketahui sejak dahulu kala. Teori-teori awal transformasi

dari material-material ini dikembangkan oleh filsuf Yunani Kuno, seperti Teori

empat elemen dari Empedocles(495-435 SM) yang menyatakan bahwa substansi

apapun itu tersusun dari 4 elemen dasar: api, air, udara, dan bumi. Pada abad

pertengahan, transformasi kimia dipelajari oleh para alkemis. Mereka mencoba,

misalnya, mengubah timbal menjadi emas, dengan mereaksikan timbal dengan

campuran tembaga-timbal dengan sulfur (Weyer, 1973).

Produksi dari senyawa-senyawa kimia yang tidak terdapat secara alami di

bumi telah lama dicoba oleh para ilmuwan, seperti sintesis dari asam

sulfur dan asam nitratoleh alkemis Jābir ibn Hayyān (750-803). Proses ini


dilakukan dengan cara memanaskan mineral-mineral sulfat dan nitrat, seperti

tembaga sulfat, alum dan kalium nitrat. Pada abad ke-17, Johann Rudolph

Glauber memproduksi asam klorida dan natrium sulfat dengan mereaksikan asam

sulfat dengan natrium klorida. Dengan adanya pengembangan lead chamber

process pada tahun 1746 dan proses Leblanc, sehingga memungkinkan adanya

produksi asam sulfat dan natrium karbonat dalam jumlah besar, maka reaksi

kimia dapat diaplikasikan dalam industri. Teknologi asam sulfat yang semakin

maju akhirnya menghasilkan proses kontak pada tahun 1880-an, dan proses

Haber dikembangkan pada tahun 1909–1910 untuk sintesis amonia (Lesch, 2000).

Dengan mengetahui beberapa jenis sifat reaksi, kita dapat menerangkan

reaksi- reaksi kimia  lebih mudah, dan mungkin reaksi itu menjadi lebih mudah di

pahami. Satu skema klasifikasi yang menerangkan semua reaksi kimia.

1.    Pembakaran adalah suatu reaksi di mana suatu unsur atau senyawa bergabung

dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana,

misalnya : 

C3H8(g) +5 O2(g)           →            3 CO2(g) + 4 H2O(s)

2.    Penggabungan adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks

terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsure maupun

senyawa). Misalnya sintesis air dari unsur-unsurnya, yaitu :


2 H2(g)  + O2(g)         →           2 H2O(l)

3.    Penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat

sederhana. Misalnya penguraian perak oksida, yaitu :


2 Ag2O(s)         →        4 Ag(s) +O2(g)

4.    Penggantian (atau perpindahan tunggal) adalah suatu reaksi di mana sebuah

unsur memindahkan unsure lain dalam suatu senyawa. Misalnya Cu

memindahkan Ag+ dari suatu larutan berair (dibentuk, misalnya dengan

melarutkan AgNO3 dalam air).


Cu(s) + 2 Ag+ (s)         →         Cu 2+ (s) + 2 Ag(s)
5.    Metatesis (atau perpindahan ganda) adalah suatu reaksi dimana terjadi

pertukaran antara dua pereaksi. Dalam reaksi, NO 3-dan Cl- ditukar tempatnya

sehingga NO3-bergabung dengan Na+, dan Cl- bergabung dengan Ag+ membentuk

AgCl yang tidak larut.


AgNO3(aq) +NaCl(aq)           →          AgCl(s) +NaNO3(aq)  (Petrucci,1996).

Zat pada reaksi kimia (unsur/senyawa) dijadikan zat (unsur/senyawa) lainnya

dengan mereaksikannya. Kita tidak dapat mengubah satu unsur menjadi unsur

lainnya dalam reaksi kimia tetapi, kita dapat membuat zat baru melalui reaksi

kimia. Banyak petunjuk yang menunjukkan bahwa suatu reaksi kimia terjadi

dihasilkan sesuatu baru yang kasat mata, gas, dilepaskan atau diserapnya kalor

dan seterusnya. Zat kimia yang akhirnya berubah disebut reaktan. Sedangkan zat

yang terbentuk disebut produk.

    Reaktan → Produk

Beberapa jenis reaksi kimia yang umum terjadi berdasarkan pada apa yang terjadi

saat reaktan berubah menjadi produk adalah:

1.    Reaksi Penggabungan

Pada reaksi penggabungan dua atau lebih reaktan akan membentuk satu produk.

      2Na + Cl2 → 2NaCl

2.    Reaksi Penguraian
Reaksi penguraian merupakan kebalikan dari reaksi penggabungan. Pada reaksi
penguraian senyawa tunggal dipecah menjadi dua zat yang lebih sederhana.
                                           2H2O → 2H2 + O2

3.    Reaksi pembakaran

Reaksi pembakaran terjadi ketika satu senyawa, biasanya yang mengandung

karbon bergabung dengan gas oksigen diudara. Proses ini umumnya disebut

pembakaran. Kalor adalah produk yang paling berguna dari sebagian besar reaksi

pembakaran.

                                                C3H8 + SO2 → 3CO2 + 4H2O


4.    Reaksi pengendapan

Reaksi yang menghasilkan padatan yang tidak larut dalam larutan.

KCl + AgNO3 → AgCl + KNO3

Reaksi kimia adalah suatu reaksi antara senyawa kimia atau unsur kimia yang
melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan dengan
pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Dalam suatu reaksi kimia terjadi
proses ikatan imia, di mana atom zat mula-mula (edukte) bereaksi menghasilkan
hasil (produk). Berlangsungnya proses ini dapat memerlukan energi (reaksi
endotermal) atau melepaskan energi (reaksi eksotermal). Menyetarakan persamaan
kimia,Untuk menyetarakan suatu persamaan, perlu membuat jumlah atom
masing-masing unsur menjadi sama pada sisi reaktan dan sisi produk. Tetapi
terdapat aturan. tidak boleh mengubah rumus zat. Misalnya, CO 2 tidak bisa
diubah menjadi CO3. Hanya dapat menempatkan angka yang disebut koefisien di
depan rumus kimia. Koefisien ini menggandakan jumlah atom dari setiap unsur
dalam rumus kimia tersebut. Sebagai contoh, rumus H 2O menunjukkan 2 atom
hidrogen dan 1 atom oksigen. Tapi 2H2O menunjukkan 2 molekul air, untuk total
4 atom hidrogen dan 2 atom oksigen. Rumus 3Ca(NO 3)2 menunjukkan 3 atom
kalsium, 6 atom nitrogen, dan 18 atom oksigen (Keenan, 1992).

Daftar Pustaka

Brady, James E. 1994. Kimia Universitas. Jakarta : Erlangga.


Campbell, Neil A. 2008. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Keenan, Charles W. 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Oxtoby, D.W. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, R.H. 2008. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta :
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai