Anda di halaman 1dari 16

PERCOBAAN 1

BEBERAPA REAKSI KIMIA

1. Tujuan Percobaan
- Melakukan beberapa reaksi kimia (reaksi asam basa,reaksi redoks,reaksi
pengendapan,reaksi pembentukan gas dan reaksi pembentukan kompleks)
- Kompleks pembentukan gas dan penentuan kadar air secara gravimetri
- Penentuan kadar air secara gravimetri tidak langsung
2. Prinsip Percobaan
- Reaksi asam basa (penetralan)
- Reaksi pengendapan (adanya endapan,larutan jenuh)
- Reaksi redoks (perubahan bilangan oksidasi)
- Reaksi pembentukan gas
- Reaksi pembentukan kompleks
- Penentuan kadar air secara gravimetri
3. Teori Dasar
Reaksi Kimia
Persamaan reaksi merupakan bahasa ilmu kimia prsamaan reaksi
menjelaskan secara kualitatif peristiwa yang terjadi jika dua pereaksi atau
lebih bergbung dan secara kuantitatif menyatakan jumlah zat yng bereaksi
serta jumlah produk reaksi.
Reaksi kimia dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Reaksi kimia yang berlangsung tanpa perpindahan electron
2) Reaksi kimia yang berlangsung dengan terjadinya perpindahan
elektron
Contoh reaksi kimia yang berlangsung tanpa perpindahan electron
Ag+ (l) + NO3- (l) Na+(l) Cl-(l) → AgCl (s) + Na+(l) + NO3-(l)
Ag+(l) +Cl-(l) → AgCl(s)
Reaksi yang disertai perpindahn elektron dari satu atom ke atom
lain dikenal sebagai reaksi oksidasi reduksi (redoks), contoh :
Na * + : .Cl ∷ NaCl
Sebuah atom netral natrium memberikan satu electron ke atom netral kalor
hingga terbentuk muatan positif Na+ dan muatan negatif Cl- .
Reaksi kimia adalah proses yang mengonservasi sekelompok zat yang
disebut reaktan, menjadi kelompok zat baru yang dinamakan produk.
Dengan kata lain, reasi kimia adalah reaksi yang menghasilkan perubahan
kimia. Memang dalam banyak kasus, tidak ada yang terjadi ketika
sejumlah zat dicampur masing-masing mempertahankan komposisi dan zat
aslinya. Kita memerlukan bukti sebelum kita dapat mengatakan bahwa
suatu reaksi telah terjadi. Beberapa jenis bukti fisis yang diperlukan
ditunjukkan berikut ini:
- Perubahan warna
- Pembentukan padatan dalam larutan jernih
- Evolusi gas
- Evolusi atau penyerapan kalor
Meskipun pengmatan seperti ini biasanya menanadakan bahwa reaksi telah
terjadi, bukti kuat masih memerlukan analisis kimia terperinci dari
campuran reaksi untuk mengidentifikasi semua zat yang ada
(Petrucci.2007:108).
Macam-macam Reaksi Kimia
Umumnya reaksi-reaksi kimia digolongkan menurut jenisnya sebagai
berikut :
Ø Reaksi penggabungan
Yaitu reaksi di mana dua buah zat bergabung memebentuk zat ketiga.
Kasus paling sederhana adalah jika dua unsur bereaksi memebentuk
senyawa. Misalnya, logam natrium bereaksi dengan gas klorin
memebentuk natrium klorida. Persamaan kimianya:
Na(s) + Cl(g) → 2NaCl(s)
Ø Reaksi Penguraian
Yaitu suatu reaksi senyawa tunggal membentuk dua atau lebih zat baru.
Biasanya reaksi ini berlangsung dalam suhu tinggi. Beberapa senyawa
yang dapat teruraidengan menaikkan suhu misalnya kclo3. senyawa ini jika
dipanaska akan terurai menjadi KCl dan gas oksigen.
Persamaan kimianya:
KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2 (g)
Ø Reaksi pendesakan atau pergantian
Yaitu suatu reaksi di mana suatu unsur bereaksi dengan suatu senyawa
menggantikan unsur yang terdapat dalam senyawa itu. Misalnya, jika
logam besi dicelupkan ke dalam larutan tembaga (II) nitrat, akan
mengendapka logam tembaga. Persamaan kimianya:
2Fe(s) + Cu (No3)2(aq) → CU(s) + Fe(No3)2(aq)
Ø Reaksi metalesis (pembentukan ganda)
Yaitu reaksi yang melibatkan petukaran bagian dari pereaksi. Jika
pereaksi adalah senyawa ionik dalam bentuk larutan, bagian yang
bertukaran adalah kation dan anion dari senyawa. Misalnya larutan kalium
iodida yang tidak berwarna. Ion-ion di dalam larutan bereaksi
memebentuk endapan berwarna kuning dari senyawa timbal (II) iodida.
Persamaan kimianya:
2KCl(aq) + Pb (No3)3(aq) → 2KNO3(aq) + Pbl2(s)
Ø Reaksi pembakaran
Yaitu reaksi suatu zat dengan oksigen, biasanya bereaksi cepat
disertai pelepasan kalor memebentuk nyala.
Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan bilangan satu
elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion dan molekul). Bila suhu unsur
dioksidas, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif suatu
zat pengoksidasi adalah suatu zat yang memeperoleh elektron dan dalam
proses tertentu zat tersebut direduksi. Reduksi adalah suatu proses yang
mengakibatkan hilangnya satu elektron atau lebih dari alam zat (atom, ion
dan molekul). Bila suhu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah
menjadi lebih negatif. Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan
elektron dalam proses itu zat ini dioksidasi (Svehia.195:108).
Reaksi Redoks
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan
interkonversi energi listrik dan energi kimia. Proses elektrokimia adalah
reaksi redoks dimana dalam reaksi ini energi yang dilepas oleh reaksi
spontan diubah menjadi listrik atau dimana energi listrik digunakan agar
reaksi yang spontan bisa terjadi.
Dalam reaksi redoks, electron-elektron ditransfer dari satu zat ke zat lain.
Reaksi antara logam Mg dan HCl merupakan satu contoh reaksi redoks:
0 +1 +2 0

Mg (s) + 2HCl (aq) → MgCl2 (aq) + H2 (g) (Chang.2002:194)


Menentukan reaksi redoks : dalam mencari bilangan oksidasi semua unsur
dalam suatu reaksi, serta dapat mengetahui reaksi tersebut redoks serta
menentukan unsur yang teroksidasi dan tereduksi, contoh :
a. 2Na + Cl2 → 2NaCl , biloks Na = 0 ke +1(oksidasi)
, biloks Cl = 0 ke -1 (reduksi)
b. NaS +CaCl2 → CaS + 2HCl , bilangan oksidasi semua unsur tetap.
Jadi reaksi a dan b adalah redoks dan metethesis (Syukri.1999:112).
Bilangan oksidasi unsur-unsur yang umum dikenal yaitu yang disusun
berdasarkan posisinya dalam tabel periodik :
· Unsur-unsur logam dapat memiliki bilangan oksidasi positif,
sedangkan unsur-uunsur nonlogam dapat memiliki bilangan oksidasi
positif atau negatif.
· Bilangan oksidasi tertinggi yang dimiliki unsur golongan IA-VIIIA
adalah sama dengan bilanganya dalam tabel periodik, sebagai contoh
halogen adalah golongan VIIA, sehingga bilangan oksidasi tertinggi yang
paling mungkin adalah+7
Logam-logam transisi (golongan IB, IIIB – VIIIB) biasanya memiliki
beberapa bilangan oksidasi yang mungkin (Raymond, 2004 : 84).
Proses Oksidasi dan Reduksi
Oksidasi adalah proses pelepasan elektron (e-) dari suatu zat, sedanggkan
reduksi adalah proses penangkapan electron oleh suatu zat. Pada waktu
melepaskan e- suatu zat berubah menjadi bentuk teroksidasinya, Karen zat
itu bertindak sebagai zat pereduksi. Sebaliknya, zat pegoksidasi adalah zat
yang menerima electron dank arena itu zat tersebut mengalami reduksi
(Rivan.1994:319).
Dalam mempelajari reaksi oksidasi dan reduksi biasanya reaksi ini
dipisahkan mejadi dua bagian misalnya untuk reaksi sebagai berikut:
Zn(s) + Cu(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Dipisahkan menjadi dua setengah reaksi, yaitu:
Oksidasi : Zn(s) → Zn2+ + 2e-
Reduksi : Cu2+ + 2e- → Cu(s)
Jumlah elektron yang dilepaskan dan jumlah electron yang
diterima dapat dijumlahkan untuk memperoleh persamaan reaksi oksidasi
reduksi yang sudah setara (Achmad.1999:51).
Sistem Oksidasi Reduksi
Contoh, bila logam zn dimasukkan kedalm larutan yang berisi Zn+
terdapat beda potensial antara larutan yang berisi ion inerst seperti Pt
dimasukkan dalam timbul beda potensial antara larutan dan elektrodenya
yang disebut potensial redoks(Sukardjo.1990:264).
Esel = Eosel -
Perubahan yang terjadi pada reaksi kimia dapat berupa perubahan
warna, timbulnya gas, naiknya suhu/turunnya suhu, dan terbentuk zat lain
berupa endapan. Tidak setiap pencampuran dua zat kimia membentuk
reaksi secara langsung. Senyawa hidrat merupakan suatu senyawa tertentu
yang terbentuk dari serbuk kristal yang mengandung sejumlah molekul air.
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antar
bahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang
terlihat dalam reaksi disebut sebagai reaktan, macam macam reaksi kimia
antara lain:
Reaksi Asam Basa

Definisi Arrhenius mengenai asam dan basa hanya terbatas pada


penerapan dalam larutan dengan medium air. Definisi yang lebih luas,
yang dikemukakan oleh kimiawan Denmark Johanes Bronsted Lowry pada
tahun 1932, menyatakan asam sebagai donor dan basa sebagai akseptor
proton. Asam memiliki rasa masam; misalnya, cuka yang mempunyai rasa
dari asam asetat dan lemon serta buah buahan lainnya. Asam juga
menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan. Reaksi yang
khas adalah antara asam klorida dengan magnesium (Chang,2003:96)

2HCl(aq) + Mg(s) → MgCl2(aq) + H2(g)

Basa memiliki rasa yang pahit, basa terasa licin; misalnya, sabun yang
mengandung basa memiliki sifat ini. Larutan basa dalam air
menghantarkan arus listrik.

Reaksi Pengendapan

Salah satu jenis reaksi yang umumnya berlangsung dalam larutan berair
adalah reaksi pengendapan yang cirinya adalah terbentuknya produk yang
tak larut atau endapan. Endapan adalah padatan tak larut yang terpisah dari
larutan. Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik

Gravimetri

Analisis Gravimetri adalah suatu bentuk analisis kuantitatif yang berupa


penimbangan, yaitu suatu proses pemisahan dan penimbangan suatu
komponen dalam suatu zat dengan jumlah tertentu dan dalam keadaan
sempurna mungkin. Penimbangan disini merupakan penimbangan hasil
reaksi setelah zat yang dianalisis direaksikan. Hasil reaksi dapat berupa
sisa bahan atau suatu gas yang terjadi atau suatu endapan yang dibentuk
dari bahan yang dianalisis.
Gravimetri merupakan cara analisis tertua dan paling murah. Hanya saja
gravimetri memerlukan waktu yang relatif lama dan hanya dapat
digunakan untuk kadar komponen yang cukup besar. Suatu kesalahan
kecil, secara relatif akan berakibat besar. Kendati demikian gravimetri
masih dipergunakan untuk keperluan analisis karena waktu pengerjaannya
yang tidak perlu terus-menerus dilakukan analis karena setiap tahapan
pengerjaan memakan waktu yang cukup lama. (svehia.195:108).

4. Alat dan Bahan Percobaan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi,


pipet tetes, pipa kaca penyalur gas, kertas lakmus, krus, tang, timbangan,
spatel, dan gelas kimia

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan


HCl, larutan CH3COOH, larutan NaOH, 1 ml larutan H2C2O4, larutan
H2SO4, 1 ml larutan K2CrO4, 1 ml larutan K2CrO7, 1 ml larutan Al2(SO4)3,
larutan N4OH, 5 ml larutan Ba(OH)2, dan 1 sendok CaCO3.

5. Prosedur

A. Reaksi-reaksi kimia

a. Disiapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan diberi label 1,2,3 kemudian
ditempatkan larutan tersebut masing masing 10 tetes. Tabung 1 diisi larutan HCl
0,1 M, tabung 2 diisi larutan CH3COOH 0,1 M dan tabung 3 diisi larutan NaOH
0,1 M. Kemudian tiap tabung ditambahkan 1 tetes indikator, ditambahkan 10 tetes
NaOH 0,1 M kedalam tabung 1 dan 2. Diamati perubahan apa yang terjadi

b. Ditempatkan 1 ml H2C2O4 didalam sebuah tabung reaksi kemudian


ditambahkan 2 tetes H2SO4 2 M lalu dikocok dan diamati. Ditambahkan KmnO4
0,05 M tetes sambil dikocok. Diulangi pekerjaan ini dengan menggantikan
H2C2O4 dengan Fe2+. 1 ml NaCl 0,1 M direaksikan dengan AgNO3 0,1 M
sebanyak 5 tetes diamati perubahannya. 1 ml larutan BaCl2 0,1 M direaksikan
dengan 1 ml K2CrO4 0,1 M ditulis persamaan reaksinya

c. Disediakan 4 buah tabung reaksi, diberi label A,B,C dan D. Isi tabung A dan B
dengan 1 ml K2CrO4 0,1 M. Isi tabung C dan D dengan 1 ml K2CrO7 0,1 M.
Ditambahkan 10 tetes HCl 1 M kedalam tabung A dan C lalu dikocok dan
ditambahkan 10 tetes NaOH 1 M kedalam tabung B dan D. Diamati perubahan
dan dibandingkan

d. Ditempatkan 1 ml Al2(SO4)3 0,1 M masing-masing didalam tabung reaksi A


dan B, didalam tabung reaksi A ditambahkan 5 tetes NaOH 1 M. Dilakukan
langkah yang sama pada tabung B digunakan larutan NH4OH 1 M. Dicatat
perubahan yang terjadi

e. Disiapkan tabung reaksi,pipa kaca penyalur gas, dan kertas lakmus.


Ditempatkan 5 ml larutan (NH4)2SO4 didalam tabung kemudian ditambahkan 5
tetes NaOH 1 M dan segera dihubungkan dengan pipa kaca yang dibagian
ujungnya telah terdapat kertas lakmus. Diamati perubahan yang terjadi

f. Disiapkan tabung reaksi,pipa kaca penyalur gas, dan kimia 100 ml diisi gelas
dengan 5 ml larutan Ba(OH)2. Dimasukan 1 sendok CaCO3 kedalam tabung,
ditambahkan dengan segera 5 tetes HCl 1 M dan sesegera mungkin dihubungkan
tabung dengan pipa kaca yang bagian ujungnya terendam dalam larutan gelas
kimia. diamati perubahan yang terjadi

B. Penetuan Kadar Air Secara Gravimetri Tidak Langsung

a. Ditempatkan krus bersih beserta tutupnya diatas segitiga krus. Dipijarkan


dengan pembakar bunsen selama 5 menit setelah itu dibiarkan krus beserta
tutupnya mendingin didalam eksikator selama 20 menit hingga mencapai suhu
ruangan, kemudian timbang krus disertakan dengan tutupnya.

b. Sample campuran BaCl2.2H2O dan NaCl dalam sebuah gelas kimia bersih,
kemudian dimasukan kedalam krus. Ditimbang krus beserta isinya
c. Dipijarkan krus beserta isinya diatas pembakar bunsen selama 10 menit,
didinginkan kemudian timbang. Diulangi pekerjaan ini hingga diperoleh hasil
penimbangan yang relatif tidak berbeda

d. Menentukan:

-Massa sampel yang digunakan

-Massa air yang hilang

-Berat BaCl2.2H2O dalam sampel

-% berat BaCl2.2H2O dan % berat NaCl dalam sampel

6. Hasil Pengamatan dan Perhitungan


Percobaan pertama disediakan 3 buah tabung reaksi bersih, 1,2,3,
kemudian tempatkanlah larutan-larutan berikut masing-masing sebanyak 10 tetes.
Pada tabung 1 larutan Hcl 0,1 M, tabung 2 Ch3COOH 0,1 M dan tabung 3 NaOH
0,1 M. Amatilah apa yang terjadi, Sebutkan reaksi yang terjadi
Tabung 1
Setelah direaksikan Hcl+NaOH warna masih berwarna jernih setelah ditambahkan
indikator(fenolftalein). Warna menjadi warna sedikit keruh.
Tabung 2
CH3COOH+NaOH+Indikator(fenolftalein) dicampur/direaksikan berubah warna
menjadi ungu tua.
Tabung 3
Tidak ada, karena tidak berekasi
Percobaan b. Tempatkanlah 1 ml H2C2O4 dalam sebuah tabung reaksi
kemudian tambahkanlah KmnO4 0,05 M tetes demi tetes (sambil di kocok)
sehingga warna larutan yang terbnetuk tidak hilang. Ulangilah pekerjaan ini
dengan mengganti H2C2O4 dengan Fe2+ . Banding kan lah laju hilang nya warna
ungu diantara kedua prosedur ini, sebutkan jenis reaksi yang terjadi
Larutan H2C2O4 & H2SO4 warna bening, direaksi kan menjadi warna putih
kecoklatan setelah di kocok.
Lalu KMO4 0,05 M (warna ungu) di teteskan sambil di kocok warna menjadi putih
kekuning-kuningan
H2C2O4 warna putih + KMnO4 (ungu) digabung dengan Fe2+ warna putih,
menghasilkan warna kuning pucat.
Pecobaan c. Reaksikanlah 1 ml Nacl 0,1 M dengan AgNo3 0,1 M
sebanyak 5 tetes. Apa yang terjadi
Larutan Nacl yang tidak berwarna setelah ditambahkan menjadi warna putih
adanya endapan.
Warna menjadi kuning pucat dan terjadi endapan.
Pecobaan d . Reaksikanlah BaCl2 0,1 M dengan 1 ml K2CrO4 0,1 M . Apa
yang terjadi
Percobaan e. Sediakanlah 4 buah tabung reaksi, A,B,C, dan D. Isi lah
tabung A dan B dengan 1 ml K2CrO4 0,1 M. Isi tabung C dan D dengan 1 ml
K2Cr2O7 0,1 M. Tambahkanlah 10 tetes Hcl 1 M kedalam tabung A dan C lalu di
kocok. Bandingkanlah . Tambahkan 10 tetes NaOH 1 M ke dalam tabung B dan D
lalu di kocok, Bandingkanlah! Apa kesimpulan nya ?
Tabung A,B, saat ditambahkan K2CrO4 berwarna kuning terang. Pada tabung A,C
tapi setelah + Hcl (10 tetes) berwarna orange (tabung c → tetap berarna orange)
Tabung B,D → tabung B,D K2CrO7 berwarna orange dan setelah ditambahkan
Hcl warna tetap.
Kesimpulan : warna menjadi kuning terang.
Percobaan f. Tempatkanlah 1 ml Al2(SO4)3 0,1 M masing-masing dalam
tabung reaksi A dan B. Ke dalam tabung reaksi A, tambahkan lah 5 tetes NaOH 1
M. lalu amatilah! Lakukan langkah yang sama pada tabung B, gunakanlah larutan
NH4OH 1 M.
Setelah dicampurkan Al2(So4)3 + NaOH
Warna yang tadi nya jernih menjadi agak keruh, lalu di tambahkan lagi NaOH
warna menjadi bening (warna awal)
Percobaan g. Siapkanlah tabung reaksi, pipa kaca penyalur gas, dan kertas
lakmus. Tempatkan 5 ml larutan (NH4)2SO4 dalam tabung kemudian tambahkan 5
tetes NaOH 1M. Kemudian hubungkanlah tabung dengan pipa kaca yang di
bagian ujung nya telah terdapat kertas lakmus. Amatilah perubahan yang terjadi!
-(NH4)2SO4 dan NaOH berwarna bening setelah dicampurkan lalu tidak terdapat
perubahan warna tetapi saat disambungkan dengan pipa dan ditempelkan pada
kertas lakmus merah menjadi biru (basa).
Percobaan h. Siapkan lah tabung reaksi , pipa kaca penyalur gas, dan gelas
kimia 100 ml. Isi gelas dengan 5 ml larutan Ba(OH)2.. Masukkanlah 1 sendok
CaCO3 kedalam tabung, tambahkanlah dengan segera 5 tetes HCl 1M, dan
sesegera mungkin hubungkan tabung dengan pipa kaca yang bagian ujungnya
terndam dalam larutan dalam gelas kimia. Amatilah perubahan yang terjadi
Di dalam tabung terjadi endapan putih, campuran antara CaCO3 + HCl lalu
disambungkan dengan gelas kimia yang sudah di isi Ba(OH)2 dengan
menggunakan pipa kaca terjadi gelembung gas.
Penentuan kadar air secara gravimetri tidak langsung
Massa krus + tutup sesudah dipanaskan = 37,8 gram
Massa + krus dan sampel sebelum dipanaskan = 39,8 gram
Massa krus,tutup dan sampel sesudah dipanaskan adalah 39,5270 gram
Massa sampel yang digunakan adalah BaCl2 dan 2H2O adalah 2 gram
Massa air yang hilang : massa krus,tutup dan sampel sebelum dipanaskan – massa
krus,tutp dan sampel setelah dipanaskan
39,8 gram – 39,5270 gram
= 0,273 gram
Berat BaCl2 : massa krus, tutup dan sampel sesudah dpanaskan – massa, tutup dan
sampel sebelum dipanaskan
Presentase berat BaCl2 dalam sampel
39,5270 gram – 37,8 gram
= 1,727 gram
1,727 gram x 100% = 86,35 %
2 gram
7. Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan beberapa percobaan yaitu melakukan


beberapa reaksi kimia dan penentuan kadar senyawa hidrat BaCl2 dengan metode
gravimetri.

Larutan HCl 0,1 M (berwarna bening, bersifat asam kuat) jika


ditambahkan 1 tetes indikator (phenolptalein), akan tetap berwarna bening.
Karena indikatornya mempunyai sifat tidak berpengaruh atau tidak berwarna
dalam suasana asam atau alkali lemah, tetapi berpengaruh dalam suasana basa.
Intinya, indikator ini akan bereaksi dalam suasana basa menghasilkan warna
merah atau ungu. Sehingga tidak ada perubahan warna yang terjadi. HCl jika
ditambahkan indikator ditambahkan lagi dengan NaOH, akan berwarna putih.
Karena NaOH bersifat basa kuat yang persamaan reaksinya dengan HCl yang
bersifat asam kuat yang akan membentuk garam larut dan air (ini berdasarkan
teori asam basa). CH3COOH (berwarna bening, dan bersifat asam lemah)
ditambahkan indikator akan tetap berwarna bening. Karena sifat indikatornya tadi
yang hanya akan bereaksi jika dalam suasana basa. CH3COOH ditambahkan
indikator dan ditambahkan lagi NaOH (berwarna bening dan bersifat basa kuat),
akan berwarna ungu, tapi lama-kelamaan warna ungunya akan memudar. Ini
dikarenakan reaksi antara asam lemah dengan basa kuat akan menghasilkan garam
dan air, tetapi terdapat perbedaan yang signifikan dalam persamaan reaksi yang
setimbang karena asam hanya terionisasi sedikit. NaOH ditambahkan dengan
indikator, akan berwarna ungu. Karena sifat indikatornya ini hanya akan bereaksi
dalam suasana basa atau alkali kuat. NaOH ditambah indikator tambahkan lagi
dengan NaOH akan berwarna ungu. Warna ungunya bertahan lama. Karena,
NaOH bersifat basa kuat yang akan merangsang terjadinya reaksi dengan
indikator ini. Sehingga warna yang dihasilkannya menjadi tahan lama. Pada
percobaan ini telah terjadi reaksi asam basa. H2C2O4 (berwarna bening)
ditambahkan dengan H2SO4 (berwarna bening dan bersifat asam kuat) akan
bereaksi menghasilkan warna putih kecokelatan setelah dikocok. H2C2O4
ditambahkan H2SO4 dan ditambahkan lagi dengan KMnO4 (berwarna ungu)
sambil dikocok, akan menghasilkan warna putih kekuning-kuningan. Tetapi,
lama-kelamaan akan menjadi warna kuning. Terjadinya perubahan warna ini
membutuhkan waktu. Ini dikarenakan campuran larutan tadi mengalami
peningkatan bilangan oksidasi. Fe2+ (berwarna putih) ditambahkan dengan
H2SO4 akan menghasilkan warna putih kekuning-kuningan. Fe2+ ditambah H2SO4
ditambahkan lagi dengan KMnO4 akan menghasilkan warna kuning pucat. Ini
terjadi karena Fe2+ mempunyai sifat redukor yang lebih kuat daripada KMnO4
Sehingga pada percobaan ini terjadi reaksi redoks (reduksi oksidasi). Yang
dimana KMnO4 bersifat oksidator (mereduksi) dan Fe2+ bersifat reduktor
(mengoksidasi). NaCl 0,1 M (berwarna bening) ditambahkan dengan AgNO3 0,1
M (berwarna putih), akan menghasilkan warna putih dan adanya endapan
berwarna putih. Adanya endapan dikarenakan AgCl yang membentuknya, terjadi
ikatan antara Ag dan Cl. Pada percobaan ini terjadi reaksi pengendapan.
Terbentuknya endapan ini juga dikarenakan adanya gaya tarik-menarik yang kuat
antara kation dan anion yang memindahkan ion-ion dari larutan. BaCl2 0,1 M
(berwarna bening) direaksikan dengan K2CrO7 (berwarna kuning terang), akan
menghasilkan warna kuning pucat dan terbentuklah endapan berwarna putih.
Endapan ini dibentuk oleh BaCrO5 karena terikatnya Ba dengan CrO4 Pada
percobaan ini terjadi reaksi pengendapan. Adanya gaya tarik-menarik antara
kation dan anionlah yang menyebabkan terjadinya reaksi pengendapan itu sendiri.
KCrO4 0,1 M (berwarna kuning) ditambah dengan HCl 1 M (berwarna bening),
akan menghasilkan warna orange. Warna orange ini muncul karena dalam suasana
asam K2CrO4 akan bereaksi dan menghasilkan warna orange. K2CrO4 0,1 M
ditambah dengan NaOH 1 M (berwarna bening) akan menghasilkan warna
kuning. Warna kuning ini tidak berubah karena dalam suasana basa K2CrO4 tidak
dapat bereaksi. Sehingga, tidak terjadi perubahan warna. K2CrO7 0,1 M (berwarna
orange) ditambah dengan HCl 0,1 M, akan menghasilkan warna orange. Warna
orange ini tidak berubah karena dalam suasana asam K2CrO7 tidak dapat bereaksi.
Sehingga tdak terjadi perubahan warna. K2CrO7 ditambah dengan NaOH, akan
menghasilkan warna kuning. Warna kuning ini muncul karena dalam suasana basa
K2CrO7 akan bereaksi dan menghasilkan warna orange. Pada percobaan ini terjadi
reaksi kesetimbangan antara masing-masing larutan yang direaksi. Al2(SO4)3 0,1
M (berwarna bening) dicampurkan dengan NaOH 1 M (berwarna bening), akan
menghasilkan warna yang agak keruh. Pada reaksi ini terbentuk adanya
pengendapan. Lalu ditambahkan lagi dengan NaOH tetes demi tetes. Warnanya
kembali seperti semula, yaitu bening. Ini dikarenakan spesi basanya yaitu NaOH
yang bersifat larut dalam air memiliki volume yang lebih banyak daripada spesi
padatan yang tidak larut dalam air, yaitu Al2(SO4)3 . Sehingga pada percobaan ini
terjadi reaksi pengedapan. Al2(SO4)3 ditambahkan dengan NH4OH 0,1 M, akan
menghasilkan warna yang keruh juga. Lalu ditambahkan lagi dengan NH4OH
tetes demi tetes. Warna yang ditimbulkan semakin keruh. Perubahan warna ini
terjadi karena adanya penambahan larutan NH4OH yang tak larut dalam air.
Sehingga menyebabkan larutan tersebut semakin keruh. Apabila suatu larutan
yang larut dalam air ditambahkan atau direaksikan dengan larutan yang tak larut
dalam air, maka akan menimbulkan adanya endapan pada dasar larutan. Ini
disebabkan kation dan anion dari larutan tersebut saling berikatan kuat satu sama
lain, sehingga memindahkan ion-ion larutannya ke dasar larutan. Garam
(NH4)2SO4 (berwarna bening) ditambahkan dengan NaOH (berwarna bening),
warna yang dihasilkannya tetap yaitu bening, tetapi menghasilkan gas. Saat pipa
kaca dimasukkan kedalam tabung reaksinya yang dimana salah satu ujung dari
pipanya ditempelkan ke kertas lakmus berwarna merah, kertas lakmus lalu
berubah warna menjadi biru. Ini dikarenakan campuran dari (NH4)2SO4 dan
NaOH menghasilkan gas yang bisa merubah kertas lakmus yang berwarna merah
menjadi warna biru. Gas yang dihasilkannya bersifat basa. Perubahan warna dari
merah menjadi biru, tidak memerlukan waktu yang lama. Tetapi setelah menjadi
biru, lama-kelamaan warnanya akan kembali seperti semula lagi yaitu merah.
Pada percobaan ini terjadi reaksi asam basa dan reaksi pembentukan gas yang
bersifat basa. CaCO3 (berwarna bening) ditambahkan dengan HCl 1 M (berwarna
bening), menghasilkan endapan berwarna putiih. Terjadi endapan dikarenakan
pada campuran kedua larutan itu memiliki spesi yang tak larut dalam air.
Sehingga memungkinkan terbentuknya endapan. Campuran kedua larutan tadi
disambungkan dengan gelas kimia yang telah berisi Ba(OH)2 dengan
menggunakan pipa kaca. Didalam gelas kimia tersebut kemudian terdapat
gelembung-gelembung gas yang dihasilkan oleh HCl(g). CaCO3 dan Ba(OH)2
berfungsi sebagai gaya yang mendorong reaksi tersebut agar berlanjut jika HCl
terbentuk menjadi suatu produk reaksi. HCl sangatlah mudah larut dalam air.
Sehingga pada percobaan ini, terjadi reaksi pengendapan dan pembentukan gas.

Penetuan kandungan air secara gravimetri tidak langsung, percobaan ini


untuk mengetahui molekul air yang mengalami pelepasan massa sampel beratnya
2 gram, sampel kemudian dipijarkan kemudian didingan dan ditimbang maka
berat sampel berkurang. Hal ini disebabkan karena terjadi pemisahan moClekul
air dan BaCl2 pada saat dipijarkan. Air akan menguap bila dipanaskan diatas suhu
100°C dalam percobaan ini massa sampel yaitu 2 gram, massa air yang hilang
yaitu 0,273 gram, berat BaCl2 yaitu 1,727 gram. Dan presentase BaCl2 yaitu
86,35%

8. Kesimpulan

Dalam percobaan 1 ini dilakukan beberapa reaksi kimia, sesuai yang telah
dilakukan percobaan, reaksi yang terjadi diantaranya :

- Reaksi asam basa yang terjadinya penetralan


- Reaksi redoks yaitu terjadinya perubahan bilangan oksidasi
- Reaksi pembentukan kompleks yaitu terjadinya perubahan warna
- Reaksi pengendapan yaitu terjadinya endapan dalam larutan
- Reaksi pembentukan gas yaitu adanya gelombang pada O2
Selain beberapa reaksi kimia percobaan yang dilakukan adalah analisis
gravimetri tidak langsung dihasilkan sebagai berikut :
- Massa sampel : 2 gram
- Massa air yang hilang : 0,273 gram
- Berat BaCl2 : 1,727 gram
- Persen BaCl2 : 86,35%
Daftar Pustaka

Chang, R.2005. Kimia Dasar: Konsep Konsep Inti. Jakarta;Erlangga


Nuryanto, 2005. Taklukan Kimia SMA. Yogyakarta; Indonesia Tera
Petrucci, dkk.2008.Kimia Dasar Prinsip Prinsip dan Aplikasi Modern,
Jakarta; Erlangga
Sutresna, N.2006. Kimia. Jakarta; Grafindo Media Pratama
Svehla, G.1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro
dan Semi Mikro Edisi 5. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka

Anda mungkin juga menyukai