Cairan
Gaya Van der Waals merupakan salah satu jenis gaya tarik-menarik di antara
molekul-molekul. Gaya ini timbul dari gaya London dan gaya antar dipol-dipol. Jadi,gaya
Van der Waals dapat terjadi pada molekul nonpolar maupun molekul polar.Gaya ini
diusulkan pertama kalinya oleh Johannes Van der Waals (1837–1923). Konsep gaya
zat-zat yang berada dalam fase gas.Kejadian ini disebabkan adanya gaya taparik-menarik
antara inti atom dengan elektron atom lain yang disebut gaya tarik-menarik elektrostatis
Untuk molekul nonpolar, gaya Van der Waals timbul karena adanya dipol-dipol sesaat
atau gaya London. Gaya Van der Waals ini bekerja bila jarak antar molekul sudah sangat
dekat, tetapi tidak melibatkan terjadinya pembentukan ikatan antar atom. Paling sedikit
terdapat tiga gaya antar molekul yang berperan dalam terjadinya gaya Van der Waals,
Gaya orientasi terjadi pada molekul-molekul yang mempunyai dipol permanen atau
molekul polar. Antaraksi antara kutub positif dari satu molekul dengan kutub negatif dari
molekul yang lain akan menimbulkan gaya tarik-menarik yang relatif lemah.Gaya ini
memberi sumbangan yang relatif kecil terhadap gaya Van der Waals, secara keseluruhan.
Kekuatan gaya orientasi ini akan semakin besar bila molekul-molekul tersebut mengalami
penataan dengan ujung positif suatu molekul mengarah ke ujung negatif dari molekul
b. Gaya Imbas
Gaya imbas terjadi bila terdapat molekul dengan dipol permanen, berinteraksi
dengan molekul dengan dipol sesaat. Adanya molekul-molekul polar dengan dipol
permanen akan menyebabkan imbasan dari kutub molekul polar kepada molekul
salah satu sisi molekul (terdorong atau tertarik), yang menimbulkan terjadinya dipol
sesaat pada molekul nonpolar tersebut. Terjadinya dipol sesaat akan berakibat adanya
gaya tarik-menarik antar dipol tersebut yang menghasilkan gaya imbas. Gaya imbas juga
memberikan andil yang kecil terhadap keseluruhan gaya Van der Waals.
c. Gaya london
Gaya london adalah gaya tarik-menarik yang sifatnya lemah antara atom atau
molekul yang timbul dari pergerakan elektron yang acak di sekitar atom-atom.Karena
elektron bergerak secara acak di sekitar inti atom,maka suatu saat terjadi
dipol yang berlawanan ini saling berikatan,walau sifatnya lemah. Adanya gaya-gaya ini
oleh Fritz London.Perhatikan gambar 1.21. Setiap atom helium mempunyai sepasang
elektron. Apabila pasangan elektron tersebut dalam peredarannya berada pada bagian kiri
bola atom, maka bagian kiri atom tersebut menjadi lebih negatif terhadap bagian kanan
yang lebih positif. Akantetapi karena pasangan elektron selalu beredar maka dipol tadi
tidak tetap, selalu berpindah-pindah (bersifat sesaat). Polarisasi pada satu molekul akan
gaya tarik-menarik yang mempersatukan molekul-molekul nonpolar dalam zat cair atau
zat padat.
2. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara molekul-
Ikatan ini dilambangkan dengan titik-titik (...). Contoh: Ikatan hidrogen yang terjadi
dalam molekul air. Di dalam molekul air, atom O bersifat sangat elektronegatif sehingga
pasangan elektron antara atom O dan H lebih tertarik ke arah atom O. Dengan demikian
Gaya tarik-menarik antardipol ini yang melalui atom hidrogen disebut ikatan hidrogen.
Pengaruh Ikatan Hidrogen pada Titik Didih
didih yang tinggi. Sebab untuk memutuskan ikatan hidrogen yang terbentuk diperlukan
energi lebih besar dibandingkan senyawa yang sejenis, tetapi tanpa adanya ikatan
hidrogen.H2.Pada molekul HF, ikatan antara atom H dan F termasuk ikatan kovalen.
Sedangkan ikatan antar molekul HF (molekul HF yang satu dengan molekul HF yang
a. Mr, jika Mr besar maka titik didih besar dan Mr kecil maka titik didih kecil.
b. Ikatan antar molekul, jika ikatan kuat maka titik didih besar dan ikatan lemah maka
berikut.
Seperti kita ketahui, F, O, dan N adalah unsur-unsur yang sangat elektronegatif. Oleh
karena itu, ikatan F–H, O–H, dan N–H adalah ikatan-ikatan yang sangat polar. Dalam
HF, H2O, NH3, dan senyawa-senyawa lain yangmengandung ikatan F–H, O–H, atau N–
H, atom H sangat positif. Dalam senyawa-senyawa seperti itu terdapat suatu ikatan, yang
disebut ikatan hidrogen, yaitu ikatan karena gaya tarik-menarik elektrostatik antara atom
atom berkeelektronegatifan besar dari molekul tetangga, baik antar molekul sejenis
Gas dan cairan mempunyai sifat yang disebut viskositas. Viskositas adalah ukuran
yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan
yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat
mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat
seperti contohnya air, alkohol, dan bensin karena memiliki nilai viskositas kecil.
Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin, minyak asto, dan madu karena
mengalirnya suatu cairan. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan
memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir
dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton
menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai :
tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut
dengan viskositas.
Viskositas cairan akan menimbulkan gesekan antar-bagian atau lapisan cairan yang
bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh
gaya kohesi di dalam zat cair. Viskositas gas ditimbulkan oleh peristiwa tumbukan yang
Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin
sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas
dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas
timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan
secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas. Satuan Sistem
Internasional (SI) untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan
CGS (centimeter gram sekon) untuk koefisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P).
Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise
digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada
zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara
molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara
molekul. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli,
madu dan lainnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di
atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air mengalir lebih cepat daripada minyak
goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin
tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika menggoreng
bahan makanan, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika
dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas
tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil (nyata).
Fluida riil adalah fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup,
oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal
sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang
digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida. Mirip seperti kita
menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya
Teori Dasar Viskositas merupakan suatu sifat fluida yang mendasari diberikannya
tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas sering diartikan sebagai
molekuler di antara lapisan-lapisan fluida dan pada waktu berlangsungnya aliran, efek ini
terlihat sebagai tegangan tangensial atau tegangan geser di antara lapisan yang bergerak.
Akibat adanya gradien kecepatan, akan menyebabkan lapisan fluida yang lebih dekat
pada plat yang bergerak, dan akan diperoleh kecepatan yang lebih besar dari lapisan yang
lebih jauh. Cairan yang mempunyai viskositas lebih tinggi akan lebih lambat mengalir
didalam pipa dibandingkan cairan yang viskositasnya lebih rendah. Sebuah benda yang
bergerak dalam fluida yang punya viskositas lebih tinggi mengalami gaya gesek
viskositas yang lebih besar daripada jika benda tersebut bergerak didalam fluida yang
Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah
stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati tanda batas b, stopwatch
dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara a dan b
Dimana F adalah hambatan yang dialami oleh bola sangat kecil dengan jari-jari r
yang jatuh bebas melalui cairan yang viskositasnya µ dengan keceptan v. Rumus
Stokes hanya berlaku bila Reynolds untuk aliran kurang dari (sekitar) 1.
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang
f. Viscometer Hoppler
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola
logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya
gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas (seperti cairan misalnya),
resistance medium.
1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-
partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.
2. Konsentrasi larutan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya
solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan
4. Tekanan
Tegangan dalam permukaan ini adalah gaya persatuan panjang yang harus
diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini
tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs. Hal ini analog
dengan keadaan yang terjadi bila suatu objek yang menggantung dipinggir jurang pada
seutas tali ditarik ke atas oleh seseorang memegang tali tersebut dan berjalan menjauhi
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu,
tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat
cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan
datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk
luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda
kecil di permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit
melengkung ke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan
zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas
(fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan
sebagai gaya F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di
permukaan fluida.
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka
dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada
tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar
permukaan yang tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk
droplet, misalnya tetesan air hujan pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk
suatu lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa seranga dapat berjalan diatasnya
(suminar, 2001).
Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan antar
permukaan zat cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa gaya yang
dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup pada zat cair sebanding dengan
tegangan permukaan atau tegangan antar muka. Gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan
cincin dalam hal ini diberikan oleh kawat torsi yang dinyatakan dalam dyne.
2. Metode kenaikan kapiler
Metode ini hanya digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair dan tidak
dapat digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak
bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair, maka zat tersebut akan
naik ke dalam pipa sampai gaya gesek ke atas diseimbangkan oleh gaya gravitasi ke
Sudut kontak antar permukaan zat dengan dinding kapiler = q maka gaya ke atas total
= 2 prg cos q.
menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh
adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar
gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku
sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa
kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang
dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang
sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi).
(Ansel, 1985)
cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas
tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang
lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian
dalam caian. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul
cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat
gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka
menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan
Walaupun istilah ini akan dipakai dalam penentuan tegangan permukaan. Karena setiap
artikel zat, apabila itu bakteri, sel, koloid, granul atau manusia, mepunyai suatu antarmuka
pada batas sekelilingnya, maka pada topik ini memang penting. Tegangan permukaan
adalah gaya persatuan panjang yang terdapat antarmuka dua fase cair yang tidak
bercampur, sedangkan tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang bias juga
digambarkan dengan suatu rangka kawat tiga sisi dimana suatu bidang datar bergerak
Molekul-molekul zat aktif permukaan (surfaktan) mempunyai gugus polar dan non
polar. Bila suatu zat surfaktan didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah,
lapisan monomolekuler. Bagian gugus polar akan mengarah ke udara. Hal ini
mengakibatkan turunnya tegangan permukaan air. Pada konsentrasi yang lebih tinggi
nolekul-molekul surfaktan masuk ke dalam air membentuk agregat yang dikenal sebagai
misel. Konsentrasi pada saat misel ini mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritik
(KMK). Pada saat KMK ini dicapai maka tegangan permukaan zat cair tidak banyak lagi
dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dapat ditentukan
Cara yang paling mudah dan sederhana untuk menentukan tegangan permukaan
adalah dengan menggunakan kawat yang dibengkokkan berbenruk huruf U dan kawat
1. Suhu
kinetik molekul
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan.
permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan
3. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena
cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai
orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu
4. Jenis Cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti air,
maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin karena
gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-
sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah
diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan
muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam
muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.
8. Gas
Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan walaupun wujud ini merupakan bagian
tak terpisahkan dari studi kimia .Sifat fisik gas bergantung pada struktur molekul gasnya
dan sifat kimia gas juga bergantung pada strukturnya. Perilaku gas yang ada sebagai
molekul tunggal adalah contoh yang baik kebergantungan sifat makroskopik pada
struktur mikroskopik.
3. Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak
diwadahi, volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya
4. Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.
5. Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.
6. Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas
akan mengembang.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan gas adalah manometer. Prototipe alat
gaya per satuan luas, jadi tekanan = gaya / luas. Dalam SI, satuan gaya adalah Newton
(N), satuan luas m2, dan satuan tekanan adalah Pascal (Pa). 1 atm kira-kira sama dengan
Namun, dalam satuan non-SI unit, Torr, kira-kira 1/760 dari 1 atm, sering
Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas(A).
Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau
gas.Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu. Semakin
tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhu akan semakin
tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih
rendah dari pada di dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.
Akan tetapi pernyataan ini tidak selamanya benar atau terkecuali untuk uap air,
uap air jika tekanan ditingkatkan maka akan terjadi perubahan dari gas kembali menjadi
cair. (dikutip dari wikipedia : kondensasi). Rumus dari tekanan dapat juga digunakan
untuk menerangkan mengapa pisau yang diasah dan permukaannya menipis menjadi
tajam. Semakin kecil luas permukaan, dengan gaya yang sama akan dapatkan tekanan
Tekanan Hidrostatis
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini terjadi
karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Tekanan
g (10 m/s2) adalah gravitasi, dan h adalah kedalaman cairan. h dihitung dari permukaan
Tekanan Udara
Atmosfer adalah lapisan yang melindungi bumi. Lapisan ini meluas hingga 1000
km ke atas bumi dan memiliki massa 4.5 x 1018 kg. Massa atmosfer yang menekan
Gas ideal adalah gas teoritis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang bergerak
secara acak dan tidak saling berinteraksi. Konsep gas ideal sangat berguna karena
memenuhi hukum gas ideal, sebuah persamaan keadaan yang disederhanakan, sehingga
PV = n R T
Dimana ;
P = tekanan (atm)
V= volume (Liter)
R = konstanta gas
T = temperatur (Kelvin)
a. Hukum Boyle
Boyle. Hasil percobaan Boyle menyatakan bahwa apabila suhu gas yang berada
P1V1= P2V2
Dengan ;
b. Hukum Charles
Charles. Charles menyatakan bahwa jika tekanan gas yang berada dalam bejana
mutlaknya.
V1/T1=V2/T2
Keterangan:
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
C. Hukum GayLussac
Joseph Gay Iussac. Gay Lussac menyatakan bahwa jika volume gas yang berada
dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan
suhu mutlaknya.
PI/T1=P2/T2
Keterangan:
d. Hukum Avogadro
V1/V2 = n1/n2
Keterangan:
Gas yang tidak mematuhi persamaan dan hukum gas lainya di semua kondisi suhu
dan tekanan. Van der Waal menunjukkan asumsi kesalahan yang dibuat dalam
Kekuatan tarik antara molekul gas dianggap diabaikan. Asumsi ini hanya berlaku
pada tekanan rendah dan suhu tinggi karena dalam kondisi molekul berjauhan. Tetapi
pada tekanan tinggi dan suhu rendah volume gas kecil dan sehingga kekuatan menarik
a b
gas
(atm dm6 mol-2) (atm dm6 mol-2)
He 0,0341 0,0237
Ne 0,2107 0,0171
H2 0,244 0,0266
N2 1,39 0,0391
C2 H 4,47 0,0571
CO 1,49 0,0399
Hg 8,09 0,0170
O2 1,36 0,0318
Bila dibandingkan dengan persamaan gas ideal, persamaan Van der Waals ini
dapat digunakan pada gas nyata denga besaran suhu dan tekanan yang lebih
besar. Disamping itu juga persamaan Van der Waals juga dapat menjelaskan
penyimpangan gas nyata dari gas ideal. Namun walaupun demikian, persamaan Van der
Waals ini belum dapat secara sempurna menggambarkan sifat0sifat gas sehingga
Bunyi hukum tersebut adalah : "Bila di ukur pada suhu dan tekanan yang sama,
volume gas gas yang bereaksi dan volume gas gas hasil reaksi berbanding sebagai
Hukum gay lussac di dasari oleh hasil penemuan ahli kimia inggris yang
bereaksi dengan gas oksigen membentuk air adalah 2:1 dengan syarat harus di ukur
pada suhu dan tekanan yang sama.pada tahun 1808, Joseph Louis Gay Lussac
bahwa perbandingan vo- lume gas-gas dalam reaksi selalu merupakan bilangan bulat
sederhana.
1 volume gas hidrogen + 1 volume gas klorin → 2 volume gas hidrogen klorida
Untuk suatu massa dari gas ideal, volume dan mol gas secara langsung akan
proporsional jika suhu dan tekanannya konstan. Persamaan tersebut dapat ditulis sebagai
berikut:
atau
Dimana:
k adalah konstanta yang sama dengan RT/P, di mana R adalah konstanta gas universal, T
adalah suhu Kelvin, dan P adalah tekanan. Sebagai suhu dan tekanan yang konstan, RT/P
juga konstan dan disebut sebagai k. Ini berasal dari hukum gas ideal.
Hukum ini menjelaskan bagaimana dalam kondisi suhu, tekanan, dan volume gas
yang sama pasti mengandung jumlah molekul yang sama. Untuk membandingkan
substansi yang sama di bawah dua set yang kondisinya berbeda, hukum ini dapat
Persamaan ini menunjukkan bahwa, jika jumlah mol gas meningkat, volume gas
juga akan meningkat secara proporsional. Dan sebaliknya, jika jumlah mol gas berkurang,
Dalam kimia, hukum perbandingan tetap atau hukum Proust (diambil dari
suatusenyawa kimia terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang selalu
tepat sama. Dengan kata lain, setiap sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-
unsur yang tetap. Misalnya, air terdiri dari 8/9 massa oksigen dan 1/9 massahidrogen.
Bersama dengan hukum perbandingan berganda (hukum Dalton), hukum perbandingan
Dari hasil eksperimen yang dilakukan Joseph Louis Proust (1807) ditemukan
selalu tetap. Inilah yang menjadi salah satu hukum dassar kimia yang kemudian dikenal
Energi dalam ialah jumlah energi kinetik seluruh partikel gas. Rumus energi dalam
pada gas monoatomik dan gas diatomik memiliki persamaan yang berbeda. Bahkan pada
gas diatomik rumus atau persamaan energi dalam dibedakan berdasarkan tingkatan suhu
gas. Tingkatan suhu dibedakan menjadi suhu rendah, yaitu pada suhu kisaran 300 Kelvin,
suhu sedang pada kisaran 500 Kelvin, dan suhu tinggi pada kisaran 1000 Kelvin.
Rumus energi dalam untuk gas monoatomik seperti Helium, Neon, Argon, dan
sebagainya:
Dimana :
U = energi dalam
k = Konstanta Boltzmann
R = tetapan gas
T = suhu gas
Sedangkan rumus energi dalam untuk gas diatomik seperti Oksigen (O2), Nitrogen