Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Fluida berupa gas dan cairan. Dalam kehidupan kita selalu berhubungan dengan

fluida. Gejala-gejala alam yang sering terjadi di sekitar kita biasanya disebabkan oleh

pengaruh fluida. Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang memelajari perilaku fluida baik

dalam keadaan diam (static) maupun bergerak (dynamic) serta akibat interaksi dengan

media batasnya (zat padat atau fluida dengan yang lain ). Seperti kebanyakan disipilin ilmu

lainnya, mekanika fluida mempunyai sejarah panjang dalam pencapaian hasil-hasil pokok

hingga menuju ke era modern seperti sekarang ini. Mekanika fluida berkembang sejalan

dengan perjalanan perkembangan peradaban manusia. Banyak aspek kehidupan manusia

yang terkait dengan mekanika fluida, seperti transportasi, industri, aerodinamik bangunan,

mesinmesin fluida, dan kesehatan. Pada makalah ini akan dibahas tentang penerapan

Mekanika Fluida dalam kehidupan sehari – hari.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu

a) Apa pengertian dari Fluida

b) Pengertian Mekanika Fluida

c) Bagaimana Sejarah Mekanika Fluida

d) Penerapan Mekanika Fluida


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fluida

Fluida adalah zat alir adalah zat dalam keadaan bisa mengalir dan memberikan

sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Ada dua macam fluida

yaitu cairan dan gas. Salah satu ciri fluida adalah kenyataan bahwa jarak antara dua

molekulnya tidak tetap, bergantung pada waktu. Ini disebabkan oleh lemahnya ikatan

antara molekul yang disebut kohesi. Gaya kohesi adalah gaya tarik antar partikel

sejenis. Dalam kasus ini gaya kohesi antara molekul gas sangat kecil jika dibandingkan

gaya kohesi antar molekul zat cair. Ini mnyebabkan molekul-molekul gas menjadi

relatif bebas sehingga gas selalu memenuhi ruang. Sebaliknya molekul-molekul zat

cair terikat satu sama lainnya sehingga membentuk suatu kesatuan yang jelas meskipun

bentuknya sebagian ditentukan oleh wadahnya. Akibat yang lainnya adalah sifat

kemampuannya untuk dimampatkan.Gas bersifat mudah dimampatkan sedangkan zat

cair sulit. Gas jika dimampatkan dengan tekanan yang cukup besar akan berubah

manjadi zat cair. Mekanika gas dan zat cair yang bergerak mempunyai perbedaan

dalam beberapa hal, tetapi dalam keadaan diam keduanya mempunyai perilaku yang

sama dan ini dipelajari dalam statika fluida

1. Pengertian Mekanika Fluida

Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinum yang mempelajari

fluida (yang dapat berupa cairan dan gas). Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida
statik dan fluida dinamik. Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam

sementara fluida dinamis mempelajari fluida yang bergerak. → Fluida Newtonian vs.

non-Newtonian Sebuah Fluida Newtonian (dinamakan dari Isaac Newton)

didefinisikan sebagai fluida yang tegangan gesernya berbanding lurus secara linier

dengan gradien kecepatan pada arah tegak lurus dengan bidang geser. Definisi ini

memiliki arti bahwa fluida newtonian akan mengalir terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya

yang bekerja pada fluida. Sebagai contoh, air adalah fluida Newtonian karena air

memiliki properti fluida sekalipun pada keadaan diaduk. Sebaliknya, bila fluida non-

Newtonian diaduk, akan tersisa suatu "lubang". Lubang ini akan terisi seiring dengan

berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat teramati pada material-material seperti

puding. Peristiwa lain yang terjadi saat fluida non-Newtonian diaduk adalah penurunan

viskositas yang menyebabkan fluida tampak "lebih tipis" (dapat dilihat pada cat). Ada

banyak tipe fluida non-Newtonian yang kesemuanya memiliki properti tertentu yang

berubah pada keadaan tertentu. → Persamaan pada fluida Newtonian Konstanta yang

menghubungkan tegangan geser dan gradien kecepatan secara linier dikenal dengan

istilah viskositas. Persamaan yang menggambarkan perlakuan fluida Newtonian

adalah:

di mana

τ = tegangan geser yang dihasilkan oleh fluida

μ = adalah viskositas fluida-sebuah konstanta proporsionalitas adalah

gradien kecepatan yang tegak lurus dengan arah geseran Viskositas pada fluida

Newtonian secara definisi hanya bergantung pada temperatur dan tekanan dan tidak
bergantung pada gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Jika fluida bersifat inkompresibel

dan viskositas bernilai tetap di seluruh bagian fluida.

2. Jenis - jenis Fluida

Fluida terbagi atas dua jenis, yakni fluida Statis (hidrostatika) dan fluida Dinamis

(hidrodinamika).

a. Fluida Statis

Fluida statis bermakna fluida atau zat alir yang tidak bergerak. Hal-hal yang dibahas

dalam Fluida statis ini yaitu mengenai massa jenis, tekanan zat cair, hukum Pascal,

tekanan hidrostatis, bejana berhubungan, hukum Archimedes, gaya apung, tegangan

permukaan, kapilaritas. Eksperimen yang dilakukan bisa menghubungkan zat cair

antar pipa yang berbeda luas dan penampang, menentukan massa jenis benda,

mengukur massa gas dalam ruang atau tabung, bahkan bisa digunakan menentukan

tekanan udara yang semakin meningkat ke atmosfer. Satuan yang digunakan adalah

satuan tekanan (pascal, N/m2 , atmosfer, psi), satuan volume (liter, dm>sup>3,m3 ,

mililiter), satuan gaya (newton, dyne).

 Sifat- Sifat Fluida

Sifat fisis fluida dapijoat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida

berada dalam keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya,

massa jenis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas.

1. Massa Jenis

Setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda serta merupakan sifat

alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda
homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis

adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.

Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap

volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi

dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi

(misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa

sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis

adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3) Massa jenis berfungsi untuk

menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat

berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.

Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.

dengan: m = massa (kg atau g),

V = volume (m3 atau cm3), dan

ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).

2. Tegangan permukaan

Kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga

permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.

3. Kapilaritas

Gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler.

Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus.

Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus cekung,

sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut meniskus


cembung. Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi

adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini

menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena

molekulnya saling tolak menolak. sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar

molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan

yang lain dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau

merekat.

4. Viskositas

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik

dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk

fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu,

air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal",

memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas

suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas

menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat

dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Seluruh fluida (kecuali

superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental,

tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide

ideal.
5. Tekanan Hidrostatis

Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan bidang

dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan

dituliskan sebagai berikut.

P = F/ A

dengan: F = gaya (N),

A = luas permukaan (m2), dan

p = tekanan (N/m2 = Pascal).

Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan

gravitasi Bumi, ditulis

P = massa x gravitasi bumi / A

Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai

p = ρVg / A

Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan

bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan

di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi :

P = ρ(Ah) g / A = ρ h g

Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan

sebagai berikut.
ph = ρ gh

dengan:

ph = tekanan hidrostatis (N/m2),

ρ = massa jenis fluida (kg/m3),

g = percepatan gravitasi (m/s2), dan

h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).

Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin

berkurang. Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau

danau, tekanan hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal

tersebut disebabkan oleh gaya berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda

telah mengetahui bahwa lapisan udara akan semakin tipis seiring bertambahnya

ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan berkurang jika

ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin besar seiring

dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan

bertambah jika kedalaman bertambah.

b. Fluida Dinamis

Fluida dinamis adalah fluida yang bergerak atau dalam hal ini fluida yang

mengalir. Aliran fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni

aliran lurus alias laminar dan aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita sebut sebagai

aliran mulus, karena setiap partikel fluida yang mengalir tidak saling berpotongan.

Salah satu contoh aliran laminar adalah naiknya asap dari ujung rokok yang
terbakar. Mula-mula asap naik secara teratur (mulus), beberapa saat kemudian asap

sudah tidak bergerak secara teratur lagi tetapi berubah menjadi aliran turbulen.

Aliran turbulen ditandai dengan adanya linkaran-lingkaran kecil dan menyerupai

pusaran dan kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh lain dari aliran turbulen adalah

pusaran air.

1.1 Besaran-besaran dalam fluida dinamis

Debit aliran (Q)

Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau

Dimana :

Q = debit aliran (m3/s)

A = luas penampang (m2)

V = laju aliran fluida (m/s)

Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran

Dimana :

Q = debit aliran (m3/s)

V = volume (m3)

t = selang waktu (s)

1.2. Persamaan Kontinuitas


Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama

di sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:


Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :

A1V1= A2V2

1.3. Hukum Bernoulli

Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan

energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan

(p), energi kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume

memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan

dalam persamaan menjadi :

Dimana :

p = tekanan air (Pa)

v = kecepatan air (m/s)

g = percepatan gravitasi

h = ketinggian air

1.4. Penerapan dalam teknologi

Pesawat Terbang

Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang

karena memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara tepat di bawah

sayap, karena laju aliran di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di atas

pesawat lebih kecil daripada tekanan pesawat di bawah. Akibatnya terjadi gaya angkat
pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas dan di bawah di kali dengan luas efektif

pesawat.

Keterangan:

ρ = massa jenis udara (kg/m3)

va = kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)

vb = kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)

F = Gaya angkat pesawat (N)

Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk

Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada ujung

atas selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di

bawah. Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama

kelamaan akan menyembur keluar.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

a) Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan gas. Sifat

kemudahan mengalir dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan tempatnya berada

merupakan aspek yang membedakan fluida dengan zat benda tegar.

b) Dalam kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan aplikasi Hukum Bernoulli yang sudah banyak

diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan manusia masa kini seperti

untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan pesawat terbang, penyemprot parfum,

penyemprot racun serangga dan lain sebagainya.

3.2 Saran

Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan

mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana

fluida statis dan dinamis

Anda mungkin juga menyukai