Anda di halaman 1dari 5

CAIRAN

1. Panas Penguapan dan Gaya Antarmolekuler


Diketahui bahwa panas penguapan tergantung pada temperatur dan mengalami
penurunan apabila temperatur naik. Harganya menuju nol apabila mendekati
temperatur kritis. Temperatur kritis adalah temperatur dimana sifat cairan dan
kesetimbangan uap bercampur satu sama lain. Maka:

≠0 berarti kapasitas panas uap dan cairan tidak sama.

Dasar teori untuk panas penguapan memberikan semacam interaksi antara molekul-
molekul yaitu tolak-menolak atau tarik-menarik.Energi potensial tolak menolak secara
umum diberikan oleh persamaan “(Utolak=be-ar)”(Rumus 7.2), Dimana a dan b adalah
konstanta empiris atau dengan “(Utolak=B/r9)” (Rumus 7.3). Angka 9 dan B adalah
konstanta tolak menolak. Gaya tarik-menarik ada empat kategori yaitu:

 Interaksi Dipol-Dipol
Rumus:

(Rumus 7.4) dimana dan adalah momen dipol

molekul, r adalah jarak antarmolekul yang lebih besar bila dibendingkan terhadap
jarak antara kedua kutub, dan adalah konstanta Boltzman.
 Tarik-Menarik Momen Dipol-Momen Dipol Induksi.
Untuk memperoleh suatu orientasi dimana tarik-menarik kedua molekul terjadi.

(Rumus 7.5):

Dimana adalah momen dipol, adalah kemampuan polarisasi.


 Tarik-Menarik Dipol Induksi-Dipol Induksi.
Pertama kali dikemukan oleh London dan juga dikenal sebagai gaya london atau gaya
dispersi.Efek ini hanya dapat diperlakukan secara mekanika kuantum, dan terutama
tergantung pada gerakan terperinci dari elektron dalam molekul-molekul yang
berdekatan.

Dengan Rumus 7.6 : , Dimana perbandingan

konstanta C mempunyai harga yang sama untuk banyak molekul, yaitu -1,8×10 -11erg
atau -1,8×10-18J.
 Ikatan Hidrogen
Ikatan Hidrogen umumnya ada antara atom hidrogen asam yang mempunyai sebagian
kecil muatan positif (misalnya N-H, O-H,F-H)dan atom elektronegatif yang
mempunyai konsentrasi muatan negatif tinggi(misalnya atom elektronegatif dalam
amina, atom oksigen dalam alkohol, eter,air). Harga energi minimum dari ikatan
hidrogen antara sepasang molekul adalah 6 kkal mol-1 atau 400×10-22J/pasangan
molekul.

2. Viskositas
Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam 2 tipe yaitu:
 Laminar atau aliran kental yang secara umum menggambarkan laju aliran kecil
melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil.
 Aliran lainnya yaitu “Turbulen” yang menggambarkan laju aliran yang besar melalui
pipa dengan diameter yang lebih besar. Hal ini lebih dikelompokkan menurut bilangan
Reynoldnya yaitu:

Rumus 7.7 Dimana R adalah jari-jari pipa, d adalah kerapatan cairan,

adalah kecepatan rata-rata cairan sepanjang pipa dan � adalah koefisien viskositas.
Jika RN lebih besar dari 4.000 aliran turbulen dan jika lebih kecil dari 2.100 aliran
laminar.
Volume cairan yang lewat melalui suatu penampang melintang tertentu per detik

dengan (Rumus 7.8) Dimana adalah penurunan tekanan sepanjang �.

Kecepatan laminar dalam (Rumus 7.9) Dimana r adalah jarak dari

sumbu pipa.

 Latihan 7.3
Cari apakah aliran turbulen atau laminar dari data berikut: � = 1m, R = 2×10-3m,
= 2×102 ms-1, d= 1,2 kg dm-3 dan �= 1,001×10-3Pl.
Dengan menggunakan persamaan (7.7)

Aliran ini adalah Aliran turbulen

3. Pengukuran Viskositas
Terdiri dua metode:
Viskositas Oswald: Waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah tertentu cairan
dicatat, dan dihitung denga hubungan:
Metode Bola Jatuh: menyangkut gaya gravitasi seimbang dengan gerakan aliran pekat,
dan hubungannya adalah:

Keterangan:
b = bola jatuh
g = konstanta gravitasi
jika digunakan metode perbandingan , didapat:

Apabila digunakan metode perbandingan:

4. Pengaruh Temperatur
Koefisien viskositas bisa berubah-ubah dengan berubahnya temperatur, dan
hubunganya:
Log η = A + B/T
Dimana:
A dan B = konstnta yang tergantung pada cairan. Dengan persamaan sebagai berikut:

η = A’ eksp (-

Dimana:
A’ = kontanta yang tidak tentu
Dengan perbandingan melalui persamaan:

Untuk kebanyakan zat:


5. Tegangan Permukaan
Satuan untuk tegangan permukaan (γ) adalah N/m. Metode yang paling umum untuk
mengukur tegangan permukaam aalah kenaikan atau penurunan cairan dalam pipa kapiler,
yaitu:
γ = drgl/2
Dimana;
d = kerapatan cairan
r = jari-jari kapiler
l = panjang cairan ditekan atau naik
g = konstanta gravitasi
Metode perbandingan, tegangan permukaan cairan yang tidak diketahui dapat dihitung
dari persamaan:

cairan pembanding sudah diketahui.

6. Tegangan Permukaan dan Tekanan Uap Tetesan Kecil


Tegangan Permukaan (γ) dan tekanan uap tetes cairan yang sangat kecil dihubungkan
dengan persamaan:

Dimana: po : tekanan uap normal cairan


P : tekanan uap normal dari tetesan kecil.

7. Sudut Kontak
Sudut kontak (θ) didefinisikan sebagai sudut yang dibuat oleh permukaan tetesan
dengan permukaan padatan. Dihitung dengan persamaan:

Dimana:

dan : tegangan padatan cairan padat-cair.


: tegangan permukaan padat dan tegangan permukaan cair.

Jika sudut θ < 90oC : cairan membasahi permukaan padatan dan hal ini terjadi jika

>

Anda mungkin juga menyukai