KESETIMBANGAN KELARUTAN
Disusun Oleh :
Dina Rahmita 190101090302
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, Ar-
Rabb semesta alam yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan penyusunan perangkat pembelajaran berbentuk Modul untuk materi
Kesetimbangan Kelarutan ini.
1. Orang tua yang selalu memberi dukungan dalam pengerjaan sumber belajar ini
2. Ratna Kartika Irawati, S.Pd, M.Pd yang merupakan dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Sumber dan Media Pembelajaran dalam Tadris Kimia Uin Antasari
Banjarmasin
3. Teman-teman prodi Tadris Kimia Uin Antasari Banjarmasin angkatan 2019
Akhir kata, penyusun menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki dan
masih banyak kekurangan dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini. Oleh karena itu,
sangat diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar perangkat pembelajaran
ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
LATIHAN/TUGAS ......................................................................................................... 28
RINGKASAN .................................................................................................................. 38
Reaksi Reaksi
kesetimbangan Pengendapan
kelarutan dalam
larutan garam atau
basa sukar larut
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkn ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan prilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli ( gotong
royong, kerjasama, toleran, damai ), santun responsif dan pro-aktif sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif berdasarkan rasaingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,budaya,dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan,dan peradaban
terkait penyebabfenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural padabidang kajianyang spesifik sesuai denganbakat dan
minatnyauntuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah,menalar,menyaji,dan menciptadalamranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinyadi sekolah
secara mandiri sertabertindak secara efektifdan kreatif,danmampu
menggunakan metodasesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menyadari adanya keteraturan dari Kesetimbangan Kelarutan sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai
hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
4.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,
terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis,
kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan
percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
5.1 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
kesetimbangan kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp)
5.2 Merancang dan melakukan percobaan mengenai kesetimbangan kelarutan
dalam larutan garam atau basa sukar larut
C. Indikator Pembelajaran
4.1.1 Menganalisis proses pelarutan
4.1.2 Perhitungan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (ksp)
Pendahuluan Mengkaji
materi modul
Melakukan aktifitas
pembelajaran(diskusi/
eksperimen)
Latihan soal
Presentasi dan
konfirmasi
Review
Deskripsi Kegiatan :
1) Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada siswa
untuk mempelajari latar belakang, tujuan penyusunan, kompetensi atau
indikator yang akan dicapai, ruang lingkup, dan langkah- langkah
penggunaan modul.
5) Latihan
Pada kegiatan ini siswa diberi latihan berupa soal
6) Review
Pada kegiatan ini siswa dan fasilitator mereview materi bersama.
Tujuan Pembelajaran
1. Kesetimbangan Kelarutan
Kesetimbangan yang melibatkan asam lemah atau basa lemah dalam
larutan berair adalah kesetimbangan homogen. Kesetimbangan kelarutan
merupakan contoh kesetimbangan homogen.
Dari berbagai macam garam, ada yang sangat mudah larut didalam air,
sedikit larut atau sukar larut didalam air. NaCl adalah salah satu garam yang mudah
larut didalam air. Misalkan dalam segelas air kita masukkan satu sendok the garam,
kemudian diaduk. Apa yang akan terjadi? Ya, NaCl itu akan larut sempurna.
Sumber: avkimia.com
Misalkan kita tambahkan lagi 5 sendok makan NaCl kedalam segelas air
tersebut. Kira-kira apa yang akan terjadi? Garamnya tentu tidak adan larut lagi
semuanya. Ditandai dengan adanya endpan didasar gelas. Kenapa hal demikian
terjadi?
Jawabannya:
Karena pada keadaan awal, satu sendok teh garam yang kita masukkan ke
dalam air, masih bisa dilarutkan oleh jumlah pelarut yang tersedia. Jika tambahkan
terus garam NaCl ke dalam air,maka jumlah pelarut yang bisa melarutkan garam
NaCl akan terus berkurang. Sampai pada akhirnya, sudah tidak ada lagi molekul
pelarut yang bisa melarutkan garam NaCl. Akibatnya NaCl yang kita masukkan
akan mengendap didasar gelas. Keadaan dimana larutan tidak bisa lagi melarutkan
pelarutnya disebut larutan jenuh..
Dapat disimpulkan bahwa segelas air punya batas kemampuan untuk melarutkan
sejumlah pelarut. Nah, inilah yang disebut dengan istilah kelarutan (solubility)
yang dilambangkan dengan s.
Kelarutan yaitu jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah
pelarut. Secara matematika dapat ditulis :
S = (Jumlah Maksimum Zat)/(Sejumlah Pelarut)
Contoh soal :
Kelarutan PbCrO4 dalam air adalah 1,34 mol/L. Berapa gram PbCrO4 dapat larut
dalam 200 mL air? (Ar O = 16, Cr = 52 dan Pb = 206)
Pembahasan :
Yang perlu kita cari adalah berapa mol PbCrO4 yang dapat larut dalam 200 mL(0,2
L) air. V Mol
IL 1,34 mol
0,2 L X (ini adalah perbandingan senilai, sehingga kali silang saja angkanya)
Jadi, mol PbCrO4 yang dapat larut dalam 0,2 L air adalah 0,264 mol
= 85 gram
Jadi konsep kelarutan hanya terjadi pada garam garam yang sukar larut atau
garam mudah larut yang sudah membentuk larutan jenuh.
1) Garam dari ion Na+,K+ dan NH4+, contohnya NaCl, KOH, dll
2) Garam-garam dari ion nitrat (NO3-), contohnya NaNO3, KNO3, dll
3) Pada umumnya garam garam dari ion Cl-, Br- dan I- larut didalam air,kecuali
jika ion ini berikatan dengan ion Pb2+, Hg22+ Ag + dan Cu2+
2. Proses Pelarutan
Menurut Achmad (1996), kelarutan suatu zat adalah jumlah zat yang
melarut dalam satu liter larutan jenuh pada suhu tertentu, jumlah zat dapat
dinyatakan dalam mol atau gram. Kelarutan suatu zat biasanya juga dinyatakan
sebagai massa dalam gram yang dapat melarut dalam 100 gram pelarut membentuk
larutan jenuh pada suhu tertentu. Kelarutan molar suatu zat adalah jumlah mol zat
yang melarut dalam satu liter larutan jenuh pada suhu tertentu. Hasil kali kelarutan
suatu garam adalah hasil kali konsentrasi semua ion dalam larutan jenuh pada suhu
tertentu dan masing-masing ion diberi pangkat dengan koefisien dalam rumus
tersebut.
10 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
Pada pembuatan garam dapur, g a r a m d a p u r y a n g d i b u a t d a r i a i r
l a u t m e n g g u n a k a n p r i n s i p p e n g u a p a n u n t u k mendapatkan kristal
NaCl. Akan tetapi, ternyata dalam air laut terkandung puluhan senyawa lain,
seperti MgCl2 dan CaCl2. Untuk memurnikan garam dapur maka dilakukan
pemisahan zat-zat pengganggu tersebut berdasarkan prinsip pengendapan.
Adapun reaksi yang biasanya dilakukan adalah
(2) lebih pekat dari larutan (1), maka dengan menaikkan suhu, kelarutan akan
ke arah kanan:
Secara umum tekanan hanya mempunyai pengaruh yang kecil pada larutan
zat cair atau zat padat pada pelarut cair. Tetapi kelarutan gas selalu bertambah
karbonat, dibotolkan pada tekanan yang tinggi untuk memastikan kandungan CO2
yang besar dan sewaktu botol dibuka, minuman akan kehilangan karbonatnya
(Brady, 1999).
Kata "pelarut" seperti yang kita tahu adalah ambigu. Misalkan kita
padat murni. Dalam kondisi ini larutan jenuh berhubungan dengan zat terlarut.
Menurut hukum kelarutan ideal, kelarutan suatu zat adalah sama dalam semua
11 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
pelarut dengan membentuk larutan ideal. Kelarutan suatu zat dalam larutan yang
kelarutan. Hal ini dikarenakan dengan adanya penambahan suhu maka diikuti juga
aktif. Ketika partikel-partikel endapan mulai lebih aktif maka akan menyebabkan
semakin banyak tumbukan. Akibat tumbukan yang semakin banyak maka akan
Dengan mengetahui nilai Ksp suatu senyawa juga suhu pada saat endapan
larut seluruhnya maka dapat ditentukan nilai panas kelarutannya (ΔH) . seperti
pada percobaan pelarutan PbCl2 yang diperoleh ∆H bernilai positif. Hal ini berarti
bahwa reaksi yang terjadi bersifat endotermik artinya sistem menyerap kalor dari
lingkungan. Adapun reaksi yang terjadi ialah reaksi endoterm, yaitu reaksi kimia
yang diiringi dengan adanya penyerapan kalor dari lingkungan ke sistem, sehingga
y
M A (s) xM (aq) yA x (aq)
x y
12 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
y x x y
Ksp [M ] [A ]
Contoh soal:
Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 ml air. Nyatakan
kelarutan Ag2CrO4 tersebut dalam mol L-1 . (Ar O = 16; Cr = 52; Ag = 108)
Pembahasan:
Kelarutan = Molaritas larutan jenuh ; s = n/V
Mol Ag2CrO4 = Massa Ag2CrO4/Mr Ag2CrO4
= 4,35 x 10-3 gram /332 gram/mol
= 1,31 x 10-5 mol
Kelarutan (s) = mol / volume
= 1,31 x 10-5 mol /0,1 L
= 1,31 x 10-4 mol L-1
13 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
4. Reaksi kesetimbangan kelarutan dalam larutan garam atau basa sukar larut
Pada umumnya zat elektrolit larut sempurna dalam air, tetapi beberapa
garam dan basa tertentu sukar larut dalam air. Zat elektrolit sukar larut mengalami
kesetimbangan dinamis antara ion-ion terlarut dan zat padat yang tak larut.
Kesetimbangan ini disebut kesetimbangan kelarutan.
Contoh:
Larutan jenuh garam CaF2 berada dalam keadaan terdisosiasi sebagai ion-ion
terhidrasi Ca2+(aq) dan F–(aq).
Berikut ini digambarkan representasi makroskopik dan submikroskopik larutan
CaF2 jenuh:
14 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
segelas air kemudian diaduk, kita akan melihat bahwa sebagian besar dari garam
itu tidak larut (mengendap di dasar gelas).
Larutan perak kromat mudah sekali jenuh, setelah mencapai keadaan jenuh,
proses melarut (terhidrasinya ion-ion garam oleh pelarut air) tidak terhenti dan
pada saat yang sama terjadi proses pengkristalan (dengan laju yang sama).
Dengan kata lain, dalam keadaan jenuh terdapat kesetimbangan antara zat padat
tak larut dengan larutannya (ion-ion yang larut).Kesetimbangan dalam larutan
jenuh perak kromat adalah sebagai berikut:
Quotion Reaksi (Qc) = Hasil kali ion-ion zat terlarut. Quotion reaksi (Qc)
merupakan hasil kali konsentrasi molar awal dari ion-ion dalam larutan dengan
asumsi zat terionisasi sempurna. Harga Qc dapat digunakan untuk menentukan ke
mana arah reaksi harus berlangsung agar mencapai kesetimbangan, yaitu :
Qc < Ksp, larutan belum jenuh, karena semua zat padat elektrolit
terlarut. Kesetimbangan tercapai bila konsentrasi ion-ion dinaikkan, hingga Qc =
Ksp
15 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
5. Pengaruh pH terhadap kelarutan
Istilah kelarutan (solubility) digunakan untuk menyatakan jumlah
maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Kelarutan
(khususnya untuk zat yang sukar larut) dinyatakan dalam mol L-1. Jadi, kelarutan
sama dengan kemolaran dari larutan jenuhnya. Tetapan kesetimbangan dari
kesetimbangan antara garam atau basa yang sedikit larut disebut tetapan hasil kali
kelarutan (solubility product constant) dan dinyatakan dengan lambing Ksp.
Jika garam CaF2 dan garam AgCl dilarutkan dalam air, maka garam akan
melarut dan membentuk ion-ionnya.
Anion F- yang terbentuk dari garam CaF2 merupakan basa konjugasi dari
asam lemah HF, sehingga akan terhidrolisis dalam air melepas ion OH-.
Kesetimbangan yang terjadi:
Karena terdapat OH- dalam larutan, anion Cl- merupakan basa konjugasi
dari asam kuat HCl maka di dalam air tidak akan terhidrolisis
16 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
b) pH dan Kelarutan Garam
Perubahan pH hanya akan berpengaruh apabila garam sukar larut berasal
dari asam lemah atau garam yang terhidrolisis sebagian dari asam lemah dan basa
kuat. Barium karbonat (BaCO3) merupakan salah satu endapan yang sukar larut
dalam air, maka keseimbangan berikut ini akan terjadi dalam larutan:
2
1) Anion CO3 adalah anion dari asam lemah yang dapat terhidrolisis
Jika pH ↑, artinya [OH-] ↑
2
Kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri dan [ CO3 ] ↑
2
CO32-(aq)+ H2O(l) ⇄ H CO3 (aq) + OH-(aq)
2
Jika pH ↓, maka [ CO3 ] ↓ sehingga
Kesetimbangan bergeser ke kanan, kelarutan ↑
2) Kalsium karbonat (CaCO3) sukar larut dalam air, tetapi larut dalam larutan HCl,
karena Dalam larutan jenuh CaCO3 terdapat kesetimbangan sebagai berikut.
2
CaCO3 (s) ↔ Ca2+ (aq) + CO3 (aq)
)
2
Dalam larutan asam, ion CO3 akan diikat oleh ion H+ membentuk HCO3-
atau H2CO3. H2CO3 selanjutnya akan terurai membentuk CO2 dan H2O. Hal ini
akan menggeser kesetimbangan di atas ke kanan atau dengan kata lain’
menyebabkan CaCO3 melarut.
17 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
Dimana, bunyi asas Le Chatelier adalah “Jika terhadap suatu sistem
kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), sistem kesetimbangan tersebut
akan mengalami perubahan (pergeseran) yang cenderung untuk mengurangi
pengaruh aksi tersebut.”
Contoh pada larutan jenuh AgCl. Pada saat AgCl dilarutkan dalam air,
maka akan terbentuk reaksi kesetimbangan, yaitu:
18 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
tetesan, sedangkan stalaktit adalah batuan mirip es yang menggantung di
atap gua.
Pembentukan pilar stalaktit dan stalagmit terjadi ketika air
mengandung kalsium karbonat menguap secara berulang-ulang. Dengan
kata lain, jumlah CaCO3 berkurang. Menurut prinsip Le Chatelier, jika
konsentrasi zat berkurang, reaksi akan bergeser ke arah zat yang berkurang
tersebut. Jadi, reaksi akan bergeser ke kiri (pembentukan CaCO3). Hal itu
dapat di amati dari jatuhnya larutan Ca2+ dan HCO3- yang berada di atap
gua. Penguapan dalam gua terjadi dalam waktu yang sangat lambat.
Penyebabnya, karena tidak ada radiasi matahari untuk menarik molekul
air, kecilnya pergerakan udara bahkan hampir tidak ada, dan hampir semua
udara yang jenuh dengan uap air. Pertambahan panjang stalaktit hanya 0.2
mm pertahun. Lambatnya laju pengendapan ini juga di pengaruhi oleh
gerakan udara dan campuran di dalam batu kapur.
CaCO3 Ca 2 CO32
CaCl 2 Ca 2 2Cl
c) Pemisahan Logam dengan Sulfida
Pemisahan Logam dengan Ion Sulfida dilakukan dengan
mencampurkan Ion Sulfida (H2S) ke dalam logam yang telah digali.
Sumber : valenciap.com
19 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
Contoh soal:
Pada suhu tertentu, kelarutan AgIO3 adalah 2 × 10–6 mol/L, tentukan harga
tetapan hasil kali kelarutannya!
Pembahasan:
Ksp Ag2CrO4 = 4 s3 = 4(10–4)3 = 4 × 10–12
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [ CrO 24 ]
4 × 10–12 = [Ag+]2 × 10–2
[Ag+] = 2 × 10–5 M
Ag2CrO4 ⟶ 2Ag+ + CrO 24
1
Kelarutan Ag2CrO4 = × 2 × 10–5 = 10–5 M
2
Jadi, kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan K2CrO4 adalah 10–5 M.
7. Terbentuknya endapan
Reaksi pengendapan (presipitasi) adalah reaksi pembentukan padatan
dalam larutan atau di dalam padatan lain selama reaksi kimia. Pengendapan yang
dapat terjadi karena adanya difusi dalam padatan. Ketika reaksi terjadi dalam
larutan cair, padatan terbentuk disebut sebagai endapan. Bahan kimia yang
menyebabkan adanya padatan disebut pengendap. Tanpa kekuatan energi gravitasi
yang cukup untuk membawa partikel-partikel padat ke bawah bersama-sama, maka
endapan akan tetap sebagai suspense. Setelah terjadi sedimentasi, endapan dapat
disebut sebagai pellet. Cairan yang sudah tidak mempunyai endapan supernatant.
Sumber : wikiwand.com
20 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
Pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi senyawa melebihi kelarutan.
Pengendapan dapat terjadi dengan cepat dari larutan jenuh. Pengendapan erat
kaitannya dengan hasil kali kelarutan (Ksp). Dalam padatan, pengendapan
terjadi jika konsentrasi salah satu padatan berada di atas batas kelarutan.
2) Persamaan Ionik
Persamaan ionik adalah persamaan yang menunjukkan spesi-spesi
yang terlarut dalam bentuk ion-ion bebas. Untuk ion-ion yang tidak terlibat
dalam reaksi disebut ion pendamping. Karena ion pendamping muncul
pada kedua ruas persamaan dan tidak berubah selama reaksi kimia sehingga
dapat diabaikan. Contoh:
21 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
Sehingga hanya ion-ion yang menyebabkan terbentuknya endapan
saja yang di tulis. Suatu persamaan reaksi yang memiliki persamaan ionik
total hanya yang dapat menghasilkan endapan saja, untuk reaksi yang tidak
menghasilkan endapan tidak memiliki persamaan ionik total.
b. Zat Pengendap
Zat pengendap atau precipitating agent adalah zat tertentu yang ditambahkan
ke dalam reaksi sehingga bisa menghasilkan endapan. Berikut adalah senyawa
yang dapat diendapkan oleh zat-zat pengendap tertentu:
1) Senyawa Hidroksida dan Garam
Senyawa – senyawa hidroksida dan garam bisa diendapkan dengan
cara menaikkan pH larutan secara perlahan – lahan. Biasanya larutan
amonia (NH3) dengan perbandingan 1 : 1 sering digunakan untuk tujuan
ini di banyak percobaan laboratorium.
2) Barium, Strontium, dan Kalsium
Ketiga unsur diatas adalah unsur golongan IIA. Sebagaimana yang
kita ketahui bahwa senyawa – senyawa sulfat yang dibentuk oleh unsur –
unsur ini adalah sukar larut dalam air dan akhirnya mengendap. Oleh
karena itu, metode terbaik yang digunakan untuk mengendapkan
ketiganya adalah dengan menggunakan zat pengendap yang bisa
menghasilkan ion sulfat (SO42-) seperti asam sulfatmik dan dimetil sulfat.
Asam sulfamik ketika dilarutkan ke dalam air bisa membebaskan ion
sulfat yang kemudian akan bereaksi dengan barium, stontium atau kalsium
membentuk endapan.
22 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
Senyawa Warna
Emas Oranye
Tembaga Biru
Nikel Hijau
23 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
Contoh soal:
1) Dalam suatu larutan terdapat CaCl2 dan BaCl2 masing masing 0,01 M. Larutan ini
ditetesi sedikit demi sedikit Na2SO4. Anggaplah volume larutan tidak berubah
dengan penambahan Na2SO4 0,01 M tersebut. Ion manakah yang akan diendapkan
terlebih dahulu? (Ksp CaSO4 = 9,1 x 10-6 dan Ksp BaSO4 = 1,1 x 10-10)
Pembahasan:
Reaksi yang terjadi adalah :
CaCl2 + Na2SO4 → CaSO4 + 2NaCl
BaCl2 + Na2SO4 → BaSO4 + 2NaCl
Garam yang diperkirakan akan mengendap adalah CaSO4 dan BaSO4 (Jika tidak tahu
menentukan garam mana yang akan mengendap maka lihat saja data Ksp -nya)
24 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
KEGIATAN INTI
https://youtu.be/d7wfSj-rhhk
Mari Mengamati!!!
25 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
Setelah anda mempelajari mengenai materi
Kesetimbangan Kelarutan dan penerapannya dalam
kehidupan pada modul ini,hal-hal apa saja yang
telah anda pahami dan yang masih belum anda
pahami?
26 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
HEI...
Petunjuk umum :
27 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
LATIHAN SOAL
KESETIMBANGAN KELARUTAN
1. Sebanyak 100 ml larutan MgCl2 0,4 M ditambahkan ke dalam 100 ml larutan Na2CO3
0,4 M. Besarnya massa zat yang mengendap jika diketahui Ksp MgCO3 = 3 × 10−8
dan Ar Mg = 24, C = 12, O =16 adalah …
2. Kelarutan BaSO4 (Ksp = 10-8) paling kecil bila dilarutkan dalam …
3. Dalam 100 cm3 air dapat larut 1,16 mg Mg(OH)2 (Mr = 58). Harga Ksp dari Mg(OH)2
adalah …
4. Sebanyak 200 ml larutan AgNO3 0,02 M masing-masing dimasukkan ke dalam 5
wadah yang berisi 5 jenis larutan yang mengandung ion S2−, PO34 , CrO24 , Br−, SO24
dengan volume dan molaritas yang sama, yaitu 10−3 M. Jika harga Ksp :
1) Ag2S = 2 × 10−49
2) Ag3PO4 = 1 × 10−20
3) Ag2CrO4 = 6 × 10−5
4) AgBr = 5 × 10−13
5) Ag2SO4 = 3 × 10−5
Maka garam yang akan larut adalah …
5. Diketahui :
Ksp Ag2CO3 = 8 × 10-12
Ksp AgCl = 2 × 10-10
Ksp Ag2S = 6 × 10-50
Ksp Ag3PO4 = 1 × 10-16
Urutan kelarutan garam-garam di atas dari terbesar ke terkecil adalah …
6. Bila Ksp Mg(OH)2 = 4 × 10-12, berapakah kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan yang pH-
nya = 11?
7. Hasil kali kelarutan Ca(OH)2 dalam air adalah 4 × 10-6. Tentukan kelarutan Ca(OH)2.
8. Dalam 100 cm3 air dapat larut 1,16 mg Mg(OH)2 (Mr = 58). Tentukan harga Ksp dari
Mg(OH)2.
10. Larutan jenuh M(OH)2 mempunyai pH = 10. Tentukanlah kelarutan basa tersebut
dalam larutann yang mempunyai pH = 13
28 | M O D U L K E S E T I M B A N G A N K E L A R U T A N
PEMBAHASAN SOAL
KESETIMBANGAN KELARUTAN
Mohon periksa kembali jika terdapat kesalahan dalam pengerjaan!
PILIHAN GANDA
1. Sebanyak 100 ml larutan MgCl2 0,4 M ditambahkan ke dalam 100 ml larutan Na2CO3 0,4 M.
Besarnya massa zat yang mengendap jika diketahui Ksp MgCO3 = 3 × 10−8 dan Ar Mg = 24,
C = 12, O =16 adalah…
Pembahasan :
Persamaan reaksinya adalah :
MgCl 2 + Na 2CO3 MgCO 3 + 2NaCl
Untuk mengetahui zat yang mengendap kita bandingkan perkalian konsentrasi ion dengan nilai
Ksp. (Sebenarnya dengan dicantumkannya nilai Ksp dari MgCO3 kita sudah tahu bahwa yang
mengendap adalah MgCO3, tapi agar pembahasannya lebih panjang, tidak ada salahnya,
sekedar memastikan).
Selanjutnya kita cari massa MgCO3 yang mengendap berdasarkan reaksi di atas.
mol MgCO3 = mol MgCl2
= 100 ml × 0,4 M
= 40 mol
= 40 × 84 mg
= 3360 mg
Jadi, massa MgCO3 (magnesium karbonat) yang mengendap pada reaksi di atas adalah 3,36
gram.
s = √10−8 = 10−4
BaCl2 0,1 M
10−8
s = −1 = 10−7
10
H2SO4 0,2 M
10−8
s= = 5 × 10−8
2 × 10−1
Na2SO4 0,3 M
10−8
𝑠= = 3,3 × 10−8
3 × 10−1
Al2(SO4)3 0,2 M
10−8
𝑠= = 1,7 × 10−8
6 × 10−1
Kelarutan BaSO4 yang paling kecil bila dilarutkan dalam Al2(SO4)3 0,2 M.
3. Dalam 100 cm3 air dapat larut 1,16 mg Mg(OH)2 (Mr = 58). Harga Ksp dari Mg(OH)2 adalah
…
Pembahasan :
Diketahui :
Volume air = 100 cm3 = 0,1 L
Massa = 1,16 mg = 1,16 × 10−3 gram
massa
mol Mg(OH) 2
Mr
1,16 ×10 -3
mol Mg(OH) 2 = = 0,02 ×10 -3 mol
58
mol
s
volume
0,02 10 3
s 0,2 10 3 mol/L
0,1
s s 2s
4. Sebanyak 200 ml larutan AgNO3 0,02 M masing-masing dimasukkan ke dalam 5 wadah yang
berisi 5 jenis larutan yang mengandung ion S2−, PO34 , CrO24 , Br−, SO24 dengan volume dan
molaritas yang sama, yaitu 10−3 M. Jika harga Ksp :
1) Ag2S = 2 × 10−49
2) Ag3PO4 = 1 × 10−20
3) Ag2CrO4 = 6 × 10−5
4) AgBr = 5 × 10−13
5) Ag2SO4 = 3 × 10−5
Maka garam yang akan larut adalah …
Ag 2S 2Ag S 2
Ksp Ag 2S [Ag ]2 [S 2 ] (mengendap)
2 10 49 (2 10 2 ) 2 (10 3 )
Ag 3 PO 4 3Ag PO34
Ksp Ag 3 PO 4 [Ag ]3 [PO 34 ] (mengendap)
1 10 20 (2 10 2 ) 3 (10 3 )
AgBr Ag Br
Ksp AgBr [Ag ][Br ] (mengendap)
5 10 13 (2 10 2 )(10 3 )
Ag 2 SO 4 2Ag SO 24
Ksp Ag 2 SO 4 [Ag ] 2 [SO 24 ] (larut)
3 10 5 (2 10 2 ) 2 (10 3 )
adalah …
Pembahasan :
volume
[AgNO 3 ] M
volume total
100
[AgNO 3 ] 0,01
100 100
[AgNO 3 ] 5 10 3
2AgNO 3 H 2 SO 4 Ag 2 SO 4 2HNO 3
6. Bila Ksp Mg(OH)2 = 4 × 10-12, berapakah kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan yang pH-nya =
11?
Pembahasan :
pH larutan = 11
pOH = 14 – 11 = 3
[OH] = 10-3
s s 2s
4 × 10-12 = s (10-6)
s = 4 × 10-6
7. Hasil kali kelarutan Ca(OH)2 dalam air adalah 4 × 10-6. Tentukan kelarutan Ca(OH)2.
s s 2s
8. Dalam 100 cm3 air dapat larut 1,16 mg Mg(OH)2 (Mr = 58). Tentukan harga Ksp dari
Mg(OH)2.
Pembahasan :
Diketahui :
Mr = 58
Ksp = ?
massa
mol Mg(OH) 2
Mr
1,16 ×10 -3
mol Mg(OH) 2 = = 0,02 ×10 -3 mol
58
s s 2s
9. Diketahui tetapan hasil kali kelarutan Mg(OH) 2 2 10 12. Tentukan kelarutan Mg(OH)2
dalam akuades (air murni).
Pembahasan :
s s 2s
10. Larutan jenuh M(OH)2 mempunyai pH = 10. Tentukanlah kelarutan basa tersebut dalam
larutan yang mempunyai pH = 13.
Pembahasan :
Menentukan konsetrasi ion OH- dalam larutan jenuh M(OH)2 yang mempunyai pH = 10
Jika pH = 10, maka pOH = 14 – 10 = 4
maka :
[OH-] = 10-4
M(OH)2 jenuh akan larut didalam air membentuk dan misalkan kelarutannya dalam air adalah
x mol/L
https://www.academia.edu/35941740/MODUL_PEMBELAJARAN_KELARUTAN_DAN_
HASIL_KALI_KELARUTAN
Achmad, H.(1996). Penuntun Belajar Kimia Dasar: Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti,.
Brady, J.E., (1999).Kimia Universitas : Asas Dan Struktur. Jakarta: Binapura Aksara.
Darmayanti, Rahman N., Supriadi.(2012). Adsorpsi Timbal (Pb) Dan Zink (Zn) Dari
Larutannya Menggunakan Arang Hayati (Biocharcoal) Kulit Pisang Kepok
Berdasarkan Variasi Ph, Jurnal Akademika Kimia (Online), 1(4): 159-165.
Mc Murry, John & Fay, Robert.(2006).Chemistry. Fourt Edition. New York:Prentice Hall.
Rizka, N., Syarifuddin, H., & Suherman. (2014). Pengaruh Penerapan Strategi Relating,
Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering Terhadap Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematika Siswa Kelas X SMAN 2 Payakumbuh. Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 3 : 2, 44-48.