Anda di halaman 1dari 12

I.

Tujuan
Mengamati perubahan yang terjadi pada saat terjadinya suatu reaksi
kimia
II. Dasar Teori
Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Bereaksi artinya
berubah menjadi. Zat yang bereaksi disebut pereaksi (reaktan), sedang
hasil reaksi disebut produk. Reaksi kimia yaitu suatu proses dimana
zat-zat baru yaitu hasil reaksi (produk), terbentuk dari beberapa zat
aslinya (reaktan), yang disebut pereaksi. Biasanya, suatu reaksi kimia
disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna,
perubahan suhu, pembentukan endapan, atau timbulnya gas.
Dalam ilmu kimia, persamaan reaksi atau persamaan kimia adalah
penulisan simbolis dari sebuah reaksi kimia. Rumus kimia pereaksi
ditulis di sebelah kiri persamaan dan rumus kimia produk dituliskan di
sebelah kanan.[1]. Koefisien yang ditulis di sebelah kiri rumus kimia
sebuah zat adalah koefisien stoikiometri, yang menggambarkan jumlah
zat tersebut yang terlibat dalam reaksi relatif terhadap zat yang lain.
Persamaan reaksi yang pertama kali dibuat oleh ahli iatrokimia Jean
Beguin pada 1615. Dalam sebuah persamaan reaksi, pereaksi dan
produk dihubungkan melalui simbol yang berbeda-beda. Simbol →
digunakan untuk reaksi searah, ⇆ untuk reaksi dua arah, dan ⇌ untuk
reaksi kesetimbangan. Misalnya, persamaan reaksi pembakaran metana
(suatu gas pada gas alam) oleh oksigen dituliskan sebagai berikut
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O
Seringkali pada suatu persamaan reaksi, wujud zat yang bereaksi
dituliskan dalam singkatan di sebelah kanan rumus kimia zat tersebut.
Huruf s melambangkan padatan, l melambangkan cairan, g
melambangkan gas, dan aq melambangkan larutan dalam air.
Misalnya, reaksi padatan kalium (K) dengan air (2H2O) menghasilkan
larutan kalium hidroksida (KOH) dan gas hidrogen (H2), dituliskan
sebagai berikut
2K (s) + 2H2O (l) → 2KOH (aq) + H2 (g)

1
Selain itu, di paling kanan dari sebuah persamaan reaksi kadang-
kadang juga terdapat suatu besaran atau konstanta, misalnya perubahan
entalpi atau konstanta kesetimbangan. Misalnya proses Haber (reaksi
sintesis amonia) dengan perubahan entalpi (ΔH) dituliskan sebagai
berikut
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) ΔH = -92.4 kJ/mol.
Suatu persamaan disebut setara jika jumlah suatu unsur pada sebelah
kiri persamaan sama dengan jumlah unsur tersebut di sebelah kanan,
dan dalam reaksi ionik, jumlah total muatan harus setara juga.
Persamaan reaksi mempunyai sifat :
1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
2. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu
sama
3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol
(khusus yang berwujud gas perbandingan koefisien juga
menyatakan perbandingan volume asalkan suhu den tekanannya
sama)

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya reaksi yaitu:


1. Luas permukaan
Semakin luas bidang sentuh, semakin cepat reaksi berlangsung.
2. Konsentrasi
Konsentrasi mempengaruhi terjadinya reaksi, karena banyaknya
partikel memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka
peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan
perubahan.
3. Tekanan
Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan
memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat mempercapat
terjadinya reaksi.

4. Suhu

2
Reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat dengan mengubah
suhunya. Reaksi akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang
lebih tinggi. Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena
dengan naiknya suhu energi kinetik partikel zat-zat meningkat
sehingga memungkinkan semakn banyaknya tumbukan efektif
yang menghasilkan perubahan
5. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat terjadinya reaksi, tetapi
zat itu sendiri tidak mengalami perubahan yang kekal. Katalis
dibedakan atas katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis
homogen adalah katalis yang sefase dengan zat yang dikatalis.
Katalis heterogen adalah katalis yang tidak sefase dengan zat yang
dikatalis.
Reaksi dalam larutan
Banyak reaksi berlangsung dimana pereaksi larut dalam pelarut
menjadi larutan. Misalnya bubuk natriurn klorida, NaCI, dengan
kristal bubuk perak nitrat, AgNO3, tidak terlihat adanya sesuatu terjadi.
Tetapi jika kedua senyawa ini masing-masing kita larutkan terlebih
dahulu dalam air dan kemudian dicampur, suatu reaksi yang cepat akan
terjadi, seperti terlihat pada. Alasan terjadinya perbedaan dalam
keadaan yang padat dan keadaan cair tidak begitu sukar untuk
dipahanii. Jika kristal dicampur. hanya permukaan luarnya saja yang
dapat kontak, yang berarti hanya sebagian kecil pereaksi yang
mungkin dapat bereaksi. Jika s enyawa ini dilarutkan dalam
air, masing-masing partikel pereaksi daiam keadaan bebas dan
dapat dengan mudah bercampur dengan molekul air. Jika kedua
larutan dicampur, partikel kedua senyawa ini bercampur dan meye-
babkan terjadinya reaksi di antara kedua senyawa tersebut lebih cepat.
Persamaan reaksi yang terjadi pada reaksi tersebut adalah
NaCI (aq) + AgNO3(aq) AgCI (s) + NaNO3(aq)
dimana kita menggunakan kata (aq) untuk memperlihatkan NaCI,
AgNO3 dan NaNO3(aq) berada dalam keadaan larut dalam

3
pelarut air (aquous solution) dan (s) memperlihatkan AgCI dalam
keadaan padat (solid). Cairan yang berbentuk susu kental dari basil
reaksi campuran yang terlihat disebabkan oleh munculnya zat padat
putih AgCl. Zat padat yang terbentuk dalam larutan sebagai hail suatu
reaksi kimia seperti ini disebut endapan (presipitat).
Beragamnya reaksi-reaksi kimia dan pendekatan-pendekatan yang
dilakukan dalam mempelajarinya mengakibatkan banyaknya cara
untuk mengklasifikasikan reaksi-reaksi tersebut, yang sering kali
tumpang tindih. Di bawah ini adalah contoh-contoh klasifikasi reaksi
kimia yang biasanya digunakan.
1. Isomerisasi, yang mana senyawa kimia menjalani penataan ulang
struktur tanpa perubahan pada kompoasisi atomnya
2. Kombinasi langsung atau sintesis, yang mana dua atau lebih unsur
atau senyawa kimia bersatu membentuk produk kompleks:
N2 + 3 H2 → 2 NH3
3. Dekomposisi kimiawi atau analisis, yang mana suatu senyawa
diurai menjadi senyawa yang lebih kecil:
2H2O → 2 H2 + O2
4. Penggantian tunggal atau substitusi, dikarakterisasikan oleh suatu
unsur digantikan oleh unsur lain yang lebih reaktif:
2Na(s) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2(g)
5. Metatesis atau Reaksi penggantian ganda, yang mana dua senyawa
saling berganti ion atau ikatan untuk membentuk senyawa yang
berbeda:
NaCl(aq) + AgNO3(aq) → NaNO3(aq) + AgCl(s)
6. Reaksi asam basa, secara luas merupakan reaksi antara asam
dengan basa. Ia memiliki berbagai definisi tergantung pada konsep
asam basa yang digunakan. Beberapa definisi yang paling umum
adalah:
a. Definisi Arrhenius: asam berdisosiasi dalam air melepaskan
ion H3O+; basa berdisosiasi dalam air melepaskan ion OH-.

4
b. Definisi Brønsted-Lowry: Asam adalah pendonor proton (H+)
donors; basa adalah penerima (akseptor) proton. Melingkupi
definisi Arrhenius.
c. Definisi Lewis: Asam adalah akseptor pasangan elektron; basa
adalah pendonor pasangan elektron. Definisi ini melingkupi
definisi Brønsted-Lowry.
7. Reaksi redoks, yang mana terjadi perubahan pada bilangan
oksidasi atom senyawa yang bereaksi. Reaksi ini dapat
diinterpretasikan sebagai transfer elektron. Contoh reaksi redoks
adalah:
2S2O32−(aq) + I2(aq) → S4O62−(aq) + 2 I−(aq)
Yang mana I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion tiosulfat)
dioksidasi menjadi S4O62-.
8. Pembakaran, adalah sejenis reaksi redoks yang mana bahan-bahan
yang dapat terbakar bergabung dengan unsur-unsur oksidator,
biasanya oksigen, untuk menghasilkan panas dan membentuk
produk yang teroksidasi. Istilah pembakaran biasanya digunakan
untuk merujuk hanya pada oksidasi skala besar pada keseluruhan
molekul.
Oksidasi terkontrol hanya pada satu gugus fungsi tunggal tidak
termasuk dalam proses pembakaran.
C10H8+ 12 O2 → 10 CO2 + 4 H2O
9. Disproporsionasi, dengan satu reaktan membentuk dua jenis
produk yang berbeda hanya pada keadaan oksidasinya.
2Sn2+ → Sn + Sn4+
10. Reaksi organik, melingkupi berbagai jenis reaksi yang melibatkan
senyawa-senyawa yang memiliki karbon sebagai unsur utamanya.

Dalam penulisan persamaan reaksi biasanya diperlukan tiga langkah,


walaupun langkah pertama sering tidak ditulis.

5
a. Nama-nama pereaksi dan hasil reaksi ditulis, hasilnya disebut
sebuah persamaan reaksi zat hasil.
Contoh :
Nitrogen oksida + oksigen → nitrogen dioksida
b. Sebagai pengganti nama-nama zat diperlukan rumus-rumus kimia,
hasilnya disebut persamaan kerangka.
Contoh : NO + O2 → NO2
c. Persamaan kerangka kemudian disetimbangkan yang
menghasilkan persamaan kimia.
Contoh : 2NO + O2 → 2 NO2
Dalam persamaan diatas, terdapat tiga atom O disebelah kiri dan
dua atom O disebelah kanan. Keadaan ini diperbaiki dengan
menyediakan 2 molekul NO disebelah kiri dan 2 molekul NO2
disebelah kanan. Dapat dikatakan “Jumlah atom daru tiap jenis zat
tidak berubah dalam reaksi kimia; atom tidak dapat dibentuk atau
dihancurkan di dalam suatu reaksi”. Dalam melakukan
penyeimbangan, hanya koefisien yang dapat berubah, tidak pernah
berubah rumus kimianya. Jadi salah bila menulis NO + O2 → NO3
didalam menyeimbangkan persamaan diatas. Nitrogen dioksida
hanya mempunyai rumus NO2. Angka-angka koefisien reaksi
digunakan dalam persamaan reaksi untuk menunjukkan
keseimbangan jumlah unsur-unsur bahan sebelum reaksi dan
sesudah reaksi terjadi.
Contoh : Mg + ½ O2 → Mg O
P4 + 5 O2 → 2 P2O5

III. Alat dan Bahan

Alat : 1. Rak tabung reaksi

6
2. Tabung reaksi 1. Larutan Pb(CH3COO)2 0,1 M
3. Pipet tetes 2. Larutan K2CrO4 0,1 M
4. Gelas ukur 3. Larutan CuSO4 0,1 M
4. Larutan NaOH 0,1 M
Bahan :
5. Larutan H2SO4 0,1 M
IV. Gambar Rangkaian Alat

7
Rak tabung reaksi dan tabung reaksi Pipet tetes

Gelas ukur
V. Cara Kerja
1. Campuran pertama
Memasukan 2 ml larutan Pb(CH3COO)2 ke dalam tabung reaksi
kemudian menambahkan 2 ml larutan K2CrO4
2. Campuran kedua
Larutan Memasukan 2 ml larutan CuSO4 ke dalam tabung reaksi
kemudian menambahkan 1 ml larutan NaOH

3. Campuran ketiga
Memasukan 2 ml larutan K2CrO4 ke dalam tabung reaksi kemudian
menetesi dengan larutan H2SO4
4. Campuran keempat
Memasukan 3 ml larutan H2SO4 ke dalam tabung reaksi lalu
menambahkan 3 ml larutan NaOH. Merasakan perubahan suhunya.
VI. Hasil Pengamatan
1. Campuran pertama
2 ml larutan Pb(CH3COO)2 yang tidak berwarna ditambahkan 2 ml
larutan K2CrO4 yang berwarna kuning menghasilkan endapan
kuning.
2. Campuran kedua
2 ml larutan CuSO4 ditambahkan 1 ml larutan NaOH menghasilkan
campuran heterogen pekat berwarna coklat dan biru

8
3. Campuran ketiga
2 ml larutan K2CrO4 ditetesi dengan larutan H2SO4 pada saat reaksi
terjadi kenaikan suhu dan menghasilkan larutan berwarna orange.
4. Campuran keempat
3 ml larutan H2SO4 ditambahkan 3 ml larutan NaOH, pada saat
reaksi terjadi kenaikan suhu dan tidak terjadi perubahan warna
VII. Pembahasan
1. Campuran pertama
2 ml larutan Pb(CH3COO)2 yang tidak berwarna ditambahkan 2 ml
larutan K2CrO4 yang berwarna kuning menghasilkan endapan
kuning. Karena Pb(CH3COO)2 bereaksi dengan K2CrO4
membentuk PbCrO4 dan CH3COOK dengan persamaan
Pb(CH3COO)2 (aq) + K2CrO4 (aq) PbCrO 4 (s) +
2CH3COOK (aq)
Jadi yang mengendap didasar tabung reaksi adalah PbCrO4 karena
PbCrO4 berbentuk padatan dan mempunyai masa jenis lebih besar
dibandigkan masa jenis larutan sehingga mengendap di dasar
tabung. Ciri-ciri reaksi kimia pada reaksi campuran ini yaitu
terbentuknya endapan.
2. Campuran kedua
2 ml larutan CuSO4 ditambahkan 1 ml larutan NaOH menghasilkan
campuran heterogen pekat berwarna coklat dan biru. Persamaan
reaksinya yaitu
CuSO4 (aq) + 2NaOH (aq) Cu(OH)2 (aq) + Na2SO4 (aq)
Ciri-ciri reaksi kimia pada reaksi campuran ini yaitu terjadinya
perubahan warna dan tekstur pada campuran tersebut.
3. Campuran ketiga
2 ml larutan K2CrO4 ditetesi dengan larutan H2SO4 pada saat reaksi
terjadi kenaikan suhu dan menghasilkan larutan berwarna lebih
pekat untuk setiap penambahan H2SO4. Persamaan reaksinya yaitu
K2CrO4 (aq) + H2SO4 (aq) K2 SO4 (aq) + H2 CrO4 (aq)

9
Ciri-ciri reaksi kimia pada reaksi campuran ini yaitu terjadinya
perubahan warna dan perubahan suhu ( mengalami kenaikan suhu )
pada campuran tersebut.
4. Campuran keempat
3 ml larutan H2SO4 ditambahkan 3 ml larutan NaOH, pada saat
reaksi terjadi kenaikan suhu dan tidak terjadi perubahan warna
Persamaan reaksinya yaitu,
H2SO4 (aq) + NaOH(aq) Na2SO4 (aq) + H2O (aq)
Ciri-ciri reaksi kimia pada reaksi campuran ini yaitu terjadinya
perubahan suhu ( mengalami kenaikan suhu ) pada campuran
tersebut.

Pertanyaan:
Perubahan apa yang menyertai reaksi kimia diatas?
Jawaban :
1. Terbentuknya endapan, terjadi pada campuran pertama
2. Perubahan warna, terjadi pada campuran kedua dan campuran
ketiga.
3. Perubahan suhu, terjadi pada campuran ketiga dan keempat.
VIII. Kesimpulan
Pada saat terjadinya reaksi kimia, terdapat perubahan-perubahan yang
menyertai reaksi tersebut diantaranya yaitu :
1. Terbentuknya endapan, terjadi pada campuran pertama
2. Perubahan warna, terjadi pada campuran kedua dan campuran
ketiga.
3. Perubahan suhu, terjadi pada campuran ketiga dan keempat.

10
Zat yang telah bereaksi tidak dapat kembali ke bentuk semula.

Daftar Pustaka
Arsyad. 2001. Kamus Kimia arti dan Penjelasan Ilmiah. Jakarta : Erlangga.
Atkins, P.W. 1990. Kimia Fisika Jilid II Edisi V Penerjemah Kartohadiprodjo.
Jakarta : Erlangga.
Basuki, Atastina Sri, dan Setijo Bismo. 2003. Buku Panduan Praktikum Kimia
Fisika. Jakarta : Tim Dosen Laboratorium Dasar Proses Kimia
Universitas Indonesia.
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas
Indonesia Press.
Dogra, S.K dan S.Dogra.1990.Kimia Fisik dan soal-soal. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia.
Gilles, R.V. 1984. Mekanika Fluida dan Hidrolika Edisi II Penerjemah Herwan
Widodo. Jakarta : Erlangga.
Martin, A. 1990. Farmasi Fisika. Jakarta : UI-Press.
Noerdin, I. 1986. Buku Materi Pokok Larutan. Jakarta : Karonika.
Keenan, K. dan Wood. 1990. Kimia Untuk Universitas Jilid I Edisi VI
Penerjemah Aloysius, H. Pudjaatmaka. Jakarta : Erlangga.
Oxtoby, dkk.2001.Prinsip-prinsip Kimia Modern edisi keempat jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Petrucci, K.H, 1985. Kimia Dasar Edisi IV Jilid II Penerjemah Suminar S.
Achmadi. Jakarta : Erlangga.

11
Roth, H.G dan Blaschke. S. 1985. Analisis Farmasi Penerjemah Sarjono Kumar.
Yogyakarta : UGM-Press.
Sukarjo, 1985. Kimia Koordinasi. Jakarta : Binarupa Aksara.
Wiryoatmojo, S. 1988. Kimia Fisika I. Jakarta : Departemen P dan K.

12

Anda mungkin juga menyukai