Sem : I
Pertemuan : X ( sembilan)
Konversi mol menyatakan hubungan Mol suatu zat terhadap massa, jumlah prtikel maupun
volume zat.
Konversi Mol .
Massa Zat
Volume Zat
Mol zat
Jumlah Partikel
Molaritas Zat
2 = dikali MR
3 = dibagi N
4 = dikali N
5 = dibagi Liter ( L )
6 = dikali Liter
7 = dibagi 22,4 L
8 = dikali 22,4 l
Contoh : Tentukanlah Jumlah Partikel yang terdapat pada 22 gram
= 12 + 32
= 44
= 3,01. 1023
Sem :I
Pertemuan : X ( sepuluh )
REAKSI KIMIA
Reaksi kimia ini merupakan suatu proses di mana suatu zat mengalami perubahan kimia untuk
kemudian membentuk zat baru. Pada reaksi kimia, terjadi suatu interaksi dari dua atau juga bahkan
lebih bahan kimia yang menghasilkan satu atau pun lebih senyawa kimia baru atau pun juga
mengubah sifat bahan kimia campuran. Kebanyakan dari reaksi kimia itu memerlukan tekanan,
radiasi, panas, kondisi khusus serta juga atau katalis (zat untuk bisa mempercepat proses reaksi).
Dari definisi reaksi kimia di atas.....
Diketahui bahwa reaksi kimia tersebut bisa atau dapat mengubah sifat bahan kimia. Lalu pada
fenomena batang korek api yang kemudian dibakar di atas, sifat apakah yang kemudian berubah?
Sifat yang kemudian berubah dari batang korek api yang dibakar itu adalah dari warna. Dalam hal
ini terjadi suatu perubahan warna pada batang korek api dari yang dari awalnya bewarna putih
kekuningan kemudian menjadi hitam pekat.
Reaksi kimia umumnya mudah untuk dapat jumpai di sekitar kita. Reaksi-reaksi itu bisa ada karena
disebabkan dari alam dan juga dari manusia. Berdasarkan dari sifat berlangsungnya reaksi, Reaksi
kimia itu dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
Reaksi searah adalah suatu reaksi yang berlangsung dari arah reaktan ke produk maupun ke kanan.
Pada reaksi searah ini , produk tidak bisa bereaksi kembali menjadi zat-zat asalnya. Ciri-ciri reaksi
searah antara lain sebagai berikut :
1. persamaan reaksi ditulis dengan satu anak panah ke arah produk/kanan (→)
2. reaksi akan berhenti setelah salah satu atau semua reaktan habis;
Reaksi dua arah adalah suatu reaksi yang bisa berlangsung dari reaktan ke produk ataupun ke
kanan serta sebaliknya dari produk ke reaktan ataupun ke kiri.
1. Persamaan reaksi ditulis dengan dua anak panah dengan arah berlawanan (⇔);
2. Reaksi ke arah produk disebut reaksi maju, reaksi ke arah reaktan disebut reaksi balik.
Reaksi kimia ini kemudian cenderung melibatkan adanya gerakan elektron yang mengarah
pada suatu pembentukan serta juga memecah ikatan kimia. Dalam ilmu kimia, jenis-jenis reaksi
kimia ini juga sangat beragam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan di dalam mempelajarinya, kita
dapat atau bisa mengelompokkan jenis reaksi kimia dengan berdasarkan bagaimana cara atom
tersebut tersusun kembali pada hasil reaksi. Dibawah ini merupakan beberapa jenis reaksi kimia
dengan penjelasan serta juga contohnya.
· Reaksi Pembakaran
Reaksi pembakaran tersebut adalah suatu reaksi antara suatu zat dengan oksigen kemudian
menghasilkan zat yang jenisnya baru. Reaksi pembakaran ini merupakan jenis reaksi redoks yang
mana bahan yang mudah terbakar tersebut kemudian bergabung dengan oksidator untuk dapat
membentuk produk teroksidasi serta juga menghasilkan panas (reaksi eksotermis). Biasanya di
dalam oksigen, reaksi pembakaran tersebut bergabung dengan senyawa lain untuk kemudian
membentuk karbon dioksida serta juga air. Contoh dari reaksi pembakaran ini merupakan
pembakaran naftalena menghasilkan gas karbon dioksida serta juga uap air dengan persamaan
reaksi sebagai berikut.
Di dalam reaksi penggabungan (kombinasi) atau pun juga reaksi sintesis, dua atau bahkan lebih
senyawa kimia sederhana kemudian bergabung untuk dapat membentuk produk yang lebih
kompleks. Secara matematis, persamaan reaksi sintesis tersebut kemudian dituliskan di dalam
bentuk berikut.
A + B → AB
Contoh dari reaksi ini merupakan suatu reaksi kombinasi antara besi serta juga belerang di dalam
membentuk besi(II) sulfida . Persamaan reaksi sebagai berikut.
8Fe + S8 → 8FeS
· Reaksi Penguraian
Di dalam Reaksi penguraian (dekomposisi) atau pun juga reaksi analisis yang terjadi
merupakan kebalikan dari adanya reaksi penggabungan yang mana suatu zat terurai atau pun juga
terpecah menjadi dua atau bahkan lebih senyawa baru yang lebih kecil. Secara matematis, bentuk
dari persamaan reaksi analisis ini ialah sebagai berikut.
AB → A + B
Contoh dari reaksi dekomposisi adalah peristiwa elektrolisis senyawa air itu menjadi oksigen serta
juga gas hidrogen itu dengan persamaan reaksi dibawah ini :
2H2O → 2H2 + O2
Reaksi pergantian (subtitusi) tunggal atau pun juga reaksi pertukaran tunggal tersebut terjadi
apabila sebuah unsur itu menggantikan kedudukan unsur lain di dalam suatu reaksi kimia. Reaksi
penggantian tunggal tersebut kemudian sering disebut juga dengan istilah reaksi pendesakan.
Bentuk dari persamaan reaksi pemindahan tunggal secara matematis ialah :
A + BC → AC + B
Contoh dari reaksi pertukaran tunggal ini ialah reaksi pada saat seng bergabung dengan adanya
asam klorida. Pada reaksi tersebut, kedudukan unsur seng tersebut menggantikan kedudukan
hidrogen diproduk (hasil reaksi). Persamaan dari reaksinya ini ialah sebagai berikut.
Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2
Di dalam reaksi penggantian rangkap disebut juga dengan sebutan reaksi metatesis, 2 senyawa
obligasi atau pun juga ion itu kemudian ditukar untuk dapat membentuk suatu senyawa yang
berbeda. Perhatikan bentuk dari persamaan reaksi metatesis dibawah ini.
AB + CD → AD + CB
Contoh dari reaksi penggantian rangkap atau pun juga penggantian ganda ini terjadi antara natrium
klorida serta juga perak nitrat yang membentuk natrium nitrat serta perak klorida. Persamaan dari
reaksinya ialah sebagai berikut.
Reaksi redoks ini merupakan suatu reaksi yang mana bilang oksidasi (biloks) dari atom-atom yang
bereaksi itu mengalami perubahan. Apabila terjadi pengurangan bilangan oksidasi itu disebut
dengan reduksi serta jika terjadi penambahan disebut dengan oksidasi. Perubahan bilangan
oksidasi ini kemudian terjadi sebab pada reaksi redoks itu melibatkan transfer elektron antara
senyawa kimia.
Contoh dari reaksi redoks ini ialah reaksi yang terjadi pada saat
I2 direduksi tersebut menjadi I- serta
2S2O3
2-
+ I2 → S4O62- + 2I–
· Reaksi Pengendapan
Reaksi pengendapan ini merupakan suatu proses reaksi yang kemudian membentuk endapan.
Seperti pada reaksi antara timbal(II) nitrat serta juga kalium iodida yang kemudian menghasilkan
endapan bewarna kuning yakni timbal(II) iodida serta juga larutan kalium nitrat. Persamaan dari
reaksi kimianya ialah sebagai berikut.
· Reaksi Netralisasi
Reaksi netralisasi disebut juga dengan reaksi asam-basa ini merupakan jenis reaksi penggantian
rangkap yang terjadi antara asam serta juga basa. Ion H+ di dalam asam bereaksi dengan ion OH -
dalam basa untuk kemudian membentuk senyawa air serta juga garam ionik. Secara matematis,
bentuk persamaan reaksi netralisasi ini ialah sebagai berikut.
HA + H2O → BOH + BA
Contoh dari reaksi netralisasi ini ialah reaksi antara asam bromida serta juga natrium hidroksida
yang membentuk garam natrium bromida serta juga air. Persamaan dari reaksinya ialah sebagai
berikut.
· Reaksi Hidrolisis
Reaksi Hidrolisis ini merupakan suatu reaksi kimia yang mana H 2O (yakni molekul dari air)
itu kemudian akan diurai/dipecah ke dalam sebuah bentuk kation H + (hidrogen) serta juga bentuk
anion OH–(hidroksida) dengan melalui proses kimiawi. Secara umum, bentuk reaksi hidrolisis ini
diantaranya sebagai berikut.
Contoh lain dari adanya perubahan atau reaksi kimia, selain dari batang korek api yang dibakar
ini ialah sebuah besi yang korosif (atau berkarat). Adakah dari kamu yang kemudian bisa
mengamati secara langsung mengenai bagaimana proses terbentuknya karat pada besi? Tentu pada
saat terjadi sebuah reaksi kimia, kita kemudian tidak bisa/dapat melihat proses terbentuknya suatu
senyawa baru dengan secara kasat mata. Tetapi, di dalam proses ini terdapat gejala atau pun juga
ciri-ciri reaksi kimia yang telah atau sudah terjadi. Berikut ini merupakan beberapa ciri terjadinya
reaksi kimia.
· Perubahan Temperatur
Tiap-tiap senyawa kimia itu mempunyai energi dalam. Energi dalam ini adalah sebuah energi
ikatan kimia dalam sebuah senyawa. Pemutusan ikatan tersebut memerlukan energi, sedangkan
untuk pembentukan ikatan kimia itu melepaskan energi. Pada saat reaksi kimia yang terjadi itu
melibatakan lebih banyak pembentukan ikatan kimia daripada pemutusan ikatan kimia, maka
energi tersebut kemudian akan berlebih serta dilepaskan yakni sebagai panas serta temperatur naik.
Akan tetapi, apabila reaksi kimia itu melibatkan lebih banyak pemutusan ikatan apabila
dibandingkan pembentukan ikatan, maka energi tersebut kemudian akan kurang serta diserap dari
lingkungan menyebabkan dingin serta juga penurunan temperatur atau suhu.
Pada saat suatu senyawa baru terbentuk, maka senyawa reaktan tersebut kemudian akan
berkurang dengan secara drastis. Pembentukan senyawa baru serta juga pengurangan reaktan
tersebut bisa atau dapat menyebabkan terjadinya perubahan densitas (kerapatan) yang drastis
sehingga kemudian volume berubah.
· Terbentuknya Endapan
Pada saat mencampurkan dua zat yang larut di dalam pelarut, kemudian terbentuk padatan di
bagian bawah larutan, hal ini menunjukan terjadinya reaksi kimia di dalam larutan tersebut.
Pembentukan endapan tersenit terkadang berupa seperti partikel mikro (sangat kecil) yang
melayang-layang di dalam larutan sehingga akan membuatnya tidak kasat mata. Untuk
memastikannya dan melihatnya, kalian bisa atau dapat meyenterkan cahaya pada larutan tersebut.
Fenomena tersebut kkemudian dikenal dengan istilah Efek Brown atau juga Brown Effect.
· Pemancaran Cahaya
Reaksi kimia ini terkadang melepaskan energi di dalam bentuk cahaya. Contoh dari reaksi
kimia ini ialah pada kunang-kunang serta juga jamur kelapa yang memancarkan cahaya pada saat
malam.
· Perubahan Konduktivitas
Beberapa reaksi kimia itu bisa atau dapat menghasilkan atau juga mengubah senyawa ion itu
menjadi senyawa lain. Hal tersebut kemudian akan berpengaruh kepada perubahan konduktivitas
(kemampuan di dalam menghantarkan panas) dari suatu sistem.
Beberapa senyawa kimia itu ialah seperti amoniak mempunyai bau yang menyengat. Maka
pembentukan amoniak atau pun juga senyawa berbau lainnya itu kemudian akan menyebabkan
terjadinya perubahan bau pada sistem.
Umumnya hal ini kemudian terjadi disebuah kristal. Untuk dapat mengetahui sebuah kristal
tersebut sudah atau telah bereaksi atau belum, bisa atau dapat memakai titik didih serta juga titik
bekunya.