REAKSI KIMIA
2023
(1) Pendahuluan
1. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah mampu mengetahui,
mengenal, serta dapat memahami pengaruh suatu reaksi kimia dan identifikasinya
yang diantaranya adalah mengamati perubahan dan hasil reaksi pada suatu
senyawa tertentu.
2. Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh suatu reaksi kimia dan
identifikasinya.
Mahasiswa mampu mengenal pengaruh suatu reaksi kimia dan
identifikasinya.
Mahasiswa mampu memahami pengaruh suatu reaksi kimia dan
identifikasinya
B.Bahan
Serbuk magnesium(Mg) 1 gram
HCI 6M 10 ml
CaCO3 0.5 M 10 ml
H2SO4 0.5 M 10 ml
FeCI3 0.5 M 10 ml
NaOH 6M 10 ml
C2H5OH(Etanol) 10 ml
AgNO3 0.5 M 10 ml
CuSO4 0.5 M 10 ml
Na2CO3 0.5 M 10 ml
NH4OH (NH3) 10 ml
Larutan = 2 ml sedangkan
Padatan = 0,1 gr.
Mg + HCl →
AgNO3 + HCl →
H2SO4 + NaOH →
CuSO4 + NaOH →
HCl + NaOH →
CaCO3 + HCl →
FeCL3 + NaOH →
C2H5OH + O2 →
Na2CO3 + H2SO4 →
CuSO4 + NH3
NaOH + FeCl3 →
1. Hasil
No. Bahan Perlakuan Hasil Reaksi Keterangan
yang Pengamatan Kimia
digunakan
1. Magnesium Memasukan Magnesium Mg (s)
5 butir dan Magnesium larut dalam +
Asam kedalam Asam 2HCl (aq)
Klorida tabung reaksi Klorida dan MgCl2(aq)
2mL lalu menghasilkan +
menambahkan gelembung H2(g)
asam klorida saat
direaksikan
2. Barium Memasukan Muncul BaCl2 (Aq)
Klorida Barium endapan, +
2mL dan Klorida gelembung, Na2CO3(Aq)
Natrium kedalam dan
Karbonat tabung reaksi perubahan 2NaCl (Aq)
2mL lalu warna dari +
menambahkan bening BaCO3 (s)
Natrium menjadi
Karbonat warna putih
3. Asam Memasukan Larut dan H2SO4 (Aq)
Sulfat 2mL Asam Sulfat muncul +
dan kedalam gelembung 2NaOH (Aq)
Natrium tabung reaksi saat
Hidroksida lalu direaksikan Na2SO4
2mL menambahkan (Aq)
Natrium +
Hidroksida H2O (Aq)
2. Pembahasan
Pada praktikum Reaksi Kimia ini kelompok kami melakukan beberapa
praktikum dengan berbagai larutan yang dicampurkan menjadi satu dengan larutan
lainnnya yang bertujuan untuk mengetahui,memahami atau mengenal pengaruh suatu
reaksi kimia.
Pada praktikum ini kami melakukan reaksi kimia sebanyak 11 uji coba dengan
berbagai larutan.
Pada larutan pertama,kami memasukkan magnesium 5 butir ke dalam tabung
reaksi.Setelah itu,memasukkan juga asam klorida 2mL ke dalam tabung reaksi.Hasil
reaksi kimia dari pencampuran kedua bahan tersebut menghasilkan gelembung saat
direaksikan dan magnesium larut ke dalam larutan.Reaksi kimia ini menghasilkan
senyawa baru yaitu MgCl2(Aq) dan H2(g) dari senyawa sebelumnya Mg (s) dan 2HCl
E.Kesimpulan
Kesimpulan dari kelompok kami pada praktikum “Reaksi Kimia” diantaranya yaitu :
Reaksi Kimia merupakan perubahan satu atau lebih zat menjadi zat – zat baru
yang sifatnya berbeda daripaada zat – zat penyusunnya. Dalam suatu reaksi
kimia terjadi proses ikatan kimia.
Setelah direaksikan terjadi perubahan wujud (terdapat endapan) dan perubahan
warna (menjadi pekat/gelap) yaitu pada percobaan ke-2; 4; 7; dan 11.
Menghasilkan gelembung setelah direaksikan ada pada percobaan ke-1; 3; dan
9.
F.Referensi
7. Etanol (C2H5OH)
Sifat Fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Cairan
Penampilan : Tak berwarna
Bau : Bau alkohol
pH : Tidak tersedia
Tekanan Uap : 58 kPa (20 C)
Kepadatan Uap : Tidak tersedia
Tingkat Penguapan : Tidak tersedia
Densitas : 0,7893 g/cm3
Viskositas : 1,200 cP (20 C)
Titik Didih : 78,29
Titik Lebur : -114,14
Keasaman (pKa) : 15,9
Suhu Dekomposisi : Tidak tersedia
Kelarutan dalam Air : Tercampur penuh
Gravitasi / Kepadatan Spesifik : Tidak tersedia
Berat Molekul : 46,0688 g/mol
Identifikasi Bahaya
Kelas bahaya : Cairan mudah terbakar.
1. Prinsip Percobaan
Dalam suatu reaksi kimia terdapat hubungan yang kuat antara pereaksi dan
produk yang nantinya akan dihasilkan. Reaksi tersebut biasanya menghasilkan
endapan yang dipengaruhi oleh pereaksi pembatas dan pereaksi berlebih. Dua hal
tersebut merupakan bagian dari stoikiometri yang prinsipnya dapat diterapkan.
2. Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu menentukan reaksi pembatas.
Mahasiswa mampu mengetahui hubungan tinggi endapan dengan banyak
produk yang dihasilkan.
Mahasiswa mampu menghitung banyaknya zat yang terbentuk berdasarkan
prinsip stokiometri
2) Tinjauan Pustaka
Suatu reaksi kimia adalah proses dimana ikatan atom di dalam molekul –
molekul zat – zat yang bereaksi dipecahkan, diikuti oleh penyusunan Kembali dari atom
– atom tersebut dalam kombinasi molekul baru. Dengan perkataan lain, timbul zat kimia
baru dan yang lama hilang, tetapi atom – atomnya tetap sama. (Harijono : 103).
Dalam stoikiometri dipelajari hubungan antara berat zat yang beraksi dan yang
dihasilkan pada suaru reaksi. Jumlah pereaksi yang direaksikan akan mempengaruhi
jumlah produk yang diperoleh. Dalam reaksi kimia terdpaat 2 jenis pereaksi yaitu reaksi
pembatas dan pereaksi berlebih. Sesuai namanya, pereaksi pembatas adalah zat
(pereaksi) yang membatasi jumlah produk yang dihasilkan pada suatu reaksi,
dikarenakan zar tersebut telah habis terlebih dahulu ketika zat yang lain masih tersedia.
Atau sederhananya adalah pereaksu yang habis terlebih dahulu. (Nurhasni : 2022)
Pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah mol setiap
pereaksi masing – masing dengan koefisien reaksinya. Penentuan pereaksi pemabatas
dapat dilakukan hanya ketika persamaan reaski kimia sudah berada dalam keadaan
setara. Setelah pereaksi pembatas ditentukan, perhitungan selanjutnya untuk
menentukan jumlah produk yang dihasilkan, mol pereaksi pembatas digunakan sebagai
pembanding. Penetuan pereaksi pembatas ini sangat penting untuk tujuan efisiensi dari
pengunaan pereaksi pada suatu reaksi kimia tertentu. (Dr. Yusraini : 2022).
Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah,salah satunya
dengan metode JOB atau metode variasi kontinu, yang mekanismenya yaitu dengan
dilakukan Pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah - ubah, namun
molar totalnya sama. Sifat Fisika tentunya (massa, Volume, suhu, daya serap) diperiksa,
dan Perubahannya digunakan Untuk meramal stoikrometri sistem. Dari grafik aluran
sifat fisika terhadap kuantitas Pereaksi, akan diperoleh titik maksimal atau minimal
yang sesuai titik stoikiometri sistem, yang menyatakan perbandingan pereaksi - pereaksi
dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung jumlah Pereaksinya.
Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume tetap, stoikiometri dapat ditentukon dari
titik perubahan kalor maksimal, yakni dengan mengalurkan kenaikan temperatur
terhadap komposisi campuran. (Sutrisno. 1986 : 247).
Zat – zat pereaksu yang dicampurkan sering kali tidak dalam jumlah yang
ekivalen, artinya perbandingan mol tidak sesuai dengan perbandingan koefisien
reaksinya. Apabila terjadi hal seperti itu, maka salah satu pereaksi akan habis terlebih
dahulu, sementara pereaksi lainnya bersisa. Jumlah hasil reaksi akan bergantung pada
jumlah pereaksi yang habis lebih dahulu, artinya zat pereaksi yang habis bereaksi akan
membatasi hasil reaksi disebut reaksi pembatas (Sudarmo, 2003).