Anda di halaman 1dari 2

Mengharap kakap, kail tersangkut di karang

Saat ini sebagian besar negara di Dunia dibuat pusing oleh harga minyak mentah yang
menggantung berkisar US$ 40 setiap barrel. Demikina juga dengan Indonesia seperti
tulisan dikompas tertanggal 26 dan 27 Mei 2004, Pemerintah Indonesia bakal ikut
dibuat pusing dengan kenaikan harga minyak mentah dunia.

Kepusingan itu sendiri disebabkan kebijakan energi pemerintah yang jalan ditempat
terutama dalam hal Diversifikasi Energi, dimana pada beberapa tahun lalu Kebiijakan
Energi Indonesia hanya terkonsentrasi pada keuntungan belaka sedangkan konsekwensi
yang timbul dari kebijakan tersebut di nomor duakan.

Dalam hal ini Kebijakan energi Indonesia secara jorjoran melakukan kegiatan
eksplorasi,ekpoitasi dan ekspansi cadangan minyak bumi yang ada didalam perut bumi
Indonesia, hal ini dapat dilihat dari penandatanganan perijinan kontrak bagi hasil dalam
hal pengelolaan minyak bumi di Indonesia dengan harapan mendapat keuntunga dari
perolehan minyak bumi. Tapi apa yang kita lihat bahwa ketergantungan Indonesia
terhadap minyak bumi mulai dirasakan dari kalangan ibu rumah tangga sampai industri
sekala besaryaang menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar.

Sebenarnya masih memungkinkan bagi kita untuk melepaskan ketergantungan


terhadap minyak bumi terutama dalam hal penggunaannya sebagai bahan bakar asal saja
Kebijakan Energi Nasional sedikit saja sudi untuk mlirik Sumber Daya Energi lain
selain minyak Bumi.

Melihat ke negara Cina dan Jepang dimana Kebijakan Energi Nasionalnya kedua
negara diatas secara serius melakukan pengembamangan Sumber Energi lain seperti
pemanfaatn batubara sebagai pengganti minyak bumi sebagai bahan bakar, alasan klasik
bahwa kwalitas batubara secara umum sebagai bahan bakar masih dibawah minyak
bumi tidak berlaku lagi dengan ditemukannya teknologi batubara bersih (clean coal
technology).
Disadari, untuk memanfaatkan sumber energi lain selain minyak bumi perlu dilakuka
penelitian, pengembangan dan alih teknologi dengan kebutuhn dana yang cukup besar,
namun jika dibandingkan dengan angka-angka subsidi bahan bakar minyak hasil analisa
para pengamat yang harus ditanggung pemerintah tiap tahunnya, dana tersebut diatas
mungkin relatif lebih kecil.

Untuk itu diharapkan Kebijakan energi Nasional kedepan mau menoleh kepada sumber
energi lain yang masih berlimpah di bumi Indonesia selain minyak bumi, sehingga pada
saatnya nanti tidak terjadi lagi mengharap kakap, kail tersangkut di karang melainkan
mengharap kakap, kakap tertangkap.

Penulis :
Indra Syahputra Lubis
Mahasiswa Pasca Sarjana Rekayasa Pertambangan
Institu Teknologi Bandung
Alamat:
JL. Cisitu Indah No. 8
Bandung
Telp. 081573083335
e-mail : indr@engineer.com

Kepada :
Redaksi Harian Naional Kompas
JL. Palmera Selatan 26-28
Jakarta (10279)

Pengirim:
Indra Syahputra Lubis
Jl. Cisitu Indah No. 8
Bandung
Telp : 081573083335

Anda mungkin juga menyukai