Anda di halaman 1dari 8

Manajemen Produksi dan Pemasaran Ir. Suherman, M.

Manajemen
Produksi dan Pemasaran

Pengertian manajemen secara terbatas adalah segala usaha untuk mendaya gunakan faktor-
faktor produksi, meliputi perencanaan, pengorganisasian, actuating dan kontrol di setiap
institusi di lingkungan perusahaan untuk mencapai tujuan. Dalam pengertian tersebut,
mendayagunakan berarti menggunakan sesuatu secara tepat, sesuai dan hemat.

Fungsi umum dari manajemen adalah Perencanaan atau pengendalian


Pengorganisasian
Pengendalian atau pengawasan

1. Manajemen Produksi

Dalam produksi, manajemen diartikan sebagai usaha untuk mengatur dan mengupayakan agar
komoditi yang terdapat dalam suatu usaha produksi penambangan mempunyai nilai jual lebih,
oleh karena itu diperlukan suatu strategi khusus dalam memproduksi bahan galian tersebut .

Dalam memproduksi bahan galian tambang perlu diperhatikan ketersedian bahan


tambang mengingat bahan tambang merupakan bahan yang tidak dapat di perbaharui,
sehingga dalam produksi pengaturan-pengaturan produksi sangat diperlukan seperti :

- pengendalian produksi
- Selective Mining
- Pencampuran (Blending Works)
Yang pada akhirnya diharapkan kegiatan-kegiatan tersebut dapat menambah nilai jual dari
bahan tambang di satu sisi dan tidak menyebabkan pemborosan produk berkualitas di sisi lain.

1.1 Pengendalian Produksi

Pengendalian produksi adalah berkaitan dengan perkiraan atau ramalan output yang
dikehendaki, menentukan input yang diperlukan, perencanaan dan penjadwalan pengolahan
bahan baku melalui pengubahan/konversi dan atau rangkaian dari urutan produksi.

Masalah terpenting dalam pengendalian produksi sangat tergantung kepada pertimbangan


yang diambil baik oleh industri ataupun perusahaan. Pertimbangan ini akan merupakan data
yang tersedia atau yang dapat digunakan dan akan bervariasi dari suatu keadaan menjadi
keadaan lainnya. Data tersebut terdiri dari tipe data yang diperlukan, karakteristik pengolahan
atau operasi pembuatan/pengerjaan, pelayanan yang diminta konsumen, karakteristik produksi,
dll.

Tujuan utama kegiatan pengendalian produksi adalah


a) Rancangan produk mempunyai tanggungjawab terhadap pengembangan produk baru
dengan harga yang dapat dijual dan menterjemahkannya ke dalam uraian produk, gambar
produk dan spesifikasi produk. Juga mengendalikan semua perubahan-peruabahan utama
yang ada dalam produk yang dibuat.
b) Rancangan proses, mempunyai tanggung jawab terhadap pengembangan proses efisien
untuk mengolah atau mengerjakan produk yang dikembangkan oleh bagian rancangan
produk.

Diklat Perencanaan Tambang 1


Unisba, 12 – 22 Juli 2004
Manajemen Produksi dan Pemasaran Ir. Suherman, M.M

c) Rancangan perkakas, mempunyai tanggung jawab untuk dapat mewujudkan kebutuhan dan
kemampuan mesin yang akan digunakan untuk mengerjakan produk secara efisien.
d) Keteknikan, mempunyai tanggung jawab terhadap lokasi peralatan secara fisik, rancangan
dan pemasangan fasilitas pabrik serta bangunannya serta memperhatikan masalah K3
terhadap karyawannya.
e) Penaksiran biaya adalah berhubungan dengan biaya-biaya yang mungkin digunakan dalam
mengerjakan produk. Fungsi ini bermanfaat dalam menaksir biaya untuk penentuan jumlah
produk yang akan dibeli oleh konsumen dan juga untuk menaksir bagian-bagian biaya yang
pasti dikeluarkan.
f) Metode dan standard pengerjaan, mempunyai tanggungjawab terhadap pembuatan metoda
kerja secara rinci dan standard untuk operasi pengerjaan yang diperlukan dalam membuat
barang.

Sedangkan fungsi pengendalian produksi adalah:


a) Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dengan jumlah sebagai suatu fungsi waktu
b) Memantau permintaan nyata dan membandingkan dengan ramalan permintaan serta
memperbaiki ramalan tersebut jika diperlukan.
c) Membuat jumlah ekonomis untuk pembelian dan pembuatan produk yang bermutu
d) Membuat sistem pengendalian secara ekonomis
e) Membuat keperluan produksi dan tinggat pengendalian pada batas waktu tertentu.
f) Memantau tingkat pengendalian dan membandingkannya dengan rencana pengendalian
serta memperbaiki rencana produksi, jika diperlukan
g) Membuat rincian dari jadwal produksi, penugasan kerja, beban mesin dll.
h) Melakukan perencanaan proyek dengan tanpa mengabaikan masalah lingkungan serta
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Bentuk proses pengubahan dapat dibuat dengan cara sangat sederhana atau sangat kompleks.
Dalam hal ini, terdapat banyak kombinasi yang dapat dibuat berdasarkan bahan baku yang
akan diolah dalam pabrik. Bagaimanapun suatu barang pasti dibuat, sehingga beberapa bentuk
pengendalian melalui proses produksi dan ini adalah merupakan tempat untuk pengendalian
produksi.

Dalam suatu industri pengolahan akan terdapat beberapa bahan baku yang tidak disimpan,
tetapi barang jadinya dapat disimpan di dalam berbagai gudang penyimpanan. Dalam keadaan
lain bahan baku dapat disimpan dalam jangka waktu lama, tetapi barang jadinya tidak demikian.
Selain itu ada juga bahan baku maupun barang jadinya dapat disimpan dalam waktu yang
lama, misalnya penambangan batubara dan bijih logam.

Faktor-faktor tersebut di atas, akan merupakan perhatian utama yang harus ditempatkan pada
pengendalian produksi dalam suatu operasi yang berkesinambungan. Perhatian akan tertuju
pada tersedianya jenis dan jumlah bahan baku yang baik, tepat waktu dan ekonomis,
pencegahan adanya kemacetan dalam jalur produksi dan pemindahan barang jadi dari satu
jalur ke jalur lain. Penghentian atau pengurangan untuk suatu jumlah yang terbatas tidak berarti
menghilangkan aliran masuk ke dalam produksi. Tanggung jawab keseimbangan tersebut
terletak pada bagian perencanaan pengendalian produksi.

Bahan baku Manufacturing Bahan jadi


Input Output
Persyaratan Rencana Peramalan
bahan Produksi

Diklat Perencanaan Tambang 2


Unisba, 12 – 22 Juli 2004
Manajemen Produksi dan Pemasaran Ir. Suherman, M.M

1.2 Selective Mining

Di sini akan diberikan gambaran langkah-langkah yang ditempuh oleh PT. BA dalam memilih
strategi produksi dan pemasaran batubara.

Diawali dari hasil kegiatan eksplorasi yang tujuannya untuk mencari dan menemukan endapan
batubara yang bernilai ekonomis dan layak untuk dieksploitasi. Adapun bentuk kegiatan
eksplorasinya adalah dangan rnelakukan pemboran sehingga mendapatkan core sample yang
representatif untuk dianalisa di laboratorium guna mengetahui kualitas batubara pada deposit
endapan batubara yang ada. Yang diperlukan adalah pelaksanaan menyangkut analisa
keseluruhan data boring dan kontrol kualitas core sample batubara dari hasil eksplorasi yang
telah dilaksanakan agar tetap terjaga keasliannya, sehingga hasil analisa laboratorium core
sample batubara tersebut akan memberikan kesimpulan kualitas batubara. Hal ini merupakan
dasar dalam penentuan mine brand dari deposit batubara tersebut.

Adapun bentuk hasil dalam melakukan rancangan penambangan "selective mining" untuk
mewujudkan new mine brand ini ada beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
- Tambang-tambang yang sedang berproduksi nantinya mempunyai batas-batas dan limit
kedalaman yang tegas yang sesuai dangan new mine brand bersama-sama dangan
daerah penambangan berlisensi dan yang beroperasi menurut sebuah rencana
penambangan dan penggelompokan dari tipe new mine brand yang sesuai dangan
spesifikasi dan klasilikasi mutu batubara yang ditambang.
- Merealisasikan program kerja pada saat penambangan batubara nanti.
- Lokasi tempat pencampuran (blending) di stock pile yang sesuai.

1.3 Pencampuran (Blending Works)

Blending merupakan suatu cara untuk mendapatkan nilai kalori batubara yang sesuai dangan
permintaan konsumen yang dilakukan dangan cara mencampur tipe jenis batubara yang tidak
hanya dari satu jenis tipe saja tetapi dipakai dengan dua tipe atau lebih agar mendapatkan nilai
kalori yang sesuai permintaan pasar (konsumen).

Produksi atas hasil kerja pencampuran (blending) adalah kunci besar untuk mencapai jenis
mine brand yang baru ini di antaranya :
1) Pencampuran utama ada di lokasi tambang (mine site) atau mine site stock yard. Batubara
mine brand yang merupakan kiriman dari mine site stock yards yang merupakan perubahan
untuk nama market brand.
2) Semua dari material pencampuran pada mine site dan mine site stock yard No.1 atau
perbaikan dan stacker (stockyard No. 1 of mine site).
3) Untuk mendapatkan hasil kerja pencampuran yang baik kuncinya adalah metode
pengambilan contoh yang baik dari stock pile tersebut.

Prioritas perhatian untuk melakukan/memutuskan Blending:

™ Prioritas -1
1. Kemurnian sfesifikasi market brand, tetapi parameter-parameter kualitas adalah CV
(AD), dan TS (%-AD). Kadar abu hanya untuk rujukan atau referensi.
2. Rencana penjualan yang memuaskan, jangka panjang, menengah, 1 tahun dan 4 bulan
rencana pemutaran (Produksi dan Penjualan).
3. Keuntungan dari market brand yang berurutan;
4. Manfaatkan secara optimal semua hasil penambangan.
5. Untuk mendapatkab kondisi pada poin 4 dua merk tambang di campur.

Diklat Perencanaan Tambang 3


Unisba, 12 – 22 Juli 2004
Manajemen Produksi dan Pemasaran Ir. Suherman, M.M

™ Prioritas - 2.

1. Urutan prioritas untuk memilih pasangan blending.


2. Pemikiran tentang karakter pembakaran pada pemakai.
- Tinggi atau rendah (HGI) .... Blending dangan antrasit.
- Bagian Volatile rendah (antrasit).
- Blending dengan pasangan dari nilai kalori terbaik.
3. Memikirkan tentang rantai batubara yang ekonomis seperti metode blending dan
tranportasi.
4. Dalam produksi batubara, pikirkan penggunaan maksimal dari batubara dengan high
sulfur dan Low Sulfur.
5. Periksa penyimpanan mine brand pada masing-masing stock yard untuk pekerjaan
blending.

Dalam merealisasikan rencana pekerjaan pencampuran batubara (blending), terdapat beberapa


langkah kerja umum yang harus diperhatikan sebagai penentu keberhasilan program blending
tersebut, di antaranya adalah :

1. Posisi dalam rencana penambangan dan rencana penjualan jangka panjang


Step 1: Mengkalkulasi rencana penambangan (long-middle-one year plan) dangan
mine brand yang sesuai dangan karakteristik batubara setiap tambang dari data
boring insitu yang telah dilakukan pada kegiatan eksplorasi.
Step 2: Membuat rencana produksi yang paling menguntungkan sesuai dengan market
brand yang didasarkan kepada program blending yang dapat dilakukan. Jenis
market brand yang menguntungkan dan diprioritaskan untuk di produksi.
Step 3: Bandingkan hal di atas (market brand) dangan rencana penjualan.
Step 4: Membuat strategi pemasaran disesuailkan dangan rencana produksi dan
penjualan yang paling menguntungkan.
Step 5: Hubungan yang baik di dalam perusahaan antara bagian perencanaan,
produksi, kontrol kualitas dan pemasaran.

2. Dalam melakukan blending perbandingan campuran batubara dan pasangan jenis dari
campuran batubara dikontrol secara komputerisasi mengenai :
a. Dalam hal memasukkan rencana produksi dangan merk tambang, perusahaan
dapat memperoleh keuntungan terbanyak berdasarkan tonase dengan merk yang
diminati pasaran.
b. Dalam hal memasukan pemilihan tonase dengan merk dagang, komputer
mengubah perbandingan campuran dan pasangan pencampuran dan dari sini
akan mengubah permintaan dari rencana penambangan.

Sebagai contoh perubahan kualitas kelas batubara yang dilakukan PT. BA. Pembagian kualitas
tambang yang baru ini dikarenakan kualitas tambang yang lama tidak memiliki perbedaan jenis
antara batubara yang ditambang dangan batubara yang dipasarkan. Secara umum kualitas
produk batubara yang dibedakan berdasarkan kualitas yang lama dari merk baru seperti
dibawah ini :

Diklat Perencanaan Tambang 4


Unisba, 12 – 22 Juli 2004
Manajemen Produksi dan Pemasaran Ir. Suherman, M.M

Tabel
Perbandingan Mine brand Lama Dan Mine brand Baru

CV (AD) 5,4 5,4 5,5 5,6 6,1 6,4 6,5 6,7 6,8 7,1 7,2 7,3 7,5 8,2
SRC 24 + (TM>24%)
SRC 24 (18%<TM>24%
SRC-18 (13%<TM>18%
OLD LMC-S(TM<13% & TS>1%)
LMC-
Mine 6900(TS<1%)
LMC-7200 (TS<1%
Brand CV>7200)
DC-LS
ANC
TS< TE-73+HV
NEW 0,7 TE-59-LS (sub-b) TE-59 TE-63 TE-67 TE-70 (VM>30%)
TS> TE-59
0,7 TE-59-HS (sub-b) HS TE-63 HS TE-67 HS TE-70 HS ANS (VM<30%)

Sumber : Buku Panduan RCCR PTBA UPTE 2003

*TS : Total Sulfur TE : Tanjung Enim


HS : High Sulfur SRC : Suralaya Coal
LS : Low Sulfur LMC : Lumut Coal

Rencana perubahan kualitas lama ke kualitas baru ini didasarkan kepada karakteristik kualitas
batubara lama yang memiliki sifat sebagai berikut:
1. Adanya Range calorific value (CV) dari satu jenis kualitas batubara (coal brand) yang
terlalu jauh.
2. Adanya calorific value (CV) yang saling tumpang tindih antara satu kualitas dangen
kualitas yang lainnya.
3. Parameter utama yang digunakan yaitu total moisture (TM -% AR) dalam kenyataannya
sulit diadakan kontrol kualitas dan sesuai dangan keinginan pelanggan, karena dalam
kenyataannya total moisture kualitasnya mudah sekali terganggu oleh pengaruh luar
terutama pengaruh dari air hujan.

Dangan adanya perubahan kualitas ini (mine brand) yang berbeda akan banyak mempengaruhi
beberapa aspek dalam hal proses pertambangan. Diharapkan dangan adanya perbedaan
antara mine brand baru ini akan memberikan keuntungan sebesar besarnya bagi perusahaan,
diantaranya
- Umur tambang akan lebih lama.
- Kontrol kualitas terhadap mine brand dan market brand akan lebih mudah.
- Seluruh jenis batubara yang ada dari setiap pit akan dapat digunakan, tanpa adanya
prioritas penambangan dari satu jenis batubara saja.

Spesifikasi mine brand yang baru ini akan memberikan beberapa keuntungan diantaranya :
1. Tidak adanya calorific value (CV) yang overlapping seperti pada merk lama.
2. Range calorific value (CV) yang sempit.
3. Adanya garis potong Total Sulfur (TS) dalam setiap kualitas (sebagai parameter untuk
mine brand baru).

Diklat Perencanaan Tambang 5


Unisba, 12 – 22 Juli 2004
Manajemen Produksi dan Pemasaran Ir. Suherman, M.M

4. Tidak ada parameter total moisture seperti pada kualitas yang lama sehingga akan lebih
mudah untuk kontrol terhadap kualitas batubara yang ditambang tersebut.

Dari hasil spesifikasi mine brand ini didapatkan jenis mine brand batubara yang baru sebagai
berikut :
A. Mine brand dangan Total Sulfur (TS) < 1 %
TE-59 LS (Low Sultur), TE-59, TE-63, TE-67, TE-70, TE-73+HV (VM >30%).
B. Mine brand dangan Total Sulfur (TS) > 1 %
TE-59 -HS (High Sulfur), TE-59 HS, TE-63 HS, TE-67 HS, TE-70 MS, TE-70 HS, ANS
(VM<30%)

2. Manajemen Pemasaran

Menurut “Lingga Purnama (2004)”Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan


konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan konsumen dan tujuan organisasi.

Agar kegiatan pemasaran produk dapat berjalan dengan baik, maka kebijakan pemasaran
harus disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan perusahaan secara umum seperti disebutkan di
atas. Berikut langkah-langkah perencanaan pemasaran seperti terlihat dalam bagian di bawah
ini.

2.1 Desain Strategi Pemasaran (Marketing Strategy Design)

Mendesain strategi pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga langkah secara sistematis,
bermula dari strategi segmentasi pasar (market segmentation strategy), kemudian strategi
penentuan pasar sasaran (market targeting strategy) dan yang terakhir adalah strategi
penentuan posisi pasar (market positioning strategy).

Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar dengan
cara mengelompokkan pembeli aktual maupun potensial yang berbeda yang mungkin meminta
produk dan atau bauran pemasaran tersendiri. Kemudian dilakukan penentuan pasar sasaran
untuk memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dilayani. Setelah dilakukan penentuan
pasar sasaran, langkah selanjutnya adalah penentuan posisi pasar, yaitu membentuk dan
mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk dalam pasar.

Diklat Perencanaan Tambang 6


Unisba, 12 – 22 Juli 2004
Manajemen Produksi dan Pemasaran Ir. Suherman, M.M

Bagian
LANGKAH-LANGKAH RENCANA PEMASARAN

Corporate Vision, Mission, and


objective

Marketing Situation Marketing Vision, Mission, and


Analysis objective
1. Environmental
Analysis
2. Consumer Behavior
Analysis
Marketing Strategy Design
3. Competitor Behavior
Market Segmentation Strategy
Analysis
4. Marketing Research
Market Targeting Strategy

Market Positioning Strategy

Market Program Development

Product Price Place Promotion People and Presentation


Strategy Strategy Strategy Strategy (2P) Strategy

Strategic Marketing Plan


and Financial Budgeting

Implementation Evaluation and


Control

2.2 Pengembangan Program Pemasaran (Marketing Program Development)

Setelah mendesain strategi pemasaran, langkah selanjutnya adalah mengembangkan program


pemasaran yang terdiri dari strategi produk (product strategy), strategi harga (price strategy),
strategi distribusi (place strategy), strategi promosi (promotion strategy), serta strategi sumber
daya manusia dan presentasi (people and presentation strategy).
Produk merupakan elemen pertama dan paling penting dalam bauran pemasaran. Produk

Diklat Perencanaan Tambang 7


Unisba, 12 – 22 Juli 2004
Manajemen Produksi dan Pemasaran Ir. Suherman, M.M

adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu pasar sasaran dan memberi manfaat serta
kepuasan dalam bentuk barang, jasa, organisasi, tempat, orang, ide, dan sebagainya. Strategi
produk itu sendiri terdiri dari strategi lini produk dan strategi bauran produk. Strategi produk
membutuhkan pengambilan keputusan yang terkoordinasi atas bauran produk, lini produk,
merek, pengemasan, dan pelabelan.

2.3 Implementasi, Evaluasi, dan Pengendalian (Implementation, Evaluation,


and Control)

Rencana pemasaran harus secara khusus menyangkut pedoman tindakan yang akan
diimplementasikan, siapa yang melakukan pekerjaan tertentu, tanggal dan lokasi implementasi,
serta bagaimana pelaksanaan tersebut akan dilakukan. Strategi pemasaran merupakan proses
pengambilan keputusan secara terus menerus, melaksanakannya, dan mengukur efektivitasnya
setiap saat. Perencanaan bukan merupakan kegiatan yang pasti, melainkan fleksibel. Ditinjau
dari segi waktu, evaluasi strategis lebih lama dibandingkan dengan pembuatan rencana.
Evaluasi dan pengendalian berhubungan dengan pengawasan performa dan, jika perlu,
mengubah rencana agar sesuai dengan performa yang telah ditentukan.

Rencana terus dikembangkan, diaplikasikan, dievaluasi, dan disesuaikan untuk tetap


mempertahankan strategi pemasaran yang sesuai dengan sasaran. Rentang waktu strategi
biasanya melebihi satu tahun, oleh sebab itu dalam pelaksanaannya ditambahkan
pengembangan perencanaan tahunan untuk mengatur kegiatan pemasaran jangka pendek.
Biasanya, eksekutif pemasaran bertanggung jawab mempersiapkan rencana pemasaran.
Sebagai contoh, manajer produk akan menyiapkan rencana sesuai dengan bidang tanggung
jawabnya, mengkoordinasikan dan menerima masukan dari iklan, riset pemasaran, penjualan,
dan bagian pemasaran khusus lainnya.

Manajer kelompok produk akan mengkonsolidasikan semua rencana dari tiap manajer produk,
dan eksekutif kepala pemasaran akan mengkaji ulang serta menggabungkan rencana dari
semua operasional pemasaran, kemudian membuat rencana induk.

Diklat Perencanaan Tambang 8


Unisba, 12 – 22 Juli 2004

Anda mungkin juga menyukai