Anda di halaman 1dari 8

- Pengendalian produksi

- Selective mining
- Pencampuran (Blending Works)
Yang pada akhirnya diharapkan kegiatan-kegiatan tersebut dapat menambah nilai jual
dari bahan tambang di satu sisi dan tidak menyebabkan pemborosan produk
berkualitas di sisi lain.
1.1 Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi adalah berkaitan dengan perkiraan atau ramalan output yang
dikehendaki, menentukan input yang diperlukan, perencanaan dan penjadwalan
pengolahan bahan baku melalui pengubahan/konversi dan atau rangkaian dari urutan
pembuatan.
Masalah terpenting dalam pengendalian produksi sangat tergantung kepada
pertimbangan yang diambil baik oleh industri ataupun perusahaan. Pertimbangan ini
akan merupakan data yang tersedia atau yang dapat digunakan dan akan bervariasi
dari suatu keadaan menjadi keadaan lainnya. Data tersebut terdiri dari tipe data yang
diperlukan,
karakteristik pengolahan atau operasi pembuatan/pengerjaan, pelayanan yang diminta
konsumen, karakteristik produksi, dll.
Tujuan utama kegiatan pengendalian produksi adalah :
a) Rancangan produk mempunyai tanggungjawab terhadap pengembangan produk
baru dengan harga yang dapat dijual dan menterjemahkannya ke dalam uraian produk,
gambar produk dan spesifikasi produk. Juga mengendalikan semua perubahanperuabahan utama yang ada dalam produk yang dibuat.
b) Rancangan proses, mempunyai tanggung jawab terhadap pengembangan proses
efisien untuk mengolah atau mengerjakan produk yang dikembangkan oleh bagian
rancangan produk.
c) Rancangan perkakas, mempunyai tanggung jawab untuk dapat mewujudkan
kebutuhan dan kemampuan mesin yang akan digunakan untuk mengerjakan produk
secara efisien.
d) Keteknikan, mempunyai tanggung jawab terhadap lokasi peralatan secara fisik,
rancangan dan pemasangan fasilitas pabrik serta bangunannya serta memperhatikan
masalah K3 terhadap karyawannya.
e) Penaksiran biaya adalah berhubungan dengan biaya-biaya yang mungkin
digunakan dalam mengerjakan produk. Fungsi ini bermanfaat dalam menaksir biaya
untuk penentuan jumlah produk yang akan dibeli oleh konsumen dan juga untuk
menaksir bagian-bagian biaya yang pasti dikeluarkan.

f) Metode dan standard pengerjaan, mempunyai tanggungjawab terhadap pembuatan


metoda kerja secara rinci dan standard untuk operasi pengerjaan yang diperlukan
dalam membuat barang.
Sedangkan fungsi pengendalian produksi adalah:
a) Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dengan jumlah sebagai suatu
fungsi waktu
b) Memantau permintaan nyata dan membandingkan dengan ramalan permintaan serta
memperbaiki ramalan tersebut jika diperlukan.
c) Membuat jumlah ekonomis untuk pembelian dan pembuatan produk yang bermutu
d) Membuat sistem pengendalian secara ekonomis
e) Membuat keperluan produksi dan tinggat pengendalian pada batas waktu tertentu.
f) Memantau tingkat pengendalian dan membandingkannya dengan rencana
pengendalian serta memperbaiki rencana produksi, jika diperlukan
g) Membuat rincian dari jadwal produksi, penugasan kerja, beban mesin dll.
h) Melakukan perencanaan proyek dengan tanpa mengabaikan masalah lingkungan
serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Bentuk proses pengubahan dapat dibuat dengan cara sangat sederhana atau sangat
kompleks. Dalam hal ini, terdapat banyak kombinasi yang dapat dibuat berdasarkan
bahan baku yang akan diolah dalam pabrik. Bagaimanapun suatu barang pasti dibuat,
sehingga beberapa bentuk pengendalian melalui proses produksi dan ini adalah
merupakan tempat untuk pengendalian produksi.
Dalam suatu industri pengolahan akan terdapat beberapa bahan baku yang tidak
disimpan, tetapi barang jadinya dapat disimpan di dalam berbagai gudang
penyimpanan. Dalam keadaan lain bahan baku dapat disimpan dalam jangka waktu
lama, tetapi barang jadinya tidak demikian. Selain itu ada juga bahan baku maupun
barang jadinya dapat disimpan dalam waktu yang lama, misalnya penambangan
batubara dan bijih logam.
Faktor-faktor tersebut di atas, akan merupakan perhatian utama yang harus
ditempatkan
pada
pengendalian
produksi
dalam
suatu
operasi
yang
berkesinambungan. Perhatian akan tertuju pada tersedianya jenis dan jumlah bahan
baku yang baik, tepat waktu dan ekonomis, pencegahan adanya kemacetan dalam jalur
produksi dan pemindahan barang jadi dari satu jalur ke jalur lain. Penghentian atau
pengurangan untuk suatu jumlah yang terbatas tidak berarti menghilangkan aliran
masuk ke dalam produksi. Tanggung jawab keseimbangan tersebut terletak pada
bagian perencanaan pengendalian produksi.

1.2 Selective Mining


Di sini akan diberikan gambaran langkah-langkah yang ditempuh oleh PT. BA dalam
memilih strategi produksi dan pemasaran batubara.
Diawali dari hasil kegiatan eksplorasi yang tujuannya untuk mencari dan menemukan
endapan batubara yang bernilai ekonomis dan layak untuk dieksploitasi. Adapun bentuk
kegiatan eksplorasinya adalah dangan rnelakukan pemboran sehingga mendapatkan
core sample yang representatif untuk dianalisa di laboratorium guna mengetahui
kualitas batubara pada deposit endapan batubara yang ada.
Yang diperlukan adalah pelaksanaan menyangkut analisa keseluruhan data boring dan
kontrol kualitas core sample batubara dari hasil eksplorasi yang telah dilaksanakan
agar tetap terjaga keasliannya, sehingga hasil analisa laboratorium core sample
batubara tersebut akan memberikan kesimpulan kualitas batubara. Hal ini merupakan
dasar dalam penentuan mine brand dari deposit batubara tersebut.
Adapun bentuk hasil dalam melakukan rancangan penambangan "selective mining"
untuk mewujudkan new mine brand ini ada beberapa hal, yaitu sebagai berikut :

Tambang-tambang yang sedang berproduksi nantinya mempunyai batas batas


dan limit kedalaman yang tegas yang sesuai dangan new mine brand bersama
sama dangan daerah penambangan berlisensi dan yang beroperasi menurut
sebuah rencana penambangan dan penggelompokan dari tipe new mine brand
yang sesuai dangan spesifikasi dan klasilikasi mutu batubara yang ditambang.

Merealisasikan program kerja pada saat penambangan batubara nanti.

Lokasi tempat pencampuran (blending) di stock pile yang sesuai.

1.3. Pencampuran (Blending Works)


Blending merupakan suatu cara untuk mendapatkan nilai kalori batubara yang sesuai
dangan permintaan konsumen yang dilakukan dangan cara mencampur tipe jenis
batubara yang tidak hanya dari satu jenis tipe saja tetapi dipakai dengan dua tipe atau
lebih agar mendapatkan nilai kalori yang sesuai permintaan pasar (konsumen).
Produksi atas hasil kerja pencampuran (blending) adalah kunci besar untuk mencapai
jenis mine brand yang baru ini di antaranya :
1) Pencampuran utama ada di lokasi tambang (mine site) atau mine site stock yard.
Batubara mine brand yang merupakan kiriman dari mine site stock yards yang
merupakan perubahan untuk nama market brand.
2) Semua dari material pencampuran pada mine site dan mine site stock yard No.1 atau
perbaikan dan stacker (stockyard No. 1 of mine site).
3) Untuk mendapatkan hasil kerja pencampuran yang baik kuncinya adalah metode
pengambilan contoh yang baik dari stock pile tersebut.

Prioritas perhatian untuk melakukan/memutuskan Blending:


Prioritas 1
1. Kemurnian sfesifikasi market brand, tetapi parameter parameter kualitas adalah CV
(AD), dan TS (% AD). Kadar abu hanya untuk rujukan atau referensi.
2. Rencana penjualan yang memuaskan, jangka panjang, menengah, 1 tahun dan 4
bulan rencana pemutaran (Produksi dan Penjualan).
3. Keuntungan dari market brand yang berurutan;
4. Manfaatkan secara optimal semua hasil penambangan.
5. Untuk mendapatkab kondisi pada poin 4 dua merk tambang di campur.
Prioritas 2.
1. Urutan prioritas untuk memilih pasangan blending.
2. Pemikiran tentang karakter pembakaran pada pemakai.

Tinggi atau rendah (HGI) .... Blending dangan antrasit.

Bagian Volatile rendah (antrasit).

Blending dengan pasangan dari nilai kalori terbaik.

3. Memikirkan tentang rantai batubara yang ekonomis seperti metode blending dan
tranportasi.
4. Dalam produksi batubara, pikirkan penggunaan maksimal dari batubara dengan high
sulfur dan Low Sulfur.
5. Periksa penyimpanan mine brand pada masing masing stock yard untuk pekerjaan
blending.
Dalam merealisasikan rencana pekerjaan pencampuran batubara (blending),
terdapat beberapa langkah kerja umum yang harus diperhatikan sebagai penentu
keberhasilan program blending tersebut, di antaranya adalah :
1. Posisi dalam rencana penambangan dan rencana penjualan jangka panjang
Step 1:
Mengkalkulasi rencana penambangan (long middle one year plan) dangan mine brand
yang sesuai dangan karakteristik batubara setiap tambang dari data boring insitu yang
telah dilakukan pada kegiatan eksplorasi.
Step 2:
Membuat rencana produksi yang paling menguntungkan sesuai dengan market brand
yang didasarkan kepada program blending yang dapat dilakukan. Jenis market brand
yang menguntungkan dan diprioritaskan untuk di produksi.
Step 3:
Bandingkan hal di atas (market brand) dangan rencana penjualan.
Step 4:

Membuat strategi pemasaran disesuailkan dangan rencana produksi dan penjualan


yang paling menguntungkan.
Step 5:
Hubungan yang baik di dalam perusahaan antara bagian perencanaan, produksi,
kontrol kualitas dan pemasaran.
2. Dalam melakukan blending perbandingan campuran batubara dan pasangan jenis
dari campuran batubara dikontrol secara komputerisasi mengenai :
a. Dalam hal memasukkan rencana produksi dangan merk tambang, perusahaan dapat
memperoleh keuntungan terbanyak berdasarkan tonase dengan merk yang diminati
pasaran.
b. Dalam hal memasukan pemilihan tonase dengan merk dagang, komputer mengubah
perbandingan campuran dan pasangan pencampuran dan dari sini akan mengubah
permintaan dari rencana penambangan.
Sebagai contoh perubahan kualitas kelas batubara yang dilakukan PT. BA. Pembagian
kualitas tambang yang baru ini dikarenakan kualitas tambang yang lama tidak memiliki
perbedaan jenis antara batubara yang ditambang dangan batubara yang dipasarkan.
Secara umum kualitas produk batubara yang dibedakan berdasarkan kualitas yang
lama dari merk baru seperti dibawah ini :
Tabel
Perbandingan Mine brand Lama Dan Mine brand Baru

Sumber : Buku Panduan RCCR PTBA UPTE 2003


*TS : Total Sulfur
HS : High Sulfur
LS : Low Sulfur

TE : Tanjung Enim
SRC : Suralaya coal
LMC : Lumut Coal

Rencana perubahan kualitas lama ke kualitas baru ini didasarkan kepada karakteristik
kualitas batubara lama yang memiliki sifat sebagai berikut:
1. Adanya Range calorific value (CV) dari satu jenis kualitas batubara (coal brand) yang
terlalu jauh.

2. Adanya calorific value (CV) yang saling tumpang tindih antara satu kualitas dangen
kualitas yang lainnya.
3. Parameter utama yang digunakan yaitu total moisture (TM % AR) dalam
kenyataannya sulit diadakan kontrol kualitas dan sesuai dangan keinginan pelanggan,
karena dalam kenyataannya total moisture kualitasnya mudah sekali terganggu oleh
pengaruh luar terutama pengaruh dari air hujan.
Dangan adanya perubahan kualitas ini (mine brand) yang berbeda akan banyak
mempengaruhi beberapa aspek dalam hal proses pertambangan. Diharapkan dangan
adanya perbedaan antara mine brand baru ini akan memberikan keuntungan sebesar
besarnya bagi perusahaan, diantaranya ;
- Umur tambang akan lebih lama.
- Kontrol kualitas terhadap mine brand dan market brand akan lebih mudah.
- Seluruh jenis batubara yang ada dari setiap pit akan dapat digunakan, tanpa adanya
prioritas penambangan dari satu jenis batubara saja.
Spesifikasi mine brand yang baru ini akan memberikan beberapa keuntungan
diantaranya :
1. Tidak adanya calorific value (CV) yang overlapping seperti pada merk lama.
2. Range calorific value (CV) yang sempit.
3. Adanya garis potong Total Sulfur (TS) dalam setiap kualitas (sebagai parameter
untuk mine brand baru).
4. Tidak ada parameter total moisture seperti pada kualitas yang lama sehingga akan
lebih mudah untuk kontrol terhadap kualitas batubara yang ditambang tersebut.
Dari hasil spesifikasi mine brand ini didapatkan jenis mine brand batubara yang baru
sebagai berikut :
A. Mine brand dangan Total Sulfur (TS) < 1 %
TE 59 LS (Low Sultur), TE 59, TE 63, TE 67, TE 70, TE 73+HV (VM >30%).
B. Mine brand dangan Total Sulfur (TS) > 1 %
TE 59 HS (High Sulfur), TE 59 HS, TE 63 HS, TE 67 HS, TE 70 MS, TE 70 HS, ANS
(VM<30%)
2. Manajemen Pemasaran
Menurut Lingga Purnama (2004)Pemasaran adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang dan
jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan konsumen dan tujuan organisasi.
Agar kegiatan pemasaran produk dapat berjalan dengan baik, maka kebijakan
pemasaran harus disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan perusahaan secara umum
seperti disebutkan di atas. Berikut langkah-langkah perencanaan pemasaran seperti
terlihat dalam bagian di bawah ini.
2.1. Desain Strategi Pemasaran (Marketing Strategy Design)
Mendesain strategi pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga langkah secara
sistematis, bermula dari strategi segmentasi pasar (market segmentation strategy),

kemudian strategi penentuan pasar sasaran (market targeting strategy) dan yang
terakhir adalah strategi penentuan posisi pasar (market positioning strategy).
Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar
dengan cara mengelompokkan pembeli aktual maupun potensial yang berbeda yang
mungkin meminta produk dan atau bauran pemasaran tersendiri. Kemudian dilakukan
penentuan pasar sasaran untuk memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan
dilayani. Setelah dilakukan penentuan pasar sasaran, langkah selanjutnya adalah
penentuan posisi pasar, yaitu membentuk dan mengkomunikasikan manfaat utama
yang membedakan produk dalam pasar.
Bagian
LANGKAH-LANGKAH RENCANA PEMASARAN

2.2 Pengembangan Program Pemasaran (Marketing Program Development)


Setelah mendesain strategi pemasaran, langkah selanjutnya adalah mengembangkan
program pemasaran yang terdiri dari strategi produk (product strategy), strategi harga
(price strategy), strategi distribusi (place strategy), strategi promosi (promotion
strategy), serta strategi sumber daya manusia dan presentasi (people and presentation
strategy).
Produk merupakan elemen pertama dan paling penting dalam bauran pemasaran.
Produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu pasar sasaran dan memberi
manfaat serta kepuasan dalam bentuk barang, jasa, organisasi, tempat, orang, ide, dan
sebagainya. Strategi produk itu sendiri terdiri dari strategi lini produk dan strategi
bauran produk. Strategi produk membutuhkan pengambilan keputusan yang
terkoordinasi atas bauran produk, lini produk, merek, pengemasan, dan pelabelan.
2.3 Implementasi, Evaluasi, dan Pengendalian (Implementation, Evaluation, and
Control)
Rencana pemasaran harus secara khusus menyangkut pedoman tindakan yang akan
diimplementasikan, siapa yang melakukan pekerjaan tertentu, tanggal dan lokasi
implementasi, serta bagaimana pelaksanaan tersebut akan dilakukan. Strategi
pemasaran merupakan proses pengambilan keputusan secara terus menerus,
melaksanakannya, dan mengukur efektivitasnya setiap saat. Perencanaan bukan

merupakan kegiatan yang pasti, melainkan fleksibel. Ditinjau dari segi waktu, evaluasi
strategis lebih lama dibandingkan dengan pembuatan rencana. Evaluasi dan
pengendalian berhubungan dengan pengawasan performa dan, jika perlu, mengubah
rencana agar sesuai dengan performa yang telah ditentukan.
Rencana terus dikembangkan, diaplikasikan, dievaluasi, dan disesuaikan untuk tetap
mempertahankan strategi pemasaran yang sesuai dengan sasaran. Rentang waktu
strategi biasanya melebihi satu tahun, oleh sebab itu dalam pelaksanaannya
ditambahkan pengembangan perencanaan tahunan untuk mengatur kegiatan
pemasaran jangka pendek. Biasanya, eksekutif pemasaran bertanggung jawab
mempersiapkan rencana pemasaran. Sebagai contoh, manajer produk akan
menyiapkan rencana sesuai dengan bidang tanggung jawabnya, mengkoordinasikan
dan menerima masukan dari iklan, riset pemasaran, penjualan, dan bagian pemasaran
khusus lainnya.
Manajer kelompok produk akan mengkonsolidasikan semua rencana dari tiap manajer
produk, dan eksekutif kepala pemasaran akan mengkaji ulang serta menggabungkan
rencana dari semua operasional pemasaran, kemudian membuat rencana induk.

Anda mungkin juga menyukai