TUGAS AKHIR
OLEH :
AYUBBI IDZANI
NIM. 304 2018 429
OLEH :
AYUBBI IDZANI
NIM. 304 2018 429
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa atas berkah
limpahan rahmat dan hidayah-Nya laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan . Laporan tugas akhir dengan judul Kajian Teknis Unit Peremuk Batuan
Untuk Memenuhi Kebutuhan Split Pt. Hansindo Mineral Persada Desa Peniraman
Kabupaten Mempawah. Penyusun ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas akhir ini :
1. Bapak Endang Kusmana,S.E.,M.M.,Ak,CA dimana selaku Direktur
Politeknik Negeri Ketapang
2. Bapak Herman,S.Si.,M.T dimana selaku ketua Jurusan Teknik
Pertambangan
3. Bapak Firman,S.Pd.,M.Pfis dimana selaku Koordinator Prodi Teknik
Pertambangan
4. Bapak Noprizan Azmi, ST dimana selaku dosen Pembimbing I
6. Kedua Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan motivasi serta
doa.
7. Kepada teman-teman seperjuangan yang sudah memberikan dukungan dan
membantu menyelesaikan laporan Tugas akhir ini.
Penulis menyadari laporan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu,kritikan dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan. Penulis berharap
semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan menambah
ilmu pengetahuan serta berguna untuk adik-adik tingkat selanjutnya. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Hansindo Mineral Persada merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang penambangan batu Granit dengan menggunakan metode tambang
terbuka (surface mining) dengan sistem quarry mine yang mana dalam
pembongkaran material utama (batu granit) tersebut menggunakan peledakan
(blasting), kemudian dilanjutkan dengan proses peremukan(crushing) yang bertujuan
untuk mengecilkan ukuran batuan dengan menggunakan alat stone machine crusher.
Pada operasinya merupakan suatu usaha untuk menghasilkan produk batu split yang
hasilnya dipergunakan oleh konsumen dalam pembuatan jalan dan konstruksi
bangunan di Kabupaten Mempawah dan sekitarnya.
Tidak terpenuhinya target produksi yang direncanakan ini disebabkan karena
setting dari unit peremuk belum sesuai, waktu kerja efektif belum tercapai, dan aliran
proses sistem operasi yang telah diterapkan peremukan batuan belum baik.
Masalah - masalah yang terjadi pada unit peremuk batuan (stone crusher) PT.
Hansindo Mineral Persada perlu dikaji untuk mengetahui apa masalah atau hambatan
yang terjadi sehingga dapat dilakukan perbaikan agar selanjutnya dapat menjadi
referensi untuk unit peremuk batuan (stone crusher) dapat menghasilkan target
produksi sesuai dengan kebutuhan batu split yang ditargetkan oleh perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang terjadi unit peremuk PT. Hansindo Mineral Persada
adalah belum tercapainya kebutuhan split sesuai target produksi perusahaan
sebesar ---ton/hari.
1.3 Tujuan
Mengkaji secara teknis mengenai permasalahan dan hambatan pada unit
peremuk serta menganalisis efektivitas alat pada unit peremuk.
BAB VI KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
2.3 Stratigrafi
Granit adalah batuan beku berwarna terang dengan biji-bijian yang cukup besar
untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Granit mempunyai komposisi
utamakuarsa, potash feldspar (khususnya ortoklas dan microklin), plagioklas
(terutama albite-oligoklas0. Biorit dan mika, mineral penyertanya antara lainmagnetit,
ilmenite, pint, zircon, allanit, turmalin kadang-kadang didapatkan muskovit,
hornblende, piroksen dan garnet. Granit mempunyai kekuatan tekan 1000 2.500
kg/cm2, dengan ukuran butir yang relative lebih keceil. Transisi antara granit dan
diorite disebut dengan granodidorit yang mempunyai warna yang relativ lebih gelap,
kekutana tekan 1000-2.500 kg/cm2, dengan berat jenis 2,6-2,9 (Sukandarrumidi,
2009:148).
Granit terbentuk di daerah kontinen atau benua sebagai batuan beku intrusive.
Ukuran batuan kristal mineral penyusunnya yang berukuran kasar menunjukan granit
terbentuk melalui proses pembekuan magma yang sangat lambat. Karena magma
yang terjadi jauh di dalam bumi sehingga Ganesa batuan ini adalah batuan beku
intrusive dalam. Granit banyak dijumpai dipermukaan bumi menunjukan bahwa
kerak bumi telah mengalami erosi sangat dalam (Anggayana, 2002).
Granit terdiri dari kuarsa ddan feldspar engan jumlah kecil dari mika, amphiboles
dan mineral lainnya. Komposisi mineral ini biasanya memberikan granit warna
merah, pink abu-abu tua atau putih dengan butiran mineral gelap terlihat diseluruh
batu. Komposisi mineral minor mika dan amfibol yang mengandung kuarsa tersier
berkisar dari 10 n-50 % dari seluruh mineral felsic, dan mengandung alkali feldspar
65-90% dari kandungan total mineral feldspar (Aggayana, 2002).
3.2 Pengolahan Bahan Galian
Keterangan :
V = Volume P = Panjang
A1 = Lebar Bawah A2 = Lebar Atas
T = Tinggi
2. Fedder
Fedder adalah suatu alat yang berfungsi untuk memberikan umpan (feed)
kepada jaw crusher secara eratur dan kontinyu. Pada prosesnya haya batu-batuan
yang berukura besar saja yang masuk kedalam crusher untuk dipecah. Sementara
pasir dan kotoran-kotoran quarry dapat dikeluarkan di sekitar primery crusher
yang membuat efisiensi crusher akan meningkat. Perhitungan kapasitas ayakan
getar secara umum tergantung pada luas penampang screen, sifat material umpan
seperti berat jenis, kandungan air, temperature, dan tipe dari ayakan yang
digunakan.
3. Jaw Crusher
Jaw crusher adalah alat peremuk tingkat pertama (primary crusher). Jaw
crusher terdiri dari dua plat (crushing face) yang terbuat dari plat baja yang
berhadap-hadapan, membentuk sudut kecil kearah bawah, dimana salah satu plat
diam dan yang satu lagi dapat begerak membuka dan menutup seperti rahang
binatang (jaw). Untuk menghitung kapasitas jaw crusher menggunakan rumus
sebagai berikut :
T = 0,6 L S
(Taggart, 1953 dalam Syam dkk, 2014)
Keterangan :
T = kapasitas, ton/jam
L = panjang lubang penerimaan (gape) (m)
S = lebar lubang penerimaan (m)
Sedangkan menurut Currie, kapasitas jaw crusher dinyatakan dalam rumus:
TR = Kc x Km x Kf x Ta
(Currie, 1973 dalam Syam dkk, 2014)
Keterangan:
TR = kapasitas jaw crusher, ton/jam
Kc = faktor kekerasan batuan, untuk andesit nilainya 0,90
Km= faktor kandungan air, untuk andesit dianggap kering nilainya 1
Kf = faktor pengumpanan material, untuk secara kontinyu = 0,75 – 0,85,
sedangkan untuk intermitten = 0,25 – 0,50
Transportasi menuju area lokasi penelitian (IUP Eksplorasi) ini dapat ditempuh
dengan jalur darat menggunakan roda dua atau roda empat dengan rute perjalanan
Pontianak – Jungkat – Lokasi Penelitian (IUP Eksplorasi). Perjalanan ini memakan
waktu tempuh 1 jam.
4.3 Prosedur Pengumpulan Data
Adapun prosedur pengumpulan data dari penelitian tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
a) Data Primer
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan saat terjun ke
lapangan pada objek penelitian di PT. Hansindo Mineral Persada, seperti alat jaw
crusher, cone crusher, dump truck dan excavator yang didapatkan pada saat
peledakaan.
b) Data Sekunder
Data yang pengumpulannya diluar kata-kata dan tindakan, sumber data
tersebut yakni sumber data tertulis, Sumber data ini dapat diperoleh dari buku,
arsip, serta dokumentasi. Sumber data sekunder merupakan data perlengkapan
yang berfungsi melengkapi data yang diperoleh dan pengolahannya dilakukan
oleh orang lain dan dilakukan penelitian langsung kelapangan yang dapat dipakai
sebagai sumber data tambahan.
4.4 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang dilakukan adalah dimulai dari pengamatan
factor hambatan dan peremukan kinerja mesin crushing plant yang terjadi dilapangan,
serta mengetahui faktor penghambatnya dilanjutkan dengan meneliti ketercapaian
target produksi perhari dengan mengambil beberapa sampel dari belt conveyor.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
= x 100%
= 67,5%
2. Ban Berjalan
Dengan membandingkan kapasitas nyata dan kapasitas teoritis,
maka diketahui efektifitas masing- masing ban berjalan yaitu :
-------------------------
3. Ayakan Getar
Kapasitas nyata ayakan getar dapat diketahui dengan cara
menghitung besarnya umpan yang masuk ke dalam ayakan getar
masing-masing dek. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui
kapasitas nyata ayakan getar dek 1 sebesar 16,87 ton/jam, dek 2
sebesar 11,33 dan dek 3 sebesar 7,5 ton/jam. Dengan demikian
efektivitas ayakan getar dek I adalah 30,67 %, ayakan getar dek II
sebesar 25,18%, dan ayakan getar dek III sebesar 37,5 %.
5.1.3 Waktu Hambatan Kerja
Waktu kerja produksi unit peremuk aspal alam PT. Hansindo Mineral
Persada yaitu 8 jam atau 480 menit, tetapi terdapat hambatan-hambatan yang
terjadi pada unit operasi peremuk aspal alam. Hambatan yang terjadi
dibedakan menjadi 2. Waktu hambatan kerja yang terjadi pada unit peremuk
aspal alam adalah sebagai berikut :
Waktu
Jenis Hambatan Hambatan
(menit)
a. Hambatan Tidak Dapat Dihindari
Perbaikan alat 20
Total 20
b. Hambatan Dapat Dihindari
Istirahat lebih awal 24
Keperluan operator 35
Mengakhiri pekerjaan lebih awal 35
Terlambat bekerja setelah istirahat 30
Total 124
Total Waktu 144
5.2 Pembahasan
Pada kegiatan peremukan PT. Hansindo Mineral Persada dengan waktu jam kerja
efektif 8 jam/hari maka besarnya produksi yang dihasilkan pada saat ini adalah
sebesar 148 ton/hari hal ini tidak sesuai dengan target produksi perusahaan yaitu
sebesar 300 ton/jam. Hasil produk tersebut yaitu: