Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN UJIAN AKHIR SEMESTER V

Membuat Topografi, Drillhole,Countur struktur,Perhitungan sumber daya dan


Design Pit

Diajukan Sebagai Salah Satu Laporan


Ujian Akhir Semester V Program D-3 Teknik Pertambangan

Kelompok 7
1. Muhammad barnang
2. Arbika
3. Azies Khan
4. Yoga Rafellano
5. Yogi Prasetio
6. M. BARNANG
7. Zikra ChairaFadilla

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batubara merupakan salah satu komoditas bahan tambang yang

jumlahnya melimpah di Indonesia. Badan Geologi Departemen Energi dan

Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan NEDO, sumberdaya batubara

Indonesia pada 2015 tercatat sebesar 65,4 miliar ton dengan sumberdaya 12

miliar ton. Dari angka tersebut maka kegiatan eksplorasi terus dilakukan

untuk mendapatkan sumberdaya batubara sebagai salah satu sumberdaya

energi untuk kelangsungan hidup manusia, seperti produksi baja, semen dan

pembangkit listrik serta kegiatan lainnya. Dalam kegiatan eksploitasi bahan

galian tahap pertama yang dilakukan adalah kegiatan eksplorasi. Kegiatan

eksplorasi diperlukan program terencana dan terpola sehingga menghasilkan

temuan sumberdaya batubara yang bernilai ekonomis. Seiring dengan

perkembangan teknologi yang sangat pesat, tidak terkecuali di dunia

pertambangan. Salah satu yang mengalami perkembangan di dunia

pertambangan adalah perangkat lunak (software) pendukung kegiatan

pertambangan. Software yang digunakan dalam dunia pertambanganpun

beraneka ragam seperti software pemetaan, software geologi, software

perencanaan dan banyak lainnya.

Software Minescape adalah untuk memenuhi berbagai tuntutan dalam

industri pertambangan di Indonesia. Minescape adalah solusi lengkap bagi

operasi tambang open cut dan underground. Minescape memiliki fungsi

meningkatkan efisiensi dalam operasi perencanaan tambang,


menyederhanakan proses rekayasa, meningkatkan produktivitas, mengurangi

biaya penambangan melalui penggunaan teknologi dan sistem informasi

manajemen, meningkatkan potensi keuntungan dan desain tambang yang luas

sehingga menjadi solusi pertambangan terkemuka di Indonesia. Dengan

berbagai macam fitur yang dimiliki, Minescape menawarkan kemudahan

dalam penggunaannya.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Untuk memahami sofware minescape
2. Untuk mengetahui bentuk peta topografi
3. Untuk mengetahui bentuk kontur permukaan
4. Untuk mengetahui terendah dan elevasi tertinggi suatu permukaan
5. Untuk mengetahui kedalaman lubang bor
6. Untuk mengetahui luas penampang (cross section)
7. Untuk mengetahui bentuk penampang (cross section) pada lokasi
tambang dalam bentuk 2D
8. Untuk mengetahui bentuk penampang (cross section) pada lokasi
tambang dalam bentuk 3D
9. Untuk mengetahui langkah menghitung sumber daya cadangan.
10. Untuk mengetahui bentuk design file
11. Untuk mengetahui langkah menghitung cadangan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar

1. Batubara

Batubara adalah batuan sedimen organik yang berasal dari

tumbuhan, yang sejak pengendapannya terkena proses fisik dan kimia

sehingga mengakibatkan pengkayaan kandungan karbon. Unsur-unsur

pembentuk batubara utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.

Batubara ini terbentuk dari endapan sisa tumbuhan dan fosil pada iklim

purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Kubah gambut

terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang terbawa

air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batubara yang

berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat

umum dijumpai pada batubara miosen. Sebaliknya, endapan batubara

eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur

endapan batubara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai

atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini

di daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan. Pengaruh lokasi

tempat tumbuh dan berkembangnya, ditambah dengan lokasi

pengendapan (sedimentasi) tumbuhan, pengaruh tekanan batuan dan

panas bumi serta perubahan-perubahan yang berlangsung kemudian, akan

menyebabkan terbentuknya batubara yang jenisnya bermacam-macam.

Oleh karena itu, karakteristik batubara berbeda-beda sesuai dengan

lapangan batubara (coal field) dan lapisannya (coal seam).


2. Seam atau Lapisan Batubara Arti sederhana dari seam adalah lapisan

batubara di bawah permukaan tanah. Batubara di bawah permukaan

tanah terdiri dari beberapa lapisan yang membentuk suatu tebalan

dengan sekat tanah (interburden) sebagai pembatas tiap lapisan.

Lingkungan pengendapan batubara merupakan salah satu kendali

utama yang mempengaruhi pola sebaran, ketebalan, kemenerusan,

kondisi roof dan floor, serta kandungan sulfur pada lapisan batubara.

Melalui model pengendapan juga dapat ditentukan lapisan batubara

ekonomis yang ditandai oleh sebarannya yang luas, tebal, serta

kandungan abu dan sulfur rendah. Artinya, ada hubungan genetik

antara geometri lapisan batubara dan lingkungan pengendapannya

yang dicerminkan oleh proses-proses geologi.

2.2.3 Perhitungan Volume Sumberdaya Batubara Perhitungan

sumberdaya batubara atau coal adalah perhitungan pada batubara yang

telah diketahui ketebalan masing-masing seam batubara, luasan batubara

beserta berat jenisnya. Persamaan perhitungan sumberdaya batubara atau

coal dapat dilihat pada rumus.[6][7] Tonnase batubara atau coal = A x B x

C (1) Keterangan A = Ketebalan rata-rata batubara (m) B = Berat jenis

batubara (ton / m3) C = Luas daerah terhitung (m2 )

2.2.4 Lapisan Tanah Pengotor atau Penutup Lapisan tanah

pengotor atau penutup dalam batubara terdiri dari lapisan penyisip dalam

satu seam batubara (parting), lapisan penutup (overburden) dan lapisan

pembatas antar seam (interburden). Parting adalah bagian nonbatubara


(pengotor) yang membagi atau menyisip di dalam satu seam batubara

yang bisa saja merupakan tanah, sandstone, atau limestone, sedangkan

overburden (OB) adalah lapisan tanah dan batuan yang ada di atas seam

batubara sampai pada permukaan struktur topografi (permukaan tanah).

Selain overburden dikenal juga istilah interburden (IB), yaitu lapisan

tanah penutup yang ada diantara dua seam batubara[8][9]. Pada software

Minescape lapisan pengotor atau penutup tersebut diidentifikasikan

sebagai overburden, interburden dan parting. Gabungan tiga pengotor

tersebut disebut waste. Persamaan atau ekspresi matematika dari

penghitungan waste di software Minescape dapat dilihat pada rumus.

Waste = Rangeoverburden + Rangeinterburden + Rangeparting (2)

Keterangan: Rangeoverburden = penjumlahan volume OB dari semua

seam (m3 ) Rangeinterburden= penjumlahan volume IB dari semua seam

(m3 ) Rangeparting = penjumlahan parting dari semua lapisan (m3 )

2.2.5 Striping ratio Striping ratio adalah perbandingan antara

volume masa batuan yang dibongkar (lapisan tanah penutup) dengan

batubara yang di ambil atau bisa juga disebut dengan besarnya volume

tanah lapisan penutup yang harus dibongkar untuk mendapatkan 1 ton

batubara[10][11].

2.2.6 Sumberdaya Batubara Sumberdaya batubara (coal resources)

adalah bagian dari endapan batubara yang diharapkan dapat

dimanfaatkan. Sumberdaya batu bara ini dibagi dalam kelas-kelas

sumberdaya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan


secara kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan secara

kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat

menjadi sumberdaya apabila setelah dilakukan kajian kelayakan

dinyatakan layak[12] .

2.2.7 Software Minescape Software Minescape merupakan piranti

lunak (software) yang diperuntukkan untuk pengolahan data geologi,

pertambangan, serta perencanaan tambang. Minesscape menyediakan

berbagai fitur yang sangat berguna dalam proses pengolahan dan analisa

data-data tambang. software Minescape dikembangkan untuk memenuhi

berbagai tuntutan dalam industri pertambangan dan digunakan oleh lebih

dari 100 perusahaan pertambangan di Indonesia[13]. Software Minescape

juga merupakan rangkaian solusi terintegrasi yang dirancang untuk

operasi pertambangan menggunakan sistem open cut dan underground

dan merupakan software mining system yang dirancang khusus untuk

pertambangan. Software Minescape mampu meningkatkan semua aspek

informasi teknis suatu lokasi tambang mulai dari data eksplorasi,

perancangan tambang jangka pendek, penjadwalan jangka panjang dan

sampai ke penjadwalan produksi tambang dan juga memiliki fungsi

pemodelan geologi dan desain tambang yang luas, misalnya pembuatan

pit limit, perencanaan jalan, analisa progres tambang, perencanaan

kegiatan eksploitasi bahan tambang, perhitungan sumberdaya batubara,

pemodelan batubara dan masih banyak lagi. Sehingga menjadikannya

solusi pertambangan terkemuka di Indonesia[14][15] .


2. Topografi

Pemetaan topografi merupakan suatu pekerjaan yang

memperlihatkan bentuk planimetris permukaan bumi, bentuk diukur dan

hasilnya digambarkan diatas kertas dengan simbol-simbol peta pada skala

tertentu yang hasilnya berupa peta topografi. Peta topografi mempunyai

ciri khas yang dibuat dengan teliti (secara geometris dan georeferensi) dan

penomorannya berseri, standart. Peta topografi mempunyai peta dasar

(base map) yang berarti kerangka dasar (geometris / georeferensi) bagi

pembuatan peta – peta lain.

3. Peta triangular

Triangulasi adalah proses penentuan lokasi titik dengan mengukur

sudut untuk itu dari titik yang diketahui di kedua ujung dasar tetap, dari

pada mengukur jarak ke titik langsung (triangulation). Intinya kemudian

dapat di perbaiki sebagai titik ke tiga dari segitiga dengan satu sisi yang

diketahui dan dua sudut dikenal. Triangulasi juga dapat merujuk pada

akurat survey sistem dari segitiga yang sangat besar, yang disebut

jaringan triangulasi.

4. Boundary

Boundary merupakan batas tepi dari suatu triangel.

5. Grid

Grid file merupakan jenis file khusus untuk menyimpan data


regular pada lokasi X, Y, dan Z tertentu. Data yang umum disimpan
berupa surface (roof, floor) dan interval.Grid mempunyai beberapa
komponen seperti grid cell yang diatur dalam baris-baris horisontal
(rows) dan kolom-kolom vertikal (columns) serta dipisahkan oleh
garis-garis grid (grid lines) horisontal dan vertikal. Titik persilangan
antara garis-garis horisontal dan vertikal disebut nodes.

6. Peta contour

Merupakan garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan


titik-titik yang sama tingginya dari atas permukaan laut yang terdapat
di peta topografi. Garis- garis ini biasanya tidak lurus tapi berbelok-
belok dan tertutup, digambarkan dengan warna coklat (brown) diatas
peta. Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan bumi
yang sebenarnya. Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang
tetap, interval kontur adalah jarak vertikal antara dua garis ketinggian
yang ditentutukan berdasarkan skalanya. Besarnya interval kontur
sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur
selalu dinyatakan secara jelas dibagian bawah tengah di atas skala
grafis.

7. Skema stratmodel

Merupakan salah satu fasilitas di stratmodel yang berfungsi untuk


mendefenisikan stratigrafi dan parameter-parameter model yang akan
digunakan sebagai dasar pembuatan model stratigrafi. Defenisi
stratigrafi dan model parameter dalam skema dapat diubah-ubah atau
dibuat dalam berbagai rancangan skema yang berbeda-beda.
Parameter-parameter yang didefenisikan dalam skema digunakan
bukan hanya pada saat pembuatan model stratigrafi saja, akan tetapi
pada semua pemeriksaan yang dilakukan terhadap model tersebut
haruslah melalui definisi skema. Parameter-parameter yang ditentukan
dalam skema tersebut akan disimpan di direktori databes surface.
Suatu skema terdiri dari sepuluh bagian definisi yang berbeda, setiap
bagian mengatur suatu kumpulan dari parameter-parameter geologi
dan mode.

8. Drill Hole

Dapat diimpor melalui model stratmodel dan dilakukan


pemeriksaan drill hole yang berfungsi untuk memeriksa data drill hole
dengan tujuan untuk menemukan kesalahan-kesalahan dari data
tersebut sebelum dibuat mode. Data drill hole yang dimasukkan ke
dalam project stratmodel akan disimpan dalam sebuah design file
sebagai graphical object yang terdiri dari nama,seam, kedalama, dan
sebagainya. Oleh karena itu data drill hole akan mempunyai atribut
tampilan grafis seperti warna jenis, dan sebagainya untuk setiap unit
yang terdapat dalam drill hole.

9. Contour struktur

yang memperlihatkan bentuk dan ketinggian suatu bidang yang


berada dibawah permukaan

10. Sub-crop

lapisan bagian batubara atau endapan bahan galian lainnya yang


sangat dekat kepermukaan tapi tidak tersingkap.

11. Cross section

Dalam statistik dan ekonometrik adalah jenis satu dimensi


kumpulan data. Cross sectional data mengacu pada data yang
dikumpulkan dengan mengamati banyak hal (seperti perusahaan atau
wilayah) pada titik yang sama, waktu, atau tanpa memperhatikan
perbedaan waktu. Analisis data cross sectional biasanya terdiri dari
membandingkan antara subject.
12. Section 2D

Merupakan suatu bagian yang mampu menampakkan sisi 2D dari


gambar(tampak depan dan tampak samping) cross section itu sendiri.

13. Section 3D

Merupakan suatu bagian yang meampakkan 3D dari


gambar(tampak semua bidang) cross section itu sendiri.

14. Sumber Daya

Sumberdaya batubara (coal resources) adalah bagian dari endapan


batubara yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumberdaya batu bara
ini dibagi dalam kelas-kelas sumberdaya berdasarkan tingkat
keyakinan geologi yang ditentukan secara kualitatif oleh kondisi
geologi/tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh jarak titik
informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi sumberdaya
apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dinyatakan layak.

15. Design pit

Desain pit adalah suatu kegiatan dalam merencanakan kegiatan

produksi pada tambang dengan metode yang digunakan adalah

tambang terbuka
BAB III
PEMBAHASAN
1. TOPOGRAFI
Peta Topografi Peta topografi merupakan peta yang
menggambarkan permukaan yang digambarkan dengan garis kontur. Pada
peta topografi dapat dilihat beda tinggi suatu lokasi dari rapatnya interval
kontur tersebut. Secara umum PT. CAKRA dilihat pada kondisi topografi
merupakan daerah yang agak landai karena tinggi elevasi hanya berbeda
sekiitar 2 meter-10 meter.
Secara arah mata angin lokasi PT. CAKRA berupa:
1. Pada bagian utara ada jurang yang bertbentuk cekungan danau
(perairan).
2. Pada arah timur laut dan arah timur merupakan dataran tinggi yang
diiringi lembah dimana garis konturnya ini terdiri dari 2 arah yaitu
arah bawah dan arah atas yang berbentuk bulat.
3. Pada arah tenggara wilayah ini berbentuk curam kearah bawah
(jurang) karena garis konturnya rapat beraliran kearah bawah.
4. Pada arah selatan terdapat aliran sungai kecil dimana garis konturnya
rapat berbentuk v.
5. Pada arah barat daya terdapat curam kearah bawah (jurang).
6. Pada arah barat terdapat daerah dataran tinggi karena garis kontur
tersebut rapat membentuk lingkaran.
7. Pada arah barat laut terdapat wilayah curam karena garis kontur rapat
kearah luar.
nantinya akan dipergunakan untuk menghitung sumberdaya dan membuat
desain pit penambangan. Elevasi tertinggi +60 terletak di bagian timur laut dan
elevasi terendah +20 terletak di bagian tenggara topografi
2. DRILL HOLE
Pada drill hole terdapat 24 lubang bor yang terdiri dari DH_01-
DH_24. Pada lubang bor ini terdapat 5 seam dengan pendeskripsian
seperti:
1. SEAM B (seam hijau) lapisan batubara ini ditemukan pada kedalaman
5 meter sampai kedalam 15 meter. Lapisannya tebal, dengan arah
strike perlapisan dimulai dari koordinat (x,y) (493935,9879225)
sampai koordinat x,y (494036,9879228).
2. SEAM C ( seam biru) lapisan batubara ini ditemukan pada kedalaman
15 meter sampai kedalaman 25 meter, lapisan ini tebal, yang berada
pada koordinat x,y (493647,9879219) sampai dengan koordinat x,y
(49036,9879228).
3. SEAM E (seam yellow) lapisan batubara ini ditemukan pada
kedalaman 18 meter sampai 28 meter, lapisan ini tebalnya tidak
merata (tidak sama) yang berbeda pada koordinat x,y
(493647,9879219) sampai koordinat x,y(493935,9879225).
4. SEAM D (seam cyan) lapisan batubara ini ditemukan pada
kedalaman 44 meter, kemenerusan lapisan berada pada koordinat
x,y (493657,9879219).
5. SEAM G (seam ungu) lapisan batubara ini ditemukan pada kedalaman
70 meter sampai kedalaman 78 meter, kemenerusan lapisan berada
pada koordinat x,y (493647,9879219) sampai dengan koordinat x,y
(494036,9879228)
3. CONTOURE STRUCTURE
Kontur G Floor
DIP
STRIKE

Kontur struktur dibuat untuk digunakan sebagai penentu arah strike dan
dip beserta elevasi. Yang data tersebut digunakan untuk membuat desain
pit.
4. PERHITUNGAN DUMBER DAYA DAN CADANGAN
A. SUMBER DAYA
SUMBER DAYA
measured
OB 1192981.824
VOL OB 585610.1377
TONASE 761293.179
SR 1.567046517

indicated
OB 1798282.388
VOL OB 777590.542
TONASE 1010867.705
SR 1.778949292
inferred
OB 1479973.914
VOL OB 671375.091
TONASE 872787.6184

B. CADANGAN YANG DITAMBANG


cadangan tertambang SEAM A  
TONASE 1249520.679
VOL BB 961169.7532
   

cadangan tertambang SEAM B  


TONASE 2309805.843
VOL BB 1776773.725
   

cadangan tertambang SEAM C  


TONASE 435796.789
VOL BB 335228.2992
   

cadangan tertambang SEAM D  


TONASE 975857.8378
VOL BB 750659.8752
   

cadangan tertambang SEAM E  


TONASE 491521.1731
VOL BB 378093.2101
   

cadangan tertambang SEAM F  


TONASE 46764.88429
VOL BB 35972.98792
   

cadangan tertambang SEAM G  


TONASE 2346920.527
VOL BB 1805323.482
   
cadangan tertambang SEAM H  
TONASE 4748382.078
VOL BB 3652601.598
   

5. DESIGN PIT

Pit dibuat dengan berbagai pertimbangan yaitu dengan batas pit yang
akan dibuat dan analisa geoteknik. Parameter geoteknik dipilih tergantung
pada produksi yang diinginkan dan alat-alat yang digunakan, dimensi
jenjang harus mampu menjamin kelancaran aktifitas alat mekanis agar
efisien dan faktor keamanan daerah penambangan, dan pada
pengaplikasian tinggi jenjang diberi 10 dengan kemiringan 60 derajat.
Kemiringan lereng harus tergantung pada struktur geologi, sifat fisik, dan
sifat mekanik batuan.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Lay out tambang PT.CAKRA dirancang berdasarkan peta topografi
daerah penelitian, pertimbangan jarak tempuh dan grade jalan tambang.
2. Jumlah sumber daya yang terukur sebesar 761293.179 BCM dengan
stipping ratio 1.5
3. Jlaan tambang pada pit dibuat melalui low wall yang lebih landai dari wall
lainnya.

B. SARAN
1. Sebaiknya dalam mineplan khususnya pada lubang bor agar dapat
menggunakan data bor yang lebih banyak agar mendapatkan hasil yang
akurat.
2. Perlu dilakukan analisis lanjutan membuat desain pit agar mengetahui
secara pasti bentuk desain pit.
3. Diperlukan pengawasan lebih lanjut utk mengetahui secara pasti tingkat
keakuratan kelayakan jalan tambang.
DAFTAR PUSTAKA
 Fadli¹, Sri Widodo², Agus Ardianto Budiman¹Jurnal Geomine, vol 01,

April 2015, “DESAIN PIT PENAMBANGAN BATUBARA BLOK C

PADA PT. INTIBUANA INDAH SELARAS KABUPATEN

NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA”

Anda mungkin juga menyukai