Kelompok 7
1. Muhammad barnang
2. Arbika
3. Azies Khan
4. Yoga Rafellano
5. Yogi Prasetio
6. M. BARNANG
7. Zikra ChairaFadilla
FAKULTAS TEKNIK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia pada 2015 tercatat sebesar 65,4 miliar ton dengan sumberdaya 12
miliar ton. Dari angka tersebut maka kegiatan eksplorasi terus dilakukan
energi untuk kelangsungan hidup manusia, seperti produksi baja, semen dan
dalam penggunaannya.
1. Batubara
Batubara ini terbentuk dari endapan sisa tumbuhan dan fosil pada iklim
purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Kubah gambut
air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batubara yang
berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat
eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur
atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini
kondisi roof dan floor, serta kandungan sulfur pada lapisan batubara.
pengotor atau penutup dalam batubara terdiri dari lapisan penyisip dalam
overburden (OB) adalah lapisan tanah dan batuan yang ada di atas seam
tanah penutup yang ada diantara dua seam batubara[8][9]. Pada software
batubara yang di ambil atau bisa juga disebut dengan besarnya volume
batubara[10][11].
dinyatakan layak[12] .
berbagai fitur yang sangat berguna dalam proses pengolahan dan analisa
ciri khas yang dibuat dengan teliti (secara geometris dan georeferensi) dan
3. Peta triangular
sudut untuk itu dari titik yang diketahui di kedua ujung dasar tetap, dari
dapat di perbaiki sebagai titik ke tiga dari segitiga dengan satu sisi yang
diketahui dan dua sudut dikenal. Triangulasi juga dapat merujuk pada
akurat survey sistem dari segitiga yang sangat besar, yang disebut
jaringan triangulasi.
4. Boundary
5. Grid
6. Peta contour
7. Skema stratmodel
8. Drill Hole
9. Contour struktur
10. Sub-crop
13. Section 3D
tambang terbuka
BAB III
PEMBAHASAN
1. TOPOGRAFI
Peta Topografi Peta topografi merupakan peta yang
menggambarkan permukaan yang digambarkan dengan garis kontur. Pada
peta topografi dapat dilihat beda tinggi suatu lokasi dari rapatnya interval
kontur tersebut. Secara umum PT. CAKRA dilihat pada kondisi topografi
merupakan daerah yang agak landai karena tinggi elevasi hanya berbeda
sekiitar 2 meter-10 meter.
Secara arah mata angin lokasi PT. CAKRA berupa:
1. Pada bagian utara ada jurang yang bertbentuk cekungan danau
(perairan).
2. Pada arah timur laut dan arah timur merupakan dataran tinggi yang
diiringi lembah dimana garis konturnya ini terdiri dari 2 arah yaitu
arah bawah dan arah atas yang berbentuk bulat.
3. Pada arah tenggara wilayah ini berbentuk curam kearah bawah
(jurang) karena garis konturnya rapat beraliran kearah bawah.
4. Pada arah selatan terdapat aliran sungai kecil dimana garis konturnya
rapat berbentuk v.
5. Pada arah barat daya terdapat curam kearah bawah (jurang).
6. Pada arah barat terdapat daerah dataran tinggi karena garis kontur
tersebut rapat membentuk lingkaran.
7. Pada arah barat laut terdapat wilayah curam karena garis kontur rapat
kearah luar.
nantinya akan dipergunakan untuk menghitung sumberdaya dan membuat
desain pit penambangan. Elevasi tertinggi +60 terletak di bagian timur laut dan
elevasi terendah +20 terletak di bagian tenggara topografi
2. DRILL HOLE
Pada drill hole terdapat 24 lubang bor yang terdiri dari DH_01-
DH_24. Pada lubang bor ini terdapat 5 seam dengan pendeskripsian
seperti:
1. SEAM B (seam hijau) lapisan batubara ini ditemukan pada kedalaman
5 meter sampai kedalam 15 meter. Lapisannya tebal, dengan arah
strike perlapisan dimulai dari koordinat (x,y) (493935,9879225)
sampai koordinat x,y (494036,9879228).
2. SEAM C ( seam biru) lapisan batubara ini ditemukan pada kedalaman
15 meter sampai kedalaman 25 meter, lapisan ini tebal, yang berada
pada koordinat x,y (493647,9879219) sampai dengan koordinat x,y
(49036,9879228).
3. SEAM E (seam yellow) lapisan batubara ini ditemukan pada
kedalaman 18 meter sampai 28 meter, lapisan ini tebalnya tidak
merata (tidak sama) yang berbeda pada koordinat x,y
(493647,9879219) sampai koordinat x,y(493935,9879225).
4. SEAM D (seam cyan) lapisan batubara ini ditemukan pada
kedalaman 44 meter, kemenerusan lapisan berada pada koordinat
x,y (493657,9879219).
5. SEAM G (seam ungu) lapisan batubara ini ditemukan pada kedalaman
70 meter sampai kedalaman 78 meter, kemenerusan lapisan berada
pada koordinat x,y (493647,9879219) sampai dengan koordinat x,y
(494036,9879228)
3. CONTOURE STRUCTURE
Kontur G Floor
DIP
STRIKE
Kontur struktur dibuat untuk digunakan sebagai penentu arah strike dan
dip beserta elevasi. Yang data tersebut digunakan untuk membuat desain
pit.
4. PERHITUNGAN DUMBER DAYA DAN CADANGAN
A. SUMBER DAYA
SUMBER DAYA
measured
OB 1192981.824
VOL OB 585610.1377
TONASE 761293.179
SR 1.567046517
indicated
OB 1798282.388
VOL OB 777590.542
TONASE 1010867.705
SR 1.778949292
inferred
OB 1479973.914
VOL OB 671375.091
TONASE 872787.6184
5. DESIGN PIT
Pit dibuat dengan berbagai pertimbangan yaitu dengan batas pit yang
akan dibuat dan analisa geoteknik. Parameter geoteknik dipilih tergantung
pada produksi yang diinginkan dan alat-alat yang digunakan, dimensi
jenjang harus mampu menjamin kelancaran aktifitas alat mekanis agar
efisien dan faktor keamanan daerah penambangan, dan pada
pengaplikasian tinggi jenjang diberi 10 dengan kemiringan 60 derajat.
Kemiringan lereng harus tergantung pada struktur geologi, sifat fisik, dan
sifat mekanik batuan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Lay out tambang PT.CAKRA dirancang berdasarkan peta topografi
daerah penelitian, pertimbangan jarak tempuh dan grade jalan tambang.
2. Jumlah sumber daya yang terukur sebesar 761293.179 BCM dengan
stipping ratio 1.5
3. Jlaan tambang pada pit dibuat melalui low wall yang lebih landai dari wall
lainnya.
B. SARAN
1. Sebaiknya dalam mineplan khususnya pada lubang bor agar dapat
menggunakan data bor yang lebih banyak agar mendapatkan hasil yang
akurat.
2. Perlu dilakukan analisis lanjutan membuat desain pit agar mengetahui
secara pasti bentuk desain pit.
3. Diperlukan pengawasan lebih lanjut utk mengetahui secara pasti tingkat
keakuratan kelayakan jalan tambang.
DAFTAR PUSTAKA
Fadli¹, Sri Widodo², Agus Ardianto Budiman¹Jurnal Geomine, vol 01,