Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KEGIATAN PENGEBORAN INPIT DRILL PADA

PT. CELEBES MULTISARANA SAKTI IUP PT. AKAR MAS INTERNASIONAL


KECAMATAN POMALAA KABUPATEN KOLAKA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Oleh : Rina Rembah1, Arif1, Sarina2
1. Dosen Teknik Pertambangan Universitas Sembilanbelas November Kolaka
2. Mahasiswa Universitas Sembilanbelas November Kolaka
email : Alisarina31@gmail.com

ABSTRAK
Pengeboran adalah suatu kegiatan pembuatan lubang dengan alat bor yang diametrnya kecil
dibandingkan dengan jarak kedalamannya pada suatu target eksplorasi untuk memperoleh data yang
representative. Kegiatan pengeboran biasanya dilakukan sebelum diadakannya penambangan. Adapun kegiatan
pengeboran antara lain yaitu geotek adalah untuk menentukan karakteristik tanah dan batuan, dalam beberapa
hal digunakan untuk memperoleh informasi tentang kondisi alam dan posisi muka air tanah. Dalam kegiatan
pengeboran perlu dianalisis juga estimasi biaya yang direncanakan agar realisasi biaya yang dikeluarkan tidak
melewati dana yang telah direncanakan sebelumnya. Perhitungan biaya biasanya berpengaruh terhadap hasil
kegiatan pengeboran, sehingga kegiatan pengeboran bisa berhenti ditengah kegiatan apabila hasil analisis yang
telah didapatkan tidak memenuhi standar yang dibutuhkan. Biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan berlangsung
khususnya pada kegiatan pengeboran. Biaya yang dihitung hanya berupa biaya bahan bakar, biaya pelumas (oil),
grease dan filter, biaya perbaikan, gaji operator, crew bor, mobilisasi alat serta mobilisasi karyawan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis biaya kegiatan pengeboran pada PT. Celebes
Multisarana Sakti pada IUP PT Akar Mas Internasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode statistic menggunakan statistic, dan menggunakan rumus matematis, kemudian disajikan dalam bentuk
table, grafik, dan perhitungan penyelesaian.
Berdasarkan hasil penelitian Produktivitas pengeboran menggunakan mesin penggerak yaitu kubota
dengan kedalaman yang sama tapi memiliki produktivitas yang berbeda CMSGH-04 memiliki produktivitas
1,09 m/jam, CMSGH-05 memiliki produktivitas 1,12 m/jam, CMSGH-06 memeiliki produktivitas 1,00 m/jam,
CMSGH-07 memeiliki produktivitas 1,08 m/jam, CMSGH-08 memeiliki produktivitas 1,04 m/jam, CMSGH-09
memiliki produktivitas 1,42 m/jam, CMSGH-09 memeiliki produktivitas 1,12 m/jam, CMSGH-10 memiliki
produktivitas 1,04 m/jam, CMSGH-11 memeiliki produktivitas 1,02 m/jam, CMSGH-12 memiliki produktivitas
1,00 m/jam dan CMSGH-13 memiliki produktivitas 1,42 m/jam. Besarnya biaya operasional yang dikeluarkan
dalam kegiatan pengeboran bijih nikel pada PT. Celebes Multisarana Sakti yaitu sebesar Rp. 125.985.800
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan sehingga proses ekploitasi dapat berjalan secara
continue.
Kata kunci : Cycle Time, Biaya Operasional, Produktifitas Pengeboran, Faktor Kendala Kegiatan Pengeboran

ABSTRACK
Drilling is an activity consisting of making holes with a drill whose diameter is small comparedto the
depth of an exploration target to obtain representative data. Several elements are used to obtain information on
the natural conditions and the position of the water table. In drilling activities, it is also necessary to analyze the
estimated planned costs so that the realized costs incurreddo not exceed the previously planned funds. Cost
calculation generally effect the result of drilling activities. Thus, drilling activities may stop in the middle of an
activity if the analytical result that have been obtained do not meet the required standards. Costs incurred in
ongoing activities, especially in drilling activities the costs that are calculated are only fuel costs, costs
lubricant (oil), grease and filters, repair costs, salaries of operators, the drilling team, the mobilization of
equipment and the mobilization of employees.

1
The purpose of this researchech is to analyze the cost of drilling activities in PT. Celebes Multisarana
Sakti IUP PT. Akar Mas Intrnational. And then presented in the form of tables, graphs and settlement
calculation.
Based on the result on drilling productivity using kubota driving machine with same depth but different
productivity of 1.09 m/hour, CMSGH-04 has productivity of 1.09 m/hour, CMSGH-05 has a productivity 0f 1.12
m/hour, CMSGH-06 has a productivity of 1.00 m/hour, CMSGH-07 has a productivity of1.08 m/hour, CMSGH-
08 has aproductivity of 1.04 m/hour, CMSGH-09 has a productivity of 1.12 m/hour, CMSGH-10 has a
productivity of 1.04 m/hour, CMSGH-11 has a productivity of 1.02 m/hour, CMSGH-12 has a productivity of
1.00 m/hour, CMSGH-13 has a productivity of 1.42 m/hour . The amount of operational costs incurend in nickel
ore drilling activities at PT. Clebes Multisarana Sakti is 125,985,800. With this research, it is hoped that it can
be a reference so that the exploitation process can continue.

Keywords : Cycle Time, Operational Costs, Drilling Productivity, Constrains For Drilling Activities.

PENDAHULUAN yang keras. Nikel merupakan komponen yang


Eksplorasi merupakan hal yang sangat ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi ciri
menentukan dalam suatu proses pengeboran. komponen yang membedakan meteorit dan
Dengan eksplorasi yang baik akan mendapatkan mineral lainnya.
hasil yang baik dan dengan hasil yang baik akan  Genesa Endapan Bijih Nikel
sangat menentukan tindakan yang akan diambil Proses pembentukan Nikel Laterit
dalam proses penambangan tersebut. Salah satu hal
diawali dari proses pelapukan batuan Ultrabasa.
yang dapat menentukan layaknya suatu aktifitas
penambangan melakukan produksi adalah dengan Dalam hal ini adalah batuan Harzburgit. Batuan ini
mengetahui sampel dari area yang akan ditambang banyak mengandung Olivin, Piroksin, Magnesium,
untuk mendapatkan sampel yang baik diperlukan Silikat dan Besi, mineral-ineral tersebut tidak stabil
suatu proses pengambilan sample yang sering dan mudah mengalami proses pelapukan, faktor
disebut pengeboran geoteknik. Pengeboran adalah kedua sebagai media transportasi Ni yang
suatu kegiatan pembuatan lubang dengan alat bor terpenting adalah air. Air tanah yang kaya akan
yang diametrnya kecil dibandingkan dengan jarak CO2, unsur ini berasal dari udara luar dan
kedalamannya pada suatu target eksplorasi untuk
tumbuhan, akan mengurangi mineral-mineral yang
memperoleh data yang representative. Tujuan
pengeboran untuk eksplorasi mineral adalah untuk terkandung dalam batuan Harzburgit tersebut.
memperoleh conto batuan sehingga dapat Endapan Nikel laterit yang terbentuk dari hasil
menetukan kualitas dan kuantitas mineral secara pelapukan batuan Ultrabasa secara umum terdiri
ekonomis yang meliputi data geologi, mineralisasi, dari 4 (empat) lapisan, yaitu :
litologi, kadar dan cadangan/ sumber daya mineral a. Lapisan tanah penutup (Over Burden)
deskripsi tubuh bijih, dll. Dalam kegiatan Lapisan tanah penutup biasa disebut iron
pengeboran perlu dianalisis juga estimasi biaya
capping. Material lapisan berukuran lempung
yang direncanakan agar realisasi biaya yang
dikeluarkan tidak melewati dana yang telah warna coklat kemerahan, dan biasanya
direncanakan sebelumnya. Perhitungan biaya terdapat juga sisa-sisa tumbuhan.Tebal lapisan
biasanya berpengaruh terhadap hasil kegiatan bervariasi antara 0-2 m. Komposisinya adalah
pengeboran, sehingga kegiatan pengeboran bisa akar tumbuhan, humus, oksida, besi dan sisa-
berhenti ditengah kegiatan apabila hasil analisis sisa organic lainnya.
yang telah didapatkan tidak memenuhi standar b. Lapisan Limonit
yang dibutuhkan.
Merupakan lapisan berwarna coklat
muda, ukuran butir lempung sampai pasir,
TINJAUAN PUSTAKA tekstur batuan asal mulai dapat diamati
 Nikel walaupun masih sangat sulit, dengan tebal
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel lapisan berkisar antara 1-10 m. Komposisinya
periodik yang memiliki symbol Ni dan nomor meliputi oksida besi yang dominan, Goethit,
atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat. magnetit.
Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, c. Lapisan Saprolit
tetapi jika dipadukan dengan Besi, Krom, dan Merupakan lapisan dari batuan dasar
logam lainnya, dapat membentuk Baja tahan karat yang sudah lapuk, berupa bongkah bongkah

2
lunak warna coklat kekuningan sampai
kehijauan. Struktur dan tekstur batuan asal
Keterangan :
masih terlihat. Ketebalan lapisannya berkisar
V = Kecepatan Produktivitas Pengeboran
Komposisinya berupa oksida besi, serpentin
(m/s)
sekitar ;0,4% Kuarsa, Magnetit dan tekstur
H = Kedalaman (meter)
batuan asal yang masih terlihat.
Ct= Cycle Time (s)
d. Batuan Dasar (Bedrock)
3. Efektivitas Pengeboran
Bagian terbawah dari profil nikel laterit,
Untuk menentukan nilai efektivitas dari
berwarna hitam kehijauan, terdiri dari
suatu pengeboran digunakan persamaan sebagai
bongkah – bongkah batuann dasar ukuran >75
berikut :
cm, dan secara umum sudah mengandung
mineral ekonomis. w
UA= x 100 %
 Eksplorasi w+s
Eksplorasi merupakan kagiatan yang
dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan Keterangan :
suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk UA = Use of Avability (%)
mendapatkan suatu kepastian tentang endapan W = Lamanya Beroperasi (s)
bahan galian yang diburu yang meliputi bentuk, S = Hambatan (s)
ukuran, letak kedudukan, kualitas kadar endapan
bahan galian serta karakteristik fisik dari endapan 4. Produktivitas Pengeboran
bahan galian tersebut. Selain unruk mendapatkan Untuk menghitung produktivitas dapat
data. ditentukan dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
 Pengeboran
Pengeboran juga merupakan salah satu Produktivitas = Efektifitas x Kecepatan Pemboran
kegiatan penting dalam sebuah industry
pertambangan. Kegiatan pemboran biasanya 5. Core Recovery
dilakukan sebelum diadakannya penambangan. Untuk menentukan Core Recovery digunakan
Adapun kegiatan pengeboran antara lain yaitu persamaan sebagai berikut:
geotek adalah untuk menentukan karakteristik
tanah dan batuan, dalam beberapa hal digunakan Panjang core
untuk memperoleh informasi tentang kondisi alami Core Recovery ¿ x 100 %
Kemajuan Bor
dan posisi muka air tanah.
 Produktifitas Kegiatan pengeboran  Biaya Pengeboran
1. Waktu Edar (Cycle Time) 1. Biaya/ Cost
Perhitungan cycle time pengeboran dapat Biaya adalah peroleh yang dikorbankan atau
dihitung dengan persamaan : digunakan dalam rangka memperolah penghasilan
atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang
penghasilan.
CT = WP + WR + WC + WT
2. Biaya Pengeboran
Keterangan : Terdapat dua tahap yang dilakukan dalam
CT = Cycle Time (s) mengkaji biaya, yaitu biaya kepemilikan dan biaya
WP = Waktu Pasang (s) operasional peralatan. Biaya kepemilikan
WR = Waktu Running (s)
WC = Waktu Cabut (s) dipengaruhi oleh harga alat, tingkat suku bunga,
WT = Waktu Tumbuk (s) dan asuransi. Sedangkan biaya operasional
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperi bahan
2. Kecepatan Produktifitas Pengeboran bakar, oil, pelumas, grease, tipe pekerjaan, kondisi
Kecepatan produktivitas pengeboran dapat medan kerja, dan peralatan-peralatan khusus yang
ditentukan dengan persamaan : digunakan.
H METODOLOGI PENELITIAN
v= Pada metode penelitian ini menggunakan
Ct
metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif ini

3
merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menjawab masalah penelitian yang berkaitan Grafik Kedalaman pengeboran
dengan data berupa angka dan program statistik.
Dalam melakukan penelitian ini harus menentukan
langkah-langkah yang terstruktur agar penelitian
menjadi sistematis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun kegiatan yang dilakukan selama
dilapangan yaitu mengambil data Cycle time
produksi pengeboran dan core recovery 10 titik bor
dengan menggnakan mesin penggerak yaitu
kubota, dari 21 titik yang telah direncanakan.
. Produktivitas alat bor yang menggunakan
Tabel Hasil Pengeboran
satu mesin penggerak yaitu mesin kubota.
Titik Koordinat Kedalaman
No Hole_Id
X Y (m) Produktivitas pengeboran dengan kedalaman yang
1
CMSGH-04 343321 9528661 8 sama tapi nilai yang berbeda, nilai CMSGH-04 dan
2 15 CMSGH-07 dengan kedalaman 8 meter memiliki
CMSGH-05 343421 9528661
3
CMSGH-06 343521 9528661 17 produktivitas 1,09 m/jam dan 1,08 m/jam. Untuk
4 8
CMSGH-07 343721 9528561 CMSGH-05, CMSGH-08,CMSGH-10 dan
5 15
CMSGH-08 343421 9528461 CMSGH-11 dengan kedalaman 15 meter memiliki
6 17
CMSGH-09 343521 9528461 produktivitas 1,12 m/jam, 1,04 m/jam, 1,12 m/jam
7 15
CMSGH-10 343621 9528461 dan 1,04 m/jam.Untuk CMSGH-06, CMSGH-09,
8 15
CMSGH-11 343721 9528461
9
CMSGH-12, CMSGH-13 dengan kedalaman 17
CMSGH-12 343521 9528361 17
10 meter memeiliki produktivitas 1,00 m/jam, 1,42
CMSGH-13 343621 9528361 17
Total 144 m/jam, 1,00 m/jam dan 1,42 m/jam. Hal ini
Sumber : Data Hasil Penelitian Sarina, 2022 disebabkan karena pengaruh efektivitas dan
kecepatan pengeboran yang ada pada masing-
 Produktivitas Pengeboran
masing titik bor.
Tabel Produktifitas pengeboran
Sumber : Data Pengolahan Sarina, 2022
Jenis Mesin Kecepatan Poduktifitas
Penggerak
Kode Titik Bor UA%
(m/jam) ( m/Jam)
 Faktor-Faktor yang Menjadi Kendala
CMSGH-04 18,59 5,84 1,09 Dalam Kegiatan Pengeboran
CMSGH-05 39,54 2,82 1,12 Material Yang Ditembus
CMSGH-06 60,63 1,64 1,00
Jenis material yang ditembus sangat
CMSGH-07 44,22 2,43 1,08 mempengaruhi nilai kecepatan yang ada pada
CMSGH-08 41,27 1,59 1,04 mesin bor. Jenis material yang dengan permukaan
Kubota
CMSGH-09 27,14 3,44 1,42 kering biasanya lebih sulit ditembus dibandingkan
CMSGH-10 39,54 2,82 1,12 dengan jenis material yang agak gembur.
CMSGH-11 63,35 1,59 1,04 Sedangkan untuk Zona limonite, mengandung
unsur yang berbeda – beda ada area yang memiliki
CMSGH-12 60,63 1,64 1,00
material limonite kuarsa biasanya lebih sulit
CMSGH-13 41,37 3,44 1,42
ditembus dan sering mengalami losse coring (tidak
ada sampel), hal tersebut di temui pada titik bor
pada CMSGH-08, CMSGH-11, CMSGH-12,
CMSGH-07 dan CMSGH-09 sedangkan untuk
material yang berunsur hermatite dan mangan lebih
mudah ditembus, hal tersebut di jumpai pada

4
CMSGH-04, CMSGH-05, CMSGH-06, CMSGH- 175 CC dan menggunakan mesin kubota. Kegiatan
10 dan CMSGH-13. pengeboran ini menghabiskan biaya operasional
Batang Bor Jatuh ( Pipa Jatuh ) selama 1 bulan Rp. 125.985.800anggaran dari total
Pipa jatuh adalah salah satu hambatan anggaran yang telah disiapkan sebesar Rp.
yang sering terjadi, hal ini dikarenakan kunci pipa 156.565.800. Hal ini terjadi karena tidak sesuai
yang longgar, atau pemegang kunci yang belum dengan maksimal kedalaman pengeboran 25 m dan
terbiasa dengan tekanan dari spindel yang mencoba terjadi beberapa hambatan saat pengeboran
untuk mengambil batang bor dari dalam lubang sehingga berpengaruh pada biaya operasional.
saat running pemboran di rasa sudah cukup dan
tube dirasa sudah berisi corring. Gambar Biaya operasional pengeboran
Batang Terjepit
Batang terjepit biasanya terjadi akibat
adanya endapan lumpur atau gerusan dari batuan
yang telah di tembus sehingga akan sangat sulit
untuk mengeluarkan batang bor yang berada di titik
CMSGH-05 sehingga mempengaruhi nilai
efektivitas pengeboran. Batang bor yang terjepit
oleh batuan biasanya tidak memakan waktu yang
lama dikarenakan material padat dari batuan tidak
akan bergerak dan cenderung akan hancur oleh
putaran baru batang bor sendiri
Maka biaya operasional yang digunakan
Mesin Bor Rusak
selama 1 dengan memakan waktu pengerjaan
Kendala yang paling sering terjadi adalah
pertitik kurang lebih 2-3 hari yaitu upah karyawan
kerusakan pada orbit putaran, orbit naik turun,
5 orang sebesar Rp. 15.000.000, bahan bakar (fuel)
pompa oli yang tidak maksimal serta selang Hous
450 liter sebesar Rp. 8.685.000, Oil mesin 4 liter
yang mengalami kebocoran. Hal ini sering terjadi
sebesar Rp. 180.000, Polymer 10 liter sebesar Rp.
sehingga mengakibatkan pekerjaan sering berhenti
1.500.000, Bit 4 pcs sebesar Rp. 14.000.000, Biaya
sebelum waktunya atau penggunaan mesin secara
maintenance sebesar Rp. 15.000.000, Sewa
paksa. Hal tersebut terjadi pada titik bor CMSGH-
operator sebesar Rp. 6.000.000, Sewa 1 unit mesin
07, dengan hambatan produktivitas sehingga
bor sebesar Rp. 55.000.000, Mobilisasi moving
produktivitas mengalami penurunan.
sebesar Rp. 567.800, Mobilisasi karyawan sebesar
Waktu delay dan Stand By
Rp. 7.236.000, Komsumsi (makanan) 150 sebesar
Waktu delay dan stand by merupakan Rp. 2.250.000, Air minum (gallon) 90 sebesar Rp.
salah satu kendala yang menjadi hambatan saat 270.000 dan biaya lain-lain sebesar Rp. 540.000
kegiatan pemboran, yang mana jumlah jam kerja dan keseluruhan anggaran yang digunakan sebesar
lebih sedikit dibandingkan Jumlah waktu istrahat Rp. 125.985.800 dan biaya perencanaan sebesar
yang digunakan sebelum memulai kegiatan dan Rp. 156.565.000. Hal tersebut dipengaruhi oleh
pulang sebelum jam pulang kerja. perencanaan awal kedalaman 25 m pertitik
Cuaca sehingga realisasinya tidak sesuai dengan
Ketika hujan atau panas tidak terlalu perencanaan.
berpengaruh, hal ini dikarenakan pada saat KESIMPULAN
pemboran setiap mesin menggunakan dua terpal
Adapun kesimpulan dari penelitian ini yaitu :
sebagai pelindung. Hal yang sangat berpengaruh
adalah ketika terjadi petir. 1. Produktivitas pengeboran menggunakan mesin
penggerak yaitu kubota dengan kedalaman yang
 Biaya Operasional Pengeboran sama tapi memiliki produktivitas yang berbeda
Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Celebes CMSGH-04 memiliki produktivitas 1,09 m/jam,
Multisarana Sakti IUP PT. Akar Mas CMSGH-05 memiliki produktivitas 1,12 m/jam,
Iinternasional. Pengeboran dilakukan selama 30 CMSGH-06 memeiliki produktivitas 1,00
hari dengan rata-rata penyelesaian 1 titik memakan m/jam, CMSGH-07 memeiliki produktivitas
waktu kurang lebih 2-3 hari kerja dengan 1,08 m/jam, CMSGH-08 memeiliki
menggunakan alat mesin bor MD jenis jackro tipe produktivitas 1,04 m/jam, CMSGH-09 memiliki

5
produktivitas 1,42 m/jam, CMSGH-09 Teknologi Universitas Sembilanbelas
memeiliki produktivitas 1,12 m/jam, CMSGH- November Kolaka. Kolaka.
10 memiliki produktivitas 1,04 m/jam, Ihsa, Afni Datul, Evaluasi Biaya Pemboran Dan
CMSGH-11 memeiliki produktivitas 1,02 Peledakan Batu Kapur Di Quary Bukit
m/jam, CMSGH-12 memiliki produktivitas 1,00 Karang Putih PT. Semen Padang.
m/jam dan CMSGH-13 memiliki produktivitas Maranatha. 2012. Model Geologi Endapan Nikel
1,42 m/jam. Fakultas Teknologi Geologi Universitas
2. Adapun faktor-faktor yang menjadi kendala Gajah Mada.
dalam kegiatan pengeboran adalah jenis Salmawati Kasbur Latiang, 2015. Perhitungan
material yang ditembus, batang bor yang jatuh, Tonase Hasil Pemboran Inpit
batang bor yang terjepit, crew pengeboran yang Menggunakan Metode Inverse Distance
kurang professional, kerusakan mesin bor, dan Weight (IDW) Dan Luas Daerah Pengaruh
kondisi cuaca yang berubah-ubah. Pada Tambang Utara, Bukit Everst PT.
3. Besarnya biaya operasional yang dikeluarkan ANTAM (Persero) Tbk. UBPN SULTRA.
dalam kegiatan pengeboran bijih nikel pada PT. Laporan Penelitian, Universitas
Celebes Multisarana Sakti yaitu sebesar Rp. Hasanuddin.
125.985.800. Sumberdaya Mineral dan Cadangan Menurut
Standar Komite Cadangan Mineral
UCAPAN TERIMA KASIH Indonesia 2017. KCMI 2017.
Supriyono, 1999. Pengertian Biaya.
1. Bapak Abdan Sakura, S.T selaku
Tenrisukki. 2003 Biaya Bahan Bakar dan Biaya
pembimbing selama penelitian
Perbaikan. Gunadarma. Bandung.
2. Bapak Riswan, S.T selaku pembimbing
Ulangsari Mardia. 2017. Laporan Tugas Akhir
lapangan selama penelitian
Analisis Kemajuan Tambang Nikel
DAFTAR PUSTAKA Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Budi Cristian. 2017. Jurnal Geologi Indonesia Sembilanbelas November Kolaka. Kolaka.
Prosedur Operasional Kontraktor
Pengeboran Nikel Laterit Program Studi
Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Pertambangan dan Perminyakan Insitut
Teknologi Bandung. Bandung.
Elsa Rahma Afrilia, dkk.2007. Analisis Biaya
Produksi Penambangan Batu Kapur Di
Bukit Karang Putih PT. Semen Padang.
Fathione Yurnia H, 2018. Estimasi Cadangan
Insitu Melalui Kegiatan Inpit Drill Pada
Bukit Everst Di PT. ANTAM (Persero)
Tbk. UBPN SULTRA. Tugas Akhir,
Universitas Negeri Padang.
Giataman, 2006. Ekonomi Tambang. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Hayati Najmi, 2021. Analisis Biaya Pemboran
Inpit Drill Di Front X PT. ANTAM Tbk.
Unit Bisnis Penambangan Nikel Sulawesi
Tenggara. Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Negri
Padang.
Herlina. 2021. Laporan Kerja Praktek Studi Teknis
Pengeboran Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Sains dan

6
7

Anda mungkin juga menyukai