Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BAHAN GALIAN INDUSTRI

“Review Artikel”

Disusun Oleh :

Deni Riski Ramadan


BP/NIM: 2021/21137130

Dosen Pengampu :
Ansosry, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
1. Review Jurnal 1
Judul Karakteristik Batugamping Formasi Wapulaka dan Pemanfaatannya
sebagai Bahan Galian Industri di Desa Wuna, Kabupaten Muna, Sulawesi
Tenggara
Nama Jurnal Jurnal Mineral, Energi, dan Lingkungan
(http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/JMEL/article/view/4030/4245)
Volume Vol. 5 No. 1 pp. 11 – 17
Nomor dan Halaman ISSN : 2549-564X
Tahun 2021
Penulis Ali Okto, Masri, Marwan Zam Mili, Hasria
Reviewer Deni Riski Ramadan
Tanggal Reviewer 25 Februari 2022
Indonesia memiliki potensi batugamping yang sangat besar dan hampir
tersebar merata di seluruh kepulauan Indonesia. Akan tetapi data yang
pasti mengenai jumlah sumberdaya batugamping tersebut belum ada,
namun berdasarkan sebaran peta geologinya, potensi batugamping yang
terdapatdi Indonesia diperkirakan sekitar 28,678 miliar ton(Permana,
2018). Di lengan tenggara pulau sulawesi, batugamping hadir sebagai
batuan pratersier maupun batuan kuarter yang tersebar hampir di seluruh
wilayah. Batugamping yang umumnya hadir berupa batugamping
terumbu, batugamping klastik, batugamping kristalin, beberapa di
Latar Belakang antaranya telah mengalami rombakan membentuk kalkarenit, napal, dan
batupasir karbonatan. Jika batugamping memiliki kandungan kalsium
yang tinggi dibandingmagnesium maka kualitasnya baik untuk
digunakan sebagai baku bahan industri semensebaliknya jika kalsium
memiliki kadar rendah sedangkan kadar magnesiumtinggi maka
kualitasnya buruksebagai bahan baku industri semen, namun cocok
digunakan sebagai bahan bangunan. Selain sebagai semen, batugamping
juga dapat digunakan sebagai industri kaca, pembuatan soda abu
peleburan dan permunian baja, bahan pemutih dalam indutri kertas dan
karet,serta digunakan sebagai pupuk kapur tohor untuk pertanian.
Sumberdaya batugamping cukup besar sehingga pengembangan industri
pertambangannya memiliki prospek yang sangat baik, khususnya pada
Pulau Muna dengan hamparan batugamping yang sangat luas.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik petrologi dan
geokimia batugamping, serta rekomendasi pemanfaatannya sebagai
bahan industri. Karakteristik batugamping daerah penelitian
diidentifikasi dengan analisis petrografi untuk mengetahui komposisi
penyusun batugamping, sedangkan karakteristik geokimia kandungan
Tujuan Penelitian senyawa batugamping diidentifikasi menggunakan XRF dengan prioritas
pada senyawa CaO, MgO, Fe2O3, dan CaCO3. Berdasarkan berbagai
parameter analisis ini, batugamping pada Daerah Wuna, Pulau Muna juga
dapat dilakukan pengembangan industri batugamping, berdasarkan jenis
pemanfaatan industri yang paling cocok berdasarkan kriteria Suhala dan
Arifin (1997).
Metode yang digunakan adalah metode lapangan geologi dan pekerjaan
laboratorium dengan data luaran utama adalah deskripsi sayatan tipis
batugamping dan kandungan senyawa mayor batugamping. Pengolahan
Metodologi Penelitian data lapangan menggunakan analisis petrografi dalam pemerian batuan
dan analisis geokimia senyawa mayor untuk mengetahui jenis
pemanfaatan batugamping.
Batugamping pada daerah penelitian berupa wackestonedan packstone.
Wackestone dicirikan dengan kelimpahan mikrit dan sparityang tersusun
atas lumpur karbonatan. Berfragmen skeletal dan nonskeletal grain yang
mengambang di antara matriks. Skeletal grain berupa foraminfera dan
moluska, sedangkan nonskeletal grainberupa aragonit dan kalsit. Di
beberapa sampel juga dijumpai kehadiran dolomit. Batuan ini terbentuk
pada fasies koral berarus rendah dan tenang, seperti pada daerah lagonal
dan back reef. Berbeda dengan wackestone, butiran pada packstone saling
Hasil Penelitian bersinggungan membentuk kemas tertutup yang terbentuk pada reef flat
dan fore reef yang tersusun atas foraminifera, red algae, dan moluska yang
disusun oleh aragonit dan kalsit. Kedua batuan mennjukkan kehadiran tipe
porositas yang bervariasi. Data geokimia menunjukkan kelimpahan
kandungan CaO, MgO, Fe2O3, dan CaCO3. Batugamping pada lokasi
penelitian dapat digunakan pada industri semen, bata silika, karbit,
pemurnian baja, bahan baku pertanian, dan penyaring air yang dijumpai
baik pada wackestone dan packstone dengan karakteristik utama kaya
akan lumpur karbonatan, skeletal grain yang melimpah yang kaya akan
aragonit.
1. Kelebihan
a. Pada penelitian terdapat kesesuaian tujuan jurnal dan kesimpulan
hasil penelitian.
Opini b. Metode penelitian yang digunakan penulis sangat tepat.
c. Tata tulis serta format penulisan jurnal sudah sangat baik
2. Kekurangan
a. Terdapat spasi format penulisan jurnal yang tidak teratur.

2. Review Jurnal 2
Judul Kedudukan Stratigrafi Dan Rekayasa Pemanfaatan Ball Clay Untuk
Industri Keramik (Studi Kasus : Desa Cicantayan dan Sekitarnya,
Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)
Nama Jurnal Jurnal Teknik
(https://journal.unpak.ac.id/index.php/jurnalteknik/article/view/358/1986)
Volume dan Halaman Volume 06, Nomor 1 Hal : 47 – 52
Tahun 2015
Penulis Iit Adhitia
Reviewer Deni Riski Ramadan
Tanggal Reviewer 25 Februari 2022
Ball clay merupakan salah satu jenis bahan galian industri yang dalam
Undang-Undang Pertambangan termasuk bahan galian golongan C,
merupakan jenis lempung sedimenter dengan komponen utama berupa
mineral kaolinit. Ball clay diperlukan dalam industri keramik
putih/keramik halus, yaitu sebagai tambahan pada badan keramik untuk
mengatasi sifat kaolin yang tidak plastis. Wilayah Desa Cicantayan dan
Latar Belakang sekitarnya, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa
Barat, adalah salah satu tempat endapan ball clay diketemukan yang belum
diketahui secara pasti kualitasnya serta pemanfaatan yang terarah,
sehingga perlu dilakukan penelitian tentang ball clay dalam kaitannya
dengan kedudukan stratigrafi untuk memberikan arahan dalam melakukan
eksploitasi, dan penelitian kualitas dalam memberikan arahan produk yang
layak untuk kegiatan industri keramik.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui kedudukan stratigrafi ball clay
Tujuan Penelitian sebagai pedoman dalam melakukan eksploitasi, dan penelitian kualitas ball
clay sebagai bahan pembuatan berbagai produk keramik.
Dalam menentukan kedudukan stratigrafi ball clay daerah penelitian,
penulis melakukan pembuatan penampang stratigrafi terukur pada 2 lokasi
Metodologi Penelitian dalam satuan batupasir kuarsa di wilayah Desa Hegarmanah dan Desa
Cicantayan yang dianggap memenuhi syarat, serta mengambil sampel pada
2 lokasi tersebut, yaitu BC1 dan BC2, kemudian dilakukan analisis X-Ray
Diffraction.
Ball clay dijumpai secara setempat-setempat dalam bentuk lensa atau
nodul, yang keterdapatannya bersama dengan batupasir kuarsa, lanau, dan
lapisan-lapisan tipis lignit/batubara pada satuan batupasir kuarsa dan
terletak pada bagian tengah-atas dari Formasi Bayah. Dalam rekayasa
Hasil Penelitian pemanfaatan ball clay untuk industri keramik, ball clay yang ada pada
daerah penelitian yaitu BC2 mempunyai sifat fisik dan sifat kimia yang
baik dibandingkan BC1, dapat digunakan sebagai salah satu bahan
tambahan adonan atau sebagai formula keramik untuk pembuatan benda-
benda keramik.
1. Kelebihan
a. Penjelasan pada pembahasan yang dilakukan sangat rinci
2. Kekurangan
Opini a. Terdapat spasi format penulisan jurnal yang tidak teratur.
b. Metodologi penelitian yang dilakukan tidak sesuai dengan metode
pembuatan jurnal.
c. Tata tulis jurnal masih banyak yang kurang

3. Review Jurnal 3
Judul Identifikasi Potensi Sebaran Bahan Galian Kabupaten Ngawi Jawa Timur
Nama Jurnal Jurnal ITATS
(http://ejurnal.itats.ac.id/sntekpan/article/view/412/277)
Volume dan Halaman Hal : 283 – 288
ISSN : 2685-6875
Tahun 2018
Penulis Yazid Fanani, Yohanes Jone, dan Hardi Wahono
Reviewer Deni Riski Ramadan
Tanggal Reviewer 25 Februari 2022
Kabupaten Ngawi dalam lingkup pengelolaan pertambangan menjadi
penting dan strategis karena mempunyai potensi bahan galianyang cukup
besar untuk mendukung pembangunan infrastruktur di Provinsi Jawa
Latar Belakang Timur yang terus meningkat, khususnya bahan galianmineral dan batuan.
Namun, Kabupaten Ngawi belum memiliki data secara rinci tentang
keberadaan dan penyebaran sumberdaya bahan galianpada wilayahnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahan galian di
Kabupaten Ngawi, untuk optimalisasi pengelolaan bahan galian
berdasarkan aspek kewilayahan sehingga dapat digunakan sebagai acuan
Tujuan Penelitian dalam pembuatan perencanaan pengembangan dan pedoman pengelolaan
bahan tambang serta tersedianya informasi ke arah eksplorasi rinci untuk
mengetahui besarnya cadangan dan studi kelayakan jika potensi yang ada
dapat ditambang.
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu studi literatur,
pengumpulan data, dan pengolahan data spasial. Data penelitian diolah
Metodologi Penelitian dengan metode pertampalan (overlay) peta-peta terkait untuk menentukan
sebaran potensi bahan galian. Pengolahan data menggunakan software
pengolah data spasial
- Kabupaten Ngawi memiliki 6 potensi sebaran bahan galianyaitu : Tanah
Urug, Andesit, Batugamping, Lempung, Sirtu, dan Breksi. Tanah Urug
dengan luas area potensi 74.779 Ha, Andesit dengan luas area 1.626 Ha,
Batugamping dengan luas area potensi 2.788 Ha, Lempung dengan luas
Hasil Penelitian area potensi 23.366 Ha, Sirtu dengan luas area potensi 29.619 Ha, dan
Breksi dengan luas area potensi 5.210,7 Ha. Potensi bahan galian yang
paling besar di Kabupaten Ngawi adalah Tanah Urug, Lempung, dan
Sirtuyang termasuk kedalam golongan mineral bukan logam dan
batuan.
1. Kelebihan
a. Pada penelitian terdapat kesesuaian tujuan jurnal dan kesimpulan
hasil penelitian.
b. Metode penelitian yang digunakan penulis sangat tepat.
Opini c. Tata tulis serta format penulisan jurnal sudah sangat baik
2. Kekurangan
a. Terdapat spasi format penulisan jurnal yang tidak teratur.
b. Tata tulis jurnal masih banyak yang kurang

Anda mungkin juga menyukai