Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PEMANFAATAN BATUBARA

“Review Artikel”

Disusun Oleh :

Deni Riski Ramadan


BP/NIM: 2021/21137130

Dosen Pengampu :
Ansosry, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TRANSFER S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
Review Artikel 1
Judul Sejarah Penambangan Batubara Bukit Asam di Tanjung Enim
Jurnal HISTORIA : Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
(https://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/sejarah/article/view/267
2)
Volume, Vol. 9 No. 1
Nomor, dan Halaman 87 – 96
Halaman ISSN 2442 – 8728 (Electronic), ISSN 2337-4713 (Print)
Tahun 2021
Penulis Tama Maysuri, Alian Sair, dan Syafruddin Yusuf
Reviewer Deni Riski Ramadan
Tanggal 24 Agustus 2021
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan sejarah
Penelitian
penambangan batubara Bukit Asam di Tanjung Enim.

Subjek Subjek dari penelitian ini adalah penambangan batubara Bukit


Penelitian Asam Tanjung Enim.
Metode Artikel ini menggunakan metode sejarah yaitu heuristik, kritik
Penelitian sumber, interpretasi dan historiografi. Pendekatan yang digunakan
yaitu pendekatan sosiologi. Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan
data atau mencari sumber-sumber berdasarkan tujuan penelitian
seperti sumber tertulis berupa buku dan jurnal sedangkan sumber
lisan berupa wawancara. peneliti berusaha untuk mencari sumber-
sumber yang sesuai dengan tema yang dikaji sesuai dengan tahun
yang diteliti.
Hasil dan Pada tahun 1918, ditemukan sejumlah cadangan antrasit diarea
Pembahasan Bukit Asam yang sekarang lebih dikenal dengan wilayah Tanjung
Penelitian Enim. Kemudian, pada tahun 1919, pemerintah Belanda mulai
membuka penambangan batubara Bukit Asam di Tanjung Enim.
Sejak pertengahan abad ke-19, di lokasi yang sama juga pernah
dipublikasikan bahwa ditemukan keberadaan lignit.
Lokasi penambangan pertama dilakukan di Tambang Air Laya
dengan metode sistem terbuka (Open-Pit Mining). Pada
berakhirnya Perang Dunia 1, tambang tersebut menghasilkan
dengan kapasitas produksi 1 juta ton pertahun dan memperkerjakan
2.900 orang. Stripping ratio rata-rata penambangan di Bukit Asam
saat itu hanya sekitar 1:2. Perubahan metode penambangan terjadi
pada 1923 sampai dengan tahun 1940, yaitu dilakukan dengan
metode penambangan bawah tanah.
Pengangkutan batubara juga dilakukan dengan menggunakan
kereta api. Kereta api yang digunakan mengangkut batubara ini
dikenal dengan istilah Babaranjang.
Pada tahun 1942, hampir seluruh operasional tambang diambil alih
dan diatur oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 1950, penambangan
batubara di wilayah Tanjung Enim mengalami perubahan status
tambang menjadi pertambangan nasional. Pemerintah RI
mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang
Bukit Asam (PN TABA) dan pada tahun 1950 ini lah tercatat
bahwa PT Bukit asam ini berdiri sebagai perusahaan milik
Pemerintah Indonesia.
Pada tahun 1990, pemerintah akhirnya membubarkan PN Tambang
Batubara melalui PP No. 56 Tahun 1990 tentang pembubaran PN
Tambang Batubara dan penambahan penyertaan modal Negara
Republik Indonesia ke dalam modal saham perusahaan perseroaan
(Persero) PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA). Pemerintah
kemudian memperbaharui Keppres No. 49 Tahun 1981 dengan
mengeluarkan Keppres No. 21 Tahun 1983 tentang ketentuan
pokok perjanjian kerja sama pengusahaan pertambangan batubara
antara perusahaan perseroan (Persero) PT Tambang Batubara Bukit
Asam dan perusahaan kontraktor pertambangan batubara.
Terbitnya Keppres ini mendorong kedudukan PT Tambang
Batubara Bukit Asam sebagai pemegang utama kekuasaan
pertambangan. PTBA menjadi pemegang utama seluruh kuasa
pertambangan batubara diseluruhIndonesia dan bergerak sebagai
respresentasi pemerintah dalam mengadakan perjanjian dengan
kontraktor melalui perjanjian kerja sama sejak berlakunya keppres
tahun 1993.
Jadi dapat dikatakan bahwa pada 1981, PN TABA berubah status
menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara
Bukit Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya disebut Perseroan.
Untuk meningkatkan pengembangan industri batubara di
Indonesia, pada 1990, pemerintah menetapkan untuk
menggabungkan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional.
Pada 1993, pemerintah menugaskan Perseroan untuk
mengembangkan usaha briket batubara. Pada tanggal 3 Desember
2002 awal diman perusahaan PTBA Go Public dan menjadi
perusahaan terbuka karena waktu itu untuk pertama kalinnya
PTBA mendapat pernyataan efektif dari Bapepam untuk
melakukan penawaran umumsaham perdananya (IPO).
Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai
perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”,
kemudian sebagai langkah pengembangan lini bisnis. Perseroan
juga membentuk anak perusahaan baru disektor energy pada tahun
2015 dengan nama PT Bukit Energi Investama (BEI).
Pada tahun 2017, Perseroan bergabung secara resmi dengan PT
Aneka Tambang Tbk dan PT Timah Tbk dalam Holding BUMN
Pertambangan dengan PT Inalum (Persero) sebagai induk Holding.
Bergabungnya Perseroan dalam Holding juga memberikan efek
domino dalam kebijakan perusahaan. Dimana terjadi perubahan
nama perusahaan yang awalnya PT Bukit Asam (Persero) Tbk
menjadi PT Bukit Asam Tbk.
Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik simpulan sejarah penambangan batubara PT Bukit Asam di
Tanjung Enim Kabupaten Muara Enim ditemukan pada tahun
1919, para geologis Belanda mulai membuka penambangan
Batubara di Bukit Asam, Sumatera Selatan. Lokasi penambangan
pertama dilakukan di Tambang Air Laya. Penambangan tersebut
dilakukan dengan sistem penambangan terbuka. Pada tahun 1950,
penambangan batubara di area Bukit Asam mengalami perubahan
status tambang menjadi pertambangan nasional. Pemerintah RI
mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang
Bukit Asam (PN TABA). Pada tahun 1981, PN TABA berubah
status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bukit Asam
(Persero) Tbk. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan
diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek dengan kode “PTBA”.
Pada tahun 2017, Perseroan secara resmi bergabung dengan
Holding BUMN dan memberikan efek dalam kebijakan perusahaan
sehingga terjadi perubahaan nama perusahaan yang awalnya PT
Bukit Asam (Persero) Tbk menjadi PT Bukit Asam Tbk.
Opini A. Kekuatan (Kelebihan)
1. Telah dipaparkan dengan jelas bagaimana metode penelitian
yang telah dilakukan, sehingga dapat dipahami.
2. Data serta hasil pengolahannya yang disajikan pada artikel
ini lengkap.
3. Penulisan artikel penelitian ini teratur dan sesuai dengan
kaidah penulisan artikel.
B. Kelemahan (Kekurangan)
1. Terdapat beberapa penulisan kalimat yang tidak sesuai
dengan EYD.
Review Artikel 2
Judul Pemanfaatan Batubara dan Sumber Daya Lokal Pedesaan Sebagai
Pupuk Batubara Plus dan Pengarunya Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Padi System Of Rice Intensification (S R I) di
Lahan Pasang Surut
Jurnal Klorofil : Jurnal Ilmu-Ilmu Agroteknologi
(https://jurnal.um-
palembang.ac.id/index.php/klorofil/article/view/1322)
Volume, Vol. 13 No. 2
Nomor, dan ISSN: 2085-9600, E-ISSN : 2443-3985
Halaman Halaman 71 – 77
Tahun 2018
Penulis Syafrullah
Reviewer Deni Riski Ramadan
Tanggal 24 Agustus 2021
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari
Penelitian
pengaruh pupuk organik plus dari batubara dosis 750 kg/ha
terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa varietas tanaman
padi (Oryza sativa L.) dengan System of Rice Intensification (SRI)
di lahan pasang surut.
Subjek Subjek dari penelitian ini adalah di wilayah Kota Terpadu Mandiri
Penelitian (KTM) khususnya di lahan sawah pasang surut di Desa telang sari
kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Metode Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Penelitian yang disusun secara Faktorial, dengan 9 kombinasi perlakuan dan
di ulang sebanyak 3 kali dengan 5 tanaman contoh. Faktor-faktor
yang diteliti dalam penelitian meliputi Jenis Pupuk (P) yang terdiri
dari : P0 = Pupuk Kimia Anjuran, P1 = Pupuk Kompos Jerami Padi
Dosis 5 ton/ha, P2 = Pupuk Organik Plus dari batubara Muda dosis
750 kg/ha dan Varietas Padi (V) yang terdiri dari : V1 = Varietas
Mentik wangi, V2 = Varietas Gogo Aromatik dan V3 = Vareitas
Beras Merah Peubah yang di amati dalam penelitian ini adalah
tinggi tanaman (cm), jumlah anakan (batang), jumlah anakan
produktif (malai), berat 1000 butir (gram), jumlah gabah per malai
(butir) dan produksi per petak (gram).

Hasil dan Berdasarkan hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa


Pembahasan perlakuan pemberian pupuk organik plus dari batubara dan varietas
Penelitian berpengaruh sangat nyata terhadap semua peubah yang diamati.
Perlakuan interaksi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah gabah per malai dan produksi, berpengaruh tidak
nyata terhadap jumlah anakan, jumlah anakan produktif, persentase
gabah hampa dan berat 1000 butir.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk organik plus dari
batubara dosis 750 kg/ha memberikan pertumbuhan dan produksi
tanaman padi terbaik dibandingkan formulasi pupuk lainnya,
varietas gogo aromatik yang ditanam dengan metode SRI
memberikan produksi tanaman padi terbaik, dibandingkan varietas
lain dan perlakuan interaksi antara dengan pupuk organik plus
takaran 750 kg/ha dengan varietas Gogo Aromatik berpengaruh
terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi dengan
produksi per petak 4,5 kg atau bila di konversi mencapai 7,23
ton/hektar.
Kesimpulan Pupuk organik plus dari batubara dosis 750 kg/ha memberikan
pertumbuhan dan produksi tanaman padi terbaik dibandingkan
jenis pupuk lainnya. 2. Varietas gogo aromatik yang ditanam
dengan metode SRI memberikan produksi tanaman padi terbaik,
dibandingkan varietas lain. 3. Perlakuan interaksi antara dengan
pupuk organik plus takaran 750 kg/ha dengan varietas Gogo
Aromatik berpengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman padi dengan produksi per petak 4,45 kg atau bila di
konversi mencapai 7,20 ton/hektar.
Opini A. Kekuatan (Kelebihan)
1. Telah dipaparkan dengan jelas bagaimana metode penelitian
yang telah dilakukan, sehingga dapat dipahami.
2. Data serta hasil pengolahannya yang disajikan pada artikel
ini lengkap.
3. Penulisan artikel penelitian ini teratur dan sesuai dengan
kaidah penulisan artikel.
B. Kelemahan (Kekurangan)
1. Terdapat beberapa penulisan kalimat yang tidak sesuai
dengan EYD.
Review Artikel 3
Judul Analisis Nilai Tukar Rupiah, Produksi Batubara, Permintaan
Batubara Dalam Negeri Dan Harga Batubara Acuan Terhadap
Volume Ekspor Batubara Indonesia (Studi Pada Ekspor Batubara
Indonesia Tahun 2005-2014)
Jurnal Jurnal Administrasi Bisnis
(http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/art
icle/view/1310)
Volume, Vol. 33 No. 2
Nomor, dan ISSN: 1907-5995
Halaman Halaman 145 – 153
Tahun 2016
Penulis Dicky Pratama, Suharyono, dan Edy Yulianto
Reviewer Deni Riski Ramadan
Tanggal 24 Agustus 2021
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan
Penelitian
pengaruh nilai tukar rupiah, produksi batubara, permintaan
batubara dalam negeri dan harga batubara acuan terhadap volume
ekspor batubara Indonesia pada tahun 2005-2014.
Subjek Variabel bebas dalam penelitian ini adalah nilai tukar Rupiah,
Penelitian produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri dan harga
batubara acuan dengan variabel terikat volume ekspor batubara
Indonesia.
Metode Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian penjelasan
Penelitian (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif. Analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Nilai
koefisien determinasi sebesar 0,995 yang berarti variabel bebas
nilai tukar Rupiah, produksi batubara, permintaan batubara dalam
negeri dan harga batubara acuan mempengaruhi 99,5% variabel
terikat volume eskpor batubara dan sisanya dijelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak diteliti.
Hasil dan Hasil Penelitian
Pembahasan 1. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian Model regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh variabel bebas, yaitu niali tukar Rupiah
(X1), produksi batubara (X2), permintaan batubara dalam
negeri(X3) dan harga batubara acuan (X4) terhadap variabel
terikat yaitu volume ekspor batubara (Y). didapatkan
persamaan model regresi linier sebagai berikut : Y = 0,077 +
0,160X1 + 0,839X2 + 0,023X3 + 0,199X4. Dari persamaan
regresi linier berganda di atas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:
a. Konstanta
Konstanta pada persamaan menunjukkan a = 0,077 yang
berarti bahwa apabila tidak terdapat perubahan variabel
nilai tukar Rupiah, produksi batubara, permintaan batubara
dalam negeri dan harga batubara acuan (X1 = X2 = X3 = X4
= tetap), maka volume ekspor batubara akan meningkat
sebesar 0.077 poin. Dengan kata lain, volume ekspor
batubara akan meningkat sebesar 0.077 poin dalam satu
tahun tanpa adanya pengaruh dari nilai tukar Rupiah,
produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri, dan
harga batubara acuan.
b. Koefisien Variabel X1 (Nilai Tukar Rupiah)
Koefisien variabel nilai tukar Rupiah pada persamaan
adalah sebesar 0,160. Koefisien ini menunjukkan bahwa
nilai tukar Rupiah mempunyai hubungan yang positif dan
berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap volume ekspor
batubara. Hal ini berarti, apabila nilai tukar Rupiah
mengalami peningkatan 1%, maka volume ekspor batubara
akan meningkat sebesar 0,160 dengan asumsi variabel
produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri, dan
harga batubara acuan dianggap konstan. Berlaku pula
sebaliknya.
c. Koefisien Variabel X2 (Produksi Batubara)
Koefisien variabel produksi batubara pada persamaan
adalah sebesar 0,839. Koefisien ini menunjukkan bahwa
produksi batubara mempunyai hubungan positif dan
berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor batubara.
Hal ini berarti, apabila produksi batubara meningkat 1%,
maka volume ekspor batubara akan meningkat sebesar
0,839 poin dengan asumsi variabel nilai tukar Rupiah,
permintaan batubara dalam negeri, dan harga batubara
acuan dianggap konstan. Berlaku pula sebaliknya, apabila
produksi batubara menurun 1%, maka akan menyebabkan
volume ekspor batubara mengalami penurunan sebesar
0,839.
d. Koefisien Variabel X3 (Permintaan Batubara Dalam
Negeri)
Koefisien variabel permintaan batubara dalam negeri pada
persamaan adalah sebesar 0,023. Koefisien ini
menunjukkan bahwa permintaan batubara dalam negeri
mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh tetapi
signifikan terhadap volume ekspor batubara. Hal ini berarti,
apabila permintaan batubara dalam negeri mengalami
peningkatan 1%, maka volume ekspor batubara akan
meningkat sebesar 0,023 dengan asumsi variabel nilai tukar
Rupiah, produksi batubara, dan harga batubara acuan
dianggap konstan. Berlaku pula sebaliknya, apabila
permintaan batubara dalam negeri mengalami penurunan
1%. maka akan menyebabkan volume ekspor batubara juga
menurun sebesar 0,023.
e. Koefisien Variabel X4 (Harga Batubara Acuan)
Koefisien variabel harga batubara acuan pada persamaan
adalah sebesar 0,199. Koefisien ini menunjukkan bahwa
harga batubara acuan mempunyai hubungan yang positif
dan berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor
batubara. Hal ini berarti, apabila harga batubara acuan
mengalami peningkatan 1%, maka volume ekspor batubara
akan meningkat sebesar 0,199 dengan asumsi variabel nilai
tukar Rupiah, produksi batubara, dan permintaan batubara
dalam negeri dianggap konstan. Berlaku pula sebaliknya,
apabila nilai tukar rupiah mengalami penurunan 1%. maka
akan menyebabkan volume ekspor batubara juga menurun
sebesar 0,199.
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) dalam regresi linear berganda
digunakan untuk mengetahui besar kontribusi variabel-variabel
bebas yang meliputi nilai tukar rupiah (X1), produksi batubara
(X2), permintaan batubara dalam negeri (X3) dan harga
batubara acuan (X4) terhadap variabel terikat (volume ekspor
batubara). Nilai koefisien determinasi yang digunakan adalah
nilai koefisien determinasi yang digunakan nilai R2. Selain
koefisien determinasi, juga didapat koefisien korelasi (R) yang
menunjukkan besarnya hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Hasil perhitungan nilai R2 dengan
menggunakan SPSS 19.0.
Nilai koefisien determinasi (R2 ) pada tabel 4.12 diperoleh hasil
sebesar 0,995. Artinya bahwa 99,5% variabel volume ekspor
batubara dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu nilai tukar
Rupiah (X1), produksi batubara (X2), permintaan batubara
dalam negeri (X3), dan harga batubara acuan (X4). Dengan kata
lain pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat
signifikan. Sedangkan nilai R (koefisien korelasi) sebesar
0,998. Nilai korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat termasuk dalam kategori
sangat kuat.
3. Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial atau uji t digunakan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel bebas (nilai tukar Rupiah, produksi
batubara, permintaan batubara dalam negeri, dan harga
batubara acuan) secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat (volume ekspor batubara).
Hasil perhitungan uji parsial (uji t) dengan menggunakan SPSS
19.0.
Berdasarkan tabel uji parsial, dapat dijelaskan bahwa:
a. Variabel nilai tukar Rupiah mempunyai nilai sig. t lebih
besar dari taraf signifikan yang disyaratkan (0,198 > 0,05).
Hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel nilai tukar Rupiah berpengaruh
tetapi tidak signifikan secara parsial terhadap volume
ekspor batubara.
b. Variabel produksi mempunyai nilai sig. t lebih kecil dari
taraf signifikan yang ditentukan (0,000 < 0,05). Hal ini
berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel produksi batubara berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap volume ekspor batubara.
c. Variabel permintaan batubara dalam negeri mempunyai
nilai sig. t lebih besar dari taraf signifikan yang disyaratkan
(0,777 > 0,05), Hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel permintaan
batubara dalam negeri berpengaruh tetapi tidak signifikan
secara parsial terhadap volume ekspor batubara.
d. Variabel harga batubara acuan mempunyai nilai sig. t lebih
kecil dari taraf signifikan yang disyaratkan (0,016 > 0,05),
Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel harga batubara acuan
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap volume
ekspor batubara.
4. Uji Bersamaan (Uji F)
Uji simultan atau uji F digunakan untuk mengetahui apakah
variabel bebas yang meliputi nilai tukar Rupiah, produksi
batubara, permintaan batubara dalam negeri, dan harga
batubara acuan berpengaruh signifikan secara bersama-sama
terhadap variabel terikat yaitu volume ekspor batubara.
didapatkan taraf signifikan sebesar (Sig) sebesar 0,000 atau
kurang dari taraf signifikan yang disyaratkan yaitu 0,000 <
0,05, sehingga diputuskan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
Dengan kata lain, hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas
yang meliputi nilai tukar Rupiah, produksi batubara,
permintaan batubara dalam negeri, dan harga batubara acuan
berpengaruh signifikan secara bersamaan terhadap variabel
terikat yaitu volume ekspor batubara.
Pembahasan Penelitian
1. Hasil Pengujian Hipotesis 1
a. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Volume Ekspor
Batubara
Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa
nilai tukar Rupiah secara parsial mempunyai pengaruh
positif akan tetapi tidak signifikan terhadap volume ekspor
batubara.
b. Pengaruh Produksi Batubara Terhadap Volume Ekspor
Batubara
Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa
produksi batubara secara parsial mempunyai pengaruh
positif yang signifikan terhadap volume ekspor batubara.
c. Pengaruh Permintaan Batubara Dalam Negeri Terhadap
Volume Ekspor Batubara
Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa
permintaan batubara dalam negeri secara parsial
mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap
volume ekspor batubara.
d. Pengaruh Harga Batubara Acuan Terhadap Volume Ekspor
Batubara
Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa
harga batubara acuan secara parsial mempunyai pengaruh
positif yang signifikan terhadap volume ekspor batubara.
2. Hasil Pengujian Hipotesis 2
Hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa nilai tukar Rupiah,
produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri dan harga
batubara acuan berpengaruh secara simultan atau bersama-
sama terhadap volume ekspor batubara.
Hasil uji bersamaan (Uji F) menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah,
produksi batubara, permintaan barubara dalam negeri dan harga
batubara acuan secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap
volume ekspor batubara di Indonesia. Sedangkan hasil uji parsial
(Uji t), menunjukkan variabel produksi batubara dan harga
batubara acuan berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor
batubara di Indonesia. Sebaliknya, variabel nilai tukar Rupiah dan
permintaan batubara dalam negeri tidak berpengaruh signifikan
terhadap volume ekspor batubara.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan secara parsial antara
nilai tukar Rupiah terhadap volume ekspor batubara dari hasil
pengujian hipotesis (uji t). Hal ini ditunjukkan oleh nilai taraf
signifikan yang dihasilkan sebesar 0,198 lebih besar dari taraf
signifikan yang disyaratkan yaitu sebesar 0,05.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
produksi batubara terhadap volume ekspor batubara dari hasil
pengujian hipotesis (uji t). Hal ini ditunjukkan oleh nilai taraf
signifikan yang dihasilkan sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf
signifikan yang disyaratkan yaitu sebesar 0,05.
3. Terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan secara parsial antara
permintaan batubara dalam negeri terhadap volume ekspor
batubara dari hasil pengujian hipotesis (uji t). Hal ini
ditunjukkan oleh nilai taraf signifikan yang dihasilkan sebesar
0,777 lebih besar dari taraf signifikan yang disyaratkan yaitu
sebesar 0,05.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara harga batubara
acuan terhadap volume ekspor batubara dari hasil pengujian
hipotesis secara parsial (uji t). Hal ini ditunjukkan oleh nilai
taraf signifikan yang dihasilkan sebesar 0,016 lebih besar dari
taraf signifikan yang disyaratkan yaitu sebesar 0,05.
5. Terdapat pengaruh yang signifkan secara bersamaan antara
nilai tukar Rupiah, produksi batubara, permintaan batubara
dalam negeri, dan harga batubara acuan terhadap ekspor
batubara dari hasil pengujian hipotesis secara bersamaan (Uji
F). Hal ini ditunjukkan oleh nilai taraf signifikan yang
dihasilkan sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan yang
disyaratkan yaitu sebesar 0,05.
6. Variabel nilai tukar Rupiah, produksi batubara, permintaan
batubara dalam negeri, dan harga batubara acuan memiliki
pengaruh sebesar 99,5% terhadap perubahan volume ekspor
batubara. Hal ini ditunjukkan oleh hasil pengujian koefisien
determinasi (R2 ) yang memiliki hasil sebesar 0,995.
Sedangkan sisanya sebesar 0,5 atau 5% perubahan volume
ekspor batubara dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang
tidak dimasukkan penelitian.

Opini A. Kekuatan (Kelebihan)


1. Telah dipaparkan dengan jelas bagaimana metode penelitian
yang telah dilakukan, sehingga dapat dipahami.
2. Data serta hasil pengolahannya yang disajikan pada artikel
ini lengkap.
3. Penulisan artikel penelitian ini teratur dan sesuai dengan
kaidah penulisan artikel.
B. Kelemahan (Kekurangan)
1. Terdapat beberapa penulisan kalimat yang tidak sesuai
dengan EYD.
2. Penulisan artikel penelitian ini kurang tepat dan kurang
teratur yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan artikel

Anda mungkin juga menyukai