JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021 Review Artikel 1 Judul Sejarah Penambangan Batubara Bukit Asam di Tanjung Enim Jurnal HISTORIA : Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah (https://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/sejarah/article/view/267 2) Volume, Vol. 9 No. 1 Nomor, dan Halaman 87 – 96 Halaman ISSN 2442 – 8728 (Electronic), ISSN 2337-4713 (Print) Tahun 2021 Penulis Tama Maysuri, Alian Sair, dan Syafruddin Yusuf Reviewer Deni Riski Ramadan Tanggal 24 Agustus 2021 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan sejarah Penelitian penambangan batubara Bukit Asam di Tanjung Enim.
Subjek Subjek dari penelitian ini adalah penambangan batubara Bukit
Penelitian Asam Tanjung Enim. Metode Artikel ini menggunakan metode sejarah yaitu heuristik, kritik Penelitian sumber, interpretasi dan historiografi. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan sosiologi. Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data atau mencari sumber-sumber berdasarkan tujuan penelitian seperti sumber tertulis berupa buku dan jurnal sedangkan sumber lisan berupa wawancara. peneliti berusaha untuk mencari sumber- sumber yang sesuai dengan tema yang dikaji sesuai dengan tahun yang diteliti. Hasil dan Pada tahun 1918, ditemukan sejumlah cadangan antrasit diarea Pembahasan Bukit Asam yang sekarang lebih dikenal dengan wilayah Tanjung Penelitian Enim. Kemudian, pada tahun 1919, pemerintah Belanda mulai membuka penambangan batubara Bukit Asam di Tanjung Enim. Sejak pertengahan abad ke-19, di lokasi yang sama juga pernah dipublikasikan bahwa ditemukan keberadaan lignit. Lokasi penambangan pertama dilakukan di Tambang Air Laya dengan metode sistem terbuka (Open-Pit Mining). Pada berakhirnya Perang Dunia 1, tambang tersebut menghasilkan dengan kapasitas produksi 1 juta ton pertahun dan memperkerjakan 2.900 orang. Stripping ratio rata-rata penambangan di Bukit Asam saat itu hanya sekitar 1:2. Perubahan metode penambangan terjadi pada 1923 sampai dengan tahun 1940, yaitu dilakukan dengan metode penambangan bawah tanah. Pengangkutan batubara juga dilakukan dengan menggunakan kereta api. Kereta api yang digunakan mengangkut batubara ini dikenal dengan istilah Babaranjang. Pada tahun 1942, hampir seluruh operasional tambang diambil alih dan diatur oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 1950, penambangan batubara di wilayah Tanjung Enim mengalami perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pemerintah RI mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA) dan pada tahun 1950 ini lah tercatat bahwa PT Bukit asam ini berdiri sebagai perusahaan milik Pemerintah Indonesia. Pada tahun 1990, pemerintah akhirnya membubarkan PN Tambang Batubara melalui PP No. 56 Tahun 1990 tentang pembubaran PN Tambang Batubara dan penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham perusahaan perseroaan (Persero) PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA). Pemerintah kemudian memperbaharui Keppres No. 49 Tahun 1981 dengan mengeluarkan Keppres No. 21 Tahun 1983 tentang ketentuan pokok perjanjian kerja sama pengusahaan pertambangan batubara antara perusahaan perseroan (Persero) PT Tambang Batubara Bukit Asam dan perusahaan kontraktor pertambangan batubara. Terbitnya Keppres ini mendorong kedudukan PT Tambang Batubara Bukit Asam sebagai pemegang utama kekuasaan pertambangan. PTBA menjadi pemegang utama seluruh kuasa pertambangan batubara diseluruhIndonesia dan bergerak sebagai respresentasi pemerintah dalam mengadakan perjanjian dengan kontraktor melalui perjanjian kerja sama sejak berlakunya keppres tahun 1993. Jadi dapat dikatakan bahwa pada 1981, PN TABA berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya disebut Perseroan. Untuk meningkatkan pengembangan industri batubara di Indonesia, pada 1990, pemerintah menetapkan untuk menggabungkan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan. Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional. Pada 1993, pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batubara. Pada tanggal 3 Desember 2002 awal diman perusahaan PTBA Go Public dan menjadi perusahaan terbuka karena waktu itu untuk pertama kalinnya PTBA mendapat pernyataan efektif dari Bapepam untuk melakukan penawaran umumsaham perdananya (IPO). Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”, kemudian sebagai langkah pengembangan lini bisnis. Perseroan juga membentuk anak perusahaan baru disektor energy pada tahun 2015 dengan nama PT Bukit Energi Investama (BEI). Pada tahun 2017, Perseroan bergabung secara resmi dengan PT Aneka Tambang Tbk dan PT Timah Tbk dalam Holding BUMN Pertambangan dengan PT Inalum (Persero) sebagai induk Holding. Bergabungnya Perseroan dalam Holding juga memberikan efek domino dalam kebijakan perusahaan. Dimana terjadi perubahan nama perusahaan yang awalnya PT Bukit Asam (Persero) Tbk menjadi PT Bukit Asam Tbk. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik simpulan sejarah penambangan batubara PT Bukit Asam di Tanjung Enim Kabupaten Muara Enim ditemukan pada tahun 1919, para geologis Belanda mulai membuka penambangan Batubara di Bukit Asam, Sumatera Selatan. Lokasi penambangan pertama dilakukan di Tambang Air Laya. Penambangan tersebut dilakukan dengan sistem penambangan terbuka. Pada tahun 1950, penambangan batubara di area Bukit Asam mengalami perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pemerintah RI mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada tahun 1981, PN TABA berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek dengan kode “PTBA”. Pada tahun 2017, Perseroan secara resmi bergabung dengan Holding BUMN dan memberikan efek dalam kebijakan perusahaan sehingga terjadi perubahaan nama perusahaan yang awalnya PT Bukit Asam (Persero) Tbk menjadi PT Bukit Asam Tbk. Opini A. Kekuatan (Kelebihan) 1. Telah dipaparkan dengan jelas bagaimana metode penelitian yang telah dilakukan, sehingga dapat dipahami. 2. Data serta hasil pengolahannya yang disajikan pada artikel ini lengkap. 3. Penulisan artikel penelitian ini teratur dan sesuai dengan kaidah penulisan artikel. B. Kelemahan (Kekurangan) 1. Terdapat beberapa penulisan kalimat yang tidak sesuai dengan EYD. Review Artikel 2 Judul Pemanfaatan Batubara dan Sumber Daya Lokal Pedesaan Sebagai Pupuk Batubara Plus dan Pengarunya Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi System Of Rice Intensification (S R I) di Lahan Pasang Surut Jurnal Klorofil : Jurnal Ilmu-Ilmu Agroteknologi (https://jurnal.um- palembang.ac.id/index.php/klorofil/article/view/1322) Volume, Vol. 13 No. 2 Nomor, dan ISSN: 2085-9600, E-ISSN : 2443-3985 Halaman Halaman 71 – 77 Tahun 2018 Penulis Syafrullah Reviewer Deni Riski Ramadan Tanggal 24 Agustus 2021 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari Penelitian pengaruh pupuk organik plus dari batubara dosis 750 kg/ha terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa varietas tanaman padi (Oryza sativa L.) dengan System of Rice Intensification (SRI) di lahan pasang surut. Subjek Subjek dari penelitian ini adalah di wilayah Kota Terpadu Mandiri Penelitian (KTM) khususnya di lahan sawah pasang surut di Desa telang sari kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Metode Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Penelitian yang disusun secara Faktorial, dengan 9 kombinasi perlakuan dan di ulang sebanyak 3 kali dengan 5 tanaman contoh. Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian meliputi Jenis Pupuk (P) yang terdiri dari : P0 = Pupuk Kimia Anjuran, P1 = Pupuk Kompos Jerami Padi Dosis 5 ton/ha, P2 = Pupuk Organik Plus dari batubara Muda dosis 750 kg/ha dan Varietas Padi (V) yang terdiri dari : V1 = Varietas Mentik wangi, V2 = Varietas Gogo Aromatik dan V3 = Vareitas Beras Merah Peubah yang di amati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman (cm), jumlah anakan (batang), jumlah anakan produktif (malai), berat 1000 butir (gram), jumlah gabah per malai (butir) dan produksi per petak (gram).
Hasil dan Berdasarkan hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa
Pembahasan perlakuan pemberian pupuk organik plus dari batubara dan varietas Penelitian berpengaruh sangat nyata terhadap semua peubah yang diamati. Perlakuan interaksi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah gabah per malai dan produksi, berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan, jumlah anakan produktif, persentase gabah hampa dan berat 1000 butir. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk organik plus dari batubara dosis 750 kg/ha memberikan pertumbuhan dan produksi tanaman padi terbaik dibandingkan formulasi pupuk lainnya, varietas gogo aromatik yang ditanam dengan metode SRI memberikan produksi tanaman padi terbaik, dibandingkan varietas lain dan perlakuan interaksi antara dengan pupuk organik plus takaran 750 kg/ha dengan varietas Gogo Aromatik berpengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi dengan produksi per petak 4,5 kg atau bila di konversi mencapai 7,23 ton/hektar. Kesimpulan Pupuk organik plus dari batubara dosis 750 kg/ha memberikan pertumbuhan dan produksi tanaman padi terbaik dibandingkan jenis pupuk lainnya. 2. Varietas gogo aromatik yang ditanam dengan metode SRI memberikan produksi tanaman padi terbaik, dibandingkan varietas lain. 3. Perlakuan interaksi antara dengan pupuk organik plus takaran 750 kg/ha dengan varietas Gogo Aromatik berpengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi dengan produksi per petak 4,45 kg atau bila di konversi mencapai 7,20 ton/hektar. Opini A. Kekuatan (Kelebihan) 1. Telah dipaparkan dengan jelas bagaimana metode penelitian yang telah dilakukan, sehingga dapat dipahami. 2. Data serta hasil pengolahannya yang disajikan pada artikel ini lengkap. 3. Penulisan artikel penelitian ini teratur dan sesuai dengan kaidah penulisan artikel. B. Kelemahan (Kekurangan) 1. Terdapat beberapa penulisan kalimat yang tidak sesuai dengan EYD. Review Artikel 3 Judul Analisis Nilai Tukar Rupiah, Produksi Batubara, Permintaan Batubara Dalam Negeri Dan Harga Batubara Acuan Terhadap Volume Ekspor Batubara Indonesia (Studi Pada Ekspor Batubara Indonesia Tahun 2005-2014) Jurnal Jurnal Administrasi Bisnis (http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/art icle/view/1310) Volume, Vol. 33 No. 2 Nomor, dan ISSN: 1907-5995 Halaman Halaman 145 – 153 Tahun 2016 Penulis Dicky Pratama, Suharyono, dan Edy Yulianto Reviewer Deni Riski Ramadan Tanggal 24 Agustus 2021 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan Penelitian pengaruh nilai tukar rupiah, produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri dan harga batubara acuan terhadap volume ekspor batubara Indonesia pada tahun 2005-2014. Subjek Variabel bebas dalam penelitian ini adalah nilai tukar Rupiah, Penelitian produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri dan harga batubara acuan dengan variabel terikat volume ekspor batubara Indonesia. Metode Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian penjelasan Penelitian (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,995 yang berarti variabel bebas nilai tukar Rupiah, produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri dan harga batubara acuan mempengaruhi 99,5% variabel terikat volume eskpor batubara dan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti. Hasil dan Hasil Penelitian Pembahasan 1. Analisis Regresi Linier Berganda Penelitian Model regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas, yaitu niali tukar Rupiah (X1), produksi batubara (X2), permintaan batubara dalam negeri(X3) dan harga batubara acuan (X4) terhadap variabel terikat yaitu volume ekspor batubara (Y). didapatkan persamaan model regresi linier sebagai berikut : Y = 0,077 + 0,160X1 + 0,839X2 + 0,023X3 + 0,199X4. Dari persamaan regresi linier berganda di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Konstanta Konstanta pada persamaan menunjukkan a = 0,077 yang berarti bahwa apabila tidak terdapat perubahan variabel nilai tukar Rupiah, produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri dan harga batubara acuan (X1 = X2 = X3 = X4 = tetap), maka volume ekspor batubara akan meningkat sebesar 0.077 poin. Dengan kata lain, volume ekspor batubara akan meningkat sebesar 0.077 poin dalam satu tahun tanpa adanya pengaruh dari nilai tukar Rupiah, produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri, dan harga batubara acuan. b. Koefisien Variabel X1 (Nilai Tukar Rupiah) Koefisien variabel nilai tukar Rupiah pada persamaan adalah sebesar 0,160. Koefisien ini menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap volume ekspor batubara. Hal ini berarti, apabila nilai tukar Rupiah mengalami peningkatan 1%, maka volume ekspor batubara akan meningkat sebesar 0,160 dengan asumsi variabel produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri, dan harga batubara acuan dianggap konstan. Berlaku pula sebaliknya. c. Koefisien Variabel X2 (Produksi Batubara) Koefisien variabel produksi batubara pada persamaan adalah sebesar 0,839. Koefisien ini menunjukkan bahwa produksi batubara mempunyai hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor batubara. Hal ini berarti, apabila produksi batubara meningkat 1%, maka volume ekspor batubara akan meningkat sebesar 0,839 poin dengan asumsi variabel nilai tukar Rupiah, permintaan batubara dalam negeri, dan harga batubara acuan dianggap konstan. Berlaku pula sebaliknya, apabila produksi batubara menurun 1%, maka akan menyebabkan volume ekspor batubara mengalami penurunan sebesar 0,839. d. Koefisien Variabel X3 (Permintaan Batubara Dalam Negeri) Koefisien variabel permintaan batubara dalam negeri pada persamaan adalah sebesar 0,023. Koefisien ini menunjukkan bahwa permintaan batubara dalam negeri mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh tetapi signifikan terhadap volume ekspor batubara. Hal ini berarti, apabila permintaan batubara dalam negeri mengalami peningkatan 1%, maka volume ekspor batubara akan meningkat sebesar 0,023 dengan asumsi variabel nilai tukar Rupiah, produksi batubara, dan harga batubara acuan dianggap konstan. Berlaku pula sebaliknya, apabila permintaan batubara dalam negeri mengalami penurunan 1%. maka akan menyebabkan volume ekspor batubara juga menurun sebesar 0,023. e. Koefisien Variabel X4 (Harga Batubara Acuan) Koefisien variabel harga batubara acuan pada persamaan adalah sebesar 0,199. Koefisien ini menunjukkan bahwa harga batubara acuan mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor batubara. Hal ini berarti, apabila harga batubara acuan mengalami peningkatan 1%, maka volume ekspor batubara akan meningkat sebesar 0,199 dengan asumsi variabel nilai tukar Rupiah, produksi batubara, dan permintaan batubara dalam negeri dianggap konstan. Berlaku pula sebaliknya, apabila nilai tukar rupiah mengalami penurunan 1%. maka akan menyebabkan volume ekspor batubara juga menurun sebesar 0,199. 2. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besar kontribusi variabel-variabel bebas yang meliputi nilai tukar rupiah (X1), produksi batubara (X2), permintaan batubara dalam negeri (X3) dan harga batubara acuan (X4) terhadap variabel terikat (volume ekspor batubara). Nilai koefisien determinasi yang digunakan adalah nilai koefisien determinasi yang digunakan nilai R2. Selain koefisien determinasi, juga didapat koefisien korelasi (R) yang menunjukkan besarnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hasil perhitungan nilai R2 dengan menggunakan SPSS 19.0. Nilai koefisien determinasi (R2 ) pada tabel 4.12 diperoleh hasil sebesar 0,995. Artinya bahwa 99,5% variabel volume ekspor batubara dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu nilai tukar Rupiah (X1), produksi batubara (X2), permintaan batubara dalam negeri (X3), dan harga batubara acuan (X4). Dengan kata lain pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat signifikan. Sedangkan nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,998. Nilai korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat termasuk dalam kategori sangat kuat. 3. Uji Parsial (Uji t) Uji parsial atau uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas (nilai tukar Rupiah, produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri, dan harga batubara acuan) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (volume ekspor batubara). Hasil perhitungan uji parsial (uji t) dengan menggunakan SPSS 19.0. Berdasarkan tabel uji parsial, dapat dijelaskan bahwa: a. Variabel nilai tukar Rupiah mempunyai nilai sig. t lebih besar dari taraf signifikan yang disyaratkan (0,198 > 0,05). Hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel nilai tukar Rupiah berpengaruh tetapi tidak signifikan secara parsial terhadap volume ekspor batubara. b. Variabel produksi mempunyai nilai sig. t lebih kecil dari taraf signifikan yang ditentukan (0,000 < 0,05). Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel produksi batubara berpengaruh signifikan secara parsial terhadap volume ekspor batubara. c. Variabel permintaan batubara dalam negeri mempunyai nilai sig. t lebih besar dari taraf signifikan yang disyaratkan (0,777 > 0,05), Hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel permintaan batubara dalam negeri berpengaruh tetapi tidak signifikan secara parsial terhadap volume ekspor batubara. d. Variabel harga batubara acuan mempunyai nilai sig. t lebih kecil dari taraf signifikan yang disyaratkan (0,016 > 0,05), Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga batubara acuan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap volume ekspor batubara. 4. Uji Bersamaan (Uji F) Uji simultan atau uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang meliputi nilai tukar Rupiah, produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri, dan harga batubara acuan berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu volume ekspor batubara. didapatkan taraf signifikan sebesar (Sig) sebesar 0,000 atau kurang dari taraf signifikan yang disyaratkan yaitu 0,000 < 0,05, sehingga diputuskan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain, hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas yang meliputi nilai tukar Rupiah, produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri, dan harga batubara acuan berpengaruh signifikan secara bersamaan terhadap variabel terikat yaitu volume ekspor batubara. Pembahasan Penelitian 1. Hasil Pengujian Hipotesis 1 a. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Volume Ekspor Batubara Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa nilai tukar Rupiah secara parsial mempunyai pengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap volume ekspor batubara. b. Pengaruh Produksi Batubara Terhadap Volume Ekspor Batubara Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa produksi batubara secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap volume ekspor batubara. c. Pengaruh Permintaan Batubara Dalam Negeri Terhadap Volume Ekspor Batubara Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa permintaan batubara dalam negeri secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap volume ekspor batubara. d. Pengaruh Harga Batubara Acuan Terhadap Volume Ekspor Batubara Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa harga batubara acuan secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap volume ekspor batubara. 2. Hasil Pengujian Hipotesis 2 Hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa nilai tukar Rupiah, produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri dan harga batubara acuan berpengaruh secara simultan atau bersama- sama terhadap volume ekspor batubara. Hasil uji bersamaan (Uji F) menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah, produksi batubara, permintaan barubara dalam negeri dan harga batubara acuan secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor batubara di Indonesia. Sedangkan hasil uji parsial (Uji t), menunjukkan variabel produksi batubara dan harga batubara acuan berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor batubara di Indonesia. Sebaliknya, variabel nilai tukar Rupiah dan permintaan batubara dalam negeri tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor batubara. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan secara parsial antara nilai tukar Rupiah terhadap volume ekspor batubara dari hasil pengujian hipotesis (uji t). Hal ini ditunjukkan oleh nilai taraf signifikan yang dihasilkan sebesar 0,198 lebih besar dari taraf signifikan yang disyaratkan yaitu sebesar 0,05. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara produksi batubara terhadap volume ekspor batubara dari hasil pengujian hipotesis (uji t). Hal ini ditunjukkan oleh nilai taraf signifikan yang dihasilkan sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan yang disyaratkan yaitu sebesar 0,05. 3. Terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan secara parsial antara permintaan batubara dalam negeri terhadap volume ekspor batubara dari hasil pengujian hipotesis (uji t). Hal ini ditunjukkan oleh nilai taraf signifikan yang dihasilkan sebesar 0,777 lebih besar dari taraf signifikan yang disyaratkan yaitu sebesar 0,05. 4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara harga batubara acuan terhadap volume ekspor batubara dari hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji t). Hal ini ditunjukkan oleh nilai taraf signifikan yang dihasilkan sebesar 0,016 lebih besar dari taraf signifikan yang disyaratkan yaitu sebesar 0,05. 5. Terdapat pengaruh yang signifkan secara bersamaan antara nilai tukar Rupiah, produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri, dan harga batubara acuan terhadap ekspor batubara dari hasil pengujian hipotesis secara bersamaan (Uji F). Hal ini ditunjukkan oleh nilai taraf signifikan yang dihasilkan sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan yang disyaratkan yaitu sebesar 0,05. 6. Variabel nilai tukar Rupiah, produksi batubara, permintaan batubara dalam negeri, dan harga batubara acuan memiliki pengaruh sebesar 99,5% terhadap perubahan volume ekspor batubara. Hal ini ditunjukkan oleh hasil pengujian koefisien determinasi (R2 ) yang memiliki hasil sebesar 0,995. Sedangkan sisanya sebesar 0,5 atau 5% perubahan volume ekspor batubara dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan penelitian.
Opini A. Kekuatan (Kelebihan)
1. Telah dipaparkan dengan jelas bagaimana metode penelitian yang telah dilakukan, sehingga dapat dipahami. 2. Data serta hasil pengolahannya yang disajikan pada artikel ini lengkap. 3. Penulisan artikel penelitian ini teratur dan sesuai dengan kaidah penulisan artikel. B. Kelemahan (Kekurangan) 1. Terdapat beberapa penulisan kalimat yang tidak sesuai dengan EYD. 2. Penulisan artikel penelitian ini kurang tepat dan kurang teratur yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan artikel