Anda di halaman 1dari 23

PEMANFAATAN SLUDGE INDUSTRI KERTAS SEBAGAI PEMBENAH

TANAH PADA LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA PT BUKIT ASAM

Disusun Oleh :
Ayu Setiyawati 119250047
Intan Prameswari F 119250045
Widya Cahya Utami 119250059
Evi Eri Narita 119250064
S. Henni Wardani 119250069
Erlangga Putra Pramesti 119250096
M. Khairul Fuadi 119250151

Dosen Pengampu :
Andika Munandar, S. Si., M. Eng

PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI C

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................ I
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 4
2.1 Profil PT Bukit Asam Tbk ............................................................................... 4
2.2 Profil PT Indah Kiat Pulp ............................................................................... 5
2.2 Penambangan Batubara .................................................................................. 6
2.3 Limbah .............................................................................................................. 6
2.4 Industri Kertas ................................................................................................. 7
2.5 Sludge ................................................................................................................. 8
BAB III METODOLOGI ........................................................................................ 10
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................... 10
3.2 Diagram Alir ................................................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 12
4.1 Aspek Lingkungan ......................................................................................... 12
4.2 Aspek Sosial-Budaya ...................................................................................... 14
4.3 Aspek Ekonomi ............................................................................................... 15
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 17
5.2 Saran ................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 19

I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Industri pertambangan dengan metode pertambangan terbuka telah menghasilkan


dampak ikutan berupa kerusakan lingkungan yang parah terutama pada hutan hujan
tropik. Kegiatan penambangan terbuka biasanya dilakukan dengan tahapan
pembukaan lahan, pengikisan lapisan-lapisan tanah, pengerukan dan penimbunan.
Kegiatan tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti
terbukanya lapisan permukaan tanah yang mengakibatkan peningkatan laju erosi
dan aliran permukaan (surface run-off), terganggunya tingkat stabilitas lahan serta
rusaknya ekosistem hutan.

Sektor pertambangan banyak menghasilkan devisa bagi negara, tetapi juga banyak
menimbulkan kerusakan lingkungan yang cukup memprihatinkan. Salah satu contoh
aktivitas pertambangan yang memiliki dampak cukup besar yaitu pertambangan
batubara. Penambangan batubara biasanya dilakukan dengan metode tambang terbuka
yaitu dengan mengupas seluruh lapisan kulit bumi yang ada di lokasi deposit batubara.
Hal ini akan menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang mengandung bahan organik
dan hilangnya lapisan mineral yang tersusun atas senyawa pirit. Hilangnya bahan
organik pada tanah dan terjadinya acid rock drainage merupakan kendala terbesar yang
dihadapi dalam kegiatan rehabilitasi lahan bekas tambang batubara. Oleh karena itu
diperlukan upaya perbaikan lahan sebelum dilakukan aktivitas revegetasi pada lahan
tersebut.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pembenahan lahan bekas tambang
batubara adalah dengan menambahkan bahan organik misalnya menggunakan sludge
yang berasal dari industri kertas yang diambil dari Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). Sludge merupakan lumpur aktif dari berbagai koloni mikroba. Penelitian
pemanfaatan kompos sludge untuk meningkatkan produksi pertanian sudah banyak
dilakukan terutama di Eropa dan Amerika. Sludge dapat meningkatkan pertumbuhan,

1
redundancy nutrisi tanaman, dan kondisi fisik tanah. Kompos sludge dapat membantu
tanah dalam melepaskan mineral secara perlahan-lahan, sebagai sumber kation alkali
dan sebagai sumber C bagi mikroba tanah. Kandungan C pada tanah akan merangsang
aktivitas mikroba tanah yang pada akhirnya akan meningkatkan kandungan humus,
meningkatkan kemampuan tanah mengikat air, kapasitas tukar kation dan penyerapan
mineral serta agregasi tanah.

Dengan demikian lahan bekas tambang batubara di Indonesia dan produksi sludge juga
cukup banyak dan belum dimanfaatkan secara optimal maka diperlukan penelitian
tentang pemanfaatan sludge sebagai agen pembenah tanah yang dapat mempercepat
proses rehabilitasi lahan bekas tambang batubara dan untuk memperbaiki lahan
sebelum ditanami.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana teknik pemanfaatan sludge industri kertas untuk rehabilitasi lahan
bekas tambang batubara?
2. Bagaimana pengaplikasian teknologi yang dapat digunakan dalam remediasi
lahan bekas tambang batubara yang aplikatif dan murah serta dapat
memanfaatkan limbah sludge industri kertas secara optimum?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui teknik pemanfaatan sludge industri kertas untuk rehabilitasi
lahan bekas tambang batubara.
2. Untuk mengetahui pengaplikasian teknologi yang dapat digunakan dalam
remediasi lahan bekas tambang batu bara yang aplikatif dan murah serta dapat
memanfaatkan limbah sludge industri kertas secara optimum.

2
1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:


1. Sampel tanah yang digunakan diambil dari lahan bekas batubara PT Bukit
Asam Tbk di Provinsi Sumatera Selatan.
2. Sampel sludge industri kertas diambil dari salah satu perusahaan industri kertas
di Kabupaten Serang, Banten.
3. Analisis data yang digunakan menggunakan analisis varian, jika berbeda nyata
maka akan dilakukan uji wilayah berganda dari Duncan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil PT Bukit Asam Tbk


PT Bukit Asam Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang
pertambangan batubara di Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan.
Perusahaan tersebut telah melakukan aktivitas penambangan sejak tahun 1923
dibawah kekuasaan Kolonial Belanda. Namun, pada tahun 1950 Pemerintahan
Indonesia mengesahkan pembentukannya dengan nama Perusahaan Negara Tambang
Arang Bukit Asam (PN TABA), kemudian pada Tanggal 1 Maret 1981 PN TABA
berubah status menjadi sebuah Perseroan Terbatas dengan nama PT Bukit Asam
(Persero).

PT Bukit Asam memiliki visi dan misi sebagai perusahaan energi kelas dunia yang
peduli lingkungan dan mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi
korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi
stakeholder dan lingkungan. Selain visi dan misi, PT Bukit Asam juga memiliki
beberapa tata nilai yang diterapkan dalam perusahaan diantaranya : amanah dalam
memegang kepercayaan yang diberikan, kompeten dalam mengembangkan
kapabilitas, harmonis dan menghargai perbedaan, loyalitas tinggi, adaptif dalam
menggerakkan atau menghadapi perubahan dan kolaboratif dalam membangun kerja
sama yang sinergis.

PT Bukit Asam hingga saat ini telah memiliki banyak anak perusahaan diantaranya :
1. PT Batubara Bukit Kendi
2. PT Bukit Pembangkit Innovative
3. PT Bukit Asam Prima
4. PT Bukit Asam Metana Enim
5. PT Bukit Asam Metana Ombilin
6. PT Bukit Energi Metana
7. PT Internasional Prima Coal

4
8. PT Bukit Asam Banko
9. PT Bukit Asam Transpacific Railways
10. PT Huadian Bukit Asam Power
11. PT Bukit Multi Investama
12. PT Bukit Energi Investama
13. PT Bukit Multi Properti (ptba.co.id)

2.2 Profil PT Indah Kiat Pulp

PT Indah Kiat Pulp merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
penyedia kertas terbesar di Indonesia. Perusahaan yang berlokasi di area seluas 550
hektar yang strategis karena dekat dengan pusat distribusi di Serang, Banten.
Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 1991 sebagai solusi untuk semua
kebutuhan akan kertas kemasan dan karton. Produk-produk buatan perusahaan ini
tidak hanya memenuhi pasaran domestik saja, melainkan telah menembus pasaran
internasional. PT Indah Kiat Pulp adalah perusahaan Asia pertama yang memperoleh
penghargaan dari BIR (Bureau of International Recycling-Papyrus Award) atas upaya
meningkatkan penggunaan kertas daur ulang sehingga perusahaan ini telah
mengekspor hingga ke negara-negara di Asia, Amerika Utara dan Selatan, Australia,
Afrika dan juga Eropa.

Perkembangan produksi perusahaan ini semakin meningkat. Terbukti bahwa pabrik


dapat mencatatkan produksi tahunan dengan total 1.700.000 metrik ton karton.
Perusahaan ini selalu berupaya melahirkan inovasi-inovasi baru dalam produksinya.
Dengan teknologi yang diterapkannya yang berbasis pengolahan air limbah. Dalam
usaha menjadi perusahaan yang menerapkan Mekanisme Pengembangan Bersih,
perusahaan berkomitmen untuk melestarikan lingkungan dan memberikan kontribusi
untuk memerangi pemanasan global dengan operasi ramah lingkungan dan program
penanaman pohon besar-besaran untuk di area pabrik dan sekitarnya. Selain itu,
perusahaan juga terus menjaga kualitas produk, ketepatan waktu pengiriman dan

5
layanan purna jual yang menjadi kunci bagi perusahaan untuk digunakan sebagai
pemimpin dalam Industri Kertas & Packaging di pasaran.

2.2 Penambangan Batubara

Penambangan Batubara Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun


2009, pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca
tambang. Sistem penambangan batubara adalah sistem tambang terbuka (open pit
mining) dengan teknik backfilling. Sistem ini merupakan metode konvensional
kombinasi dari penggunaan excavator shovel dan truk. Urutan kegiatannya meliputi
pembukaan lahan, pengupasan dan penimbunan tanah tertutup, pengambilan dan
pengangkutan batubara serta pengecilan ukuran tanpa proses pencucian batubara.
Sistem penambangan ini belum memungkinkan untuk dilaksanakan pengisian lubang
bekas tambang (backfilling) sehingga tanah permukaan (top soil) yang terkumpul
segera disebarkan pada lahan yang sudah siap direklamasi (brench final). Apabila
lahan reklamasi tersebut belum tersedia maka tanah pucuk tersebut harus dikumpulkan
keluar batas daerah penimbunan atau diamankan ke tempat pengumpulan tanah pucuk.
Kemudian lapisan batuan penutup ditimbun di luar areal tambang dengan sistem
terasering dan recountouring. Pada kaki daerah penimbunan dibuat kolam
pengendapan (settling pond) untuk mengumpulkan air permukaan dan mengendapkan
lumpur yang terangkut. Secara umum metode penambangan terbuka sesuai untuk
lokasi batubara yang dangkal, sedangkan metode penambangan bawah tanah untuk
daerah lokasi batubara yang dalam dan daerah yang subur (Yani, 2005).

2.3 Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai
jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air

6
buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah padat lebih
dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak
memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan
kimia senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas
tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama
bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan
karakteristik limbah (Damanhuri, 2008). Berdasarkan permen LHK No 6 Tahun 2021
Tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun menyatakan bahwa Limbah adalah sisa suatu Usaha dan/atau Kegiatan.

2.4 Industri Kertas

Industri kertas adalah industri yang mengolah kayu sebagai bahan dasar untuk
memproduksi pulp, kertas, papan dan produk berbasis selulosa lainnya. Kertas telah
mengubah peradaban manusia sejak awal ditemukannya. Industri kertas sendiri
merupakan salah satu sektor yang diprioritaskan pengembangannnya sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri
Nasional. Hal ini sangatlah tepat karena Indonesia memiliki keunggulan komparatif
terutama terkait bahan baku, di mana produktivitas tanaman kita jauh lebih tinggi
dibandingkan negara-negara pesaing yang beriklim subtropis. Pabrik kertas di
Indonesia merupakan salah satu industri penting yang mendatangkan devisa bagi
negara dengan memiliki keunggulan komparatif bila dibandingkan dengan negara lain.
Keunggulan tersebut diantaranya adalah dari segi bahan baku. Indonesia mempunyai
potensi untuk menguasai pasar kertas dunia karena mempunyai ketersediaan bahan
baku melimpah yang berupa wilayah hutan. Disamping itu tenaga kerja dengan
mobilitas yang tinggi juga tersedia. Namun demikian dalam pengembangan ke depan
perlu adanya inovasi produk dan jasa serta penggunaan teknologi yang ramah
lingkungan sehingga dapat lebih kompetitif dalam menghadapi persaingan dunia.
Dengan melakukan inovasi dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan

7
diharapkan pengaruh negatif terhadap kerusakan lingkungan hidup yang selama ini
mendapat sorotan publik dapat sedikit demi sedikit dikurangi.

Namun demikian, seperti halnya industri yang lain, pabrik kertas juga menghasilkan
limbah yang berpotensi menurunkan daya dukung lingkungan. Agar tidak menjadi
masalah, penanganan limbahnya menjadi penting dilakukan. Limbah pabrik kertas
dapat berupa limbah cair dan limbah sludge. Limbah sludge atau residu lumpur berasal
dari penanganan primer dan sekunder limbah cairnya. Umumnya, sludge
ditanggulangi dengan cara dibakar di incinerator atau dibuang dengan sistem open
dumping. Walaupun sludge-nya merupakan material yang relatif homogen, usaha
untuk mendaur ulang dan memanfaatkannya menjadi produk berguna hampir tidak
terdengar di Indonesia (Permana, 2019).

2.5 Sludge

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan salah satu instalasi yang bergerak
dalam bidang pengolahan air bersih. Salah satu potensi pencemaran lingkungan yang
harus dikelola oleh industri ini sendiri adalah limbah sludge. Seiring dengan
berjalannya proses produksi, semakin meningkat pula jumlah limbah sludge yang
dihasilkan IPAL. Limbah sludge yang dibiarkan di tempat terbuka tanpa
penanganan lebih lanjut, berpotensi sebagai sumber pencemar. Selain karena
menimbulkan bau tak sedap, limbah sludge yang terkena hujan akan terikut aliran
air tanah dan masuk ke sungai yang ada di sekitarnya. Limbah sludge yang
mengandung bahan organik berpotensi meningkatkan “Biological Oxygen
Demand” (BOD) dan “Chemical Oxygen Demand” (COD), yang akan
mempengaruhi kualitas air sungai dan sistem kehidupan akuatik serta dapat
mengakibatkan pendangkalan air sungai. Salah satu upaya untuk mengantisipasinya
adalah dengan mengolah kembali limbah sludge menjadi barang yang bermanfaat
(Ruliansyah, 2012).

Sludge berasal dari proses pengolahan air limbah. Karena proses fisik-kimia yang
terlibat dalamnya, lumpur cenderung berkonsentrasi logam berat dan senyawa

8
organik biodegradable serta organisme berpotensi patogen (virus, bakteri dll) terdapat
di perairan limbah. Sludge kaya nutrisi seperti nitrogen dan fosfor dan berisi
bahan organik yang berguna. Bahan organik dan nutrisi adalah dua elemen utama
yang membuat pupuk atau tanah organik (Yazid, 2005).

9
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu:


1. Martil besar
2. Polibag
3. Sekop kecil
4. Alat penyiram

Bahan yang digunakan:


1. Sampel tanah yang diambil dari lahan bekas tambang batu bara PT Bukit
Asam
2. Sludge dari industri kertas

10
3.2 Diagram Alir

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Aspek Lingkungan

Sektor industri dan pertambangan indonesia merupakan sumber pendapatan nasional


tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, salah satu contohnya adalah industri pulp dan
kertas. Industri ini mengalami perkembangan pesat selama beberapa dekade
belakangan. Peningkatan produksi itu otomatis akan meningkatkan jumlah limbah
yang dihasilkan, dan tidak dapat terbantahkan apabila hal ini akan meningkatkan
resiko lingkungan yang akan menderita.

Sektor pertambangan juga menyumbangkan kerusakan lingkungan yang cukup


memprihatinkan. Salah satu aktivitas pertambangan yang dilakukan pada daerah yg
cukup luas yaitu pertambangan batubara. Pada umumnya penambangan batubara
dilakukan dengan metode tambang terbuka yang mengupas seluruh lapisan kulit bumi
yang ada di atas lokasi tambang. Hal ini akan menyebabkan hilangnya lapisan tanah
yang mengandung bahan organik dan lapisan mineral, yang dapat menyebabkan
merosotnya pH tanah dan acid rock drainage yang merupakan kendala terbesar yang
dihadapi dalam kegiatan rehabilitasi lahan bekas tambang batubara.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna memperbaiki lahan bekas tambang
batubara yaitu dengan menambahkan bahan organik salah satunya dari limbah sludge
industri kertas yang diambil dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal menunjukan bahwa penambahan sludge ke
dalam tanah pada lahan bekas tambang batubara dapat meningkatkan ketersediaan
hara. Hal ini karena sludge industri kertas yang berasal dari kayu dapat dijadikan
sumber bahan organik untuk meningkatkan bahan organik tanah.

12
Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa secara alami (kontrol) apabila kondisi
lingkungan memungkinkan maka akan terjadi penurunan konsentrasi polutan tanah
dengan kecepatan sangat lambat (polutan yang diturunkan 3,21 % dan 5,47% dalam 2
minggu). Sedangkan, proses penurunan yang paling efisien terjadi pada pemberian
sludge 50% yaitu sebesar 87,04% polutan dapat dihilangkan. Pada penelitian ini
penurunnya sulfat akan meningkatkan pH, meningkatnya pH akan meningkatkan KTK
dan meningkatnya KTK akan meningkatkan ketersediaan hara. Dengan demikian,
sludge industri kertas mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai
agen pembenah tanah, untuk perbaikan tanah pada kegiatan rehabilitasi bekas tambang
batu bara.

Dengan penambahan sludge industri kertas pada lahan bekas tambang batubara PT
Bukit Asam terbukti dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah (BOT).
Meningkatnya kandungan organik pada tanah dapat mengubah kondisi lingkungan
pada tanah bekas tambang batubara sehingga dapat memfasilitasi proses revegetasi
pada tanah tersebut dengan melakukan penanaman pohon. PT Bukit Asam telah
melakukan kegiatan revegetasi penanaman dan pemeliharaan lahan bekas tambang
dengan mengelola Pusat Pembibitan Tanaman seluas 3 hektar di areal Tambang Air
Laya. Tanggung jawab terhadap lingkungan hidup PT Bukit Asam terhadap lahan
bekas tambang batubara tidak hanya revegetasi tetapi terdapat beberapa kegiatan lain
seperti rehabilitasi DAS, hutan kota, pasca tambang, konservasi material utama,
konservasi energi, konservasi sumber daya air, pengurangan pencemaran udara,

13
pengurangan limbah padat non B3, pengurangan dan pemanfaatan limbah B3, serta
menjaga keanekaragaman hayati.

4.2 Aspek Sosial-Budaya

Dalam aspek sosial-budaya, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk mengelola


limbah industri yang dihasilkan dapat disebabkan oleh faktor ketidaktahuan dan
kekurangan peralatan dalam pengelolaannya. Ketidaktahuan dalam pengelolaan
limbah industri ini dapat diperoleh salah satunya pemanfaatan lahan ekspenambangan
untuk perluasan areal pertanian merupakan suatu peluang, setelah terlebih dahulu
direklamasi untuk meningkatkan daya dukung dan daya guna bagi produksi biomassa.
PT Bukit Asam (Persero) Tbk sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di sekitar
tambang. Seperti yang telah dijelaskan pada aspek lingkungan bahwa PT Bukit Asam
telah memberikan beberapa solusi untuk penanganan lahan bekas tambang batubara.
Hal itu merupakan suatu peluang juga untuk masyarakat sekitar mengembangkan
kegiatan penanaman dan pemeliharan pada tanaman, baik tanaman yang dapat
dikonsumsi maupun diperjual belikan untuk menambah pemasukan masyarakat
sekitar.

Selain itu, PT Bukit Asam Tbk juga telah memberikan beberapa pelatihan
keterampilan kepada masyarakat yang merupakan bentuk kepedulian perusahaan
dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi kelompok masyarakat yang
membutuhkan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan
kelompok rentan di sekitar wilayah operasional perusahaan. Pelatihan-pelatihan yang
telah diberikan seperti pelatihan mekanik BTC, pelatihan pengelolaan keuangan dan
penentuan Harga Pokok Produksi (HPP), pelatihan budidaya tanaman pisang, dan lain
sebagainya.

Dengan diadakannya pelatihan-pelatihan di berbagai macam bidang ini diharapkan


dapat membuka lapangan kerja baru dan membangun kapasitas masyarakat untuk
meningkatkan serapan tenaga kerja. Kegiatan pelatihan juga diikuti dengan kegiatan
monitoring dan pendampingan hingga kelompok penerima manfaat mandiri. Pelatihan

14
ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan berbagai kebutuhan masyarakat dan
potensi yang terdapat di wilayah setempat.

4.3 Aspek Ekonomi

Dalam aspek ekonomi PT Bukit Asam telah membentuk sebuah program bagian dari
holding industri pertambangan yaitu program Rumpun Pangan Energi yang Ramah
Lingkungan atau disingkat dengan Ruang Rural untuk mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dalam menghilangkan
kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, dan meningkatkan
pertanian berkelanjutan. Program Ruang Rural berfokus pada pengembangan ide-ide
inovasi bahan pangan pokok seperti pertanian padi, hortikultura, perikanan dan
peternakan. PT Bukit Asam menjelaskan selain untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan, program Ruang Rural juga untuk mengembangkan beberapa aspek lain
seperti pemberdayaan masyarakat lokal, peningkatan ekonomi dan kelestarian alam
untuk memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat sekitar dan lingkungan.

PT Bukit Asam hingga saat ini telah melaksanakan beberapa kegiatan untuk
mendukung program Ruang Rural, salah satunya optimalisasi kelembagaan kelompok
usaha pertanian dan peternakan yang telah ada di masyarakat kegiatan itu diantaranya
PT Pagar Bukit Asam (PABA) di Desa Pagar Dewa, Kelompok Tani di Desa
Embawang dan Pandan Enim, Kelompok Ternak Harapan Jaya di Muara Enim dan
Kelompok Nelayan di Desa Sungsang, Banyuasin. Tidak hanya itu, terdapat juga
penyediaan sarana dan prasarana untuk peningkatan kualitas padi, ternak hewan, dan
kopi juga terus dilakukan supaya masyarakat mendapatkan nilai jual yang tinggi dari
kegiatan tersebut. Beberapa bantuan yang diberikan yaitu bantuan mesin kapal dan
cool box pelatihan ternak ikan, bantuan benih ikan baung dan ikan gabus dan bantuan
pupuk organik cair.

Berikut terdapat data penyaluran dana program oer sektor pada PT Bukit Asam Tbk

15
Sumber : Website ptba.co.id

16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. Penambahan sludge limbah padat industri kertas ke dalam tanah pada lahan
bekas tambang batubara dapat meningkatkan ketersediaan hara karena sludge
industri kertas yang berasal dari kayu dapat dijadikan sumber bahan organik
untuk meningkatkan bahan organik tanah.

2. Pada aspek sosial-budaya, tingkat kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan


hasil limbah industri masih rendah, hal ini disebabkan karena ketidaktahuan
masyarakat bahwa limbah industri dapat dimanfaatkan. Dengan memanfaatkan
hasil limbah industri masyarakat dapat merasakan keuntungannya dan
manfaatnya seperti pemanfaatan sludge industri kertas pada lahan bekas
tambang sehingga lahan bekas tambang dapat digunakan kembali untuk
perluasan areal pertanian. Hal ini merupakan suatu peluang juga untuk
masyarakat sekitar mengembangkan kegiatan penanaman dan pemeliharan
pada tanaman.

3. Pada aspek ekonomi, PT Bukit Asam membentuk sebuah program bagian dari
holding industri pertambangan yaitu program Rumpun Pangan Energi yang
Ramah Lingkungan. PT Bukit Asam hingga saat ini telah melaksanakan
beberapa kegiatan untuk mendukung program Ruang Rural, salah satunya
optimalisasi kelembagaan kelompok usaha pertanian dan peternakan yang
telah ada di masyarakat. Tidak hanya itu terdapat juga penyediaan sarana dan
prasarana untuk peningkatan kualitas padi, ternak hewan, dan kopi juga terus
dilakukan supaya masyarakat mendapatkan nilai jual yang tinggi dari kegiatan
tersebut.

17
5.2 Saran

Diharapkan pemilik tambang dan industri sludge kertas dapat bekerja sama dengan
lebih baik untuk mengatasi kerusakan tanah akibat tambang. Serta peran pemerintah
yang diharapkan dapat memberikan edukasi bagi masyarakat dalam memanfaatkan
limbah agar masyarakat lebih memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar dan mulai
memanfaatkan limbah.

18
DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri. 2008. Pengelolaan Limbah Padat Secara Umum. Laporan Diktat


Landfilling Limbah 2008. Jakarta : Kementrian Perindustrian.

Permana,Arif.2019. Produktivitas Industri Pulp dan Kertas.Jakarta:Kementerian


Perdagangan Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia No 6 Tahun


2021 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015. Rencana Induk


Pembangunan Industri Nasional 2015-2035. 6 Maret 2015. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 46. Jakarta.

Rusdiansyah, F. Rahman, Z. Maimun, 2012. Pemanfaatan Limbah Sludge IPAL PT.


BSKP Sebagai Bahan Substitusi Pembuatan Bata Beton. INFO TEKNIK,
Volume 13 No. 1.

Yazid, M. M, K. E,Supriyatni, ME. Budiono.2005. Kajian Pemanfaatan Sludge Ipal


Kota Yogyakarta Sebagai Pupuk Organik Yang Ramah Lingkungan.
Puslitbang Teknologi Baru Bantan. GANENDRA, Vol. VIII, No. 1.

Undang-undang No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

19
LAMPIRAN

Bubur Kertas/Sludge

Hasil Campuran Bubur Kertas/Sludge dengan Tanah bekas


Tambang Batubara

20
Profil Kelompok
Nama Mahasiswa Tupoksi Pengerjaan
Ayu Setiyawati - Profil PT Bukit Asam
119250047 - Aspek Ekonomi
- Aspek Sosial Budaya
- Aspek Lingkungan
- PPT

Erlangga Putra Pramesti - Metodologi


119250096 - Aspek Lingkungan
- Saran
- PPT

Intan Prameswari Firdausi - Bab II


119250045 - Daftar Pustaka
- PPT

Evi Eri Narita - Bab I


119250064 - Aspek sosial-budaya
- PPT

Widya Cahya Utami -


119250059
M. Khairul Fuadi - Kesimpulan
119250151 - Merapihkan laporan
- PPT

S. Henni Wardani - Bab I


119250069 - PPT

21

Anda mungkin juga menyukai