Disusun Oleh :
Ayu Setiyawati 119250047
Intan Prameswari F 119250045
Widya Cahya Utami 119250059
Evi Eri Narita 119250064
S. Henni Wardani 119250069
Erlangga Putra Pramesti 119250096
M. Khairul Fuadi 119250151
Dosen Pengampu :
Andika Munandar, S. Si., M. Eng
I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertambangan banyak menghasilkan devisa bagi negara, tetapi juga banyak
menimbulkan kerusakan lingkungan yang cukup memprihatinkan. Salah satu contoh
aktivitas pertambangan yang memiliki dampak cukup besar yaitu pertambangan
batubara. Penambangan batubara biasanya dilakukan dengan metode tambang terbuka
yaitu dengan mengupas seluruh lapisan kulit bumi yang ada di lokasi deposit batubara.
Hal ini akan menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang mengandung bahan organik
dan hilangnya lapisan mineral yang tersusun atas senyawa pirit. Hilangnya bahan
organik pada tanah dan terjadinya acid rock drainage merupakan kendala terbesar yang
dihadapi dalam kegiatan rehabilitasi lahan bekas tambang batubara. Oleh karena itu
diperlukan upaya perbaikan lahan sebelum dilakukan aktivitas revegetasi pada lahan
tersebut.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pembenahan lahan bekas tambang
batubara adalah dengan menambahkan bahan organik misalnya menggunakan sludge
yang berasal dari industri kertas yang diambil dari Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). Sludge merupakan lumpur aktif dari berbagai koloni mikroba. Penelitian
pemanfaatan kompos sludge untuk meningkatkan produksi pertanian sudah banyak
dilakukan terutama di Eropa dan Amerika. Sludge dapat meningkatkan pertumbuhan,
1
redundancy nutrisi tanaman, dan kondisi fisik tanah. Kompos sludge dapat membantu
tanah dalam melepaskan mineral secara perlahan-lahan, sebagai sumber kation alkali
dan sebagai sumber C bagi mikroba tanah. Kandungan C pada tanah akan merangsang
aktivitas mikroba tanah yang pada akhirnya akan meningkatkan kandungan humus,
meningkatkan kemampuan tanah mengikat air, kapasitas tukar kation dan penyerapan
mineral serta agregasi tanah.
Dengan demikian lahan bekas tambang batubara di Indonesia dan produksi sludge juga
cukup banyak dan belum dimanfaatkan secara optimal maka diperlukan penelitian
tentang pemanfaatan sludge sebagai agen pembenah tanah yang dapat mempercepat
proses rehabilitasi lahan bekas tambang batubara dan untuk memperbaiki lahan
sebelum ditanami.
Berdasarkan dari latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana teknik pemanfaatan sludge industri kertas untuk rehabilitasi lahan
bekas tambang batubara?
2. Bagaimana pengaplikasian teknologi yang dapat digunakan dalam remediasi
lahan bekas tambang batubara yang aplikatif dan murah serta dapat
memanfaatkan limbah sludge industri kertas secara optimum?
1.3 Tujuan
2
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PT Bukit Asam memiliki visi dan misi sebagai perusahaan energi kelas dunia yang
peduli lingkungan dan mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi
korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi
stakeholder dan lingkungan. Selain visi dan misi, PT Bukit Asam juga memiliki
beberapa tata nilai yang diterapkan dalam perusahaan diantaranya : amanah dalam
memegang kepercayaan yang diberikan, kompeten dalam mengembangkan
kapabilitas, harmonis dan menghargai perbedaan, loyalitas tinggi, adaptif dalam
menggerakkan atau menghadapi perubahan dan kolaboratif dalam membangun kerja
sama yang sinergis.
PT Bukit Asam hingga saat ini telah memiliki banyak anak perusahaan diantaranya :
1. PT Batubara Bukit Kendi
2. PT Bukit Pembangkit Innovative
3. PT Bukit Asam Prima
4. PT Bukit Asam Metana Enim
5. PT Bukit Asam Metana Ombilin
6. PT Bukit Energi Metana
7. PT Internasional Prima Coal
4
8. PT Bukit Asam Banko
9. PT Bukit Asam Transpacific Railways
10. PT Huadian Bukit Asam Power
11. PT Bukit Multi Investama
12. PT Bukit Energi Investama
13. PT Bukit Multi Properti (ptba.co.id)
PT Indah Kiat Pulp merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
penyedia kertas terbesar di Indonesia. Perusahaan yang berlokasi di area seluas 550
hektar yang strategis karena dekat dengan pusat distribusi di Serang, Banten.
Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 1991 sebagai solusi untuk semua
kebutuhan akan kertas kemasan dan karton. Produk-produk buatan perusahaan ini
tidak hanya memenuhi pasaran domestik saja, melainkan telah menembus pasaran
internasional. PT Indah Kiat Pulp adalah perusahaan Asia pertama yang memperoleh
penghargaan dari BIR (Bureau of International Recycling-Papyrus Award) atas upaya
meningkatkan penggunaan kertas daur ulang sehingga perusahaan ini telah
mengekspor hingga ke negara-negara di Asia, Amerika Utara dan Selatan, Australia,
Afrika dan juga Eropa.
5
layanan purna jual yang menjadi kunci bagi perusahaan untuk digunakan sebagai
pemimpin dalam Industri Kertas & Packaging di pasaran.
2.3 Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai
jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air
6
buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah padat lebih
dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak
memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan
kimia senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas
tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama
bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan
karakteristik limbah (Damanhuri, 2008). Berdasarkan permen LHK No 6 Tahun 2021
Tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun menyatakan bahwa Limbah adalah sisa suatu Usaha dan/atau Kegiatan.
Industri kertas adalah industri yang mengolah kayu sebagai bahan dasar untuk
memproduksi pulp, kertas, papan dan produk berbasis selulosa lainnya. Kertas telah
mengubah peradaban manusia sejak awal ditemukannya. Industri kertas sendiri
merupakan salah satu sektor yang diprioritaskan pengembangannnya sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri
Nasional. Hal ini sangatlah tepat karena Indonesia memiliki keunggulan komparatif
terutama terkait bahan baku, di mana produktivitas tanaman kita jauh lebih tinggi
dibandingkan negara-negara pesaing yang beriklim subtropis. Pabrik kertas di
Indonesia merupakan salah satu industri penting yang mendatangkan devisa bagi
negara dengan memiliki keunggulan komparatif bila dibandingkan dengan negara lain.
Keunggulan tersebut diantaranya adalah dari segi bahan baku. Indonesia mempunyai
potensi untuk menguasai pasar kertas dunia karena mempunyai ketersediaan bahan
baku melimpah yang berupa wilayah hutan. Disamping itu tenaga kerja dengan
mobilitas yang tinggi juga tersedia. Namun demikian dalam pengembangan ke depan
perlu adanya inovasi produk dan jasa serta penggunaan teknologi yang ramah
lingkungan sehingga dapat lebih kompetitif dalam menghadapi persaingan dunia.
Dengan melakukan inovasi dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan
7
diharapkan pengaruh negatif terhadap kerusakan lingkungan hidup yang selama ini
mendapat sorotan publik dapat sedikit demi sedikit dikurangi.
Namun demikian, seperti halnya industri yang lain, pabrik kertas juga menghasilkan
limbah yang berpotensi menurunkan daya dukung lingkungan. Agar tidak menjadi
masalah, penanganan limbahnya menjadi penting dilakukan. Limbah pabrik kertas
dapat berupa limbah cair dan limbah sludge. Limbah sludge atau residu lumpur berasal
dari penanganan primer dan sekunder limbah cairnya. Umumnya, sludge
ditanggulangi dengan cara dibakar di incinerator atau dibuang dengan sistem open
dumping. Walaupun sludge-nya merupakan material yang relatif homogen, usaha
untuk mendaur ulang dan memanfaatkannya menjadi produk berguna hampir tidak
terdengar di Indonesia (Permana, 2019).
2.5 Sludge
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan salah satu instalasi yang bergerak
dalam bidang pengolahan air bersih. Salah satu potensi pencemaran lingkungan yang
harus dikelola oleh industri ini sendiri adalah limbah sludge. Seiring dengan
berjalannya proses produksi, semakin meningkat pula jumlah limbah sludge yang
dihasilkan IPAL. Limbah sludge yang dibiarkan di tempat terbuka tanpa
penanganan lebih lanjut, berpotensi sebagai sumber pencemar. Selain karena
menimbulkan bau tak sedap, limbah sludge yang terkena hujan akan terikut aliran
air tanah dan masuk ke sungai yang ada di sekitarnya. Limbah sludge yang
mengandung bahan organik berpotensi meningkatkan “Biological Oxygen
Demand” (BOD) dan “Chemical Oxygen Demand” (COD), yang akan
mempengaruhi kualitas air sungai dan sistem kehidupan akuatik serta dapat
mengakibatkan pendangkalan air sungai. Salah satu upaya untuk mengantisipasinya
adalah dengan mengolah kembali limbah sludge menjadi barang yang bermanfaat
(Ruliansyah, 2012).
Sludge berasal dari proses pengolahan air limbah. Karena proses fisik-kimia yang
terlibat dalamnya, lumpur cenderung berkonsentrasi logam berat dan senyawa
8
organik biodegradable serta organisme berpotensi patogen (virus, bakteri dll) terdapat
di perairan limbah. Sludge kaya nutrisi seperti nitrogen dan fosfor dan berisi
bahan organik yang berguna. Bahan organik dan nutrisi adalah dua elemen utama
yang membuat pupuk atau tanah organik (Yazid, 2005).
9
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
10
3.2 Diagram Alir
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna memperbaiki lahan bekas tambang
batubara yaitu dengan menambahkan bahan organik salah satunya dari limbah sludge
industri kertas yang diambil dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal menunjukan bahwa penambahan sludge ke
dalam tanah pada lahan bekas tambang batubara dapat meningkatkan ketersediaan
hara. Hal ini karena sludge industri kertas yang berasal dari kayu dapat dijadikan
sumber bahan organik untuk meningkatkan bahan organik tanah.
12
Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa secara alami (kontrol) apabila kondisi
lingkungan memungkinkan maka akan terjadi penurunan konsentrasi polutan tanah
dengan kecepatan sangat lambat (polutan yang diturunkan 3,21 % dan 5,47% dalam 2
minggu). Sedangkan, proses penurunan yang paling efisien terjadi pada pemberian
sludge 50% yaitu sebesar 87,04% polutan dapat dihilangkan. Pada penelitian ini
penurunnya sulfat akan meningkatkan pH, meningkatnya pH akan meningkatkan KTK
dan meningkatnya KTK akan meningkatkan ketersediaan hara. Dengan demikian,
sludge industri kertas mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai
agen pembenah tanah, untuk perbaikan tanah pada kegiatan rehabilitasi bekas tambang
batu bara.
Dengan penambahan sludge industri kertas pada lahan bekas tambang batubara PT
Bukit Asam terbukti dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah (BOT).
Meningkatnya kandungan organik pada tanah dapat mengubah kondisi lingkungan
pada tanah bekas tambang batubara sehingga dapat memfasilitasi proses revegetasi
pada tanah tersebut dengan melakukan penanaman pohon. PT Bukit Asam telah
melakukan kegiatan revegetasi penanaman dan pemeliharaan lahan bekas tambang
dengan mengelola Pusat Pembibitan Tanaman seluas 3 hektar di areal Tambang Air
Laya. Tanggung jawab terhadap lingkungan hidup PT Bukit Asam terhadap lahan
bekas tambang batubara tidak hanya revegetasi tetapi terdapat beberapa kegiatan lain
seperti rehabilitasi DAS, hutan kota, pasca tambang, konservasi material utama,
konservasi energi, konservasi sumber daya air, pengurangan pencemaran udara,
13
pengurangan limbah padat non B3, pengurangan dan pemanfaatan limbah B3, serta
menjaga keanekaragaman hayati.
Selain itu, PT Bukit Asam Tbk juga telah memberikan beberapa pelatihan
keterampilan kepada masyarakat yang merupakan bentuk kepedulian perusahaan
dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi kelompok masyarakat yang
membutuhkan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan
kelompok rentan di sekitar wilayah operasional perusahaan. Pelatihan-pelatihan yang
telah diberikan seperti pelatihan mekanik BTC, pelatihan pengelolaan keuangan dan
penentuan Harga Pokok Produksi (HPP), pelatihan budidaya tanaman pisang, dan lain
sebagainya.
14
ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan berbagai kebutuhan masyarakat dan
potensi yang terdapat di wilayah setempat.
Dalam aspek ekonomi PT Bukit Asam telah membentuk sebuah program bagian dari
holding industri pertambangan yaitu program Rumpun Pangan Energi yang Ramah
Lingkungan atau disingkat dengan Ruang Rural untuk mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dalam menghilangkan
kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, dan meningkatkan
pertanian berkelanjutan. Program Ruang Rural berfokus pada pengembangan ide-ide
inovasi bahan pangan pokok seperti pertanian padi, hortikultura, perikanan dan
peternakan. PT Bukit Asam menjelaskan selain untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan, program Ruang Rural juga untuk mengembangkan beberapa aspek lain
seperti pemberdayaan masyarakat lokal, peningkatan ekonomi dan kelestarian alam
untuk memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat sekitar dan lingkungan.
PT Bukit Asam hingga saat ini telah melaksanakan beberapa kegiatan untuk
mendukung program Ruang Rural, salah satunya optimalisasi kelembagaan kelompok
usaha pertanian dan peternakan yang telah ada di masyarakat kegiatan itu diantaranya
PT Pagar Bukit Asam (PABA) di Desa Pagar Dewa, Kelompok Tani di Desa
Embawang dan Pandan Enim, Kelompok Ternak Harapan Jaya di Muara Enim dan
Kelompok Nelayan di Desa Sungsang, Banyuasin. Tidak hanya itu, terdapat juga
penyediaan sarana dan prasarana untuk peningkatan kualitas padi, ternak hewan, dan
kopi juga terus dilakukan supaya masyarakat mendapatkan nilai jual yang tinggi dari
kegiatan tersebut. Beberapa bantuan yang diberikan yaitu bantuan mesin kapal dan
cool box pelatihan ternak ikan, bantuan benih ikan baung dan ikan gabus dan bantuan
pupuk organik cair.
Berikut terdapat data penyaluran dana program oer sektor pada PT Bukit Asam Tbk
15
Sumber : Website ptba.co.id
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Penambahan sludge limbah padat industri kertas ke dalam tanah pada lahan
bekas tambang batubara dapat meningkatkan ketersediaan hara karena sludge
industri kertas yang berasal dari kayu dapat dijadikan sumber bahan organik
untuk meningkatkan bahan organik tanah.
3. Pada aspek ekonomi, PT Bukit Asam membentuk sebuah program bagian dari
holding industri pertambangan yaitu program Rumpun Pangan Energi yang
Ramah Lingkungan. PT Bukit Asam hingga saat ini telah melaksanakan
beberapa kegiatan untuk mendukung program Ruang Rural, salah satunya
optimalisasi kelembagaan kelompok usaha pertanian dan peternakan yang
telah ada di masyarakat. Tidak hanya itu terdapat juga penyediaan sarana dan
prasarana untuk peningkatan kualitas padi, ternak hewan, dan kopi juga terus
dilakukan supaya masyarakat mendapatkan nilai jual yang tinggi dari kegiatan
tersebut.
17
5.2 Saran
Diharapkan pemilik tambang dan industri sludge kertas dapat bekerja sama dengan
lebih baik untuk mengatasi kerusakan tanah akibat tambang. Serta peran pemerintah
yang diharapkan dapat memberikan edukasi bagi masyarakat dalam memanfaatkan
limbah agar masyarakat lebih memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar dan mulai
memanfaatkan limbah.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
Bubur Kertas/Sludge
20
Profil Kelompok
Nama Mahasiswa Tupoksi Pengerjaan
Ayu Setiyawati - Profil PT Bukit Asam
119250047 - Aspek Ekonomi
- Aspek Sosial Budaya
- Aspek Lingkungan
- PPT
21