Anda di halaman 1dari 40

Di satuan kerja pengawasan penambangan kontraktor

PT. BUKIT ASAM (persero),Tbk.


Di susun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan kerja praktek sekolah
program study geologi pertambangan

PENGENALAN PERALATAN BATUBARA DAN


TANAH

Nama : Edji sudiatomo


Semester : V (lima)
Kelas : XII T.GP
NIS : 8707
Program keahlian : Teknik geologi dan pertambangan

SMK BUKIT ASAM


TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENGESAHAN PERUSAHAAN
Laporan kerja praktek industri
Di satuan kerja pengawasan penambangan kontraktor
PT. Bukit asam (persero),Tbk.

Oleh :

Edji sudiatomo
8707

Di setujui satuan kerja WASNAMTOR


PT. Bukit Asam (persero),Tbk.
Tanjung Enim

Pembimbing lapangan Pembimbing 1

Rusman Bunga Dwi Pratiwi.TS


NP : 6083125232 NP : 9013230921
Mengetahui,
Manager pengawasan penambangan kontraktor

Kasbani
NP : 5983125315

I
DISETUJUI OLEH :

Monitoring prakerin Ketua prakerin

Surayni oktavia,ST Bambang yudiarto,S.kom


NIY : 300100171 NIY : 300100123

KEPALA SMK BUKIT ASAM

Almustaqim,ST
NIY : 300100129

II
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Swt, karena rahmat-NYA, saya
selaku penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek dengan judul :
”Pengenalan peralatan operasional batubara dan tanah”

Dengan lancar dan sesuai dapat tepat pada waktunya kerja prektek ini
dilakukan pada bula Juni-Agustus di satuan kerja pengawasan penambangan
kontraktor PT. Bukit Asam (persero),Tbk. Laporan ini disusun berdasarkan
pengamatan dilapangan. Diskusi dan literature yang relevan terhadap topic
yang di bahas dalam laporan. Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Kasbani sebagai manajer pengawasan penambangan kontraktor
(WASNAMTOR), PT. Bukit Asam (persero), Tbk.
2. Bapak Ahmad sangkut sebagai tata usaha pengawasan penambangan
kontraktor (WASNAMTOR), PT. Bukit asam (persero),Tbk.
3. Bapak Faisal sodikin sebagai asisten manajer pengawasan penambangan
kontraktor di tambang bangko barat, PT. Bukit asam (persero),Tbk.
4. Bapak M. Faisyal S sebagai asisten manajer pengawasan penambangan
kontraktor di tambang air laya, PT. Bukit asam (persero),Tbk.
5. Bapak Rusman sebagai asisten manajer pengawasan penambangan
kontraktor di muara tiga besar
6. Ibu Bunga dwi pratiwi sebagai pembimbing kerja praktek di pengawasan
penambngan kontraktor, PT. Bukit asam (persero),Tbk.
7. Ibu guru kepala program jurusan SMK BUKIT ASAM tanjung enim

III
Selaku penulis saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas
dari kesalahan, oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca untuk kemajuan kita bersama. Semoga
laporan ini berguna dan menunjang perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat
bermanafaat bagi saya khususnya juga pembaca pada umumnya.

Tanjung Enim, Agustus 2014

Edji sudiatomo

IV
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PERUSAHAAN..................................................................... I
PENGESAHAN SEKOLAH…........................................................................ II
KATA PENGANTAR…….………………………………………….……… III
DAFTAR ISI

 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………….………………………………………....... 1
1.2 Maksud dan tujuan.....…………………..…………………………... 1
1.3 Tata guna lahan…………………………………………………...… 2
 BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah dan perkembangan PT.BA…………………………………. 4
2.1 Kualitas batubara………………………………………………….... 5
2.2 Sratigrafi……………………………………………………………. 5
2.3 Iklim dan curah hujan………………………………………………. 7
 BAB III PEMBAHASAN
3.1 Dasar teori
3.1.1 Kondisi front galian…………………………………………......... 8
3.2 Permasalahan
3.2.1 Identifikasi masalah………………………………………………. 9
3.2.2 Masalah yang terjadi pada alat…………………………………..... 9
3.2.3 Pembahasan alat-alat ……………………………………………. 11
3.2.4 Ketersediaan alat………………………………………………… 11
3.2.5 Pembersihan (land clearing), (clearing coal)................................ 11
3.2.6 Disposal atau timbunan.................................................................. 12
3.2.7 Alat loading di MTBS.................................................................... 13
3.2.8 Pembersihan batubara..................................................................... 15
3.2.9 Kondisi dan perawatan jalan di front MTBS.................................. 15
3.2.10 Keadaan jalan angkut................................................................... 17
3.2.11 Kemiringan jalan angkut.............................................................. 18
3.3 Pembasahan alat-alat......................................................................... 19
 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
 LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


PT. Bukit Asam (persero),Tbk merupakan perusahaan tambang batubara
milik negara yang bertempat di kabupaten muara enim kecamatan tanjung
enim (lawang kidul) dengan kuasa pertambangan seluas 15.700Ha. Perusahaan
ini dari tahun ke tahun terus berupaya untuk mengoptimalkan produksi
batubaranya.
Sistem penambangan yang digunakan adalah tambang terbuka dengan
metode konvensional dan continous mining. Metode konvensional merupakan
kombinasi antara alat gali muat excavator dan alat angkut dump truck
sedangkan metode continous mining menggunakan bucket wheel excavator
(BWE) yang merupakan suatu system penambangan yang terus-mernerus dari
pengupasan lapisan batuan penutup meliputi pembersih lahan (land clearing,
clearing coal, pengupasan tanah pucuk TOP SOIL dan COMON SOIL,
pengelolaan, pemuatan, dan pengangkutan lapisan penutup. Setelah itu
dilakukan penambangan batubara yang meliputi pembongkaran batubara
COAL STRIPING).
Pengupasan material penutup batubara (overburden) harus terlebih dahulu
dilakukan sebelum memproduksi batubara yang merupakan target utama
kegiatan penambangan PTBA . Pada tahun 2011, PTBA menargetkan produksi
batubara mencapai 15.000.000 ton. Pada saat ini telah beroperasi di empat
lokasi yaitu tambang air laya TAL, muara tiga besar utama MTBU, muara tiga
besar selatan MTBS dan banko.

1.2 Maksud dan tujuan


 Adapun maksud dan tujuan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui
1
operasi penambangan alat-alat batubara terutama untuk mengetahui
 kesesuaian alat gali dan angkut (match factor) untuk memperdalam
pengetahuan Geologi dan Pertambangan sesuai dengan bidang keahlian
yang kami pelajari di sekolah SMK BUKIT ASAM di satuan kerja
pengawasan penambangan kontraktor di PT. Bukit Asam (persero),Tbk.

1.3 Tata guna lahan


Tata guna lahan di lokasi penambangan didominasi oleh daerah
perumahan penduduk dan sedikit lahan di manfaatkan sebagai perkebunan .

2
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah dan perkembangan PT.BA


Semasa penjajahan belanda dilakukan penyelidikan batubara di
sumatera selatan mulai tahun 1915-1918. Satu tahun kemudian baru dilakukan
penambangan pertama di kabupaten muara enim, sumatera selatan dengan
kapasitas 9700 ton /thn dan terus meningkat pada tahun tahun berikutnya.
Tambang tersebut dihubungkan dengan jalan darat sejauh lebih dari 20 km.
Pada tahun 1945 pertambangan dikuasai penjajah dan produksi yang di
hasilkan enurun drastic karena banyak kerusakan pada alat.
Setelah Indonesia merdeka , tambang tersebut dikuasai oleh pemerintah
Indonesia (1945-1947). Pada tahun 1947 sampai 1949 dikuasai oleh
pemerintah belanda pada agresi militer belanda ke II. Kemudian pda tahun
1950 diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan di beri nama PN. TABA.
Berdasarkan undang-undang No.86 tahun 1958, maka pengolahan tambang
bukit asam sekitar tahun 1959 sampai 1960 dilakukan oleh badan usaha
pengusaha tambang arang Negara (BUPTAN). Tahun 1961 sampai 1967,
BUPTAN beralih menjadi badan pimpinan umum (BPU), yang membawahi
tiga perusahaan Negara , yaitu: Tambang batubara OMBILIN, sumatera
selatan : PN. Tambang batubara Mahakam, Kalimantan Timur. Karena adanya
peraturan pemerintah (PP) No.23 tahun 1968, BPU batubara serta PN.
Tambang batubara diatas dilebur menjadi satu unit produksi PN.
Tambang batubara dengan unit Bukit Asam, tetapi pada tanggal15 desember
1980 keluarlah peraturan pemerintah (pp) No.42 tahun 1980 tentang pentertaan
modal pemerintah RI untuk perseroan, sehingga pada tanggal 2 maret 1981
PN. Tambang batubara Bukit Asam (persero),Tbk. dengan kantor pusat
3
berkedudukan di Tanjung enim, Sumatera selatan.
Tujuan utama berdirinya PT. Bukit Asam (persero),Tbk. Awalnya adalah
untuk memasok batubara bagi PLTU Suralaya, Jawa barat. Dalam
penanganannya kegiatan ini terintegrasi dalam proyek pengembangan
penambangan dan pengangkutan Batubara Bukit Asam (PTBA).
Tujuan lain kebutuhan batubara untuk
1. Pabrik semen Baturaja di sumatera selatan.
2. PLTU milik Tambang batu bara Bukit Asam.
3. Konsumsi lain di dalam dan di luar negeri.
Dalam lingkup PT. Bukit Asam (persero),Tbk. Proyek ini diantaranya
mengikuti
 Pembuatan Tambang Air Laya
 Pembuatan Tambang MTB, MTBU, dan MTBS
 Pembangunan pelabuhan tarahan, Bandar Lampung
 Pembangunan daerah pemukiman untuk menampung kurang lebih
lima orang karyawan PT.BA dan keluarganya
 System angkutan kereta api untuk mengangkut Batubara dari
Tanjung enim ke pelabuhan Tarahan
 Kapal untuk mengangkut Batubara dari tarahan ke PLTU
Tujuan proyek pengembangan pertambangan dan pengangkutan batubara
Bukit Asam (PT.BA) adalah menyediakan batubar uap yang diperlukan
sebagai bahan baku PLTU Bukit Asam. Pada tanggal 26 mei 1986, mulainya
penambangan wilayah tambang air laya dengan site continous dengan
perlatan diantaranya BWE, spreader dan belt conveyor system, untuk
batubara Bukit Asam (persero) ,Tbk. Merupakan satu-satunya BUMN yank
bergerak dibidang pertambangan batubara dan menempatkan Ombilin
4
sebagai unit produksi diluar Tanjung Enim. Pada tanggal 27 februari 1997,
pemerintah jepang melalui NEDO JAPAN memberikan hibah pabrik briket
batubara sebagai alternative bagi kebutuhan rumah tangga dan industri kecil.
Pada tanggal 22 februari 2000, AFAQ prancis secara resmi menyerahkan
sertifikat ISO 9002 kepada PT. Tambang Batubara Bukit Asam
(persero),Tbk. ini sebagai bukti mengakuan lembaga sertifikat Internasional
tersebut pelayanan, penanganan, dan pemasaran dibidsng batubara sudah
memenuhi Standard Internasional. Pada tahun 2004 PT. Tambang Batubara
Bukit Asam (persero),Tbk. Merencanakan produksi mencapai 9,8 juta Ton.

2.2 Kualitas Batubara


Pengklasifikasian batubara bertujuan untuk mengetahui variasi mutu atau
kelas batubara. Klasifikasi batubara yang umum digunakan adalah klasifikasi
menurut ASTM (American society for testing materials). Klaisfikasi
berdasarkan derajat perubahan selama proses pembatubaran mulai dari lignit
sampai antrasit. Kualitas batubara di MTBS adalah TE59 target batubara di
MTBS dalam 1 bulan adalah 250.000 Ton dan target tanahnya adalah 1juta
BCM.

2.3 Stratigrafi
Proses intrusi batuan beku andesit yang lebih dekat ke air laya tidak
berpengaruh kuat terhadap pembentukan pola struktur tambang muara tiga
besar. Litologi yang di jumpai di daerah tambang muara tiga besar berada
pada formasi muara enim. Diantara lapisan batubara terdapat lapisan batuan
atau sering disebut lapisan interburden. Ketebalan lapisan yang ada di daerah
tambang muara tiga besar adalah sebagai berikut:
1. Lapisan tanah penutup (overburden)
Overburden ini mempunyai ketebalan berkisar antara 25-110
5
meter terdiri dari tanah buangan tanah lama, batu lempung,
bentonitan pasir, gravel dan endapan lumpur.
2. Lapisan batubara mangus A1
Umumnya dicirikan dengan adanya pengotoran berupa tiga
lapis tanah liat , ketebalan lapisan berkisar antara 6,5-10 meter.
3. Lapisan antara (interburden) A1 dan A2
Terdiri dari batu lempung dan batu pasir tuffan dengan
ketebalan berkisar antara 0,5-2,0 meter.
4. Lapisan batubara mangus A2
Lapisan ini dicirikan oleh adanya silikan di bagian atas dan
ketebalan berkisar 9,0-12,9 meter.
5. Lapisan antara (interburden) A2 dan B1
Lapisan ini terdiri dari batu lempung kelanauan yang ketebalan
lapisan berkisar 15-23 meter.
6. Lapisan batubara B1
Terdiri dari batu lempung dengan ketebalan lapisan
berkisar 2-5 meter.
7. Lapisan batubara B2
Lapisan ini mengandung satu lapisan tipis batu lempung dan
mempunyai ketebalan berkisar antar 4-5 meter.
8. Lapisan (interburden) B2 dan C
Lapisan ini terdiri dari batu pasir, batu lanau, batu lempung
dan ketebalannya berkisar 25-40 meter.
9. Lapisan batubara C
Lapisan ini merupakan lapisan tunggal dan umumnya
memiliki lapisan pengotor dengan ketebalan berkisar 7-10 meter.

6
1.6 Iklim dan curah hujan
Seperti kebanyakan daerah di Indonesia, daerah penambangan muara tiga
besar memiliki iklim tropis dengan kelembaban dan temperatur tinggi, yaitu
berkisar antara 23oc sampai dengan 36oc. Umumnya daerah ini terdiri dari dua
musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Seluruh aktivitas
penambangan berhubungan langsung dengan udara bebas, sehingga iklim yang
ada berdampak langsung dengan semua orang yang beroperasi termasuk alat-
alatnya. Pada setiap bulan dalam satu tahun curah hujan di Tanjung enim
berbeda-beda

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dasar teori

3.1.1 Kondisi front galian


Kondisi front galian tidak hanya harus memenuhi syarat bagi
pencapaian sasaran produksi tetapi juga harus aman dalam penempatan alat
berat serta mobilitas pekerja yang berada di sekitarnya. Tempat kerja yang luas
akan memperluas ruang lingkup alat berat karena adanya cukup tempat untuk
berbagai kegiatan, seperti berputar (swing), mengambil posisi sebelum
mengambil muatan untuk tempat penimbunan sehingga kondisi tempat kerja
aman dari bahaya.
Kegiatan penambangan yang dilakuakn di MTB menngunakan suatu
system (convensional system) dengan menggunakan kombinasi shovel and
truck. System penambangan konvensional meliputi kegiatan :
- Pengupasan tanah penutup (Topsoil).
- Pengupasan tanah common soil yang berada di bawah tanah penutup.
- Pemberaian tanah atau yang sulit di dipper oleh Excavator (ripping).
- Pemuatan (loading).
- Pengangkutan (hauling).
- Penimbunan disposal (dumping).
- Ripping batubara.
- Pemuatan batubara (loading coal).
- Pengangkutan batubara (hauling coal).
- Dumping batubara.

8
3.2 Permasalahan

3.2.1 Identifikasi masalah


Permasalan yang terjadi adalah kerusakan pada alat berat secara teknis,
dan mengganggu produksi batubara. Hal ini terjadi karena jalan yang kurang
baik maupun kesalahan operator alat itu sendiri.
Permasalahan yang terjadi di jalan :
- Posisi tidak aman (rodit)
- Terjadi kelongsoran
- Kondisi jalan tidak memadai
- Jalan tidak padat (ambles)
Permasalahan yang ada di batubara kualitas A1 terdapat lapisan tanah
NAF setelah lapisan tanah itu baru ada lapisan batubara A2.
NAF lapisan A1 dan A2 tidak mengandung asam interburden
Permasalahan yang ada di batubara kualitas C adalah bnyaknya pengotor.

3.2.2 masalah yang mungkin terjadi pada alat:


A. Excavator : -Tekanan pada hidrolik berkurang, bahan bakar.
-Excavator kotor karena debu dari batu bara.
-Lapisan batubara atau tanah yang digali masih keras.
- Track pada excavator lepas

Solusi : - Jika tekanan hidrolik pada excavator berkurang maka akan di


tambah dengan oil dari mobil lubrical oil.
- Jika bahan bakar hamper habis maka operator alat akan
9
berhenti bekerja dan menunggu fuel truck datang dan mengisi bahan
bakar.
- Jika lapisan batubara atau tanah masih keras maka akan di
ripping terlebih dahulu supaya excavator mudah. menggali dan meloading
batubara atau tanah ke dump truck dan HD785.
- Jika track lepas maka operasi akan di hentikan dan akan di
bawa ke workshop untuk di service oleh mekanik.

B. Dump truck : -Tekanan ban berkuran.


-Bahan bakar.
-Hidrolik vessel macet.

Solusi : -Jika tekanan berkurang DTcwb harus kembali ke workshop


untuk mengisi angin pada ban.
-Jika bahan bakar habis maka fuel truck akan dating untuk mengisi bahan
bakar DTcwb tersebut.
-Jika hidrolik vessel macet harus di bawa ke workshop dan di tangani
oleh mekanik.

C. motogleader : -Blade pada gleader macet

Solusi : -Jika blade pada gleader macet maka akan dibawa ke workshop
untuk di service oleh mekanik agar dapat di gunakan kembali.

D. Bulldozer : -Hidrolik macet

Solusi : -Jika track pada bulldozer putus atau lepas maka operasi akan di
10
hentikan dan bulldozer di bawa ke workshop untuk di service oleh
mekanik.

3.2.3 Pembahasan alat-alat operasional penambangan


Teknik penambangan tanah di lakukan dari atas ke bawah dengan
mengikuti peta rencana bulanan. Pola air yang berada di front galian harus
terarah dan tidak boleh ada air yang menggenang saat hujan.

3.2.4 Ketersediaan alat


Ketersediaan alat berat yang akan dioperasikan berpengaruh terhadap
kelancaran operasi penambangan. Untuk menghindari adanya hambatan
operasi yang disebabkan adanya kerusakan alat, maka alat-alat yang akan
digunakan harus selalu diperiksa agar tidak ada kerusakan pada saat operasi.

3.2.5 Pembersihan lahan (land clearing), (cleaning coal).


Pembersihan lahan (land clearing) adalah kegiatan pembersihan tempat
kerja atau front kerja dari tumbuh-tumbahan baik itu semak belukar,
pepohonan dan tumbuhan lainnya yang dapat mengganggu proses
penambangan atau alat-alat mekanis yang bekeja pada lokasi penambangan,

11
alat yang digunakan dalam land clearing adalah Excavator pc200.

Pembersihan batubara (cleaning coal) adalah kegiatan pembersihan di


tempat batubara yang akan diloading tercampur dengan pengotor, alat yang
digunakan dalam cleaning coal adalah Excavator pc 200.

3.2.6 Disposal atau Timbunan


System timbunan dilakukan dari yang paling bawah, apa bila terdapat
material yang lunak maka harus di tanggul dengan material yang keras.
Timbunan dilakukan secara perlapis-lapis (perlayer) dengan
memperhatikan pola air yang telah ditentukan oleh peta rencana dan air tidak
boleh menggenang di luar areal timbunan, tinggi timbunan di usahakan 3
meter dan dibentuk bench bila sudah maka akan di timbun lagi, setelah
12
penimbunan awal selesai. Slope timbunan untuk galian dibuat 1:1 jika
slope timbunan untuk disposal dibuat 1:2, 1:3 sesuai dengan material yang di
timbun lebar bench hendaknya 6 – 8 meter.
Symbol yang terdapat di tambang :
- V = Galian
- Y = Timbunan

3.2.7 Alat loading di front MTBS


Excavator PC 2000, Excavator PC 1250, Excavator PC 800 alat
angkutnya adalah HD 785 meloading tanah ( overburden ),tahap ini bertujuan
untuk tanah penutup ( overburden ) agar endapan bahan galiannya dapat
diambil dengan mudah untuk di tambang. Pada tahap pengupasan tanah
penutup ( overburden), alat yang digunakan Excavator PC 2000, Excavator
PC 1250, dan Excavator PC 800 yang dibantu dengan bulldozer D 375 untuk
mendozing dan meripping , sedangkan HD 785 digunakan sebagai alat angkut.
Excavator PC 200 juga bisa loading jika Excavator PC 400 tidak dapat

13
mengambil tempat yang pas untuk loading atau Excavator PC 400 break
down

Excavator PC 400 alat angkutnya ( DT cwb ) meloading batubara seperti


gambar diatas.
Batubara yang tercampur dengan pengotor akan di bersihkan oleh
Excavator PC 200, setelah batubara itu bersih baru akan diripping dengan
bulldozer D 375 searah batubara atau berlawanan sehingga batubara yang
diripping akan terbentuk butiran kecil sesuai ukuran yang dibutuhkan
sedangkan alat angkut yang digunakan adalah Dump Truck DT cwb.

14
3.2.8 pembersihan batubara

Gambar diatas bulldozer sedang meripping batubara dan mendozing pengotor


Sebelum Excavator PC 400 meloading bulldozer D 375 meripping
permukaan batubara sudah di ripping di bersihkan dahulu oleh PC 200 baru
lah Excavator PC 400. Dalam meripping batubara harus diawasi agar pengotor
tidak ikut tercampur dalam rippingan batubara, jika tidak di ripping Excavator
akan susah mengambil batubara karena batubara tersebut sangat keras.
Pembongkaran (ripping) merupakan proses pemberaian lapisan tanah penutup,
batuan induk yang menutupi batubara dan juga lapisan batubara sehingga alat
muat Excavator mudah melakukan kegiatan loading.

3.2.9 kondisi dan perawatan jalan di front MTBS


Jika kondisi jalan difront bermasal / basah karena hujan bias di dozing
untuk mendapatkan tanah yang kering atau bias juga menggunakan Gleader.
15
Bila jalan difront ambles maka akan ditimbun dengan tanah atau material
yang kering HD 785 akan membawa tanah atau material kering kejalan yang
amblas dan jalan yang basah, tanah atau material yang kering juga berguna
mengurangi debu di jalan.
Jika tidak memungkinkan untuk beroperasi maka alat produksi akan
berhenti bekerja, jika jalan sudah bisa di lewati oleh HD 785 dan DTcwb maka
produksi akan dilanjutkan kembali.
Saat operasi malam hari harus ada penerangan untuk :
1. Kebersihan batubara atau agar pekerja tahu bahwa batubara itu ada
pengotor atau tidak.
2. Keamanan alat dan pekerja beroperasi.
3. Keselamatan pekerja.
Kenapa HD 785 tidak dipakai untuk produksi batubara ?
1. Karena HD 785 tidak dapat masuk ke timbangan.
2. Karena HD 785 tidak dapat masuk ke dump hopper.
3. Agar tidak dapat mengejar produksi yang di anjurkan oleh PT.BA.

16
Gambar di atas HD 785 sedang rehendling
HD 785 bisa dipakai produksi batubara untuk Rehendling ( pemindahan
batubara yang berada di jalan yang tidak susah mobil DT cwb lewati).
Front batubara ke stock file dihitung produksi dengan timbangan, jika
timbangan rusak maka akan dihitung dengan rata-rata.

3.2.10 keadaan jalan angkut


Keadaan jalan yang digunakan dalam pengangkutan batubara di tambang
MTB terbilang cukup baik, akan tetapi pada saat hujan jalan yang digunakan
kuarang baik dimana jalan terdapat genangan air dan cenderung
mengakibatkan jalan angkit bergelombang dan licin, keadaan jalan yang
seperti ini dapat mengakibatkan produktifitas alat bekurang. Kemudian jika
17
cuaca panas jalan dilokasi tambang akan berdebu sehingga sangat
mengganggu aktifitas pengangkutan, pada saat seperti ini lah water tank akan
digunakan untuk penyiraman jalan agar tidak berdebu.

3.2.11 kemiringan jalan angkut


Kemiringan jalan angkut merupakan faktor yang mrmpengaruhi
kemampuan pekerja alat angkut dalam kegiatan dan pengangkutan batubara
terutama dalam mengatasi tanjakan.

18
3.3 PEMBAHASAN ALAT – ALAT
A. Excavator PC 2000

Excavator PC 2000 adalah alat gali yang paling efisien dalam


penambangan seperti batubara, gerakan bucket atau ripper dari backhoe pada
saat menggali arahnya adalah kearah badan ( body ) backhoe. Backhoe
dikhususkan unutk pekerjan penggalian yang letaknya dibawah kedudukan
backhoe itu sendiri, Excavator pc 2000 digunakan untuk meloading tanah,
jarang digunakan untuk meloading batubara karena bucketnya yang terlalu
besar jadi tidak efisien karena vessel DT cwb yang kecil. Excavator juga bisa
digunakan untuk ringkanal pada bench akan tetapi digunakan Excavator yang
lebih kecil seperti PC 200.
Cara kerja Backhoe atau Excavator PC 2000
Excavator PC 2000 melakukan penggalian dengan menempatkan dirinya
diatas jenjang atau bench, bench dibuat untuk menanggulangi kestabilan
lereng. Setelah dipper terisi penuh bucket diangkat kemudian memutar swing
ke arah dump truck yank menempatkan dirinya pada posisi untuk dimuati dan
dipper menumpahkan galiannya pada dump truck atau HD785

19
B. Dump truck cwb

Dump truck dipakai untuk mengangkut material batubara. Alat angkut ini
dibuat untuk mengangkut material dengan keuntungan Dump truck sebagai
berikut :
- Memiliki fleksibilitas baik
- Kecepatan yang cukup tinggi
- Ongkos angkut rendah
Dump truck merupakan salah satu alat angkut yang berfungsi untuk
mengangkut material batubara ke stock file atau ke dump hopper, semua
Dump truck membutuhkan kondisi jalan yang baik dan halus dengan Ramp,
Ramp adalah pendorongan material dari atas ke bawah ( kemiringan ) yang di
operasikan oleh Bulldozer. Ramp untuk jalan Dump truck dibuat tidak terlalu

20
curam agar dapat beroperasi dengan baik.

C. HD (haul dump)

HD adalah alat yang digunakan untuk mengangkut material tanah dari


front ke disposal, HD harus membutuhkan jalan yang padat jika jalannya
tidak padat maka akan ambles.
Keuntunangan HD785 sebagai berikut :
- Memiliki fleksibilitas baik
- Kecepatan yang cukup tinggi
- Ongkos angkut cukup tinggi
- Kapasitas yang cukup besar

21
D. Motorgleader

Untuk perawatan jalan alat yang digunakan adalah Gleader 825, Gleader
yang digunakan apabila kondisi jalan becek atau licin sehabis hujan maka
Gleader akan menscrap ( istilah tambang ), pada kondis ini Gleader akan
menscrap jalan agar mendapat jalan yang kering bila jalan tidak di scrap
dikhawatirkan alat angkut yang sedang beroperasi akan slip atau bannya akan
meleset sehingga operasi penambangan akan terhambat.

E. Compactor
Compactor digunakan untuk pemadatan jalan, tetapi Compactor di
tambang MTBS jarang digunakan karena Compactor hanya digunakan untuk
meratakan jalan yang menuju front. Compactor juga dilengkapi degan
vibrator supaya jalan yang dilalui lebih padat atau lebih kompak tetapi jalan
yang sudah di scrap oleh gleader akan lebih bagus dan tojolan yang ada
22
dijalan tidak begitu menonjol ketika dilalui oleh alat angkut produksi.

F. Water truck

Water truck digunakan untuk menyiram jalan yang berdebu karena,


Water truck juga digunakan untuk mennyiram alat seperti PC dan Bulldozer
bila alat terkena debu dari batubara, bila alat tersebut tidak disiram maka alat
tersebut akan terbakar karena debu dari batubara dan mesin alat tersebut
panas.

23
G. Fuel truck

Fuel truck digunakan untuk mengangkut bahan bakar alat-alat tambang


seperti :
- Bahan bakar alat-alat yang beroperasi
- Greace
Fuel truck akan datang apabila operator meminta tambahan bahan bakar
atau juga meminta tambahan greace. Kapasitas fuel truck adalah 15.000 Ltr-
20.000 Ltr.

24
H. Bulldozer D375A

Dozer mengupas permukaan Overburden yang tipis di lapisan batubara.


Dozer juga berperan untuk meRipping tanah dan batubara sehingga mudah
untuk di muat oleh Excavator, membantu pekerja untuk meratakan tanah atau
lumpur. Bulldozer juga berperan penting pada penimbunan didisposal pada
lokasi disposal, bulldozer yang dapat beroperasi bisa sampai 3 unit, kapasitas
pada blade Bulldozer D375A adalah 22.0 m3.

I. Pompa
Pompa digunakan untuk menghisap atau menyedot air, setelah air
terhisap air akan dibuang dari mine sump ke KPL (kolam pengendap lumpur)
setelah itu air diberi pengapuran kalau sudah diberi pengapuran baru air itu
dialihkan ke sungai agar air itu tidak terjadi pencemaran. Front batubara bisa
25
banjir karena pompa break down atau bahan bakar tidak dapat
dihantarkan.
J. Tower lamp

Lampu penerangan digunakan pada saat alat-alat beroperasi pada malam


hari ketika penggalian overburden dan batubara, alat ini membantu pekerja
dalam melihat jalan yang akan dilalui oleh alat angkut.

26
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian laporan kerja praktek, maka diambil kesimpulan


sebagai berikut :

1. Pola penggalian ditentukan oleh kondisi lapangan operasi serta


peralatan yang digunakan.
2. Pola aman dalam melakukan kegiatan operasi, seperti :
- pola putar (swing) Excavator, harus dalam posisi yang akan
di loading dengan menempatkan dirinya diatas jenjang atau
bench.
- ketika alat berat sedang loading tanah atau batubara
- ketika alat sedang hauling tanah atau batubara
3. Perawatan jalan yang baik dapat meningkatkan kemampuan
produksi agar terciptanya K3L yang baik.
4. Efektifitas pengawasan penambangan dan skill sumber daya
manusianya akan sangat membutuhkan angka ketercapaian dari
target produksi secara berkesinambungan

27
III.2 SARAN
Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan dalam bekerja ditambang
terbuka, maka beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Setiap personal yang akan memasuki lokasi produksi


pertambangan pertama kali harus “ safety induksi” dan
memakai APD yang lengkap sesuai standard K3 suatu
perusahaan.
2. Kegiatan operasi produksi harus berpedoman pada rencana yang
telah disepakati dan ditetapkan oleh perusahaan.
3. Selalu malakukan perawatan kepada alat-alat yang digunakan
untuk produksi.
4. Budayakan selalu himbauan K3 dengan penuh bertanggung
jawab dan penuh displin untuk seluruh pekerja tambang.

28
LAMPIRAN GAMBAR

Excavator PC 400 sedang dicuci karena debu batubara.

DT cwb

Kegiatan pemuatan batubara dengan PC 400


Bulldozer KOMATSU D375A

Pengangkutan material tanah

Motorgleader sedang merapikan jalan


Kegiatan pemuatan tanah dengan PC 800

Excavator PC 1250 sedang mencari posisi untuk pemuatan tana

Stockfile
Bulldozer sedang ripping

Dump hopper
Timbangan

Anda mungkin juga menyukai