Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya yang telah memberikan bayak kesempatan, sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan Fieldtrip lapangan dengan baik.
KATA PENGANTAR............................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................2
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................3-4
1.2 Batasan Masalah...............................................5
1.3 Tujuan dan Manfaat..........................................5
1.4 Waktu Pelaksaaan.............................................5-6
1.5 Metode Penulisan..............................................6
4. BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan ............................................................19
4.2.Saran.......................................................................19-20
4.3.Dokumentasi Fieldtrip.............................................20-21
4.4.Daftar Pustaka.........................................................22
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR TEORI
Sementara itu di lokasi tambang Air Laya yang akan menjadi lokasi
tambang bawah tanah terletak di Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE),
merupakan tambang tertua yang dimiliki PTBA. Tambang Air Laya sudah mulai
beroperasi sejak 1919 pada masa kolonial.
Tambang tersebut merupakan bagian dari UPTE dengan total area kelolaan
93.977 ha yang terdiri dari Air Laya seluas 7.621 ha, tambang Muara Tiga Besar
seluas 3.300, tambang Banko Barat seluas 4.500 ha, tambang Banko Tengah Blok
Barat seluas 2.423 ha, tambang Banko Tengah Blok Timur seluas 22.937 ha,
tambang Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan Selatan seluas
24.751 ha.
2 Anthracite Suban
3 Semi-Anthracite Air Laya
BAB III
PEMBAHASAN
Sebelum melakukan kunjungan menuju lapangan kami mahasiswa/i
Program Studi Teknik Pertambangan Batubara Politeknik Akamigas Palembang
beserta dengan dosen pembimbing diberikan arahan mengenai Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3) dan juga sedikit gambaran umum mengenai PT. Bukit
Asam oleh pihak perusahaan.
Pada tahun 1956 nama PT. Bukit Asam ini adalah Perum (Perusahaan
Umum) dan kemudian pada tahun 1981 tepatnya pada 21 Maret 1981 nama Perum
berubah menjadi PT. Bukit Asam. Keberadaan PT. Bukit Asam tidak luput dari
masyarakat setempat yang ikut andil dalam suatu usaha. Tambang air laya
menggunakan metode open pit mining.
Air asam yang berada di tambang air laya ini hasil dari air hujan yang
mengenai batubara dengan pH rata-rata 4-5, air asam ini akan dipompa ke KPL
yang telah tersedia dan akan di blasting dengan kapur tohor agar pH yang
dihasilkan netral agar ketika dikembalikan ke sungai tidak mencemari lingkungan.
Kini cadangan yang diperoleh dari data terakhir PT. Bukit Asam adalah
8,3 milyar ton dan cadangan yang tertambang dari 1,9 ton menjadi 2,3 milyar ton.
Dengan harga batubara saat ini kurang lebih 70 dolar/ton dan produksi perharinya
30.000 ton. Kondisi lapangan saat kami melakukan kunjungan agak sedikit basah
dikarenakan lokasi nampaknya telah diguyur hujan namun tidak terlalu deras
nampaknya. Dokumentasi TAL
Dokumentasi TLS
3. Stockpile
Kapasitas stockpile yang kami kunjungi ini adalah 25.000 ton pada
stockpile ini terdapat alat yang bernama straike reklaimer.
4. KPL
KPL merupakan kolam pengendap lumpur yang ada di PT. Bukit Asam,
tujuan di buatnya kpl adalah untuk mengendapkan material padat yang terbawa
oleh air limpasan dari tambang akibat erosi diareal pertambangan atau areal
timbunan sebelum di buang ke keperairan sungai.
Dari galian
Dari timbunan
Menurut Peraturaan Gubernur Sumsel tahun 2008 ada 4 parameter yang harus di
uji :
PH 6-8
TSS 300 Mg
Fe 7 Mg/liter
Mangan (Mn) 4 Mg/liter
Kondisi KPL pada saat kemarin kami kesana lumayan bagus dan rumputnya juga
kering dan kondisi nya bias dikatakan cukup bagus.
Dokumentasi KPL
PT. Bukit Asam (Persero) Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak dibidang pertambangan batubara. Pada kasus ini kualitas
batubara yang akan digunakan adalah kualitas 6300 kkal/kg di perluasan Pit 3
Barat Banko Barat untuk kebutuhan kontrak dengan PLTU suralaya sebagai
pencampur 5900 kkal/kg. Pada tahun 2013 target batubara kualitas 6300 kkal/kg
yang ingin dicapai PTBA sebesar 5.500.000 ton dan terrealisasi hanya sebesar
4.600.000 ton, ini dikarenakan terlalu sedikit kualitas 6300 kkal/kg yang digali
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
PT. Bukit Asam merupakan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), yang
bergerak di industry pertambangan batubara yang terletak di Tanjung enim,
Sumatra selatan. Bukit Asam merupakan perusahaan yang mendapakatkan
penghargaan di bidang lingkungan hidup sebanyak 4 kali berturut-turut dimulai
sejak tahun 2013 hingga 2016.
PT. Bukit Asam (PTBA) Tbk melakukan studi atau kajian pengembangan
tambang dalam atau tambang bawah tanah untuk mengekploitasi kandungan batu
bara yang berada di dalam perut bumi. Rencana tersebut disampaikan Direktur
Utama PTBA Arviyan Arifin.
4.2. Saran
Sebaiknya pihak PT. Bukit Asam mempersiapkan segala sesuatu prasarana
dan juga saat menampilkan presentasi.
Di harapkan dapat menjaga lokasi tambang agar tetap layak.
Di harapkan bagi Mahasiswa/I agar lebih kondusif lagi dalam proses
Fieldtrip.
Satuan Kerja Eksplorasi dan Geoteknik PT. Bukit Asam. Data Batubara
PT. Bukit Asam (Tidak diterbitkan)
http://www.ptba.co.id/id/tentang/profil. Diakses tanggal 19 Desember
2017. Pukul 19:15 WIB.
Amijaya, D.H., 2005. Paleoenvironmental, paleoecological and thermal
metamorphism implications on the organic petrography and organic
geochemistry of Tertiary Tanjung Enim coal, South Sumatra Basin,
Indonesia (unpublished Dr. Dissertation) Germany: Aachen University.
171 hal.
https://www.emis.com/php/company-
profile/ID/Pt_Bukit_Asam__Persero__Tbk_id_1612115.html. Diakses
tanggal 20 Desember 2017. Pukul 21:47 WIB.
www.ptba.co.id/id/read/ptba-history-as-integrated-coal-mining. Diakses
tanggal 21 Desember 2017. Pukul 23:15 WIB.