Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya yang telah memberikan bayak kesempatan, sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan Fieldtrip lapangan dengan baik.

Laporan ini disusun guna melengkapi salah satu persyarat dalam


menyelesaikan Fieldtrip lapangan bagi mahasiswa/i Politeknik Akamigas
Palembang, Program Studi Teknik Pertambangan Batubara.

Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa


selesainya laporan Fieldtrip lapangan ini tidak terlepas dari dukungan, semangat,
serta bimbingan dari berbagai pihak, baik bersifat moril maupun materil, oleh
Bapak/ibu Dosen kami.

Penyusunan laporan Fieldtrip lapangan ini disusun dengan sebaik-baiknya,


namun masih terdapat kekurangan didalam penyusunan laporan ini, oleh karena
itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat
diharapkan, tidak lupa harapan kami semua laporan Fieldtrip lapangan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kami.

Palembang, 22 Desember 2017

Muhammad Napis Fikri

Muhammad Napis Fikri Page 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................1

DAFTAR ISI..........................................................................2

1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................3-4
1.2 Batasan Masalah...............................................5
1.3 Tujuan dan Manfaat..........................................5
1.4 Waktu Pelaksaaan.............................................5-6
1.5 Metode Penulisan..............................................6

2. BAB II DASAR TEORI


2.1. Dasar Teori.........................................................6-11

3. BAB III PEMBAHASAN


3.1.Anjungan TAL.......................................................12-14
3.2.Trans Loading Station (TLS)..................................14-15
3.3.Stockpile.................................................................15-16
3.4.KPL Cik Ayip.........................................................16-17
3.5.Tambang Bangko Barat..........................................17-18

4. BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan ............................................................19
4.2.Saran.......................................................................19-20
4.3.Dokumentasi Fieldtrip.............................................20-21
4.4.Daftar Pustaka.........................................................22

Muhammad Napis Fikri Page 2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran di Politeknik Akamigas Palembang selain


dilakukan didalam ruangan dengan penyampaian teori layaknya proses
perkuliahan seperti biasanya juga dapat dilakukan kegiatan studi lapangan atau
biasa yang dikenal dengan fieldtrip.

Kali ini mahasiswa-mahasiswi program studi Teknik Pertambangan


Batubara Politeknik Akamigas Palembang melakukan fieldtrip dengan tempat
tujuan PT. Bukit Asam.

PT. Bukit Asam merupakan salah satu perusahaan tambang batubara di


Sumatera Selatan yang berdiri pada tahun 1919.

Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman


kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka
(open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya.

Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah


tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan
komersial dimulai pada 1938. Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial
Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut
perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950,
Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara
Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).

Di era awal 1970-an saat melambungnya harga minyak, mata dunia


terbuka bahwa batubara merupakan sumber energi alternatif yang murah dan
memiliki cadangan besar. Di awal tahun 1976, Unit Produksi TABA yang
merupakan bagian dari Perum Batubara mendapatkan kunjungan dari pihak Bank
Dunia. Unit yang memiliki kapasitas produksi tahunan 122,000 ton saat itu telah

Muhammad Napis Fikri Page 3


memiliki studi kelayakan sederhana dan memiliki angka produksi yang tidak
melebihi 1 juta ton per tahun. Kemudian diputuskan untuk mengubah coal mining
project menjadi coal mining transportation atau pertambangan terpadu.

Pertambangan Terpadu ini dalam perencanaannya transportasi batubara


akan menempuh perjalanan darat sejauh 420 kilometer dan perjalanan laut 100
kilometer dari lokasi awal (hulu) di area penambangan batubara Tanjung Enim,
dan berujung (hilir) di PLTU Suralaya. Untuk studi kelayakan terpadu program
pengembangan ini sendiri, Bank Dunia dan pemerintah RI masing-masing
mengeluarkan anggaran 10 juta dolar AS.

Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pembangunan tambang


terpadu ini dan dibentuklah PTBA di tahun 1981 untuk melaksanakan
pembangunan tambang dan pelabuhan. PTBA mendapat pinjaman 185 juta dolar
AS, dimana 120 juta dolar AS merupakan pinjaman dari Bank Dunia selaku
project sponsor. Sisanya merupakan pinjaman dari beberapa negara seperti
Jerman (KFW), Jepang, Kanada dan Belanda. Pemerintah Republik Indonesia
(RI) pun turut memberikan pinjaman dengan nilai yang sama dalam bentuk mata
uang rupiah. Selain itu pemberi pinjaman lainnya dari dalam negri adalah Bank
BNI 46. Berdasarkan data dari Laporan Tahunan 2014, produksi PTBA di tahun
2014 sudah mencapai angka 16,3 juta ton per tahun dengan net profit 2,02 Triliun
rupiah.   

Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan


Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang
selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan
industri batubara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan
Perum Tambang Batubara dengan Perseroan. Sesuai dengan program
pengembangan ketahanan energi nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan
Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batubara. Pada 23 Desember 2002,
Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia
dengan kode "PTBA".

Muhammad Napis Fikri Page 4


1.2. Batasan Masalah
 Tahapan-tahapan dalam penambangan.
 Peralatan yang digunakan pada kegiatan penambangan.
 Hasil akhir (produk) dari penambangan.

1.3. Tujuan dan Manfaat


1.3.1. Tujuan
 Untuk memberikan wawasan mengenai pertambangan kepada
mahasiswa/i.
 Untuk memberikan sebuah pengalaman bagi mahasiswa/i.
 Untuk mengetahui kegiatan kegiatan pertambangan secara langsung.
1.3.2. Manfaat
 Mahasiswa/i dapat mengetahui kondisi lapangan secara langsung.
 Dapat menjadikan mahasiswa/i untuk lebih semangat lagi dalam belajar
dikarenakan sedah dihadapkan dengan aktivitas dilapangan pertambngan.

1.4. Waktu Pelaksanaan

Studi lapangan (Fieldtrip) dilaksanakan di PT. Bukit Asam Tanjung Enim,


Sumatera Selatan pada hari Selasa, 12 Desember 2017.

Perjalanan dimulai dari kampus Politeknik Akamigas Palembang yang


bertempat di Jln. Gubernur H. Ahmad Bastari-Jakabaring pada Senin, 11
Desember 2017 pukul 20.00 WIB. Kami sempat mengalami kendala sedikit, bus
yang membawa rombongan kelas 1B mengalami pecah ban dan membuat kami
berhenti disebuah rumah makan yang ada di Muara Enim untuk mengganti ban
yang pecah tersebut dan kami terhenti sekitar kurang lebih 60 menit. Setelah ban
telah terganti kami melanjutkan perjalanan. Kami tiba di Masjid Jami’ pada pukul
04.10 WIB dan singgah dan sholat subuh disana, selanjutnya pada pukul 05.00
WIB kami menuju Rumah Bola yang berada didalam kawasan Kantor Pusat PT.
Bukit Asam dan beristirah disana.

Muhammad Napis Fikri Page 5


Kegiatan studi lapanngan dimulai 08.WIB dan lokasi pertama yang dituju
adalah anjungan Tambang Air Laya, lalu lokasi selanjutnya adalah TLS (Train
Loading Station), selanjutnya kami menuju Stok Pile dan kemudian menuju ke
lokasi KPL Cik Ayip dan lokasi terakhir yang kami tuju adalah Tambang Bangko
Barat PT. Bukit Asam.

Kegiatan studi lapangan berakhir pukul 12.00 WIB, kemudian kami


kembali ke Rumah Bola untuk beristirahat, makan siang dan sholat, setelah itu
kami menyimak presentasi dari pihak PT. Bukit Asam mengenai tambang itu
sendiri. Presentasi selesai pada pukul 15.20 WIB dan setelah itu kami menuju
perjalanan pulang ke palembang. Kami singgah di di Muara Enim untuk membeli
makan malam pada pukul19.30 WIB.

Lalu kemudian setelah menempung perjalanan yang cukup panjang dan


melaksanakan selama dua hari, akhirnya kami pun sampai di palembang pada
pukul 21.30 WIB.

1.5. Metode Penulisan

Metode penulisan adalah cara yang digunakan dalam penulisan penelitan.


Maka dalam Laporan Fieldtrip lapangan ini saya akan memperoleh data-data
dengan mudah dan akan mengambil suatu kesimpulan dengan sempurna.

BAB II

DASAR TEORI

PT Bukit Asam (PTBA) Tbk melakukan studi atau kajian pengembangan


tambang dalam atau tambang bawah tanah untuk mengekploitasi kandungan batu
bara yang berada di dalam perut bumi. Rencana tersebut disampaikan Direktur
Utama PTBA Arviyan Arifin.

Muhammad Napis Fikri Page 6


Bagi PTBA mengoperasikan tambang bawah tanah atau tambang dalam
untuk memproduksi batu bara bukan merupakan hal baru. BUMN yang berpusat
di Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini pernah memproduksi batu bara dari
tambang bawah tanah yang terletak di Ombilin atau Unit Pertambangan Ombilin
(UPO).

Seiring dengan berkurangnya produksi di Ombilin tambang bawah tanah


tersebut tidak lagi dioperasikan. Kini tambang bawah tanah tersebut telah menjadi
salah satu obyek wisata di Sawahlunto sekaligus menjadi tempat pendidikan bagi
mahasiswa fakultas teknik.

Sementara itu di lokasi tambang Air Laya yang akan menjadi lokasi
tambang bawah tanah terletak di Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE),
merupakan tambang tertua yang dimiliki PTBA. Tambang Air Laya sudah mulai
beroperasi sejak 1919 pada masa kolonial.

Tambang tersebut merupakan bagian dari UPTE dengan total area kelolaan
93.977 ha yang terdiri dari Air Laya seluas 7.621 ha, tambang Muara Tiga Besar
seluas 3.300, tambang Banko Barat seluas 4.500 ha, tambang Banko Tengah Blok
Barat seluas 2.423 ha, tambang Banko Tengah Blok Timur seluas 22.937 ha,
tambang Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan Selatan seluas
24.751 ha.

Selain itu Tambang Air Laya merupakan tambang yang memberikan


kontribusi terbesar dari produksi PTBA Tbk dari seluruh tambangnya yang ada di
Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Riau dan Kalimantan. Pada 2016 TAL
memproduksi batu bara sebanyak 9.805.949 ton, tahun 2015 memproduksi batu
bara 10.711.030 ton, tahun 2014 sebanyak  8.664.097 ton dan tahun 2013
sebanyak 7.260.382 ton.

Muhammad Napis Fikri Page 7


Penghargaan & Pencapaian

1. April - Top Performing Listed Companies 2009 dalam acara Investor


Award 2009 untuk emiten sektor Industri Dasar dan Primer.
2. Februari - Award Terbaik III Bidang Sosial, dalam CSR Award yang
diselenggarakan oleh CSR Indonesia.
3. Februari - Award Terbaik III Bidang Sosial, dalam CSR Award yang
diselenggarakan oleh CSR Indonesia.
4. Memperoleh sertifikat OHSAS 18001 Standard Management System
bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari TUV Nord Germany.
5. Mei 2010 - Best Listed Companies 2010 dari Investor Awards 2010.
6. Mei 2010 - Best Listed Companies 2010 dari Investor Awards 2010.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTBA


adalah bergerak dalam bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan
penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian,
pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara
baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain.

Pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri


ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam
bidang yang ada hubungannya dengan industri pertambangan batubara beserta
hasil olahannya, dan pengembangan perkebunan.

Pada tanggal 03 Desember 2002, PTBA memperoleh pernyataan efektif


dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PTBA
(IPO) kepada masyarakat sebanyak 346.500.000 dengan nilai nominal Rp500,-
per saham dengan harga penawaran Rp575,- per saham disertai Waran Seri I
sebanyak 173.250.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Desember 2002.

Muhammad Napis Fikri Page 8


Potensi Batubara di daerah konsesi PTBukit Asam Tanjung EnimSumatera
Selatan

CADANGAN (juta ton)


Nama Daerah Terukur Terindikasi Tereka Jumlah
(Measured) (Indicated) (Inferred)
Air Laya 138 - - 138
Arahan Utara - 180 50 230
Arahan Selatan - 226 73 299
Air Selero - 73 - 73
Banko Barat 560 - - 560
Banko Tengah - 308 570 878
Banko Selatan - 580 - 580
Banjar Sari - 95 800 895
Bukit Bunian - 18 - 18
Bukit Kendi 14 53 154 221
Kungkilan - 36 - 36
Muara Tiga Besar 371 - - 371
Utara
Muara Tiga Besar - 86 100 186
Selatan
Sukamerindu - 32 - 32
Suban Jeriji Timur - 325 - 325
Suban Jeriji Utara - 502 95 597
Total 1.083 2.514 1.842 5.439
Sumber : Satuan Kerja Geologi PTBA, 2015

Jumlah Cadangan Batubara Terukur Muara Tiga Besar Utara

LAPISAN LUAS KETEBALAN CADANGAN


BATUBARA DAERAH (M) (Juta Ton)
(Ha)
A1 667,12 7,3 63,31

A2 816,01 9,8 103,96


B1 922,05 12,7 152,23
B2 1.009,03 4,6 60,34

C 1.322,88 11,5 197,77

Sumber : Kinhill dan Otto Gold, 2015

Muhammad Napis Fikri Page 9


Kualitas Batubara

Pengklasifikasian batubara bertujuan untuk mengetahui memberikan nama


serta membuat batasan-batasan kelas menurut Fix carbon yang dimiliki batubara
tersebut.Klasifikasi batubara yang umum digunakan adalah klasifikasi menurut
ASTM(American Standard for Testing Materials).Klasifikasi ini didasarkan atas
analisa proksimat batubara, yaitu berdasarkan derajat perubahan selama proses
pembatubaraan mulai dari lignit sampai antrasit. Untuk itu diperlukan data karbon
tertambat(fixed carbon), zat terbang (volatile matter) dan nilai kalor.

Penggolongan Kualitas Batubara PTBA UPTEBerdasarkan ASTM

Kelas Group Roup Keterangan

Antrasit 1 Meta Anthracite -

2 Anthracite Suban
3 Semi-Anthracite Air Laya

Bituminu 1 Low Volatile Bituminus -


s
2 Medium Volatile -
Bituminus

3 High Volatile Bituminus Air Laya &


Coal A Bukit Kendi
4 High Volatile Bituminus -
Coal B
5 High Volatile Bituminus -
Coal C

Sub- 1 Sub-Bituminus Coal A Air Laya


Bituminu
2 Sub-Bituminus Coal B Muara Tiga Besar
s

3 Sub-Bituminus Coal C Banko Barat

Sumber: Satuan Kerja Eksplorasi Rinci PTBA, 2015

Muhammad Napis Fikri Page 10


Stock Pile adalah tempat penyimpanan sementara batubara sebelum  dijual
atau dikapalkan. Stock Pile juga disebut sebagai Gudang sementara batubara hasil
dari penambangan (exporasi) sebelum barubara ini dikapalkan untuk dijual.

Aktivitas yang ada di Coal Stock Pile antara lain :

1. Kegiatan Crushing, yaitu kegiatan penghancuran barubara dari


bongkahan-bongkahan besar menjadi butiran-butiran kecil. Kegiatan
Crushing ini juga disebut dengan istilah resizing.
2. Penyemprotan Kimiawi, yaitu kegiatan penyemprotan batubara dengan
cairan kimia dengan tujuan agar barubara tidak mudah terbakar.
3. Pelabelan Batubara, yaitu pemberian label kode pada setiap tumpukan
batubara. Kode di setiap tumpukan ini menunjukkan nama pemilik
batubara tersebut atau nilai kalori atau GAR  batubaranya.

Trans Loading Station/stasiun pemuat batubara. Disini batubara yang


diangkat dengan belt conveyor dibawa keatas untuk dijatuhkan mengisi bak-bak
kereta api yang siap mendistribusikan batubara ke Lampung dan sekitar Sumatera
Selatan. Semua kontrol dari BWE dan Conveyor dilakukan di ruang MCC atau
Mine Control Center. Kami mengunjungi MCC atau pusat kontrol dari Tambang
Air Laya. Disana dijelaskan alur proses dari kegiatan penambangan batubara
mulai dari tambang hingga ke train loading station atau stasiun pemuat batubara.

BAB III

PEMBAHASAN
Sebelum melakukan kunjungan menuju lapangan kami mahasiswa/i
Program Studi Teknik Pertambangan Batubara Politeknik Akamigas Palembang
beserta dengan dosen pembimbing diberikan arahan mengenai Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3) dan juga sedikit gambaran umum mengenai PT. Bukit
Asam oleh pihak perusahaan.

Muhammad Napis Fikri Page 11


Adapun Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) sudah diatur pada UU. NO. 1
Tahun 1970, dan berikut adalah beberapa aturan yang harus dipenuhi sebelum
memasuki daerah pertambangan.

1) Menggunakan Alat Pelindung Diri, seperti :


 Helm
 Wearpack
 Safety Shoes
2) Tidak Merokok.
3) Saat terjadi keadaan darurat, tetap tenang dan dengarkan instruksi yang
diberikan.

1. Anjungan Tambang Air Laya (TAL)

Anjungan adalah sebuah tempat strategis dimana ditempat tersebut dibuat


bangunan khusus sebagai sarana dan prasarana untuk mendukung suatu tujuan
tertentu sama halnya seperti anjungan yaitu yang terdapat pada lokasi TAL
(Tambang Air Laya). Anjungan ini dibuat sebagai sarana untuk melihat tambang
air laya yang terdapat di lokasi pertambangan. Anjungan dibuat cukup tinggi
sehingga kita dapat melihat tambang air laya meskipun dengan jarak yang cukup
jauh dan juga terdapat pepohonan yang tinggi dan tanaman liar lainnya yang
berada bibir tambang atau permukaan tambang yang menghalangi pandangan kita
untuk melihat untuk melihat aktivitas penambangan tambang air laya dari atas
anjungannya.

TAL (Tambang Air Laya) merupakan tambang tertua yang berada di


Tanjung Enim, awalnya pada masa pemerintahan kolinial Belanda ada para
pekerja yang dipekerjakan pada lokasi ini dengan kerja rodi.

Pada tahun 1956 nama PT. Bukit Asam ini adalah Perum (Perusahaan
Umum) dan kemudian pada tahun 1981 tepatnya pada 21 Maret 1981 nama Perum
berubah menjadi PT. Bukit Asam. Keberadaan PT. Bukit Asam tidak luput dari
masyarakat setempat yang ikut andil dalam suatu usaha. Tambang air laya
menggunakan metode open pit mining.

Muhammad Napis Fikri Page 12


Lapisan batubara pada lokasi TAL terbentuk seperti kue lapis dimana
lapisam itu terbagi menjadi empat lapisan yaitu, lapisan A1, lapisan A2, lapisan
B1, lapisan B2, dan juga lapisan C. Dapat kita lihat secara kasat mata bahwa
batubara pada lapisan C memiliki warna yang hitam mengkilap dan juga ringan.
Kegiatan penambangan pada PT. Bukit Asam mengutamakan keuntungan dan
keselamatan kerja.

Adapun yang kami lihat alat-alat yang digunakan saat pengoperasian


dilokasi tambang air laya ini adalah Dump truck, shovel, BWE, bulldozer, water
truck. BWE memilki keuntungan yaitudapat beroperasi dalam segala cuaca dan
produktivitas yang dihasilkan juga sangat besar, BWE digerakkan oleh listrik dan
ada dua operator pada setiap kabin. Dengan speck awal 1300 BCM/jam = Tanah
dan 1800 Ton/jam = Batubara, kemampuan BWE ini sebagai alat gali muat.

Air asam yang berada di tambang air laya ini hasil dari air hujan yang
mengenai batubara dengan pH rata-rata 4-5, air asam ini akan dipompa ke KPL
yang telah tersedia dan akan di blasting dengan kapur tohor agar pH yang
dihasilkan netral agar ketika dikembalikan ke sungai tidak mencemari lingkungan.

Kini cadangan yang diperoleh dari data terakhir PT. Bukit Asam adalah
8,3 milyar ton dan cadangan yang tertambang dari 1,9 ton menjadi 2,3 milyar ton.
Dengan harga batubara saat ini kurang lebih 70 dolar/ton dan produksi perharinya
30.000 ton. Kondisi lapangan saat kami melakukan kunjungan agak sedikit basah
dikarenakan lokasi nampaknya telah diguyur hujan namun tidak terlalu deras
nampaknya. Dokumentasi TAL

Muhammad Napis Fikri Page 13


Kekurangan anjungan TAL, yaitu :

Tidak dilengkapinya plank atau papan himbauan keselamatan bahaya jika


terlalu melewati batas aman yang telah ditentukan agak tidak terlalu dekat atau
melewati batas aman agar para pengamat tidak terpeleset jatuh akibat melewati
batas aman untuk melihat tambang.

Keuntungan anjungan TAL, yaitu :

 Kita bisa melihat aktivitas penambang dari kejauhan dan mengamatinya.


 Memudahkan kita untuk melihat keseluruhan bagian tambang dari
kejauhan.

2. TLS (Train Loading Station)

TLS merupakan tempat atau stasiun pengisian batubara dari stockpile


menuju gerbong-gerbong kereta api yang kemudian akan dipasarkan kepada
konsumen. Batubara hasil penambangan PT. Bukit Asam diangkut menggunakan
gerbong-gerbong milik PT. KAI, hal ini terjadi akabat adanya kerjasama antara
PT. Bukit Asam dengan PT. KAI.

Batubara PT. Bukit Asam tidak dipasarkan dengan menggunakan


dumptruck yang biasanya terlihat melintas di jalan raya dan sering membuat
kemacetan. Dengan tujuan ke tarahan 50 ton dan kekertapati 30 ton, sedangkan
untuk konsumsi PLTU 60%, ekspor 30%, masyarakat 10%. TLS ini berfungsi
sebagai alat yang mencurahkan batubara dari stockpile ke gerbong-gerbong kereta
yang siap mengankut.

Kekurangan TLS, yaitu :

 Hanya menjadi stasiun pengisian batubara ke gerbong kereta.


 Tidak dapat dijadikan stasiun untuk memasarkan batubara dan
mencurahkannya ke alat angkut lainnya.

Muhammad Napis Fikri Page 14


Kelebihan TLS, yaitu :

 Perjalanan kereta dari TLS terbilang lancar karena tidak mengalami


kemacetan seperti di jalan raya.
 Lebih aman karena resiko kecelakaan lebih kecil.
 Menstabilkan pemasaran karena tidak terkendala oleh kemacetan.

Dokumentasi TLS

3. Stockpile

Stockpile merupakan tempat penumpukan atau bahan yang ditumpuk


untuk diambil, diolah, dipasarkan atau dimanfaatkan kemudian. Selain
"Stockpile", mungkin juga Anda sedang mencari penjelasan kata-kata berikut ini,

Stockpile tempat penumpukan atau bahan yang ditumpuk untuk diambil,


diolah, dipasarkan atau dimanfaatkan kemudian. Singkatnya stockpile merupakan
tempat penyimpanan batubara tetap dan stockpile merupakan tempat
pencampuran batubara sesuai dengan tipenya dan siap untuk di pasarkan system
permintaan konsumen.

Kapasitas stockpile yang kami kunjungi ini adalah 25.000 ton pada
stockpile ini terdapat alat yang bernama straike reklaimer.

Muhammad Napis Fikri Page 15


Kelebihan stockpile :
 Terdapat alat straike reklaimer yang dapat memudahkan pemindahan
batubara ke stockpile.
 Straike reklaimer di gerakan menggunakan listrik sehingga tidak
mempersulit pekerja menggerakannya.
Kekurangan stockpile :
 Terdapat sedikit genangan air di sekitar stockpile.
 danya alat staraike reklaimer yang besar sehingga membutuhkan daerah
yang luas.
Dokumentasi Stockpile

4. KPL

KPL merupakan kolam pengendap lumpur yang ada di PT. Bukit Asam,
tujuan di buatnya kpl adalah untuk mengendapkan material padat yang terbawa
oleh air limpasan dari tambang akibat erosi diareal pertambangan atau areal
timbunan sebelum di buang ke keperairan sungai.

Ada 4 sumber terbentuknya KPL :

 Dari galian
 Dari timbunan

Muhammad Napis Fikri Page 16


 Dari stockpile
 CHF (Coal handling facility)

Menurut Peraturaan Gubernur Sumsel tahun 2008 ada 4 parameter yang harus di
uji :

 PH 6-8
 TSS 300 Mg
 Fe 7 Mg/liter
 Mangan (Mn) 4 Mg/liter

Kondisi KPL pada saat kemarin kami kesana lumayan bagus dan rumputnya juga
kering dan kondisi nya bias dikatakan cukup bagus.

Dokumentasi KPL

5. Tambang Bangko Barat

PT. Bukit Asam (Persero) Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak dibidang pertambangan batubara. Pada kasus ini kualitas
batubara yang akan digunakan adalah kualitas 6300 kkal/kg di perluasan Pit 3
Barat Banko Barat untuk kebutuhan kontrak dengan PLTU suralaya sebagai
pencampur 5900 kkal/kg. Pada tahun 2013 target batubara kualitas 6300 kkal/kg
yang ingin dicapai PTBA sebesar 5.500.000 ton dan terrealisasi hanya sebesar
4.600.000 ton, ini dikarenakan terlalu sedikit kualitas 6300 kkal/kg yang digali

Muhammad Napis Fikri Page 17


dan juga ketersediaan batubara 6300 kkal/kg di pit 3 Barat yang sedikit. Pada
tahun 2014 target batubara 6300 kkal/kg yang ingin dicapai sebesar 5.500.000 ton
dan PTBA harus memenuhi target batubara tersebut untuk menghindari komplain
dari pihak pembeli. Salah satu upaya yang dilakukan oleh PTBA adalah pencarian
batubara khususnya kualitas 6300 kkal/kg. Pada tahun 2014 Pit 3 Barat
direncanakan akan diperluas mengarah ke selatan untuk memenuhi target produksi
tahun 2014 batubara kualitas 6300 kkal/kg. Dari permasalahan yang ada
dibutuhkan kajian mengenai aspek legal, aspek teknis dan aspek biaya untuk dapat
mengetehui apakah Pit 3 Barat layak di perluas ke selatan atau tidak. Berdasarkan
hasil penelitian dan perhitungan setelah dilakukan penaksiran cadangan didapat
volume tanah penutup sebesar 778.707 bcm dan tonase batubara sebesar 807.647
ton dengan striping ratio 1 : 4. Direncanakan dengan 24 operator yang
mengoprasikan alat berat yang terbagi dalam 2 shift. Harga batubara untuk 1
tonnya sebesar Rp 747.321/ton sehingga didapat penjualan batubara per
triwulannya sebesar Rp 150.945.664.647. Net Present Value (NPV) sebesar Rp
170.383.780.440. Semua kajian mengenai peraturan-peraturan yang terkait
dengan perluasan Pit 3 Barat berupa batas minimal pit dengan sungai, batas
minimal dengan pemukiman warga, dan tata cara penambangan telah mengikuti
standar-standar peraturan yang berlaku.

Dokumentasi Tambang Bangko Barat

Muhammad Napis Fikri Page 18


BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

PT. Bukit Asam merupakan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), yang
bergerak di industry pertambangan batubara yang terletak di Tanjung enim,
Sumatra selatan. Bukit Asam merupakan perusahaan yang mendapakatkan
penghargaan di bidang lingkungan hidup sebanyak 4 kali berturut-turut dimulai
sejak tahun 2013 hingga 2016.

PT. Bukit Asam (PTBA) Tbk melakukan studi atau kajian pengembangan
tambang dalam atau tambang bawah tanah untuk mengekploitasi kandungan batu
bara yang berada di dalam perut bumi. Rencana tersebut disampaikan Direktur
Utama PTBA Arviyan Arifin.

Kegiatan PT. Bukit Asam adalah pertambangan batubara dan pembangkit


listrik berbahan fosil dengan produk utamanya adalah batubara dan pembangkit
listrik tenaga uap ( PLTU ). Cadangan batubata yang terdapat di PT. Bukit Asam
adalah 8,3 milyar ton sedangkan cadangan yang tertambang adalah 2,3 milyar ton.

Hasil kunjungan ini banyak memberikan manfaat seperti pengetahuan


tentang lokasi tambang secara nyata dan juga dapat meningkatkan semangat
belajar bagi Mahasiswa/I Politeknik Akamigas Palembang agar dapat bekerja di
perusahaan tambang setelah selesai kuliah nanti.

4.2. Saran
 Sebaiknya pihak PT. Bukit Asam mempersiapkan segala sesuatu prasarana
dan juga saat menampilkan presentasi.
 Di harapkan dapat menjaga lokasi tambang agar tetap layak.
 Di harapkan bagi Mahasiswa/I agar lebih kondusif lagi dalam proses
Fieldtrip.

Muhammad Napis Fikri Page 19


 Di harapkan Mahasiswa/I mendengarkan, mencatat dan menyimpulkan dari
mateti yang telah diberikan kepada PT. Bukit Asam.
 Serta semua apa yang dicatat dituangkang disebuah laporan fieldtrip.

Dokumentasi Fieldtrip ke PT. Bukit Asam

Muhammad Napis Fikri Page 20


Muhammad Napis Fikri Page 21
DAFTAR PUSTAKA

 Satuan Kerja Eksplorasi dan Geoteknik PT. Bukit Asam. Data Batubara
PT. Bukit Asam (Tidak diterbitkan)
 http://www.ptba.co.id/id/tentang/profil. Diakses tanggal 19 Desember
2017. Pukul 19:15 WIB.
 Amijaya, D.H., 2005. Paleoenvironmental, paleoecological and thermal
metamorphism implications on the organic petrography and organic
geochemistry of Tertiary Tanjung Enim coal, South Sumatra Basin,
Indonesia (unpublished Dr. Dissertation) Germany: Aachen University.
171 hal.
 https://www.emis.com/php/company-
profile/ID/Pt_Bukit_Asam__Persero__Tbk_id_1612115.html. Diakses
tanggal 20 Desember 2017. Pukul 21:47 WIB.
 www.ptba.co.id/id/read/ptba-history-as-integrated-coal-mining. Diakses
tanggal 21 Desember 2017. Pukul 23:15 WIB.

Muhammad Napis Fikri Page 22

Anda mungkin juga menyukai