Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas pertolongan serta pengasihannya penulis dapat menyelesaikan tugas
proposal yang berjudul : STUDI PERUBAHAN RONA LINGKUNGAN BEKAS
TAMBANG PADA PT.FREEPORT INDONESIA (PTFI) DI KABUPATEN
MIMIKA, PAPUA dengan baik dan tepat pada waktunya. Proposal ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah Metodologi
Penelitian.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Bevie Nahumury, ST. MT, sebagai dosen sekaligus
pembimbing.
2. Pimpinan PT. Freeport Indonesia.
3. Orang tua tersayang.
4. Para staf dosen dan administrasi di lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Cenderawasih.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Meskipun peenulis telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam
penyusunan laporan ini, namun penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan baik sistematika penulisan maupun susunan kalimatnya, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
ii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... v
DAFTAR TABEL..........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Permasalahan.......................................................................................... 3
1.2.1. Rumusan Masalah.................................................................... 3
1.2.2. Batasan Masalah...................................................................... 3
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.............................................................. 3
1.3.1. Tujuan...................................................................................... 3
1.3.2. Manfaat.................................................................................... 4
1.4. Keadaan Lingkungan.............................................................................. 4
1.5. Letak Dan Kesampaian Daerah.............................................................. 5
1.6. Keadaan Geologi..................................................................................... 7
1.6.1. Geologi Regional..................................................................... 7
1.6.2. Keadaan Topografi...................................................................7
1.6.3. Morfologi................................................................................. 8
1.6.4. Stratigrafi Batuan.................................................................... 8
1.6.5. Iklim........................................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 10
2.1. Pengertian Pertambangan........................................................................10
2.2. Karakteristik Pertambangan.................................................................... 12
iii
2.2.1. Dampak Fisik........................................................................... 12
2.2.2. Dampak Sosial......................................................................... 13
2.3. Kebijakan Tata Lingkungan Pertambangan............................................ 16
2.4. Perencanaan Dan Perancangan Tambang............................................... 17
2.4.1. Perencanaan Tambang............................................................. 17
2.4.2. Perancangan Tambang............................................................. 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................. 18
3.1. Rencana Penelitian.................................................................................. 18
3.2. Tahapan Penelitian.................................................................................. 20
3.2.1. Persiapan.................................................................................. 20
3.2.2. Studi Kepustakaan................................................................... 20
3.2.3. Pengambilan Data................................................................... 20
3.2.4. Metode Penelitian.................................................................... 20
3.2.5. Hasil......................................................................................... 21
3.3. Jadwal Kegiatan...................................................................................... 21
3.4. Diagram Alir Penelitian.......................................................................... 22
iv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.5. Peta lokasi PT.Freport Indonesia ......Error! Bookmark not defined.
Gambar 1.6.4. Gambar Stratigrafi Batuan .............Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.4. Gambar Diagram Alir Penelitian.......................................................22
v
DAFTAR TABEL
Hal
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2. Permasalahan
1.2.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, inilah masalah yang ambil :
1. Bagaimaana perubahan rona lingkungan bekas tambang yang terjadi akibat
aktivitas penambangan pada PT. Freeport indonasia ?
2. Bagaimana upaya untuk mengurangi dampaknya ataupun memperbaiki
lingkungan tersebut ?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupan sosial ?
1.3.2. Manfaat
Berikut ini adalah manfaat yang didapat dari penelitian :
1. Sebagai informasi kepada pihak perusahaan dalam hal ini PT. Freeport
Indonesia mengenai perubahan rona lingkungan yang terjadi akibat
aktivitas penambangan.
2. Sebagai informasi kepada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam mengawasi atau mengontrol kegiatan penambangan.
3. Menjadi penambah wawasan bagi mahasiswa-mahasiswi teknik
pertambangan terlebih khusus masyarakat Kabupaten Mimika agar lebih
memahami perubahan apa saja yang terjadi pada lingkungan akibat
aktivitas penambangan.
1. Daerah Lowland
5
2. Daerah Highland
Highland adalah daerah dataran tinggi dengan ketinggian antara 2000 meter
sampai 4285 meter yang meliputi perumahan karyawan di Hidden Valley (mile
post 66), Kantor administrasi dan perumahan karyawan di Tembagapura (mile
post 68), Ridge Camp (mile post 72), pabrik pengolahan biji (mile post 74),
Mill Level Adit (MLA) portal, Amole portal, DOZ, IOZ Gunung Bijih Timur
(GBT), dan lokasi tambang Gresberg. Cuaca umumnya basah dan dingin serta
temperature berkisar antara 22C (lokasi Tembagapura yang berketinggian
2000 meter diatas permukaan air laut).
terowongan zaagkam dengan panjang 945 meter melewati Ridge Camp kedaerah
pengolahan pada mille 74 pada ketinggian 2800 meter diatas permukaan air laut
dari mill level adit (MLA), Intermediate Ore Zone (IOZ) dan Deep Ore Zone
(DOZ) terletak pada ketinggian 3230 meter diatas permukaan air laut.
Pulau New Guinea merupakan pertemuaan dari dua lempeng benua yaitu
Australia (Australia Plate) dan lempeng Indopasifik. Lempeng Australia bergerak
ke arah Utara dan menyelinap dibawah Indopasifik yang bergerak ke arah Barat
Daya dan kemudian mendorong kedalam selaput magma cair, proses ini disebut
subdikasi, dan secara geologi dibagi tiga yaitu hamparan tanah (southern plain),
jalur papua yang bergerak (New Guinea mobile belt) dibagian tengah, dan ujung
Lempeng Pasifik (Pasifik Plate Margin), disebelah Utara. Proses penerobosan
magma dalam batuan beku terhadap batuan sedimen yang sebelumnya mengalami
patahan dan lipatan, kemudian hasil penerobosan tersebut mengubah batuan
sedimen. Akibat proses tersebut terjadi mineralisasi dengan tembaga yang
berasosiasi dengan emas dan perak pada batas tepi lempeng. Intruksi magma
tersebut menghasilkan batuan beku kompleks dengan komposisi batuan diorite
yaitu Skarn (Diorite Skarn).
1.6.3. Morfologi
1.6.5. Iklim
10
11
Sementara itu 30-90% dari total spesies yang ada di Muara terancam
terkontaminasi racun dan punah. Sedimentasi yang terjadi di Muara
mengancam wilayah Taman Nasional Lorentz terutama di daerah pesisir.
Ancaman pokok selain limbah adalah kontaminasi logam berat pada
tumbuhan bakau dan spesies-spesies yanga da di pesisir Taman Nasional
Lorentz. Kawasan ADA (Ajkwa Deposition Area) seluas 230 km persegi
yang telah mengalami kematian tumbuhan akibat tailing takkan pernah
bisa kembali ke komposisi spesies semula meski pembuangan tailing
berhenti. Diperlukan intervensi teknologi irigasi yang rumit dan asupan
pupuk, kompos atau tanah subur yang lar biasa banyaknya untuk bisa
membuat kawasan ini bisa ditanami kembali.
b) Longsor
Longsor yang terjadi di sekitar areal tambang emas PT Freeport
Indonesia di Mimika, Provinsi tidak semata-mata karena kawasan
tersebut terjal ataupun karena timpaan hujan deras. Tetapi ini bukti
bahwa daya dukung kawasan tersebut tak mampu menanggung beban
kerusakan lingkungan karena penambangan PT FI., Jatam menyampaikan
bahwa longsor di kawasan tambang emas yang mengorbankan sekitar 20
pendulang emas tradisional di kawasan itu tidak hanya sekali ini. Tercatat
longsor di kawasan Freeport terjadi pada 2000, tiga kali pada 2003 dan
paling akhir 2006.
b) Sosial-Ekonomi
Meski di tanah leluhurnya terdapat tambang emas terbesar di
dunia, orang Papua khususnya mereka yang tinggal di Mimika, Paniai, dan
Puncak Jaya pada tahun 2004 hanya mendapat rangking Indeks
Pembangunan Manusia ke 212 dari 300an lebih kabupaten di Indonesia.
Hampir 70% penduduknya tidak mendapatkan akses terhadap air yang
aman, dan 35.2% penduduknya tidak memiliki akses terhadap fasilitas
kesehatan. Selain itu, lebih dari 25% balita juga tetap memiliki potensi
kurang gizi. Jumlah orang miskin di tiga kabupaten tersebut, mencapai
lebih dari 50 % total penduduk. Artinya, pemerataan kesejahteraan tidak
terjadi. Meskipun pengangguran terbuka rendah, tetapi secara keseluruhan
pendapatan masyarakat setempat mengalami kesenjangan. Boleh jadi
kesenjangan yang muncul antara para pendatang dan penduduk asli yang
tidak mampu bersaing di tanahnya sendiri. Boleh jadi pula, angka
prosentase yang menunjukkan kemiskinan, seperti akses terhadap air
bersih, kurang gizi, akses terhadap sarana kesehatan mengandung bias
rasisme. Artinya, kemiskinan dihadapi oleh penduduk asli dan bukan
pendatang. Sedangkan dampak sosial-ekonomi dari pembuangan tailing ke
sungai Aikwa terhadap kedua suku tersebut maupun suku-suku lain dari
Papua, dapat terlihat dekat dengan mata dimana kota Timika yang dulunya
banyak dusun sagu yang memberi makan bagi masyarakat adat Kamoro,
dan suku-suku lain dari Papua maupun Indonesia yang tinggal di kota
Timika telah rusak. Akibatnya masyarakat tidak bisa mendapatkan sagu
sebagai sumber makanan pokok mereka, disamping itu berkembang
pesatnya pembangunan yang didukung oleh PT. Freeport Indonesia
membuat suku Amungme dan Kamoro menjadi minoritas di atas tanahnya
sendiri.Dengan peralatan sederhana, mereka -pendatang maupun lokal
Papua- berani mempertaruhkan nasib, bahkan nyawa, demi mencari
konsentrat emas. Kebetulan, metode penambangan oleh PT Freeport
Indonesia memang tidak bisa 100 persen menangkap konsentrat emas
yang ada dalam bijih.
15
c) Penduduk
Pemukiman penduduk juga semakin tersingkir dan menjadi
perkampungan kumuh di tengah-tengah kawasan Industri tambang
termegah di Asia. Dengan demikian perkembangan tambang ditengah-
tengah suku Amungme dan Kamoro ini bukannya mendatangkan
kehidupan yang lebih baik melainkan semakin memojokkan mereka
menjadi kelompok marginal. Hal ini semakin terdorong oleh semakin
besarnya arus urbanisasi ke Timika dari daerah-daerah sekitarnya dan dari
pulau lain di Indonesia. Dimana kehidupan homogen dimasa lalu seketika
menghadapi tantangan dari luar dengan hadirnya berbagai suku dan
bangsa yang masuk wilayah adat suku Amunggme dan Kamoro.
Dampak lain dari kehadiran PT. Freeport Indonesia adalah
terjadinya berbagai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM),
sebagai akibat protes masyarakat terhadap PT. Freeport Indonesia yang
terkesan tidak memperhatikan kesejahteraan masyarakat Adat Suku
Amungme dan 6 suku lain yang disebut sebagai pemilik tanah, emas,
tembaga, hutan yang kemudian dikuasai oleh pihak perusahaan. Dalam
aksi protes, masyarakat selalu berhadapan dengan pihak aparat keamanan
(TNI/POLRI), yang bertugas mengamankan Perusahaan, maka terjadilah
pelanggaran Hak Asasi Manusia. Kasus pelanggaran HAM di wilayah
penambangan berlangsung cukup lama sejak hadirnya PT. Freeport
Indonesia hingga kini.
Persoalan lain yang paling mendasar bagi masyarakat adat
Amungme maupun masyarakat adat Kamoro adalah perlunya pengakuan
kepada mereka sebagai Manusia diatas tanah mereka sendiri. Persoalan
martabat manusia harus dihargai oleh siapapun. Kalau martabat suku
Amungme dan suku Kamoro dihargai sebagai manusia, maka persolan PT.
Freeport harus diselesaikan dengan melibatkan kedua suku tersebut
sebagai masyarakat adat pemilik sumber daya alam tambang tersebut.
16
AMDAL merupakam suatu studi yang dilaksanakan secara sadar dan berencana
dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup
dan menjaga keserasian hubungan antar berbagai kegiatan. AMDAL itu sendiri
terdiri dari:
18
19
3.2.5. Hasil
Hasil yang didapatkan setelah melakukan penelitian yaitu :
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Penelitian
lapangan
dan
pengambilan
data
3 Pengolahan
data
4 Penyusunan
laporan
5 Presentasi
Hasil
22
Persiapan
Studi Pustaka
Pengambilan Data
Metode : Software :
1. Interview 1. Microsoft Exel
2. Kepustakaan 2. Microsoft Word 2010
Pengolahan Data
Hasil
Referensi :
Internet :
Www.PTFI.co.id,
http://repository.upnyk.ac.id/884/1/TA_II.pdf
http://eprints.undip.ac.id/36495/1/BAB_I,II,III.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Freeport_Indonesia,
htttp://nagapasha.blogspot.com/2011/01/sejarah-freeport-samapai-ke-
indonesia
http ://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_air/
vii