Freeport
Indonesia
5. Pengelolaan Limbah B3 PP No. 18 Tahun 1999 • Pengelolaan Limbah B3 dari perbengkelan di GrasBerg
tentang Pengelolaan telah memenuhi standar dan tercatat dengan baik.
Limbah Bahan • Sistem perbengkelan Grasberg telah dilengkapi dengan
Berbahaya dan sistem penangkap ceceran minyak, yang berujung pada
Beracun jo. PP No. 85 fasilitas oil catcher yang telah dilengkapi dengan oil
Tahun 1999 tentang skimmer.
Perubahan Atas • Pemanfaatan oli bekas sebagai campuran bahan bakar di
Peraturan Pemerintah Lime Plant (Parik kapur Mahaka) dan Dewatering Plan
Republik Indonesia Pabrik Konsentrat) telah sesuai dengan ketentuan dalam
Nomor 18 Tahun 1999 perizinan.
tentang Pengelolaan • Limbah B3 selain oli bekas dikirim ke pengelola limbah B3
Limbah Bahan yang berizin (PPLI).
Berbahaya dan
Beracun
4
No Aspek Acuan Penaatan Kinerja Penaatan
Pengelolaan (Baku Mutu)
Lingkungan
6. Pengendalian • Keputusan MenLH • Emisi dari Lime Plant memenuhi baku mutu.
Pencemaran Udara No. 13 Tahun 1995
tentang Baku Mutu PARAMETER
Emisi Sumber SO2 NOx Debu Opasitas
Tidak Bergerak.
Hasil Pengukuran 3,3 65,7 <1 <20
• Keputusan Kepala
Baku Mutu 750 850 150 20
Bapedal Nomor
205 Tahun 1995
tentang Tata • Fasilitas Pengukuran Emisi Gas Buang sesuai dengan
Pengukuran Emisi ketentuan Kep Ka Bapedal No 205 Tahun 1995
Gas Buang
Pabrik Pengolahan Bijih
7 Pengelolaan Limbah B3 PP No. 18 Tahun 1999 • Pengelolaan Limbah B3 yang berasal dari Gold Fire
tentang Pengelolaan Assay telah memenuhi standar dan tercatat dengan baik.
Limbah Bahan Limbah B3 berupa cupel dikirim ke Fasilitas Pengolah
Berbahaya dan Limbah B3 PT. PPLI di Cileungsi Kabupaten Bogor.
Beracun jo. PP No. 85
Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan
Limbah Bahan
Berbahaya dan
Beracun
8 Pengendalian • Keputusan MenLH • Emisi dari Gold Fire Assay memenuhi baku mutu.
Pencemaran Udara No. 13 Tahun 1995
tentang Baku Mutu PARAMETER
Emisi Sumber SO2 NOx Debu Opasitas
Tidak Bergerak.
Hasil Pengukuran 11 17,2 1,93 <20
• Keputusan Kepala
Bapedal Nomor Baku Mutu 750 850 150 20
205 Tahun 1995
tentang Tata • Fasilitas Pengukuran Emisi Gas Buang sesuai dengan
Pengukuran Emisi ketentuan Kep Ka Bapedal No 205 Tahun 1995
Gas Buang
9 Pengendalian • Keputusan MenLH Effluent air limbah dari IPAL limbah Domestik memenuhi baku
Pencemaran Air No. 112 Tahun mutu.
2003 tentang Baku
Mutu Air Limbah TSS Minyak & Lemak pH
Domestik mg/L mg/L
MP 36 ( 15 A ) 39,5 5,6 7,2
MP 68 ( 15 B ) 21 5 7,68
Baku Mutu 100 10 6-9
5
No Aspek Acuan Penaatan Kinerja Penaatan
Pengelolaan (Baku Mutu)
Lingkungan
Pengelolaan Tailing
10 Pengendalian Kepmen LH No 202 • Konsentrasi TSS di dua outlet Mod ADA melebihi baku
Pencemaran Air Tahun 2004 Tentang mutu.
Baku Mutu Air Limbah • Telah dilakukan upaya meningkatkan efisiensi
Bagi Usaha dan atau pengendapan Mod ADA.
Kegiatan • Pembuangan air ke sungai sudah mendapat ijin dari
Pertambangan Bijih Gubernur Irian Jaya No. 540/2102/SET tanggal 20 Juni
Emas dan atau 1996 dan Keputusan Bupati MimikaNo. 4 Tahun 2005.
Tembaga.
TSS Cd Pb Cu Cr Zn Ni Ag Hg As
No Sampel pH
mg/L
11 Pengelolaan Limbah B3 PP No. 18 Tahun 1999 Pemanfaatan fly ash dan tailing sebagai bahan kontruksi
tentang Pengelolaan jembatan dan jalan raya telah sesuai dengan ketentuan dalam
Limbah Bahan perizinan.
Berbahaya dan
Beracun jo. PP No. 85
Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan
Limbah Bahan
Berbahaya dan
Beracun
6
No Aspek Acuan Penaatan Kinerja Penaatan
Pengelolaan (Baku Mutu)
Lingkungan
Parameter
Titik Sampling
SO2 NOx Debu Pb Hg Cd As Opasitas
mg/Nm3 %
- Stack 1 Drier
#3 (DWP 3) 1,5 10,4 3,77 <0.001 0,0001 <0.0003 <0.0001 <20
- Stack 2 Drier
#4 (DWP 4) 255 25,5 81,6 23,5
- Stack 3 Drier
#5 (DWP 5) 1,5 7,09 33,7 <20
Baku Mutu 800 1000 350 12 5 8 8 35