12.1. Reklamasi
Reklamasi memiliki berbagai definisi, tergantung pada perundangan yang
digunakan. Berikut definisi reklamasi dan pascatambangan berdasarkan peraturan
perundangan yang digunakan oleh PT. Viral Abadi Coal:
1. UU No. 4 Tahun 2009
“Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya.”
2. Permen ESDM No. 7 Tahun 2014
Penutupan dan reklamasi dalam kegiatan pertambangan adalah hal wajib yang
harus dilakukan setiap perusahaan pertambangan. PT. Viral Abadi Coalyang
bergerak di bidang pertambangan batubara tak lepas pula dari kegiatan ini. Adapun
dasar hukum yang mendasari PT. Viral Abadi Coaldalam melakukan Reklamasi
dan Pascatambang adalah sebagai berikut :
272
273
Kondisi awal flora sebelum penambangan yaitu tumbuh merata di Desa Bukit Mulia
diantaranya tanaman padi, pohon rambutan, pohon jati, pohon kelapa, pohon
pisang, pohon melinjo, pohon mahoni dan singkong. Pohon - pohon tersebut akan
dilakukan ganti untung apabila dilakukan penebangan, terutama pohon jati yang
harganya tergantung umur dan diameter batang pohon tersebut. Fauna yang terdapat
di daerah penelitian antara lain kambing, sapi, ayam, dan kerbau. Umumnya fauna
di daerah penelitian merupakan peliharaan warga sekitar.
Gambar 12.1
Gambar 12.2
Gambar 12.3
Gambar 12.4
Gambar 12.5
Sebagian besar lahan yang ada di wilayah IUP PT. Viral Abadi Coal tidak tertutupi
oleh hutan maupun lahan produksi lainnya. Hal ini dikarenakan sebagian besar
bahan galian tersingkap di permukaan dan tidak tertutupi oleh tumbuhan. Dengan
demikian ganti rugi yang dilakukan PT. Viral Abadi Coal tidak terlalu besar
terhadap pepohonan yang di tebang dalam proses pembersihan lahan.
2. Setelah Penambangan
PT. Viral Abadi Coal sebagai perusahaan yang berwawasan lingkungan, membuat
rencana tata guna lahan setelah penambangan. Melihat kondisi top soil yang sedikit
maka PT. Viral Abadi Coal memutuskan untuk tidak menutup tapak bekas tambang,
melainkan dibiarkan sesuai bentuk akhir penambangannya. Adapun jenjang-
jenjang yang ada akan di tanami dengan pohon jati. Pohon jati dipilih sebab cara
penanaman dan perawatannya yang mudah. Untuk kegiatan reklamasi pada area
perkantoran, stockpile, dan setling pond sendiri, PT. Viral Abadi Coal melakukan
revegetasi dengan menanam pohon jambu kristal. Pohon jambu kristal dipilih
karena cara penanaman dan perawatannya yang mudah juga.
Gambar 12.6
Jambu Kristal
277
Sebelum melakukan proses penambangan PT. Viral Abadi Coal terlebih dahulu
melakukan pengupasan tanah penutup. Oleh karena ketebalan tanah pucuk yang
kurang dari 20 cm maka pengupasan dilakukan sekaligus pada saat pembersihan
lahan. Pembersihan dilakukan pada puncak bukit yang akan ditambang, dan
beberapa lokasi yang akan di bangun perkantoran beserta sarana dan prasarana
penunjang lainnya. Tanah pucuk hasil pembersihan lahan ditempatkan kembali
pada stockpile yang telah disediakan karena akan digunakan kembali pada saat
reklamasi setelah penambangan berakhir.
Umur tambang PT. Viral Abadi Coal yaitu 5 tahun, dimana wilayah yang dimiliki
adalah seluas 168,2 Ha dengan peruntukan sebagai area perkantoran, stock yard dan
settling pond seluas 0,5 Ha dan lokasi penambangan seluas 150 Ha. Pada lahan
seluas 18,372 Ha ini akan direklamasi dengan melakukan revegetasi. Sisa dari luas
IUP PT. Viral Abadi Coal peruntukkan untuk area penambangan beserta jalan
tambang. Status tanah pada PT. Viral Abadi Coal ialah tanah sewaan dari pihak
Desa Bukit Mulia tempat tambang beroperasi. Tanah tersebut sudah melalui ganti
rugi tanaman yang ada pada wilayah IUP dan perjanjian sewa tanah sesuai peraturan
yang berlaku. Setelah tambang berakhir tanah yang disewa oleh pihak perusahaan
akan dikembalikan kembali ke pihak desa untuk dijadikan lahan yang dapat
dimanfaatkan kembali oleh masyarakat setempat.
Untuk penambangan batubara dilakukan pada daerah perbukitan dari elevasi 475
mdpl sampai dengan elevasi 335 mdpl, dimana sistem penambangan yang
digunakan yaitu Tambang Terbuka dengan metode Back Filling.
Tabel 12.1
278
272
12.1.5. Program Reklamasi
Gambar 12.7
Desain Jenjang
272
281
Tabel 12.2
1. Pembuatan Drainase
Luas
Area
Tahun Kegiatan (Ha)
Tahun Ketiga A. Tata Guna Lahan
1. Reconturing
2. Penebaran Tanah Penutup
B. Revegetasi
1. Analisa Kualitas Tanah
2. Pemupukan
3. Biaya Penanaman Cover Crop Pit Blok B 8,56
4. Pemeliharaan
C. Pengendalian Erosi Dan Sedimentasi
1. Pembuatan Runoff
2. Pembuatan Instalasi Pengendalian
Erosi
D. Pekerjaan Sipil
1. Pembuatan Drainase
Luas
Area
Tahun Kegiatan (Ha)
Tahun
Keempat A. Tata Guna Lahan
1. Reconturing
2. Penebaran Tanah Penutup
B. Revegetasi
1. Analisa Kualitas Tanah
2. Pemupukan
3. Biaya Penanaman Cover Crop Pit Blok C 10,3
4. Pemeliharaan
C. Pengendalian Erosi Dan Sedimentasi
1. Pembuatan Runoff
2. Pembuatan Instalasi Pengendalian
Erosi
D. Pekerjaan Sipil
1. Pembuatan Drainase
Luas
Area
Tahun Kegiatan (Ha)
Tahun Kelima A. Tata Guna Lahan
1. Reconturing
Pit Blok D 5,66
2. Penebaran Tanah Penutup
B. Revegetasi
283
a. Recountouring
Kegiatan reklamasi tahun peratampada area Top Soil dimulai dengan kegiatan
penataan timbunan batuan penutup yang telah final atau siap untuk direklamasi
dengan mengubah dumping face anglesebelumnya 24omenjadi 27º dengan tinggi
vertikal timbunan (lift height) maksimal 45 meter. Setelah tercapai lift height 45
meter, kemudian dibuat bidang olah (catch bench) dengan lebar 22,5 meter dengan
sudut kemiringan bidang olah (catch bench crossfall) sebesar 2º.Jalan akses (ramp)
akan dibuat dengan lebar 40 meter dengan kemiringan maksimal 2º. Hal ini
direncanakan dengan faktor kestabilan dan keamanannya bertujuan agar dapat
meminimalisir terbentuknya lereng terjal yang dapat menimbulkan terjadinya
longsoran dan daya erosi yang tinggi. Dengan penambahan fasilitas tersebut,
keseluruhan sudut kemiringan lereng reklamasi menjadi 22º Karena lereng
timbunan sebelumnya menggunakan pengaturan yang sama.
Gambar 12.8
Desain Lereng
285
Tabel 12.3
Disposal
Top Soil Disposal Top Soil
OB (Ha) (Ha) OB (Ha) (Ha)
I 0 0 0 3,58 0 3,58
b. Penyebaran tanah
Berikut adalah teknik yang digunakan dalam penyebaran tanah:
turunkan (dumping) melalui crest. Tanah tersebut disebar lagi secara merata ke
seluruh bagian lahan dengan menggunakan dozer sampai ketebalan 2.25 m. Proses
selanjutnya adalah melakukan pemadatan (kompaksi) terhadap tanah yang disebar
tersebut dengan menggunakan Compactor JV25DW-2.
Gambar 12.9
Tabel 12.4
1 Blok A 31200,00
2 Blok B 57120,00
3 Blok C 57120,00
4 Blok D 57120,00
5 Blok E 57120,00
Jumlah 259.680
287
Kebutuhan tanah untuk kegiatan penyebaran topsoil di dapatkan dari disposal soil
yang berada pada area PT. Viral Abadi Coal. Dari data soil inventory Tahun I
sampai Tahun ke VII diketahui persediaan topsoil yang ada sebesar 259.680 m3.
12.1.5.2 Revegetasi
Pemilihan jenis tumbuhan adalah salah satu tahap dalam upaya revegetasi lahan
bekas tambang. Pemilihan ini bertujuan untuk memilih spesies tanaman yang
disesuaikan dengan kondisi lahan yang akan direvegetasi. Kunci utama
keberhasilan revegetasi adalah pemilihan jenis pohon yang tepat.
Melakukan survey pada wilayah IUP PT. Viral Abadi Coal mengenai tanaman
yang potensial dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sebelum dilakukan
penambangan didaerah ini yaitu di Desa Bukit Mulia, Kecamatan Kintap,
Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Kalimantan, Indonesia
merupakan kawasan hutan produksi, dimana terdapat perkebunan kelapa
Sawit dan hutan Jati. Dengan demikian tanah didaerah ini bagus untuk di
jadikan hutan produksi lagi dengan di tanami Jati atau dijadikan perkebunan
sawit kembali.Tanaman inilah yang digunakan untuk kegiatan reklamasi.
Gambar 12.10
Calopogonium Muconoides
Gambar 12.11
C) Penanaman bibit
Penanaman bibit pada area reklamasi bertujuan untuk membentuk vegetasi
baru dan mengembalikan kondisi lahan mendekati kondisi semula. Tujuan
lainya adalah untuk menjaga kestabilan lahan dan mecegah terjadinya
aliran run off yang tinggi terhadap permukaan lahan.
a. Luas area penanaman
Luas penanaman pada area tambang adalah 45,34 Ha. Dan fasilitas
lainya seperti disposal ob dengan luas 23,59 Ha, disposal soil 3,57 Ha,
dan settlindpond dengan luas 4,32 Ha.
Tabel 12.5
PEMBIBITAN
Luas
No Blok jarak (3x3) m2 Ha Jumlah Pohon
(Ha)
CM (Calopogonium
Blok A 7,1 10 71
Muconoides)
CM (Calopogonium
Blok B 8,56 10 85,6
Muconoides)
CM (Calopogonium
Blok C 10,3 10 103
Muconoides)
CM (Calopogonium
Blok D 5,66 10 96,6
Muconoides)
CM (Calopogonium
Blok E 6,72 10 87,2
Muconoides)
DISPOSAL CM (Calopogonium
10,30 10 103
OB Muconoides)
DISPOSAL CM (Calopogonium
3,58 10 35,8
SOIL Muconoides)
d. Pemupukan
Pupuk yang digunakan pada PT.Viral Abadi untuk melakukan reklamasi
adalah jenis pupuk urea yang didatangkan langsung dari pabrik pupuk
yang berada di Kabupaten Tanah Laut. Pemilihan pupuk ini dikarenakan
cocok dengan tanaman cover crop yang digunakan.
Tabel 12.7
12.1.5.3 Pemeliharaan
Faktor biotik meliputi semua komponen lingkunagan berupa organisme hidup yang
dapat menmpengaruhi pertumbuhan tanaman antara lain parasit, serangga,
tumbuhan liar seperti gulma. Faktor abiotik meliputi semua kondisi lingkuangan
yang berupa benda mati yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti
iklim dan kesuburan tanah. Untuk meningkatkan peran positif dan menekan peran
negatif dari semua faktor lingkangan tersebut, maka pemeliharaan tanaman sangat
diperlukan agar keberhasilan hidup dan pertumbuhan tanaman menjadi baik.
1) Pada Jenjang
a. Penyulaman
Kemungkinan tanaman yang tidak hidup adalah 10% sehingga di
butuhkan tanaman penyulaman adalah 10% dari total jumlah
tanaman yang dibutuhkan. Penyulaman dilakukan untuk
293
b. Pengendalian Gulma
Pengendali angulma, bertujuan untuk mengurangi atau
memperkecil persaingan akar antara tanaman pokok dengan
tanaman pengganggu. Pengendali tangul dapat dilakukan secara
manual berupa penyiangan dan pendangiran atau kimiawi berupa
penyemprotan bahan kimia/herbisida, tergantung pada kondisi
lapangan,keadaan tanah, jenis gulma dan jenis tanaman.
1. Penyiangan
Kegiatan penyiangan bertujuan untuuk membebaskan tanaman dari
tumbuhan pengganggu agar ruang tumbuh menjadi lebih luas,
terutama untuk memperoleh kandungan hara, moneral dan cahaya
matahari yang dibutuhkan. Penyiangan dilakukan dengan cara
membersihkan gulma dan tanaman pengganggu secara total diareal
tanaman denggan cara manual dengan menggunakan alat cangkul
atau parang. kegiatan penyiangan dapat dilakukan pada musim
kemarau atau musim hujan dengan frekwensi 3-4 bulan sekalai
dalam setahun untuk tanaman umur 1-2 tahun. Frekwensi 6-12
bulan sekali untuk tanaman umur lebih dari 2 tahun. Sedangkan
pada tahun ketiga cukup satu kali penyiangan dengan cara
menebasperdu/pohon yang dianggap mengganggu tanaman pokok.
294
2. Pendangiran
Pendangiran dilakukan apabila pertumbuhan tanaman terhambat
oleh kondisi tanah yang padat atau drainase jelek atau merupakan
kegiatan penggemburan tanah disekitar tanaman dalam upaya
memperbaiki sifat fisik tanah. Pendangiran dilakukan secara
manual menggunakan cangkul pada tanah disekitar tanaman
dengan radius 25 -50 cm. Kegiatan ini dilakukan selama tiga kali
dalam satu tahun berjalan, yaitu pada umur 4 bulan, 8 bulan dan 12
bulan.
c. Pemupukan
Dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tanaman dan
peningkatan tiap. Dalam menentukan jenis,dosis dan waktu
pemupukan perlu pertimbangan jenis tanaman dan kesuburan
tanahnya serta terlebih dahulu dilakukan analisa tanah.Untuk
pemupukan menggunakan pupuk cair dengan cara disemprotkan
pada lahan atau dicor kelubang tanam dan pupuk NPK dengan cara
dimasukkan pada lubang yang digalidi sekitar tanaman setiap 6
bulan. Proses pemupukan ini berlanjut untuk seterusnya.
Pemupukan merupakan kegiatan penambahan unsur hara pada
media tumbuh tanaman untuk menyeimbangkan unsur hara yng
diperlukan terhadap pertumbuhan tanaman. Cara melakukan
pemupukan dengan cara meletakan pupuk dalam lubang pada area
tanam. Kegiatan pemupukan pada tahun pertama pada tahun 1
dilakukan bersamaan dengan kegiatan persiapan lapangan lahan
Agar tanah pucuk yang telah di tebar tidak hanyut terangkut oleh air (erosi) maka
bersamaan dengan kegiatan penataan lahan harus pula bangun instalasi
295
Gambar 12.12
Dimensi saluran terbuka
Salah satu metode yang dapat mengurangi terjadinya erosi pada area reklamasi
baru adalah denggan menggunakan kombinasi antara tanaman kayu jawa
296
Gambar 12.13
volume tanah yang harus digali sebesar 801.444,574m 2, panjang saluran adalah
Alat yang digunakan dalam pekerjaan reklamasi adalah dump truck, excavator,
bulldozer.
b. Dump Truck
Dipergunakan untuk pengangkutan Topsoil dan Overburden
Merk : Hino
Type : DT Hino 260 JD
Kapasitas : 21,38 m3
Produktifitas : 45,27 m3 / jam (Ada pada lampiran F)
Jumlah Alat : 10 unit
Target penutupan topsoil : 421,98 M3/Jam
c. Bulldozer
Dipergunakan untuk penimbunan dan penebaran Topsoil dan Overburden
Merk : Caterpillar
Type : D8R
Kapasitas : 6.1 bcm
299
Rencana biaya yang diperlukan untuk mereklamasi lahan, dirinci setiap tahun untuk
seluruh daerah prospek yang akan ditambang. Perhitungan biaya reklamasi terdiri
dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Perhitungan biaya Reklamasi terdiri
atas:
Uraian mengenai biaya yang harus dimasukkan dalam perhitungan Reklamasi dan
sedapat mungkin ditetapkan dengan menggunakan standar acuan yang ditentukan
sebagai berikut:
a. biaya mobilisasi dan demobilisasi alat sebesar 2,5% (dua koma lima persen)
dari biaya langsung atau berdasarkan perhitungan;
b. biaya perencanaan Reklamasi sebesar 2% (dua persen) sampai dengan 1 0% (
sepuluh persen) dari biaya langsung;
Uraian mengenai total biaya rencana reklamasi ialah biaya langsung ditambah
dengan biaya tidak langsung dan biaya tersebut sudah harus memperhitungkan
pajak yang berlaku dan dibuat dalam mata uang Rupiah. Rincian total biaya rencana
reklamasi dapat dilihat pada (Lampiran H)
Dengan umur tambang 7 tahun yang dimiliki PT. VIRAL ABADI COAL, maka
penempatan jaminan reklamasi PT. VIRAL ABADI COALditempatkan ditahun ke-
1 sampai dengan tahun ke-4 sesuai dengan aturan yang telah telah diatur pada
Permen ESDM no.7 tahun 2014 tentang tata cara penempatan jaminan reklamasi.
Tabel 12.8
Tabel 12.9
Sesuai dengan Permen ESDM No. 7 Tahun 2014 Pasal 12 Ayat 4 yang mengatakan
bahwa program reklamasi dapat dilakukan dengan revegetasi dan/atau peruntukan
lainnya, dengan demikian PT. Viral Abadi CoaL memutuskan dengan tidak
melakukan reklamasi melainkan melakukan kegiatan tata guna lahan sarana
prasarana tambang, pemeliharaan, perawatan, dan pemantauan. Kegiatan
pascatambang dilakukan setelah semua kegiatan operasi produksi selesai. Kegiatan
pascatambang mengubah rona awal yang berupa fasilitas penunjang kegiatan
operasi produksi menjadi rona akhir sesuai peruntukkannya yang disetujui bersama
oleh pihak perusahaan, masyarakat, dan pemerintah daerah.
1. Status Tanah
Tanah yang digunakan PT. Viral Abadi Coal statusnya adalah tanah sewaan. Tanah
tersebut milik pemerintah desa yang telah melalui kesepakatan disewa untuk jangka
waktu 7 tahun. Setelah selesainya kegiatan penambangan maka tanah tersebut
dikembalikan kepada pemerintah desa untuk dimanfaatkan sesuai kehendak
pemerintah desa.
2. Karyawan
Seluruh karyawan PT. Viral Abadi Coal akan di PHK dikarena habisnya masa
operasi dari PT. Viral Abadi Coal. Agar taraf hidup karyawan tetap sejahtera
sebagaimana pada saat PT. Viral Abadi Coal masih beroperasi maka perusahaan
mengambil langkah untuk mengadakan pelatihan selama 1 tahun sebelum tambang
di tutup. Dengan keterampilan yang diberikan kepada seluruh karyawan,
diharapkan dapat menggunakan keterampilan tersebut nantinya terutama setelah
tambang tutup.
3. Sarana Prasarana
Terdapat 2 sarana prasarana dan jalan tambang yang terdapat di PT. Viral Abadi
Coal. Semua sarana dan prasarana serta jalan tambang tersebut tidak di bongkar
melainkan direnovasi dan di alih fungsikan agar warga sekitar dapat menikmati dan
memanfaatkannya.
4. Pemantauan
PT. Viral Abadi Coal melakukan pemantauan terhadap semua hal yang ditinggalkan
setelah Pascatambang. Hal ini dilakukan agar dapat meminimalisir dampak yang
terjadi, dan pemantauan ini dilakukan selama 2 tahun setelah tambang ditutup.
Perhitungan biaya pasca tambang terdiri dari : biaya langsung dan tidak langsung.
304
1. Biaya Langsung
Uraian mengenai biaya yang perlu dihitung dalam penyusunan rencana biaya
Reklamasi yang meliputi:
a. Aspek fisik:
1) Perawatan bekas saluran terbuka
b. Fasilitas Penunjang:
1) Pemeliharaan bangunan kantor
2) Pemeliharaan bangunan pos satpam
3) Pemeliharaan checkpoint
4) Pemeliharaan Settling Pont
5) Pemeliharaan bangunan bengkel
c. Sosial dan ekonomi:
1) Pelatihan bagi bekas karyawan yang di PHK (khusus lulusan SD, SMP dan
SMA)
2) Pelatihan bagi masyarakat sekitar sebagai pengganti usaha
d. Non Fisik:
1) Analisis air
2) Analisis tanah
3) Analisis udara
3. Total Biaya
Uraian mengenai total biaya langsung ditambah dengan biaya tidak langsung dan
biaya-biaya tersebut sudah harus memperhitungkan pajak-pajak yang berlaku dan
dibuat dalam mata uang Rupiah
Tabel 12.10
Biaya Pascatambang
Jaminan pasca tambang adalah dana yang disediakan oleh perusahaan sebagai
jaminan untuk melaksanakan kegiatan pasca tambang. Perhitungan penenmpatan
jaminan pasca tambang.
306
Sesuai dengan aturan yang ada pada Permen ESDM no.7 tahun 2014 Lampiran IV
(table 12.11). Maka penempatan jaminan pascatambang PT. Viral Abadi Coal
adalah sebagai berikut:
Tabel 12.11
Tabel 12.12