Anda di halaman 1dari 13

REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG

PT BERAU COAL

Disusun Oleh:

Nama Anggota : M. Razzaqul 1604108010006

Rahil Fajria 1604108010015


Syahnanda Putra 1604108010031
Rahmat Remahas Lubis 1604108010033

Mata Kuliah : Lingkungan Tambang

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
reklamasi lahan pasca tambang di PT. Berau Coal tanpa ada suatu halangan apapun.
Shalawat beiring salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
telah kita nanti-nantikan syafaatnya di dunia dan di akhirat.

Makalah ini kami susun dengan metode dan kajian pustaka tentang reklamasi
lahan pasca tambang di PT. Berau Coal dengan tujuan untuk mengetahui hal-hal
tentang reklamasi lahan pasca tambang di PT. Berau Coal. Kami berharap agar
pembaca mendapatkan pembelajaraan dan informasi melalui makalah yang kami buat
ini.

Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan, Maka, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi peningkatan kualitas makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi secuil sumbangan dalam
dunia pendidikan kita.Wassalam.

Banda Aceh, 15 Desember 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II ........................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Reklamasi ..................................................................................... 3

2.2 Metode Penambangan di PT. Berau Coal....................................................... 3

2.3 Teknik Reklamasi ........................................................................................... 4

2.4 Revegetasi Lahan Bekas Tambang ................................................................. 5

BAB III ......................................................................................................................... 9

PENUTUP ..................................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 9

3.2 Saran ............................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan penambangan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan,
sehingga menyebabkan penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan ekosistem
yang selanjutnya mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup manusia
itu sendiri. Kegiatan penambangan merupakan salah satu kegiatan yang memiliki
peranan penting atau bertanggung jawab terhadap penanganan lingkungan
setelah dilakukannya eksploitasi lahan tambang. Akibat yang mungkin
ditimbulkan apabila tidak dilakukannya penanganan yang baik terhadap lahan
pasca tambang antara lain kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi buruk,
seperti contohnya lapisan tanah tidak berprofil, terjadi bulk density (pemadatan),
kekurangan unsur hara yang penting, pH rendah, pencemaran oleh logam-logam
berat, serta penurunan populasi mikroba tanah. Untuk itu diperlukan adanya
suatu kegiatan sebagai upaya pelestarian lingkungan agar tidak terjadi kerusakan
lebih lanjut. Upaya tersebut bisa di tempuh dengan metode reklamasi lahan yang
rusak akibat kegiatan eksploitasi. Dengan reklamasi tersebut diharapkan mampu
memperbaiki lahan yang rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan
lebih baik dari kondisi semula.

Berdasar pada Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2010 mengenai


reklamasi pasca tambang, kegiatan reklamasi tidak harus menunggu sampai
seluruh kegiatan penambangan berakhir, terutama pada lahan penambangan
yang luas. Reklamasi sebaiknya di lakukan secepat mungkin pada lahan bekas
penambangan yang telah selesai dieksploitasi, walaupun kegiatan penambangan
tersebut secara keseluruhan belum selesai karena masih terdapat deposit bahan
tambang yang belum ditambang.

1
Sasaran akhir dari reklamasi adalah untuk memperbaiki lahan bekas
tambang agar kondisinya aman, stabil dan tidak mudah tererosi sehingga dapat
dimanfaatkan kembali.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui tahapan proses reklamasi dan revegetasi di PT Berau
Coal, Berau, Kalimantan Timur.
2. Mengetahui sistem dan teknis pelaksanaan reklamasi lahan pasca
tambang PT Berau Coal, Berau, Kalimantan Timur.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reklamasi


Reklamasi adalah usaha memperbaiki (memulihkan kembali) lahan yang
rusak agar bisa menjadi daerah bermanfaat dan berdaya guna sebagai akibat
kegiatan usaha pertambangan agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan
kemampuan yang mengacu pada penataan lingkungan hidup yang berkelanjutan
agar menjadi seperti keadaan semula.

Reklamasi menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral


No. 18 Tahun 2008, pasal 1 butir 2 adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki
atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukkannya.

Reklamasi berdasarkan Undang-Undang Minerba No. 4 Tahun 2009 pasal


1 ayat 26, Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan
dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

2.2 Metode Penambangan di PT. Berau Coal


PT. Berau Coal dan kebanyakan pertambangan batubara di Indonesia,
dilakukan dengan metode tambang terbuka (open pit/surface mining). Selain itu
ada metode lain, metode tambang bawah tanah (underground mining). Kriteria
utama yang digunakan sebagai acuan dalam pemilihan metode pertambangan,
besarnya nilai perbandingan tanah penutup (waste) yang harus digali dengan
volume atau tonage batubara yang dapat ditambang. Perbandingan ini dikenal
dengan istilah stripping ratio atau waste/coal ratio. Selama perbandingan ini
masih memberikan margin keuntungan yang dapat diterima, tambang terbuka

3
masih dianggap ekonomis. Selain alasan teknik lainnya, seperti sebagian besar
cadangan batubara di Indonesia terdapat pada dataran rendah atau pegunungan
dengan topografi yang landai, lapisan penutup yang tidak terlalu tebal serta
kemiringan yang relatif kecil (< 30 derajat). Sebelum kegiatan penambang
dimulai, pemahaman terhadap desain dan perancangan tambang harus cermat,
terutama menyangkut tata letak dan perencanaan bukan tambang operational (pit
slope design), penentuan target produksi awal dan pekerjaan development,
jadwal produksi batubara serta stripping overburden, rencana penggalian dan
penempatan waste. pada dasarnya, kegiatan penambangan dimulai dengan
pembukaan lahan (land clearing), pengupasan dan penyelamatan tanah (soil
removal) dan pemindahan penutup batubara (overburden removal) dan
penambangan batubara.

2.3 Teknik Reklamasi


Dengan metode tambang terbuka (open pit) yang dilakukan PT. Berau
Coal sampai sekarang, lahan bekas penambangan yang sudah selesai di tambang
segera dilakukan reklamasi dan revegetasi. Reklamasi merupakan kegiatan untuk
merehabilitasi kembali lingkungan yang telah rusak baik itu akibat penambangan
atau kegiatan yang lainnya. Rehabilitasi ini dilakukan dengan cara penanaman
kembali atau penghijauan suatu kawasan yang rusak akibat kegiatan
penambangan tersebut.

Penyelamatan soil

4
Pelaksanaan reklamasi dan revegetasi, dapat dilakukan pula secara
bersamaan sejauh dengan kemajuan aktifitas penambangan. Untuk bekas
tambang yang tidak dapat ditutup kembali, pemanfaatan dapat dilakukan dengan
berbagai cara serta tetap memperhatikan aspek lingkungan, seperti untuk
pemanfaatan sebagai kolam cadangan air, pengembangan ke sektor wisata air,
pembudidayaan ikan.

Kegiatan pengelolaan pengupasan tanah dan penimbunan tanah, tidak


dapat dilepaskan dari proses bagaimana tanah yang diangkut dibawa ke lokasi
penimbunan tanah (soil stockpile).

Kadang tanah hasil pengupasan segera digunakan sebagai pelapis tanah


yang telah ditentukan elevasi dan kemiringannya. Selanjutnya, dilakukan proses
perapian dan pembuatan drainase serta jalan untuk memudahkan penanaman dan
pemeliharaan tanaman reklamasi. Untuk mengurangi proses terjadinya erosi dan
untuk meningkatkan kesuburan tanah di daerah penimbunan dan reklamasi
permanen, lapisan tanah penutup ini diperlukan penanaman dengan
menggunakan tanaman penutup tanah (cover crops) jenis polongan.

Untuk keperluan tanaman reklamasi, pembibitan menjadi bagian yang


sangat penting. Fasilitas pembibitan untuk memproduksi semai atau bibit yang
diperluan untuk revegetasi, diperlukan beberapa jenis tanaman yang menjadi
pilihan antara lain sengon, kaliandra, johar, trembesi, ketapang, angsana, mahoni,
meranti, gaharu, sungkei, sawit, dan kakao.

2.4 Revegetasi Lahan Bekas Tambang


Untuk penanaman tanaman penutup tanah (cover crops), Berau Coal
memilih campuran jenis tanaman polongan seperti Centrasema pubescens,
Colopogonium mucoides, mucuna. Jumlah 200 kg per hektar. Sistem yang
dipilih, adalah jalur atau spot pada daerah yang direvegetasi.

5
Penanaman Cover Crops Penanaman LCC Sistem
Sistem Spot Paritan Pada Slop

Penanaman LCC Sistem Kombinasi LCC ( CM, CP,


Paritan Mucuna)

Selanjutnya, penanaman tanaman pioner atau tanaman yang cepat tumbuh


dilakukan bersamaan dengan penanaman cover crops. Jarak yang dipilih 4m x
4m dan 5m x 5m.

Penanaman Pionir dan LCC Pemasangan Plang Revegetasi

6
Tanaman Pioner (Sengon Laut) Perawatan Tanaman Sistem
untuk Revegetasi Jalur

Untuk pilihan tanaman sisipan yang umurnya lebih lama, dilakukan


setelah daerah reklamasi berumur sekitar 2-3 tahun. Proses waktu lebih untuk
mendapatkan agar kondisi tajuknya mencukup, sehingga iklim mikro mendukung
tanaman jenis sisipan. Jarak lebih disesuaikan dengan jenis tanamannya, namun
biasanya 5m x 5m dan 10m X 10m.

Penyebaran tanaman penutup tanah dengan bantuan hydroseeding juga


telah diperaktekkan di Berau Coal. Luasan yang diuji sebesar 40 ha, dan
difokuskan pada area reklamasi yang cukup curam yang tidak dapat dikerjakan
secara manual. Dalam kurun waktu 2 minggu, biji tanaman penutup tanah (cover
crops) sudah terlihat tumbuh.

Untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pertumbuhan tanaman pada


lahan bekas tambang, dapat ditentukan dari presentasi daya tumbuhnya,
presentasi penutupan tajuknya, pertumbuhannya, perkembangan akarnya,
penambahan spesies pada lahan tersebut, peningkatan humus, pengurangan erosi
dan fungsi sebagai filter alam. Dengan cara ini, dapat diketahui sejauh mana
tingkat keberhasilan yang dicapai dalam merestorasi lahan bekas.

Terakhir untuk mendapatkan keberhasilan revegetasi, dilakukan dengan


pemeliharaan rutin meliputi pemupukan berkala, penyaringan, pendangiran,
pemangkasan dan penyulaman.

7
Tanaman Sisipan (Jenis buah- Perawatan Tanaman Sisipan
buahan)

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada pasca tambang, kegiatan utama dalam merehabilitasi lahan
bertujuan untuk mengupayakan agar ekosistem berfungsi lebih optimal. Penaatan
lahan bekas tambang disesuaikan dengan penetapan tataruang wilayah bekas
tambang. Sehingga, lahan bekas tambang dapat difungsikan menjadi kawasan
lindung ataupun budidaya.

Berau Coal, dalam melakukan perencanaan penutupan tambang selalu


memadukan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial dari semua tahapan
operasional tambang. Dengan perencanaan penutupan tambang yang baik
ternyata terbukti keberhasilannya di Berau Coal. Daerah terganggu menjadi
berkurang, Potensi erosi tanah dapat dikurangi, meningkatkan kualitas air,
meminimalkan resiko potensi air asam tambang dan tentunya keberhasilan
revegetasi di daerah reklamasi yang dapat dukungan kehidupan satwa yang ada
di sekitarnya.

3.2 Saran
Industri pertambangan batubara, termasuk PT. Berau Coal, memiliki
keterkaitan yang erat dengan upaya global melaksanakan pembangunan
berkelanjutan. Komitmen untuk melakukan pembangunan berkelanjutan,
sangatlah penting bagi perusahaan untuk mendapatkan dan mempertahankan
"izin sosial operasi" dalam masyarakat. Reputasi perusahaan, tidak saja dinilai
pada saat memberikan manfaat selama operasi tambang. Namun, juga tidak
dilepaskan dari beberapa jauh tanggung jawab perusahaan terhadap proses
penutupan tambang.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://wwwenvdept-environmental.blogspot.com/p/reklamasi-revegetasi_11.html?m
=1, diakses pada tanggal 15 Desember 2018.

https://caridokumen.com/download/studi-teknis-reklamasi-lahan-pasca-tambang-_5a4
6a76ab7d7bc7b7a15d7be_pdf, diakses pada tanggal 15 Desember 2018.

10

Anda mungkin juga menyukai