Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah sehingga laporan yang berjudul Sarana dan Prasarana
Tambang (Layout Tambang) dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Terimakasih saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penulisan laporan ini, terutama kedua orang tua saya yang telah
mendukung baik materi maupun moril. Isi yang dipergunakan dalam penulisan ini
mengacu pada buku-buku dan referensi yang didapatkan dari berbagai sumber
yang berhubungan dengan perencanaan tambang.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
karenanya agar dapat dimaklumi jika laporan ini masih jauh dari sempurna.
Upaya

perbaikan

akan

selalu

dilakukan

terutama

disesuaikan

dengan

perkembangan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan laporan ini. Akhir kata,
mudah-mudahan laporan ini bermanfaat. Kritik dan saran serta masukan sangat
saya perlukan guna penyempurnaan laporan berikutnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Bandung, Desember 2016

Revika Oktalia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1
Latar Belakang.......................................................................................1
1.2
Maksud dan Tujuan................................................................................1
1.2.1 Maksud................................................................................ 1
1.2.2 Tujuan................................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................2
2.1
Perencanaan dan Perancangan Tambang..............................................2
2.2
Sarana dan Prasarana Tambang (Layout Tambang)..............................3
BAB III KESIMPULAN.........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dunia pertambangan merupakan satu padu kegiatan yang kompleks dan

melibatkan banyak sekali aspek pendukungnya dan saling keterkaitan satu


dengan yang lainnya dari awal hingga akhir penambangan. Salah satu aspek
pendukung yaitu aspek sarana dan prasarana tambang yang menunjang
kegiatan produksi suatu tambang.
Sarana dan prasarana tambang merupakan fasilitas pendukung yang
berada di dalam tambang. Sarana dan prasarana sangat berperan dalam
keberlangsungan produksi tambang, dengan sistem yang baik dan benar maka
kegiatan pertambangan dari hulu ke hilir dapat teratasi dengan baik dan
mengurangi resiko yang dapat terjadi pada kegiatan operasi produksi.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa teknik pertambangan wajib untuk
mengetahui dan mendesain sarana dan prasarana tambang, yang mana aspek
kesehatan keselamatan kerja sangat diperhatikan dan keberlangsungan
tambang dipengaruhi oleh hal ini.

1.2

Maksud dan Tujuan

1.2.1

Maksud
Praktikum sarana dan prasarana tambang bermaksud untuk mendesaian

sarana dan prasaran tambang (layout tambang)


1.2.2

Tujuan
Tujuan dari praktikum sarana dan prasarana tambang sebagai berikut:
Mengetahui macam-macam mendesain sarana dan prasarana tambang.
Mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam mendesain sarana dan
prasarana tambang.

Mengetahui metoda-metoda yang digunakan dalam mendesain sarana


dan prasarana tambang.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Perencanaan dan Perancangan Tambang


Perencanaan tambang (mine planning) merupakan salah satu tahapan

awal yang wajib di dalam serangkaian kegiatan penambangan. Hal ini


disebabkan karena perencanaan tambang sebagai panduan utama dari seluruh
kegiatan penambangan untuk mencapai kegiatan penambangan yang efektif,
efisien, produktif dan aman. Perencanaan tambang (mine planning) dapat
mencakup kegiatan-kegiatan prospeksi, eksplorasi, studi kelayakan (feasibility
study) yang dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),
persiapan penambangan dan konstruksi prasarana serta sarana penambangan,
kesehatan dan keselamatan kerja (K3), pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup. Secara umum tujuan dari perencanaan tambang yaitu membuat suatu
rencana produksi tambang untuk penambangan bahan galian yang akan
menghasilkan jumlah bahan galian pada tingkat produksi yang telah ditentukan
dengan biaya yang seminimal mungkin serta menghasilkan aliran kas (cash flow)
yang akan memaksimalkan beberapa kriteria ekonomik seperti rate of return
(ROR) atau net present value (NPV). Kegiatan perencanaan tambang
merupakan kegiatan yang kompleks karena merupakan masalah dalam tambang
didasari oleh perubahan waktu, salah satunya parameter ekonomi.

Sumber : konsultankaryajaya.com

Gambar 2.1
Contoh Desain Tambang

Perancangan tambang merupakan bagian atau salah satu tahapan dalam


proses perencanaan tambang yang berkaitan dengan masalah geometrik
penambangan. Perancangan tambang yang dilakukan meliputi penentuan pit
limit, perancangan lubang bukaan (pit) yang meliputi perancangan lereng,
perancangan jalan angkut dan sistem penyaliran yang digunakan, setelah itu
dikorelasikan dengan ketersediaan alat beserta kapasitas produksi dari alat
dalam penggalian, pemuatan, dan pengangkutan overburden dan batubara.
Tahapan akhir dari perancangan adalah menentukan urutan penambangan
berdasarkan sistem penambangan yang dilakukan.

2.2 Sarana dan Prasarana Tambang (Layout Tambang)


Layout tambang merupakan interpretasi 2 dimensi maupun 3
dimensi dari keseluhanntan tambang yang dimana menjelaskan tentang
bagaimana posisi dari bagian bagian pendukung dalam tambang yang
mana hal ini merupakan bagian dari desain tambang. Layout tambang ini
terdiri dari beberapa bagian yang dimana diantaranya yaitu desain pit,
desain ramp, desain disposal dan drainase.
1. Desain Bukaan Tambang (Pit Design)
Desain lereng bukaan tambang batubara secara keseluruhan (overall pit
slope design) untuk sisi high-wall dan side-wall yang akan menentukan
besarnya cadangan batubara tertambang (mineable reserves) didasarkan
atas rekomendasi dari studi geoteknik. Dalam perencanaan desain pit
pertama tentukan dahulu batas dari open pit, batas ini menunjukkan
jumlah bijih yang dapat ditambang, kandungan logam, dan jumlah
material buangan (waste) yang harus dipindahkan selama operasi
penambangan berlangsung. Ukuran, geometri, dan lokasi dari pit utama
sangat penting dalam perencanaan tempat tailing, tempat penimbunan
tanah penutup, jalan masuk, konsentrat, dan semua fasilitas lain pada
tambang terbuka tersebut.
diperhatikan yaitu

Dalam merancang ultimate pit, yang

parameter fisik dan parameter ekonomi. Batas pit

utama merupakan batas maksimum seluruh material yang memenuhi


kriteria fisik dan ekonomi

2.

Waste dump
Batuan penutup direncanakan dibuang ke lokasi waste dump di belakang
(high-wall) dan di depan (low-wall). Untuk mengantisipasi kemungkinan
adanya air asam tambang yang dapat mencemari air yang berada di
sekitarnya, maka harus ditangani dengan baik. Pada saat pemilihan
lokasi waste dump juga harus memperhatikan tidak berdekatan dengan
sumber air, agar sumber air tersebut tidak potensial tercemar. Lokasi
waste dump pada prinsipnya diusahakan sedekat mungkin dengan Pit
area, dan dengan mempertimbangkan jumlah waste yang akan digali, dan
penerapan metode kombinasi waste dumping dan back-filling. Desain
geometri tumpukan waste, mengacu kepada rekomendasi tinggi timbunan
dari hasil studi geoteknik. Terdapat dua jenis waste dump yaitu crest
dumps dan terraced dumps. Crest dumps diterapkan pada daerah yang
memiliki topografi curam, cara kerjanya truk akan membawa muatan ke
lokasi ini dan membuang muatan ke lembah. Sedangkan, terraced dumps
diterapkan pada topografi yang cenderung datar dengan cara mebuat
timbunan dari bawah ke atas.

Sumber : Sunarno, 2008

Gambar 2.2
Terraced Dumps

Sumber : Sunarno, 2008

Gambar 2.3

Crest Dumps

3. Settling pond
Air yang berada di dalam tambang akan dibuang ke sungai terdekat. Air
yang berasal dari tambang membawa partikel-partikel tanah dalam
bentuk suspensi. Apabila air ini langsung dialirkan ke dalam sungai maka
air sungai akan tercemar. Sebagai usaha pencegahan, maka sebelum air
masuk ke dalam sungai direncanakan melalui tempat pengendapan
suspensi terlebih dahulu yang sering disebut sebagai settling pond. Agar
terjadi pengendapan, syaratnya kecepatan aliran air harus mendekati nol.
Untuk itu, settling pond harus didesain sedemikian rupa sehingga
kecepatan aliran air semakin berkurang sehingga mendekati nol.
Umumnya bentuk settling pond dibuat sedemikian rupa sehingga
berbentuk labirin.
4. Jalan akses (desain Ramp)
Jalan akses merupakan jalur transportasi untuk mengangkut batubara
menuju stockpile maupun menuju pelabuhan. Jalan akses ini harus dibuat
cukup baik dan memadai kualitasnya agar proses pengangkutan dapat
berjalan dengan baik sehingga target produksi dapat dicapai. Jalan akses
ini juga harus dipelihara kondisinya agar tetap baik. Di samping kiri dan
kanan jalan harus disediakan parit untuk mengalirkan air sehingga air
tidak masuk dan tidak tergenang di badan jalan, oleh karena adanya air
dapat menjadi salah satu penyebab awal kerusakan jalan. Jalan angkut
pada

lokasi

penambangan

tambang

sangat

terutama

dalam

mempengaruhikelancaran
kegiatan

pengangkutan.

operasi
Beberapa

geometri perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan gangguan/hambatan


yang

dapat

mempengaruhi

keberhasilan

kegiatan

pengangkutan.

Perhitungan lebar jalan angkut didasarkan pada lebar kendaraan terbesar


yang dioperasikan. Semakin lebar jalan angkut yang digunakan maka
operasi pengangkutan akan semakin aman dan lancar. Lebar jalan
tersebut terbagi atas beberapa, yaitu :
a. Lebar Jalan Angkut Minimum Pada Jalan Lurus
Lebar jalan angkut minimum yang dipakai untuk jalur ganda atau
lebihmenurut AASHTO manual Rural High-Way Design adalah :

L n.Wt ( n 1)( 0,5.Wt )

:
Keterangan
L
: Lebar jalan angkut minimum, meter
n
: Jumlah jalur
Wt
: Lebar truk jungkit, meter
b. Lebar jalan angkut minimum pada tikungan
Lebar jalan angkut produksi tambang pada keadaan lurus dan
belokan penting ditentukan untuk kelancaran dan keberhasilan
operasi pengangkutan. Lebar jalan angkut minimum pada tikungan
selalu lebih besar daripada jalan angkut pada jalan lurus. Rumus
yang digunakan untuk menghitung lebar jalan angkut minimum
pada belokan, adalah :

W 2(U Fa Fb Z ) C
1
C Z (U Fa Fb)
2
Keterangan :
W
: Lebar jalan angkut minimum pada tikungan
U
: Jarak jejak terluar roda depan dengan jejak terluar roda
Fa

yang ada pada belakang kendaraan (meter)


: Jarak roda depan dengan sisi samping

Fb

truck dikalikan sinus sudut penyimpangan roda (meter)


: Jarak roda belakang dengan sisi samping terluar

Z
C

dikalikan sinus sudut penyimpangan roda (meter)


: Jarak sisi luar truk ke tepi jalan (meter)
: Jarak antara dua truck yang bersimpangan (meter)

Sumber: Diktat Praktikum Perencanaan, 2015

Gambar 2.4
Lebar Jalan Angkut Dua Jalur PadaJalan Lurus

terluar

Sumber: Diktat Praktikum Perencanaan, 2015

Gambar 2.5
Lebar jalan angkutuntuk dua jalur pada tikungan

5. Tata letak Bangunan


Penggunaan tata letak bangunan yang meliputi kantor, bengkel, crushing
plant, mesh dan bangunan-bangunan penunjang lainnya ditujukan untuk
agar bangunan yang berada di area tambang ini tidak mengganggu
produksi ataupun operasi tambang sehingga semua kegiatan nantinya
dapat beroperasi beriringan dan tidak saling mengganggu satu sama lain
maka dari itu haruslah dirancang matang matang apalagi bila di
proyeksikan untuk pengerjaan jangka panjang.

Sumber: sangpemimpin42.blogspot.co.id, 2015

Gambar 2.5
Contoh Layout Tambang

BAB III
KESIMPULAN

Perencanaan tambang (mine planning) merupakan salah satu tahapan


awal yang wajib di dalam serangkaian kegiatan penambangan. Hal ini
disebabkan karena perencanaan tambang sebagai panduan utama dari seluruh
kegiatan penambangan untuk mencapai kegiatan penambangan yang efektif,
efisien, produktif dan aman. Perancangan tambang merupakan bagian atau
salah satu tahapan dalam proses perencanaan tambang yang berkaitan dengan
masalah geometrik penambangan. Perancangan tambang yang dilakukan
meliputi penentuan pit limit, perancangan lubang bukaan (pit) yang meliputi
perancangan lereng, perancangan jalan angkut dan sarana-prasarana tambang.
Sarana prasarana tambang (layout) tambang merupakan interpretasi 2 dimensi
maupun 3 dimensi dari keseluruhan tambang yang dimana menjelaskan tentang
bagaimana posisi dari bagian bagian pendukung dalam tambang yang mana
hal ini merupakan bagian dari desain tambang. Layout tambang ini terdiri dari
beberapa bagian yang dimana diantaranya yaitu desain pit, desain ramp, desain
disposal dan drainase.

DAFTAR PUSTAKA

Maryanto, 2016, Bahan Ajar Perencanaan Tambang, Universitas Islam


Bandung, Bandung.
Tim Asisten, 2016, Modul Praktikum Perencanaan dan Simulasi Tambang,
Universitas Islam Bandung.
Tri, Fiqri W, 2012, Tambang Terbuka, wijayatambang.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 19 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai