Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN HASIL VERIFIKASI LAPANGAN PROPER 2013

PT. ANEKA TAMBANG UBPN JAWA BARAT

INFORMASI UMUM
Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor adalah salah satu unit bisnis yang
dimiliki oleh PT Antam (Persero), Tbk. Bergerak di bidang pengelolaan sumber daya
alam yakni emas dan perak, Antam UBPE adalah badan usaha milik negara yang
menjalankan metode tambang bawah tanah.
Berdasarkan wilayah, daerah operasional Antam UBPE berada di Desa Bantar Karet,
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor dengan luas ijin usaha pertambangan seluas
6.047ha. Jarak dari ibukota Jakarta sekitar 90 km.
Mulai berdiri/ beroperasi

: Tahun 1992 dengan perkiraan umur tambang sampai


dengan tahun 2019
Jenis industri
: Pertambangan Emas
Luas Area
: Luas IUP = 6.047 ha, area fasilitas pertambangan PT
Antam (Persero) Tbk UBPE meliputi area lumpur
basah dan TPS = + 182.740 m2, dan tata letak (pabrik
dan kantor) + 94.219 m2
Jumlah karyawan
: 1200 orang/ 3 shift
Kapasitas produksi
: 370.000 WMT per tahun
Produk utama
: Emas
Bahan Baku Utama
: Bijih Emas
Bahan penolong
: Sianida
Status permodalan (Negara) : BUMN (65% pemerintah dan 35% public)
Prosentase pemasaran
: 100% lok al
Sertifikasi
:
1. ISO 14001 : 1996 dari QAS Australia tanggal 18 9
2002
2. Upgrade ISO 14001 : 2004 dari QAS Australia
tanggal 21 Oktober 2005
3. OHSAS 18001 ; 2007 dari SAI Global, tanggal 15
Oktober 2008 15 Oktober 2011
4. AS/NZS ISO 14001 : 2004, 18 September 2002 18
September 2011
STATUS PENAATAN PERIODE 2012-2013
A. Dokumen Lingkungan/Izin Lingkungan
No.
1.

Kewajiban penanggungjawab
usaha sesuai PP 27/2012
Memiliki dokumen
lingkungan/Izin Lingkungan.

Penaatan

Temuan

Taat

a. Persetujuan Dokumen ANDAL


Kegiatan
Penambangan
dan
Pengolahan Bijih Emas serta
Mineral Ikutannya di Gunung
Pongkor Jawa Barat oleh Sekjen
Departemen Pertambangan dan

No.

Kewajiban penanggungjawab
usaha sesuai PP 27/2012

Penaatan

Temuan

Energi No. 3564/ 0115/SJ.R/1991,


tanggal 13 September 1991, serta
Dokumen
RKL_RPL
No.
4347/0115/SJ.R,
tanggal
15
November 1991;
b. Persetujuan Addendum AMDAL
Pertambangan Emas di Gunung
Pongkor, Kabupaten Bogor Jawa
Barat oleh Sekjen Departemen
Pertambangan dan Energi No
654/0115/SJ.T/1994, tanggal 12
Februari 1994, persetujuan untuk
tambahan bangunan pengelak
c. Persetujuan addendum ANDAL,
RKL
dan
RPL
Kegiatan
Pertambangan
Emas
Pongkor
Nanggung, Kabupaten Bogor Jawa
Barat oleh Sekjen Departemen
Pertambangan dan Energi No
1926/0115/ SJ.t/ 1996, tanggal 8
Mei 1996
d. Persetujuan revisi RKL dan RPL
Kegiatan
Penambangan
dan
Pengolahan Bijih Emas serta
mineral ikutannya PT Aneka
Tambang
Tbk
Unit
Bisnis
Pertambangan Emas (UBPE) di
Kecamatan Nanggung Kabupaten
Bogor, melalui Keputusan Bupati
Bogor
No.
545/01/
Kpts/
DTRLH/2003, tanggal 15 April
2003
e. Persetujuan kelayakan Lingkungan
Kegiatan Pengembangan Kegiatan
Pertambangan Emas di Desa Bantar
Karet
Kecamatan
Nanggung
Kabupaten Bogor PT Aneka
Tambang (Persero) Tbk Unit Bisnis
Pertambangan
Emas
Pongkor,
melalui Keputusan Bupati Bogor No
541/
110/
03/
Kpts-DAM/
BLH/2011, tanggal 6 Desember
2011;
2.

Melaksanakan ketentuan
dalam dokumen lingkungan/izin

Taat

Telah melaksanakan ketentuan secara rutin


pelaksanaan UKL-UPL

No.

3.

Kewajiban penanggungjawab
usaha sesuai PP 27/2012
lingkungan:
A. Deskripsi kegiatan (luas
area dan kapasitas
produksi)
B. Pengelolaan lingkungan
terutama terutama aspek
pengendalian
pencemaran air,
pengendalian
pencemaran udara, dan
Pengelolaan LB3
Melaporkan pelaksanaan
dokumen lingkungan/izin
lingkungan (terutama aspek
pengendalian pencemaran air,
pengend alian pencemaran
udara, dan Pengelolaan LB3)

Penaatan

Taat

Temuan

Telah melaporkan secara rutin pelaksanaan


UKL-UPL

B. Pengendalian Pencemaran Air


a. Perusahaan mempunyai 2 (dua) titik penaatan sbb :
No
1

Nama outlet
IPAL Tambang

Lokasi
Sorongan,
Bantar Karet

IPAL Pabrik
Cikaret

Cikaret,
Bantar Karet

Koordinat
S=06 66047
E=106 56
639
S=06 64329
E=107 56
719

Sumber
Penambangan

Proses
pengolahan
bijih emas

Keterangan

Masuk IPAL
setelah proses
detoksifikasi

b. Ijin Pembuangan Limbah Cair


No

Titik
penaatan

IPAL
Tambang

IPAL Pabrik
Cikaret

Koordinat

No Izin

S=06
66047
E=106 56
639
S=06
64329
E=107 56
719

Perpanjangan Izin No.


658.31/021/P/0050/BPT/2010
Tanggal 6 Oktober 2010
Perpanjangan Izin No.
658.331/021/P/0032/BPT/2011
Tanggal 10 Agustus 2011

Instansi
Penerbit
Izin
Bupati
Bogor

Keterangan

Berlaku 3
tahun

Bupati
Bogor

Berlaku 3
tahun

Pengelolaan air limbah dari areal pertambangan sudah dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Tahapan awal adalah melakukan kajian pola aliran
permukaan yang masuk ke areal tambang. Kajian dimaksudkan untuk menetapkan
titik penaatan-titik penaatan air limbah yang akan dibuang ke lingkungan. Saat ini
terdapat 2 (dua) titik penaatan yang semuanya sudah mendapatkan izin pembuangan
air limbah (IPAL) dari Bupati Bogor. Air limbah yang di buang melalui semua
lokasi titik penaatan sudah dilakukan pengujian laboratorium eksternal setiap 1 (satu)
bulan sekali. Hasil analisis menunjukkan bahwa air limbah yang dibuang tersebut
telah memenuhi baku mutu air limbah yang ditetapkan.

Kebijakan yang diambil oleh perusahaan saat ini adalah mempersiapkan dahulu
fasilitas pengelolaan air limbah dan kemudian memintakan izin pembuangan air
limbah ke Bupati. Setelah semua fasilitas dan izin diperoleh baru fasilitas tersebut
dioperasikan sebagai sarana pengolahan air limpah (IPAL).
Pembangunan fasilitas IPAL ini telah melalui perencanaan pembangunan IPAL
dengan mempertimbangkan kualitas dan volume air limbah (curah hujan tertinggi)
yang akan diolah.
Status Penaatan:
No.
1.

Pengelolaan Limbah Cair


Ketaatan terhadap Izin

Penaatan
Taat

2.

Ketaatan terhadap titik


penaatan pemantauan

100%

3.

Ketaatan terhadap parameter


Baku Mutu
Ketaatan terhadap pelaporan

100%

4.
5.

6.

a. Ketaatan terhadap
pemenuhan Baku Mutu
1. Konsentrasi (mg/L)
2. Beban Pencemaran
b. Pemenuhan Baku Mutu
berdasarkan Pemantauan
Tim PROPER
Ketaatan terhadap Ketentuan
Teknis

100%

100%

Keterangan
Izin pembuangan limbah cair Nomor
188.45/364/KUM/2010 masa berlakunya pada
tanggal 12 Oktober 2010 sampai dengan 12
Oktober 2013 yang diterbitkan oleh Kabupaten
Bogor.
Perusahaan mempunyai 2 (dua) titik outlet
IPAL dan seluruhnya sudah dilakukan
pemantauan
Parameter yang dipantau sudah lengkap
sesuai dengan Pergub 036 Tahun 2008.
Data bulan Juli 2012 s/d Juni 2013 telah
disampaikan

Hasil swapantau yang dilaporkan tidak ada


yang melebihi baku mutu.
Tidak diwajibkan dalam peraturan.
Tim PROPER (KLH/Provinsi) tidak melakukan
sampling

Taat

Perusahaan telah melakukan ketentuan teknis


secara benar.

C. Pengendalian Pencemaran Udara


Upaya pengendalian pencemaran udara dilakukan untuk mengurangi pencemaran dari
aktivtas penambangan maupun aktivitas penunjang kegiatan penambangan. Dilakukan
penyiraman jalan-jalan tambang untuk mengurangi polusi debu. Hasil pengukuran
udara ambient setiap 6 bulan sekali masih memenuhi baku mutu kualitas udara yang
ditetapkan. Sedangkan untuk kegiatan penunjang operasional seperti pembangkit
listrik telah dilakukan pengelolaan sesuai ketentuan yang berlaku.
Status Penaatan:
Penaatan
100%

No.
1.

Pengendalian Pencemaran Udara


Ketaatan terhadap titik penaatan
pemantauan

2.

Ketaatan terhadap pelaporan

100%

3.

Ketaatan terhadap parameter Baku

100%

Temuan
Sumber Emisi : 4 unit genset standby,
3 unit heater 1 unit standby, 1 Unit kiln,
1 unit incenerator, 4 unit cerobong lab
2 standby, 1 unit gold romm
Semua parameter dari hasil pemantauan
semua sumber emisi sudah dilaporkan
sesuai peraturan
Parameter yang dipantau dari semua

No.

Pengendalian Pencemaran Udara


Mutu Emisi

4.

Ketaatan terhadap pemenuhan


Baku Mutu Emisi
Ketaatan terhadap ketentuan
Teknis yang dipersyaratkan

5.

Penaatan
100%
Taat

Temuan
sumber emisi sudah sesuai peraturan
Hasil pemantauan emisi seluruh sumber
emisi telah memenuhi baku mutu emisi
Semua cerobong sudah dilengkapi
dengan sarana dan prasarana sampling

D. Pengelolaan Limbah B3
PT. ANTAM Tbk UPBE PONGKOR merupakan salah satu perusahaan pertambangan
emas bawah tanah di Indonesia yang beroperasi di Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Kegiatan operasionalnya menghasilkan limbah domestik maupun limbah bahan
berbahaya dan beracun (limbah B3).
Limbah B3 dominan yang dihasilkan di antaranya adalah:
-oli bekas, aki bekas, used grease, glass wool, sludge terkontaminasi oli, abi
insinerator, limbah B3 cair, peralatan bekas dan sampah terkontaminasi limbah B3
serta tailing.
Limbah B3 yang dihasilkan umumnya dikelola dengan cara:
- penyimpanan sementara, dengan penyediaan Tempat Penyimpanan Sementara
(TPS) yang terdiri dari 2 (dua) gedung:
1. 1 (satu) gedung untuk penyimpanan limbah B3 fase cair (oli bekas dan
used grease);
2. 1 (satu) gedung untuk penyimpanan limbah B3 fase padat
Limbah B3 tersebut dapat disimpan pada TPS paling lama 90 (sembilan puluh)
hari sebelum dikelola lanjut.
TPS limbah B3 tersebut telah memiliki izin dari Kementerian Lingkungan
Hidup dengan SK MENLH Nomor 102 Tahun 2009 yang diterbitkan 18 Maret
2009 dan berlaku selama 5 (lima) tahun.
- pengolahan limbah B3 dengan metode insinerasi dengan penyediaan 1 (satu)
unit insinerator untuk pembakaran limbah B3 yang dihasilkan sendiri, yaitu
kemasan bekas terkontaminasi limbah B3, majun dan serbuk gergaji
terkontaminasi.
Untuk pengolahan limbah B3 secara insinerasi tersebut, PT. ANTAM Tbk
UPBE Pongkor telah mempunyai izin dari Kementerian Lingkungan Hidup
dengan SK MENLH Nomor 21 Tahun 2010 yang diterbitkan 15 Januari 2010
dan berlaku selama 5 (lima) tahun.
- limbah tailing yang dihasilkan ditempatkan pada:
1. Tailing Storage Facility (TSF) sekaligus Landfill Tailing Cepak Puspa;
TSF dan Landfill Tailing Cepak Puspa sudah tidak dioperasikan sejak Februari
2013.
2. TSF Cikaret dan Landfill Tailing Cikaret: Cikabayan (Timur dan Barat)
Izin TSF Cikaret dari Menteri PU No. PR.01.04-Mn/509 dengan
memperhatikan rekomendasi Komisi Keamanan Bendungan No.
PR.0501/KKB/55 tanggal 14 September 2011; dengan izin perubahan
konstruksi nya dari Menteri PU No. PR.01.04-Mn/11 dengan memperhatikan
rekomendasi Komisi Keamanan Bendungan No.PR.0501/KKB/03 tanggal 6
Januari 2013.
Landfill Tailling Cikaret telah memiliki izin dari Kementerian Lingkungan
Hidup dengan SK MENLH Nomor Tahun 2013 yang diterbitkan dan berlaku
selama 5 (lima) tahun.

Berdasarkan data sampai periode Juli 2012 sampai dengan Mei 2013 limbah B3 yang
dihasilkan dan dikelola dapat dilihat pada tabel berikut
Limbah
Dihasilkan

Limbah
Dikelola

Limbah
Belum
Dikelola

A. Sumber Dari Proses Produksi


Tailing
M3
1,211,828

1,211,828

Ditempatkan pada TSF


dan Landfill Tailing

B. Sumber Bukan Dari Proses Produksi


Oli bekas
Ton
6.540

6.540

Diangkut dan dikelola PT.


WGI dan PT. WASTEC
(No. Manifes AE dan HL)

Aki bekas
Grease bekas

Ton
Ton

0
1.394

0
1.394

0
0

Sludge oil

Ton

5.804

5.804

Diangkut dan dikelola PT.


WASTEC (No. Manifes HL)

Karet bekas

Ton

0.03034

0.03034

Diangkut dan dikelola PT.


WASTEC (No. Manifes HL)

Cat bekas

Ton

0.18106

0.18106

Diangkut dan dikelola PT.


WASTEC (No. Manifes HL)

Glasswool

Ton

0.0307

0.0307

Diangkut dan dikelola PT.


WASTEC (No. Manifes HL)

TOTAL
Persentase

Ton
%

1,211,842

1,211,842
100 %

0
0

Jenis Limbah

Satuan

Perlakuan

Diangkut dan dikelola PT.


WASTEC (No. Manifes HL)

Status penaatan PT. ANTAM Tbk UPBE Pongkor berdasarkan kriteria penilaian PROPER
sebagai berikut
Belum
Taat

No.

Aspek Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3

Taat

1.

a. Pendataan jenis dan volume limbah yang dihasilkan


b. Pelaporan
Status perizinan pengelolaan limbah B3
Pelaksanaan ketentuan dalam Izin
a. Pemenuhan Ketentuan Teknis
b. Pemenuhan Baku Mutu Emisi
c. Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
d. Pemenuhan Pemanfaatan
Penanganan open dumping, pengelolaan tumpahan,
dan penanganan media terkontaminasi LB3
a. Rencana pengelolaan
b. Pelaksanaan pengelolaan
c. Jumlah tanah terkontaminasi yang dikelola

----

-------

---------

-----

-------

-------

-------

2.
3.

4.

Keterangan

---

No.
5.
6.
7.

Aspek Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3


d. Pelaksanaan ketentuan SSPLT
Jumlah limbah B3 yang dikelola sesuai dengan
peraturan
Pengelolaan limbah B3 oleh pihak ke-3 dan
pengangkutan limbah B3
Pengelolaan limbah B3 dengan cara tertentu (antara
lain : Dumping, Re-injeksi, dll)

Taat
--

Belum
Taat
---

Keterangan

---

---

---

-----

---

VII. Rekomendasi dan Kesimpulan:


1. Tetap melakukan identifikasi limbah B3 yang terhasilkan setiap periode waktu
(triwulan);
2. Tetap melakukan pencatatan terhadap seluruh jenis limbah B3 yang
teridentifikasi, baik jenis maupun volumenya;
3. Tetap melakukan pencatatan terhadap selutuh limbah B3 yang telah dilakukan
pengelolaan lanjutannya;
4. Tetap melakukan pelaporan realisasi kegiatan pengelolaan limbah B3.

E. Community Development/Coorporate Social Responsibility dan Pasca


Tambang
PT Antam (persero) Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor atau yang
biasa disingkat UBPE Pongkor merupakan salah satu unit bisnis Antam yang
menambang galian emas dan perak di wilayah Kabupaten Bogor Jawa Barat, dengan
ljin Usaha Pertambangan seluas 6.047H. Diawali dengan kegiatan ekplorasi di
Gunung Pongkor pada tahun 1974, kegiatan ekplorasi ini mengalami pasang surut dan
sempat tertunda dari tahun 1983 sampai dengan 1988 dikarenakan kegiatan eklporasi
saat itu difokuskan di wilayah Cikotok. Pada tahun 1988 kegiatan ekplorasi kembali
dilakukan di Gunung Pongkor sampai dengan 1991. UBPE Pongkor merupakan
tambang emas terbesar di Pulau Jawa.
UBPE Pongkor mulai beroperasi pada tahun 1994 setelah dibangunnya pabrik
yang pertama di tahun 1993 dengan total kapasitas produksi 2,5 ton dan pada tahun
1997 dikembangkan sehingga kapasitas produksi menjadi 5 ton. Dalam setiap
kegiatan penambangannya UBPE menggunakan metode underground mining atau
pertambangan bawah tanah dengan sistem pengeboran manual menggunakan jack leg
dan system pengeboran mekanis dengan menggunakan jumbo drill.
PT Antam Tbk, Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor terletak di Desa
Nanggung, Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Kecamatan
Nanggung yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Bogor ini memiliki sebelas (11)
Desa yang meliputi : Desa

Kolongliud, Desa Hamabaro, Desa Sukaluyu, Desa

Pangkaljaya, Desa Bantarkaret, Desa Cisarua, Desa Malasari, Desa Curugbitung,


Desa Nanggung, Desa Parakan muncang, Desa Batu Tulis.
Dengan melihat karakteristik tambang dimana komoditasnya akan habis dan
sifatnya yang tidak bisa diperbaharui, kegiatan CSR Antam sudah dimulai sejak dari
ekplorasi hingga pasca tambang, sehingga pada saat pasca tambang nanti, terutama
masyarakat di sekitar operasi penambangan bisa mandiri secara ekonomi dan
menggapai masa depan yang berkelanjutan sesuai dengan visi CSR Antam.

Arah kebijakan CSR


Corporate Social Responsibility dimaknai sebgai suatu komitmen usaha PT

Antam Tbk untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama para
pemangku kepentingan (stakeholder) dan masyarakat dimanapun PT Antam Tbk
berada, yang dilakukan terpadu

dengan kegiatan usahanya secara berkelanjutan

dengan menjujung tinggi prinsip-prinsip praktik usaha yang baik, keadilan sosial, dan
keadilan lingkungan
Corporate Social Responsibility ( CSR ) kusus untuk perusahaan yang
melakukan kegiatan ekploitasi dimaksudkan agar ada timbal balik keuntungan bagi
daerah, dalam arti supaya masyarakat ikut merasakan keuntungan juga dari kegiatan
eksploitasi. Sebelum ada CSR kegiatan ini dinamakan Community Devlopment dan
kegiatan Community Devlopment di sini dimulai sejak masa eksplorasi . Perubahan
yang terjadi pada saat ada CSR adalah dimasukkannya anggaran untuk postmining ,
sedangkan konsentrasi anggaran adalah ditujukan kepada masyarakat. Implementasi
CSR Antam Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor dituangkan dalam
disain lima tahunan rencana CSR Antam ( master plan ). Dengan kesadaran bahwa
kehadiran Antam Pongkor ditengah- tengah masyarakat tidaklah semata-mata hanya
sebagai entitas perusahaan melainkan juga sebagai bagian dari entitas sosial yang
hidup berdampingan dan saling mempengaruhi dengan masyarakat di sekitarnya.
Dalam mewujudkan program unggulan dalam CSR, ANTAM ( UBPE)
membaginya dalam tiga bidang yakni; Community Devlopment (Pengembangan
masyarakat), Program Kemitraan (PK) dan Bina Lingkungan (BL). Saat ini
keberadaan ANTAM telah memberikan perubahan yang signifkan bagi masyarakat
Kecamatan Nanggung melalui:
Pembangunan penunjang kehidupan sosial masyarakat yakni sekolah

Pembangunan infiastruktur yang bersifat vital yakni akses jembatan dan jalan
raya, yang bertujuan untuk meningkatkan mobilitas masyarakat . Akses
yang mudah ini diharapkan akan merangsang aktifitas perekonomian.
Partisipasi ANTAM (UBPE) dalan pelestarian kebudayaan. Keunikan lokal
merupakan nilai kesejarahan yang tidak dapat tergantikan, maka dari itu
ANTAM (UBPE) ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial budaya .
Strategi untuk pelaksanaan CSR UBPE Pongkor yang terbagi dalam tiga
bidang tersebut di atas memiliki sasaran

prioritas pada masyarakat Ring Satu

Kecamatan Nanggung, kemudian untuk Ring Dua diluar kecamatan Nanggung dan
Ring Tiga lebih luas bersifat nasional. Dalam pelaksanaannya kegiatan CSR UBPE
mengacu pada masterplan ANTAM yang pada akhimya menghasilkan program
unggulan UBPE Pongkor yakni:
Mengembangkan program agrogeoedutourism
Mendukung kegiatan konservasi yang dilakukan oleh pihak lain
Penguatan kemandirian dan kelembagaan institusi ekonomi lokal yang
berbasiskan komoditas lokal .
Meningkatkan akses pelayanan dan kualitas kesehatan ibu dan anak
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Pemenuhan pendidikan dasar 9 tahun di Kecamatan Nanggung
Proses penyusunan base line data
Dalam rangka pelaksanan kegiatan CSR, PT Antam Tbk Unit Bisnis
Pertambangan Emas Pongkor telah melakukan social mapping yang dilakukan oleh
IPB pada tahun 2006, dan pada tahun 2009 bekerja sama dengan konsultan Gerbang
Daya Sinergi. Substansi dari social mapping yang dilakukan adalah memotret potensi
dan msalah yang berkaitan dengan program. Adapun metode yang digunakan adalah
PRA.
Perusahaan memiliki Renstra CSR dan master plan 5 tahunan yang disusun
dalam rangka untuk kegiatan Community Devlopment maupun untuk PKBL. Di
dalam implementasi program senantiasa disesuaikan dengan renstra karena semua
kegiatan berkaitan dengan anggaran dan harus mengikuti alokasi anggaran. Rencana
pasca tambang akan diterjemahkan dalam master plan sejak sekarang. Kegiatan
dimulai dengan menjaring aspirasi masyarakat melalui FGD baik dengan masyarakat
maupun tokoh masyarakat. Disamping itu juga melalui musrenbangdes sampai
dengan Kabupaten. Hanya saja pembahasan dalam musrenbangdes sering tidak

menccrminkan kepentingan masyarakat, tetapi lebih pada pembangunan infrastruktur


( fisik ). Untuk tahun 2013 masih melanjutkan program yang sudah ada dan sebagai
program unggulan adalah pengembangan

Agrogeoedutourism. Tentang

strategi

pengelolaan CSR dapat dilihat dalam gamabr berikut :

Struktur organisasi Community Devlopment :


Struktur organisasi CSR di PT Antam Tbk berada pada direktorat kusus

sedangkan di komisi ada dalam komisiapengawasan. Di unit bisnis UBPE pongkor


keberadaan CSR langsung dibawah direktur ( lihat struktur di bawah ini )

Pendekatan Antam: Start from The Top Keberadaan Direktur Umum dan CSR serta GCG

Rapat Umum Pemegang Saham

Direksi

Unit
Bisnis

Dewan Komisaris

Kantor Pusat

Satker
Lainnya

Satker
Human
Satker CSR
Resource
& Satker
Satker Risk
Satker
Management Environment
Management Internal Audit
& Satker
Mine
Learning Closure
Development

Komite

Satker
Lainnya

Good
Corporate
Governance

Nominasi,
Remunerasi
& Pengembangan
SDM

Audit

Manajemen
Risiko

Komite
Lainnya

PT Antam Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor memiliki sembilan (


9 ) orang disatker, dengan job grade rata- rata tujuh (7 ). Sedangkan peringkat yang
dimiliki adalah lima (5) dan empat ( 4 ) . Sebagai bahan ilustrasi bahwa peringkat

lima

adalah setara kepala seksi. Untuk meningkatkan kemampuan SDM dalam

melaksanakan peran sebagai CSR officer dilakukan melalui pelatihan yang


dilaksanakan minimal setiap satu ( 1 ) tahun sekali. PT Antam Tbk Unit Bisnis
Pertambangan Emas Pongkor memiliki staf com dev yang sudah berpendidikan
sarjana yaitu S 1 dan S2 dan ada 2 orang dengan pendidikan SMA . Rekruitmen untuk
tenaga CSR dilakukan bersama sama dengan

departemen yang lain dengan

perbandingan rasio jumlah karyawan, waktu efektif dan job discription nya ,
sedangkan pengajuan permintaan tenaga disesuaikan dengan spesifikasi yang
dibutuhkan. Road map pengembangan karir dari staf Community Devlopment bisa
dilakukan dengan memindahkan ke unit yang lain atau dinaikkan ke jabatan yang
lebih tinggi dengan job grade yang jelas. Perusahaan melakukan evaluasi atas
kompetesi dan kinerja staf dengan melakukan sistem manajemen unjuk kerja (smuk)
dimana setiap satuan biro mempunyai target .

Anggaran Community Devlopment


Untuk besaran anggaran Community Devlopment

biasanya berdasarkan

unggulan , anggaran bisa naik ataupun turun dalam setiap tahunnya tegantung dari
usulan program. Adapun yang menjadi dasar penentuan jumlah anggaran pada setiap
program/kegiatan CSR adalah penjabaran dari setiap program yang ada. Untuk setiap
program utama dijabarkan dalam kegiatan dan dengan rincian yang terukur. Untuk
sekedar sebagai perbandingan

anggaran program CSR selama 5 tahun terakhir

mengalami peningkatan walaupun dalam jumlah yang tidak besar yang bergerak pada
kisaran 5 6 M. Anggaran untuk program PKBL diambilkan dari laba perusahaan.
Sedangkan untuk program Community

Devlopment

dimasukkan

ke RKAP

perusahaan.
Sebagai BUMN, Antam melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL) sesuai Peraturan Menteri BUMN nomor 05/MBU/2007. Pendanaan Program
Kemitraan & Bina Lingkungan diambil dari penyisihan laba bersih maksimal sebesar
2%. Program Kemitraan berupa bantuan modal usaha serta peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui Program Bina Lingkungan. Bantuan Program Bina Lingkungan
meliputi : pendidikan dan pelatihan, kesehatan, sarana/prasarana umum, sarana
ibadah, bencana alam, dan pelestarian alam. Bantuan dana Program Kemitraan
meliputi beberapa sektor antara lain: perdagangan, peternakan, pertanian, perkebunan,

jasa, dan sektor lainnya. Pembinaan terhadap Mitra Binaan dilakukan melalui
berbagai pelatihan dan pengembangan pasar produksi melalui pameran.
Sedangkan untuk anggaran program Community Devlopment

dimasukkan

ke RKAP perusahaan sebagai biaya. Program Community Development dilaksanakan


Antam dengan anggaran berasal dari biaya operasional perusahaan. Program ini
merupakan perwujudan Tanggung Jawab Sosial perusahaan terhadap masyarakat di
sekitar wilayah operasi agar dapat tumbuh dan berkembang bersama perusahaan.
Pelaksanaan Program meliputi beberapa bidang antara lain : pembinaan hubungan
dengan stakeholder, peningkatan ekonomi masyarakat, pelestarian budaya serta
bidang sosial budaya lainnya.
Anggaran & Realisasi Comdev

8,000,000,000

7,000,000,000

6,000,000,000

5,000,000,000

4,000,000,000

REALISASI
ANGGARAN

3,000,000,000

2,000,000,000

1,000,000,000

2008

2009

2010

2011

2012

Pelaksanaan program CSR untuk program yang berkaitan dengan infra


struktur ( fisik ) terdapat ketentuan apabila besaran anggaran diatas Rp200.000.000;
dilakukan dengan tender, sedangkan untuk jumlah dibawahnya dilakukan dengan swa
kelola. Apabila pekerjaan dilakukan dengan swadaya maka perusahaan membantu
material dengan menunjuk mitra kerja yang sudah mempunyai sertifikat mitra kerja .
Kegiatan swa kelola biasanya dilakukan dengan kelompok kelompok masyarakat.
Untuk sekarang ini sudah ada 22 kelompok dimana setiap kelompok beranggotakan
lebih kurang 10 orang. Dengan demikian untuk kegiatan

yang non fisik semua

dikelola melalui kelompok dan untuk kegiatan yang lain menggunakan model PNPM.

Antam memantau didalam pelaksanaan dan ada kuajiban bagi kelompok untuk
menyusun laporan.

Perencanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan CSR, UBPE membagi 3 kewilayahan yaitu Ring

1 (terdiri dari 11 Desa di Kecamatan Nanggung), Ring 2 (meliputi wilayah Kabupaten


Bogor),dan Ring 3 (meliputi wilayah luar Kabupaten Bogor). Pemilahan ini bertujuan
agar masyarakat di wilayah terdekat tambang mendapatkan manfaat semaksimal
mungkin dengan keberadaan UBPE tanpa mengesampingkan masyarakat lainnya
yang tinggal lebih jauh.
Perusahaan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat melalui survey dasar
yang telah dilakukan pada tahun 2009 untuk seluruh wilayah kecamatan Nanggung.
Kecamatan Nanggung merupakan lokasi di mana PT Antam tersebut berada, sehingga
kecamatan ini menjadi sasaran prioritas ( Ring I ) untuk kegiatan CSR. Sedangkan
untuk penentuan skala prioritas dilakukan dengan menggunakan metode PRA dan
Logical Framework Approch (LFA). Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan pada saat
penentuan program budi daya Domba, terlebih dahulu dipetakan dari sisi wilayah,
penerimaan masyarakat , kemampuan geografis dan SDMnya. Dari hasil diskusi
kemudian

mucullah program,

dengan demikian program tidak dipaksakan oleh

perusahaan saja melainkan murni keinginan masyarakat. Rencana ke depan akan


dikembangkan

menjadi sentra Domba Nanggung

dan untuk selanjutnya akan

diupayakan pengembangan industri dari kulit kambing. Dengan demikian kambing


tidak dijual dalam kondisi hidup tetapi dimanfaatkan juga kulitnya sebagai bahan
industri dan kotorannya dapat dimanfaatkan untuk pupuk serta bio gas. Harapannya
dari budi daya domba ini akan dapat berkembang industri industri yang lain.
Adapun tahapan pengembangan CSR dapat dilihat dalam gambar berikut :

Peta Alur & Tahapan Pengembangan CSR 2009-2013


Program :
Mengembangkan Agroedutourism

2013

Maintaining program, memperkuat


kerjasama stakeholder, dan
penguatan multistakeholder forum.

2012

2011

2010

2009

Melakukan evaluasi program


bersama, dan penguatan
multistakeholder forum.

Melakukan mid-term evaluasi bersama


stakeholder, melakukan program yang sudah
direncanakan, melakukan pengembangan
kapasitas multistakeholder forum.

Melakukan penjajagan kerjasama dan pem-bentukan


multistakeholder forum, pengembangan program
dan memperkuat kerjasama stakeholders untuk
argoedutourism.

Pemetaan masalah, program persiapan agroedutourism ( study feasibility, analisis SWOT ) dan
perencanaan pembentukan multistakeholder forum
untuk pengembangan kerjasama agroedutourism.

Sumber :
Master Plan CSR
Antam

Pelaksanaan
Dalam hal perusahaan menindak lanjuti Renstra (5 tahunan) ke dalam Renja (1

tahun), proses dimulai dengan penjaringan informasi lewat forum FGD baik kepada
masyarakat maupun tokoh masyarakat. Sedangkan untuk penjaringan informasi secara
rutin adalah melalui duta desa. Duta desa merupakan petugas dari perusahaan yang
secara rutin setiap satu (1) minggu sekali menjaring informasi dari masyarakat yang
kemudian didiskusikan dalam rapat mingguan.

Evaluasi
Didalam menentukan jenis program, yang paling besar untuk tahun 2013 ini

diarahkan pada pemberdayaan masyarakat. Sementara itu untuk capacity building


diharapkan dapat menyatu di empowerment . Untuk besaran anggaran sebenarnya
seimbang atau tidak ada perbedaan jauh antara pembangunan fisik, kegiatan charity,
seremonial seperti musrenbang dan yang sifatnya rutin. Sementara itu untuk
kesesuaian pelaksanaan program/kegiatan dibandingkan dengan perencanaan diakui
masih sering belum sesuai. Kekurangan dari Community Devlopment

adalah di

pemantauan yang tidak disajikan dalam bentuk data. Ada beberapa program yang
dimodivikasi terutama yang berkaitan dengan infra struktur. Realisasi kegiatan
disesuaikan dengan RKA (anggaran ). Sementara dari segi waktu, pelaksanaan
program sering tidak dapat dlaksanakan tepat waktu.

Perubahan dan/atau modifikasi program/kegiatan biasanya dilakukan karena


ada penyesuaian dengan asas ketepat gunaan, juga karena ada revisi anggaran. Seperti
yang terjadi di tahun 2012 anggaran dinaikkan dan tahun 2013 di kurangi karena
kesalahan posting (catatan akuntansi ). Disamping itu kebijakan perusahaan juga
dapat memegaruhi perubahan. Monitoring terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
biasanya dilakukan oleh penanggung jawab program (Pic) dan duta desa. Untuk
keterlibatan dalam monitoring dan evaluasi disesuaikan dengan kapasitas masingmasing . Kegagalan dalam pelaksanaan program disebabkan karena beberapa hal
seperti: kondisi aktual, ketidak seriusan,

kepemilikan lahan, atau pemanfaatan

program. Contoh program yang kurang berhasil adalah ayam arab dan cabai gendut.
Adapun stakeholder yang terlibat adalah BPK, UPT Pertanian, Dinas
Kesehatan, volunter sebagai penerima manfaat (MKK) dan konsultan. Tindak lanjut
dari hasil monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara berkomunikasi dengan
penyuluh dan aparat desa untuk mencari solusi pada setiap permasalahan yang ada.
Base line data yang digunakan sebagai acuan untuk mengukur kinerja dan perubahan
ada dalam bentuk hasil survey dasar dan dokumen master plan sebagai tolok ukur
keberhasilan pelaksanaan program. Sedangkan analisis terhadap kinerja dan manfaat
CSR bagi masyarakat dilakukan melalui monitoring dan evaluasi dan dengan ikatan
MOU sehingga keberlanjutan program bisa terkawal.
Kegiatan CSR yang menghasilkan perubahan penting bagi masyarakat salah
satu contohnya adalah di bidang pendidikan. Pada tahun 1990 Kecamatan Nanggung
IPM nya menempati urutan terbawah. Kondisi daerahnya masih terisolir dan terburuk
dari aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi serta infra struktur. Kemudian di tahun
2000 naik dua level dan sekarang ada di tingkat midle.
Perusahaan juga memperhatikan MDGs dalam perumusan program/kegiatan
CSR yaitu tentang IPM

yang sudah drintis sejak 1990an yaitu untuk menguak

isolasi daerah baik isolasi fisik (geografis ) maupun isolasi sosiologis. Demikian juga
dengan pembangunan infra struktur karena kondisi daerah yang rawan bencana. Dari
keseluruhan indikator MDGs, yang menjadi prioritas pencapaian program/kegiatan
CSR adalah pendidikan, infra struktur, kesehatan dan ekonomi.

Prosedur penanganan konflik


Konflik yang muncul dalam lima ( 5 ) tahun terakhir adalah konflik yang

berkitan dengan aktivitas penambangan yaitu adanya penambangan illegal di mana

para penambang kebanyakan berasal dari luar kecamatan Nanggung. Kondisi seperti
ini bagi perusahaan sangat mengganggu karena dapat merusak lingkungan, budaya
dan dapat membahayakan diri sendiri serta karyawan perusahan. Budaya ekonomi
instant ini sangat mengganggu program CSR sehingga program pemberdayaan seperti
tidak ada artinya. Demikian juga dengan modal sosial yang dimiliki masyarakat
seperti gotong royong dan kekeluargaan menjadi semakin menipis.
Kategori/tipe konflik yang pernah terjadi, pada tahun 1998 massa membakar
kantor pada saat perusahaan mencoba melakukan pelarangan penambangan karena
sangat membahayakan karena ada yg mengalami kecelakaan. Pada tahun 2004
kejadian terulang lagi dengan kasus yg sama. Selebihnya adalah letupan- letupan kecil
seperti demo tutup jalan, perusakan lahan. Jenis-jenis konflik yang paling sering
muncul untuk lima ( 5 ) tahun terakhir adalah letupan-letupan kecil.
Komitmen kelembagaan untuk merespon konflik adalah mendukung usaha
penertiban, pembersihan, sementara itu untuk satuan tugas, yang penting adalah
mengamankan aset. Perusahaan memiliki SOP untuk penanganan demo, tanggap
darurat dan untuk bencana alam, yang berupa antisipasi. Penyelesaian konflik dengan
masyarakat yang berkaiatan CSR dilakukan dengan musyawarah dan mufakat dan
sampai dengan saat ini efektif untuk mengelola konflik. Untuk masalah penambangan
emas tanpa ijin ( PETI ) diakui harus diselesaikan dengan lintas instansi. Dalam
konteks ini

ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal menjadi sangat

tinggi. Seperti yang pernah terjadi, imbas dari penertiban penambangan, maka jalan
dari Pangkal Jaya sampai Antam di komplain warga untuk dibayar. Pihak perusahaan
kemudian minta pendapaat dan bantuan kepada tokoh masyarakat dan Bina marga
untuk memberikan penjelasan kepada warga. Bupati kemudian mengeluarkan SK
tentang status jalan tersebut dan hasilnya tidak mucul gejolak lagi. Potensi konflik di
masa yang akan datang masih berkaitan dengan penertiban penambangan emas tanpa
ijin ( PETI ) perusahaan selalu menyampaikan perkembangan yang terjadi ke
pimpinan setempat.

Rencana Penutupan Tambang


Roadmap penghidupan berkelanjutan (social mainclosure) pasca tambang telah

dirumuskan

perusahan

dalam bentuk grand design sebagai bentuk komitmen

perusahaan untuk kelanjutan penghidupan masyarakat jika perusahaan tambang telah

selesai beroperasi. Sebagai pedoman dalam implementasinya telah dibuat master


plan pasca tambang yaitu pengembangan masyarakat melalui : Agrogeoedutourism
Konsep

Pengembangan kawasan Agrogeoedutourism didasarkan pada

keinginan ANTAM agar masyarakat nantinya tidak lagi bergantung pada perusahaan
setelah pasca tambang. Saat perusahaan berhenti beroperasi masyarakat sudah mulai
atau sudah mempunyai usaha alternatif lainnya yang bisa dimanfaatkan sesuai
keunikan yang dimiliki masing-masing untuk komoditas wisata. Program yang
digarap menyeluruh meliputi peningkatan perekonomian, sumber daya manusia, dan
infrastruktur penunjang kawasan
Secara geografis, wilayah Kecamatan Nanggung memiliki banyak potensi
yang dapat dikembangkan sebagai konsep tourism. Wilayah yang tidak terlalu panas
dan tidak terlalu dingin menjadi tempat subur bagi sektor pertanian, peternakan serta
budaya. Kecamatan Nanggung juga memiliki objek situs sejarah yang sudah menjadi
salah satu icon wisata Kabupaten Bogor. Sedangkan potensi yang tidak dimiliki oleh
wilayah lain adalah keberadaan ANTAM yang melakukan kegiatan penambangan.
Konsep proses penambangan bawah tanah dan pengolahannya dapat menjadi potensi
wisata bagi masyarakat umum. Road Map untuk agrogeoedutourism dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Road Map
No
1

Potensi
Agro
Kambing

Kelinci

2011

2012

2013

2014

2015

Goal

Identifikasi
pelaku usaha
ternak kambing
dan domba.
Identifikasi
stakeholder,
penjajakan
kerjasama,
capacity building
pengusaha
ternak.

Intervensi
pengembangan
skala usaha
ternak kambing
dan domba,
membangun
jejaring
pemasaran,
pemanfaatan
kotoran ternak
kambing

Evaluasi Midterm,
melanjutkan
program yang
telah
direncanakan
atau perbaikan
program
tersebut

Penguatan
program
pengembangan
usaha ternak,
perluasan jejaring
pasar, inisiasi
turunan usaha
ternak kambing

Pengembangan
dan
sustainability
program

Sentra budi
daya
kambing
Nanggung

Dokumentasi
kegiatan hasil
intervensi
pengembangan
usaha

Penyusunan
success story
dan publikasi,
penyiapan
organisasi
pengelola di
masyarakat.
Evaluasi Midterm,
melanjutkan
program yang
telah
direncanakan

Capcity building
pengelola
pusdiklat,
penyiapan
kurikulum, inisiasi
penyelenggaraan
diklat
Penguatan
program
pengembangan
usaha ternak,
perluasan jejaring
pasar, inisiasi

Pengembangan
dan
sustainability
program

puslitbang
kambing
masyarakat

Pengembang
an dan
sustainability
program

Sentra
kelinci

Identifikasi
pelaku usaha
ternak kelinci.
Identifikasi
stakeholder,
penjajakan

Intervensi
pengembangan
skala usaha
ternak kelinci
membangun
jejaring

No

No
2

No
3

Potensi

2011
kerjasama,
capacity building
pengusaha ternak

2012
pemasaran,
pemanfaatan
kotoran ternak
kelinci

Agro
Medika

Penjajakan
kerjasama
dengan
stakeholder,
pelaksanaan
program yang
telah disepakati.

Evaluasi tahun
1 pelaksanaan
program,
melaksanakan
tahapan
program yg
telah
direncanakan

Integrated
Farming

Penjajakan
kerjasama
dengan
stakeholder,
pelaksanaan
program yang
telah disepakati

Evaluasi,
pendampingan
dan penguatan
serta penjajakan
replikasi di
wilayah lain

Potensi
Geo
Tamban
g Pabrik
DSK

Potensi
Edu
Edu

2013
atau perbaikan
program
tersebut

2014
turunan usaha
ternak kelinci

2015

Goal

Pusat
pengemban
gan,
penelitian,
pemasaran

Evaluasi,
pendampingan
dan penguatan
serta penjajakan
replikasi di
wilayah lain

Evaluasi,
pendampingan
dan penguatan
serta penjajakan
replikasi di
wilayah lain

Menjaga
sustainability
program

Intensifiksi
pemanfaata
n lahan
pertanian
dan pusat
pembelajara
n pertanian
terpadu

2011

2012

2013

2014

2015

Goal

Identifikasi lokasi,
sarana dan
prasarana sert
kebutuhan alat
pamer ,
peghitungan biaya
pembangunan
infra struktur
wisata tambang
dan pembangunan
nya

pembangunan infra
struktur lokasi
wisata tambang,
pemenuhan alat
pamer serta sarana
dan prasarana
wisata, inisiasi
organisasi kecil
pengelola lokasi
wisata tambang

Penjajakan
kerjasama dengn
stakeholder,bechm
arking wisata
serupa,
pengembangan
konsep dn capacity
building organisasi
wisata tambang

Pencanangan
wsata
tambang dan
grand
opening

Penjajakan
alih
pengelolaan
wisata
tambang
sejalan
dengan
program
pasca
tambang
pongkor

Wisata
tambang

Identifikasi
pemanfaatan
diklat/segmen
pasar, penyusunan
kurikulum
pendidikan
tambang reguler
dan non reguler,
penyediaan buku
pustaka,
identifikasi dan
inisiasi embrio
organisasi diklat,
identifikasi
stakeholder dan
penjajakan
kerjasama

Penataan dan
penguatan
organisasi pusdiklat
tambang pongkor,
evaluasi dan
persiapan program

Uji coba dan


evaluasi dan
perbaikan program
pusdiklat

Grand
opening
pusdiklat

Sustainability
program

Pusdik
lat
tambang

2011

2012

2013

2014

2015

Goal

Identifikasi
lokasi tempat
belajar,
identifikasi
kebutuhan

Penyusunan
kurikulum
belajar
mengajar,
penjadwalan

Evaluasi,
penyempurnaan
kurikulum dan
peningkatan
frekuensi

Pengembangan
jenis life skill
dan
sustainability
program yg

sustainability
pelayanan
program

Pusat
belajar
masyarakat

No

Potensi

No
4

Potensi
Tourism
Malasari

2011
masyarakat,
identifikasi
stake holder
dan
penjajakan
kerja sama
pembangunan
prasarana dan
penyediaan
sarana belajar
mengajar

2012
dan
pelaksanaan
pembelajaran

2013
pelayanan

2014
sudah berjalan

2015

Goal

2011

2012

2013

2014

2015

Goal

Identifikasi
kebutuhan
pendukung
wisata
kampung adat,
pemenuhan
kebutuhan
pendukung
wisata
kampung adat

Identifikasi
stake holder
dan penjajakan
kerja sama,
penyiapan
masyarakat
sebagai lokasi
wisata

Publikasi
wisata adat
serta
pembukaan
lokasi

Evaluasi
dan
perbaikan
sarana dan
prasarana

Sustainability
program

Wisata
kampung
adat

Identifikasi
lokasi dan
sarana
pendukung
wisata

Pemenuhan
lokasi dan
sarana
pendukung
wisata,
Identifikasi
stake holder
dan penjajakan
kerja sama,
penyiapan
masyarakat
sebagai lokasi
wisata

Publikasi dan
pembukaan
lokasi

Evaluasi
dan
perbaikan
sarana dan
prasarana

Sustainability
program

Wisata
alam

Fasus fasum
Parempeng
Village

Pemetaan
pemanfaatan
area (layout )
identifikasi
sarana dan
prasarana,
penjajakan
kerjasama
stakeholder

Pembentukan
organisasi
pengelola
fasus fasum
Parempeng
village,
evaluasi dan
perbaikan

Publikasi dan
pembukaan
lokasi

Evaluasi
dan
perbaikan
sarana dan
prasarana

Sustainability
program

Situs
Prasasti

identifikasi
dan penentuan
pengembangan
sarana dan
prasarana
Situs Prasasti
,Identifikasi
stake holder

Perencanaan
pengembangan
sarana dan
prasarana
Situs Prasasti,
penyiapan
masyarakat
sebagai lokasi
wisata, dan
penjajakan
kerjasama

Pelaksanaan
rencana
pengembangan
sarana dan
prasarana ,
publikasi Situs

pembukaan

Evaluasi
,perbaikan
dan
Sustainability
program

Kawasan
terpadu
wisata (
camping
Ground,
pusat
informasi,
fasilitas
olah raga,
penginapan
Wisata
sejarah
Batu Tulis

Curug 7

identifikasi
pengembangan
sarana dan

Pelaksanaan
rencana
pengembangan

Publikasi dan
pembukaan
lokasi

Evaluasi
dan
perbaikan

Sustainability
program

Wisata
alam dan
kuliner

No

Potensi

2011
prasarana
Curug 7,
identifikasi
stakeholder
dan penjajakan
kerjasama

2012
sarana dan
prasarana,
penyiapan
masyarakat
sebagai lokasi
wisata

2013

2014
sarana dan
prasarana

2015

Goal

Cimanganten
Bawah

Identifikasi
potensi,
assesment
sarana dan
prasarana
pendukung,
membangun
kesepakatan
dengan
masyarakat,
pembuartan
rencana
pengembangan,
penyiapan
mental dan
perilaku

Pelaksanaan
rencana
pengembangan
, penyiapan
masyarakat
sebagai lokasi
wisata

Uji coba
village living,
evaluasi dan
perbaikan
konsep.

opening

Evaluasi
,perbaikan
dan
Sustainability
program

Wisata
village
living (
home stay
dan kuliner
)

Sinergi dengan Pemerintah Daerah


Contoh : Pelaksanaan Program Ketahan Pangan
NO
I

LOKASI

PENERIMA MANFAAT

JUMLAH.
ANGGOTA

Kecamatan Leuwisadeng
1 Desa Sibanteng

Poktan Bunga Tanjung II

15 orang

2 Desa Sadeng

Poktan Sugih Tani

13 orang

3 Desa Sadeng Kolot

Poktan Suka Rakyat

21 orang

Poktan Mekar Sari

30 orang

2 Desa Cisarua
3 Desa Kalong Liud

Poktan Sekarsari
Poktan Suka Maju

17 orang
14 orang

4 Desa Pangkal Jaya

Poktan Hegar Manah

20 orang

5 Desa Parakanmuncang

Poktan Lestari

25 orang

6 Desa Nanggung
7 Desa Curug Bitung

Poktan Jasa Harja


Poktan Bina Tani

30 orang
20 orang

8 Desa Malasari

Poktan Mekarsari

15 orang

9 Desa Hambaro

Poktan Bakti Wanita Tani

20 orang

Poktan Lamping

20 orang

II Kecamatan Nanggung
1 Desa Bantar Karet

10 Desa Sukaluyu

NO
LOKASI
III Kecamatan Cigudeg

PENERIMA MANFAAT

JUMLAH.
ANGGOTA

1 Desa Argapura

Poktan Barokah Harapan


Kita

15 orang

2 Desa Warga Jaya

Poktan Mekarwangi

16 orang

3 Desa Bangun Jaya

Poktan Nastari

9 orang

Poktan Alam Tani & Mitra


Tani

11 orang

IV Kecamatan Sukajaya
1 Desa Kiarasari

Pembagian peran antar lembaga:


Wilayah Kecamatan Cigudeg dan Kecamatan Sukajaya, bekerjasama dengan
BP3K dan UPT Pertanian Wilayah Cigudeg.

Capacity building kepada penerima manfaat / kelompok tani seperti Pelatihan


(kursus) Agribisnis Padi dan Jagung Manis dilakukan / difasilitasi oleh BP3K
dan UPT Pertanian Wilayah Cigudeg.

Wilayah Kecamatan Nanggung dan Kecamatan Leuwisadeng bekerjasama


dengan BP3K dan UPT Pertanian Wilayah Leuwiliang.

Capacity building kepada penerima manfaat / kelompok tani seperti, melalui :


Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (SL-TPP)
Padi dan Jagung Manis dilakukan / difasilitasi oleh BP3K dan UPT Pertanian
Wilayah Leuwiliang.

Catatan Kritis
PT Antam Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor merupakan suatu

perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan Emas. Perusahaan


ini berada dalam wilayah Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Propinsi Jawa
Barat. Kecamatan Nanggung memiliki sebelas (11) desa, dan dari kesebelas desa
yang ada terdapat tiga desa di wilayah Kecamatan Nanggung yang menjadi perhatian
khusus dari banyak kalangan. Desa desa tersebut adalah Desa Bantar Karet, Desa
Cisarua dan Desa Malasari. Daya tarik dari ketiga desa tersebut terutama dikarenakan
kandungan sumberdaya alam yang ada di dalamnya yang memiliki nilai keragaman
hayati serta nilai ekonomi. Keragaman hayati dapat disaksikan dengan terbentangnya
hamparan hutan dan lahan pertanian rakyat yang subur. Sedangkan nilai ekonomi
dapat dipahami karena lokasi tersebut kaya akan kandungan bahan sumberdaya alam
yang berupa tambang emas. Tambang emas terdapat di kampung kampung yang
masuk dalam wilayah administratif Desa Bantar Karet yaitu di Kampung Ciguha dan

Cimanganten. Sementara itu yang masuk dalam wilayah administratif Desa Cisarua
adalah Kampung Pongkor dan masuk dalam wilayah administratif Desa Malasari
adalah Kampung Pabangbon dan Kopo.
Masyarakat yang bermukim di lima Kampung tersebut mengandalkan
kehidupan keseharian mereka disamping dari bercocok tanam atau pertanian juga
bergantung dari sumber daya alam tambang yang berupa emas. Sandaran terhadap
sumber daya tambang emas ini makin hari semakin diminati penduduk bahkan
mampu menjadi daya tarik para pendatang untuk ikut menambang di sana. Persoalan
inilah yang hingga saat ini masih menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar baik
bagi Antam Pongkor maupun Pemerintah Daerah setempat, karena akan menyangkut
pada persoalan kerusakan lingkungan dan bahaya bagi individu maupun penduduk
yang bermukim di sana.
Tidak dapat dipungkiri emas merupakan benda yang sangat dikenal dalam
kehidupan masyarakat pada umumya. Persepsi setiap orang relatif sama terhadap
benda yang satu ini yaitu pada nilai ekonomi yang sangat tinggi. Penilaian terhadap
benda ini menjadi berbeda manakala sudah dikaitkan dengan berbagai kepentingan.
Perbedaan kepentingan yang sering terjadi misalnya antara perusahaan yang
mengelola emas tersebut dengan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan tambang.
Tidak jarang dari perbedaan yang terjadi kemudian berujung pada konflik baik itu
yang bersifat laten (tidak mencuat ke permukaan) dan bahkan yang bersifat manifest
(muncul ke permukaan).
Komoditas emas yang berada di Pongkor sejak awal perusahaan beroperasi
telah mengundang banyak penambang emas tanpa ijin ( PETI) untuk melakukan
penambangan secara illegal. Aktivitas ini mempengaruhi kondisi lingkungan dan
sosial budaya masyarakat di Kecamatan Nanggung. Keberadaan PETI (gurandil) yang
mayoritas pendatang membawa perubahan fundamental pada masyarakat.

PETI

membawa masuk budayanya sendiri yang berbeda dengan masyarakat lokal dan
dengan cepat mempengaruhi perilaku masyarakat lokal utamanya yang berkaitan
dengan komoditas yang relatif mudah didapatkan dengan hasil yang lebih besar
dengan mengabaikan bahaya yang dapat ditimbulkannya. Aktivitas PETI saat ini
relatif masih dapat dikendalikan melalui pendekatan hukum, sosial dan keamanan.
Namun demikian perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak yang berkepentingan
untuk membatasi supaya aktifitas PETI tidak semakin meluas. Diperlukan regulasi
yang jelas tentang penambangan yang diijinkan bagi masyarakat dan senantiasa

dikawal dalam implementasinya agar benar- benar efektif. Pekerjaan ini tentunya
harus melibatkan banyak pihak.
Salah satu usaha ANTAM untuk menjaga kawasan sekitar dari perambahan
PETI adalah dengan melakukan kerjasama dengan Taman Nasional Gunung Halimun
Salak (TNGHS) untuk menjalankan program Model Kampung Konservasi ( MKK )
yang salah satu tuiuannya adalah untuk melindungi wilayah konservasi agar
terminimalisir dari kerusakan akibat aktivitas PETI . Usaha ini patut mendapatkan
apresiasi harus didukung agar benar- benar dapat terealisir sesuai rencana.
Dalam kegiatan CSR perusahaan perlu memperbesar porsi pendekatan sosial.
Sosialisasi tentang bahaya penambangan bagi individu maupun masyarakat serta
lingkungan alam penting untuk selalu digalakkan. Kebiasaan dalam masyarakat ingin
serba cepat (instant) dalam memenuhi kebutuhan sudah tertanam cukup kuat sejak
berprofesi sebagai penambang emas (PETI/Gurandil). Antara emas yang dapat
menghasilkan nilai rupiah cepat, telah sangat cepat pula merubah pola hidup
masyarakat dalam memandang segala aspek kebutuhan, bahkan sikap yang muncul
kemudian adalah relatif sulit untuk membedakan antara prioritas kebutuhan dengan
keinginan.
Usaha untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat setempat kemudian menjadi
point yang sangat penting. Pekerjaan ini harus berpacu dengan aktivitas PETI yang
makin hari kian bertambah besar jumlahnya. Pekerjaan CSR kemudian tidak sematamata hanya ekonomi tetapi juga harus mampu merubah pola pikir mayarakat.
Mendidik masyarakat agar mengerti mana yang keinginan dan mana yang benar-benar
kebutuhan menjadi hal yang tidak dapat diabaikan. Proses pemberdayaan yang sering
dinilai oleh masyarakat relatif cukup lama untuk menunggu dan terlebih lagi bila
dikaitkan dengan hasil yang diharapkan masih dibutuhkan penyadaran. Ini benarbenar tantangan berat bagi CSR Antam Pongkor tetapi memang di sinilah akar
permasalahannya.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat yang menjadi program CSR mulai tahun
2013 ini benar-benar harus ditangani secara serius karena memiliki fungsi ganda,
pertama untuk menjadikannya sebagai alternatif bagi penghidupan masyarakat
sehingga tidak berlama-lama larut dalam aktivitas PETI, dan yang kedua menyiapkan
masyarakat agar dapat mandiri dan tidak tergantung pada perusahaan karena
persoalan baru akan muncul jika masyarakat belum dapat mandiri saat perusahaan
tidak lagi beroperasi. Ketergantungan masyarakat lokal yang besar terhadap kegiatan

operasional tambang dalam jangka panjang dapat berpotensi menimbulkan


permasalahan karena penghidupan yang berbasis sumber daya alam sangat ditentukan
oleh keberadaan tambang akan berakhir atau selesai saat sumber daya tersebut habis.
Untuk itulah implementasi kegiatan pada setiap tahapannya harus jelas menuju pada
tercapainya kemandirian masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai