PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
uang saat ini dengan nilai uang dimasa yang akan datang ( current value +
interest), perlu diperhatikan dalam analisis ini.
2.2. Komponen Analisis
Untuk menilai daya tarik dari suatu investasai, kita harus
mempertimbangakan unsur-unsur berikut :
a. Investasi bersih (atau jumlah yang dikeluarkan) : kebutuhan modal kotor
untuk aktiva baru dikurangi dengan setiap modal yang dapat dipulihkan dari
pertukaran atau penjualan aktiva yang ada.
b. Potensi Keuntungan (Arus Masuk Kas Operasi) ; dasar operasional bagi
manfaat ekonomi selama umur investasi adalah perubahan laba bersih positif
yang disebabkan oleh investasi, (laba bersih adalah laba setelah dipotong oleh
pajak yang berlaku).
c. Umur Ekonomis yaitu periode waktu saat menghasilkan keuntungan dari
suatu investasi.
d. Nilai Akhir, yaitu setiap pemulihan modal pada saat penghakhiran investasi
3
Apabila periode payback kurang dari suatu periode yang telah ditentukan
proyek tersebut diterima, apabila tidak proyek tersebut ditolak. Jangka waktu yang
dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan
– penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut juga untuk
mengukur keepatan kembalinya dana investasi.
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda
Periode pengembalian = n + { [ ( a- b ) / (tahun c – b)] x 1}
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup
investasimula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama
Periode pengembalian = (investasi awal tahun / arus kas) x 1
4
niali sekarang bersih atau NPV, yang mengandalkan pada teknik arus kas yang di
diskontokan.
a – b = n + 1 tahun c - b investasi awal = x 1 tahun arus kas
pembayaran kembali = investasi bersih / arus kas operasi rata-rata tahunan
= $100,000 / $25,000
= 4 tahun
5
2) Aliran kas neto tahunan (net annual inflow of cash), yaitu sebagai hasil dari
investasi baru tersebut, yang ini sering pula disebut sebagai proceeds.
Tambahan nett cash in flows setiap tahunnya sebesar Rp. 22.500 adalah
sama besarnya dengan keuntungan netto sesudah pajak Rp. 7.500 plus tambahan
depresiasi Rp. 15.000.
Tambahan cash flows selama 3 tahun yaitu 3 x 22.500 – Rp. 67.500
6
Kalau digambarkan maka pola cash flow dari proyek investasi penggantian
tersebut sebagai berikut :
0 1 2 3
Investasi tambahan
Cash outlay 45,000 - - -
Aliran kas masuk - 22,500 22,500 22,500
Metode payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau
aliran kas neto. Payback periode menggambarkan panjangnya waktu yang
diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali
seluruhnnya. Apabila proceed setiap tahunnya sama jumlahnya maka paybak
period dapat dicari dengan cara membagi jumlah investasi dengan proceeds
tahunan.
Untuk kasus diatas payback period = (Rp 45.000 / Rp 22.500) x 1 tahun = 2 tahun
Prinsipya kita harus memilih investasi yang memiliki payback periode
sekecil/secepat mungkin.
Metode ini memiliki kelemahan :
Mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh
sesudah payback period tercapai. Oleh karenanya, criteria inibukan alat
pengukr profitability tapi alat pengukur rapidity atau kecepatan kembalinya
dana.
Metode ini juga mengabaikan nilai waktu dari uang.
7
2.9. Net Present Value
Berbeda degan payback period, metode ini memperhatikan nilai waktu dari
uang. Dalam konsep ini, sebuah investasi akan diterima apabila jumlah present
value keseluruhan proceeds lebih besar daripada PV dari investasinya.
Dengan menggunakan contoh diatas, setelah ditambah keterangan mengenai
cost of capital atau rate of return yang kita inginkan, maka dapatlah dihitung
NPV-nya, misalnya discount rate yang digunakan sebesar 10%
8
2.10. Internal Rate of Return (Yield Method)
Didefenikan sebagi tingkat bunga yang akan menjadi jumlah nilai sekarang
dari proceeds yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama
dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran model (PV of Capital outlays).
Cara ini harus dengan cara trial and eror. Dengan langkah sebagai berikut :
o Pertama kita menghitung PV dari proceeds dengan menggunakan tingkat
bunga yang kita pilih.
o Hasil perhitungan diatas kita bandingakn dengan jumlah PV dari otlaysnya.
o Kalau PV dari proceeds > PV investasinya atau outlaysnya. Kita harus
menggunakan tingkat bunga yang lebih tinggi. Sebalikna kalau PV dari
proceeds lebih kecil dari PV kita harus menggunakan bunga yang lebih
rendah.
o Cara diatas kita lakukan berulang kali sampai kita temukan tingkat bunga
yang dapat menjadikan PV dari proceeds sama dengan PV dari outlays. Pada
tingkat bunga inilah NPV dari usulan investasi tersebut nol atau mendekati
nol.
o Besarnya tingkat bunga tersebut menggambarkan besarnya IRR dari usul
investasinya tersebutnya.
Oleh karena hasil perhitungan positif maka kita coba untuk menggunakan
tingkat bunga yang lebih tinggi. Misalnya tingkat bunga 24%. Dengan
menggunakan table A2 kita dapat menghitung NPV sebagai berikut.
9
PV dari proceeds = 2,011 x Rp 22.500 = Rp 45.248
PV dari outlays = Rp 45.000
NPV = Rp 248 (Positif)
Artinya usul investasi penggantian mesin lama dengan baru dapat diterima
karena IRR nay lebih besar dari rate of return yang dikehendaki atau cost of
capital 10%.
Apabila proceed suatu investasi tidak sama dari tahun ke tahunnya kita
dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
R = P1 – (C1 x (P2-P1/C2-C1))
Dimana :
R = IRR yang dicari
P1 = tingkat bunga ke 1
P2 = tingkat bunga ke 2
C1 = NPV ke 1
C2 = NPV ke 2
10
tambahan. Sesudah accounting rate of return ini yang dianggap wajar oleh
perusahaan.
Apabila ARR lebih besar dari minimum ARR maka usul investasinya
tersebut diterima dan sebaliknya.
Kekurangan metode ini :
1) Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang
2) Menitik beratkan pada masalah accounting dan kurang pada cashflows dari
investasi yang bersangkutan.
3) Pendekatannya jangka pendek.
4) Kurang memperhatikan panjangnya jangka waktu investasi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Walaupun perhitungan dengan model diskonto hingga saat ini masih unggul
dalam penetapan keputusan inventasi namun manajemen investasi kontemporer
harus mencakup kriteria keuangan dan nonkeuangan, terkait dengan strategi
perusahaan secara umum.
Pengetahuan terbuka mengenai hal lain yang mendukung strategi, seperti
peningkatan produk, diversifikasi, pengurangan resiko, dan lain-lainnya haruslah
menjadi pertimbangan tambahan dalam pengambilan keputusan investasi modal.
12
DAFTAR PUSTAKA
13